Sebuah ide...


"syg, ini kertas apa? Koq dari rumah sakit" teriak istriku dari ruangan belakang yg kami gunakan untuk tempat mencuci baju.

"sebentar ya dek' bapak kebelakang dulu" kataku pada gadis kecilku yang hanya dibalas dengan anggukan yang sedari tadi sedang asik bermain denganku dan laras

"ras, dede' ditemenin dulu ya" pintaku kepada laras

"iyoww massku" jawab laras dengan senyumnya yang bikin.....ah sudahlah.

"mana syg?" tanyaku kepada ibu negara saat aku sudah berdiri dibelakangnya

"ini nih koq ada kopnya rumah sakit, siapa yang sakit syg? Tanya istriku yg sedang memegang dan membaca kertas seukuran A4 dengan tulisan yang susah untuk dibaca untuk keterangan diagnosanya

"coba syg lihat sini" kataku kepada istriku sambil meraih surat yang sudah disodorkan kepadaku.

"bambang jumeno, umur 16 th, alamat xxxxx, trus ini apa maksudnya ya syg aku gak ngerti istilah kedokteran" kataku kepada ibu negara setelah membaca beberapa keterangan yang tercantum disitu walaupun tulisannnya memang gak beraturan dan terkesan asal nulis, maklum lah tulisan seorang dokter.

"wah aku juga ga tau syg, lagi pula tulisannya kaya cacing lagi rebutan nasi goreng gini" timpal istriku sambil mengeryitkan dahi

"oh iya syg, aku baru inget" kataku sambil duduk di kursi besi panjang yang berada di sebelah mesin cuci.

"waktu salah satu begal dipukul dan jatuh tersungkur sama laras, sebelum pingsan dia sempet ngomong kalo anaknya lagi sakit dan butuh biaya operasi jadi dia terpaksa nglakuin itu, terus dia ngasih kertas ini syg" kataku nyeritain asal muasal dari kertas yang sedang aku pegang ini.

"tapi khan gak harus mbegal juga khan untuk nyari uang buat biaya sakit anaknya, bisa pinjem atau apa lah" jawab istriku datar sambil masuk masukin baju baju kotor ke mesin cuci

"yach mungkin karena keadaan dan ga ada uang untuk ngembaliinya kalo dia minjem kali syg, trus nekat gitu, namanya juga seorang bapak yang harus perjuangin anaknya walaupun dengan cara apapun" kataku kepada istriku sambil membakar sebatang rokok dan menghisapnya berlahan

"iya juga sih syg, trus gimana, apa kita bantu aja, kasihan juga aku dengernya" kata istriku sambil merebahkan badannya dan duduk disebelahku sambil menatap wajahku lekat lekat

"aku juga bingung syg, enaknya gmn, lagipula pasti banyak juga tuh biayanya wong operasi tumor katanya sih" jawabku dengan menerawang ke depan

"yach kita ga bantu semuanya donk, semampu kita aja syg, biar sedikit ngringanin beban mereka" kata istriku memberikan masukan kepadaku.

"ehhh tante lisa khan punya yayasan untuk bantuin kaum dhuafa khan syg? Coba deh aku ntar telp dia yach, siapa tau yayasannya tante lisa bisa bantuin syg" kata istriku lagi dengan mata yang berbinar dan senyum simpulnya.

"ide yang istimewa" kataku memujinya sambil mentowel idungnya yang kecil dan mancung

"jadi inget jaman pacaran dlu deh, setiap syg mentoel idungku pasti ga lama setelahnya kita ke daerah atas trus.....khan syg tau aku pasti bergairah deh kalo habis ditoel syg, khan toelan syg tuh gimanaa gitu" hahahahaha kata istriku dengan tertawa dan mengerjapkan matanya.

"iya ya syg seperti kode kodean gitu, tau ga' toelanku khan ada setrumnya hahahahaha, berarti sekarang bergairah juga donk" jawabku dengan tertawa dan memeluk pinggangnya.

"ish..ish..iyaaaa" jawab istriku dengan meremas tanganku yang sudah ada di punggulnya.

"bath room.....?" bisikku dengan lembut sambil mencium lembut kuping dan pipinya.

"ayukkkk dan ga pake lama" jawab istriku sambil berdiri dan dengan cepat menarik tanganku.