Kaskus

Story

embillbelleAvatar border
TS
embillbelle
Kami dan Senyum pucatmu (Lanjutan Short Stories 2 malam dihotel yg mencekam)
Selamat Pagi, siang, sore dan malam agan agan semua, ijinkan saya untuk kembali membagi cerita picisan berdasarkan apa yang sudah saya sekeluarga alami dengan hadirnya sosok “sederek lain” yang menjadi bagian dari keluarga kecil kami.

Cerita ini merupakan lanjutan dari carita saya sebelumnya yaitu “short stories 2 malam di hotel yg mencekam (End)” , dan disarankan membaca cerita saya sebelumnya dikarenakn cerita yang akan saya sampaikan sekarang masih ada sangkut pautnya dengan Cerita sebelumnya

Bissmillahirrohmanirrohim...cerita ini dimulai.

Pagi yang kacau
Konspirasi awal..
Sedikit flash back
Konspirasi lagee 1
Konspirasi lagee 2
Konspirasi lagee 3
Kejutan..
Kedatangan mereka
Antara jalinan pertemanan yg baru & dia yg tumbang ...
Apalagi nehh ras ??
Sebuah rasa penasaran
Sekilas sosok mahluk lain...
Dia dan masa laluku
Entah apa lagi ...
Dewi Arum
Sebuah kepanikan dan kelegaan
Dini hari yang kelam
Setitik keberanian
Tangismu
Terluka
Kenyataan yang memilukan
Bapak bapak penolong
Candamu
A Failed mission
Sebuah ide
Sebuah kebetulan dan kesengajaan
Seklumit masa lalu 1
Seklumit masa lalu 2
Dena Ayuning Tyas 2
Dena Ayuning Tyas 3
Pertemuan yang tidak diharapkan
Keberhasilan yang tertunda
Sebuah pengakuan
permintaan tolong
Cubit cubitan
Diantara teman temanmu
Gilanya aku
Dipertengahan malam
Mr or mrs Poch ?
Mereka datang
Negotiations that failed
Bluff each other
Pertempuran dengan jasadku




Lanjut Lagi Dab
dia
Tanda itu
Minggu Pagi
Taman Kota
Ronda
In Memoriam
The first step
Looking for clues
First clue
The next first clue
Next step
Uncontrolled
Escape
In your arms
End of the story of this chapter I
End of the story of this chapter II

Update maneh
A Story about me in the past
Diubah oleh embillbelle 04-11-2020 22:47
d0ditttAvatar border
adriansatrioAvatar border
MFriza85Avatar border
MFriza85 dan 31 lainnya memberi reputasi
30
372.2K
2.5K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread1Anggota
Tampilkan semua post
embillbelleAvatar border
TS
embillbelle
#417
Bapak bapak penolong



“ssshhhh...peningnya kepalaku” kataku mengeluh dengan pelan disaat mataku sedikit demi sedikit mulai terbuka tetapi masih terlihat samar, ditelingaku terdengar suara orang sedang bercakap cakap yang sesekali diselingi tawa yang renyah,

sesaat kemudian setelah mataku kembali pulih dan dapat melihat dengan jelas, ternyata aku sedang terbaring disebuah balai di ruang tamu yang tidak begitu besar yang berbentuk joglo dengan ornamen berkonsep jawa yang sangat kental.

“aku dimana sekarang? Koq aku tiba tiba berada disini” kataku dalam hati sambil meraba kaos putih yang aku pakai terlihat ada beberapa bercak coklat dan saat aku sentuh ternyata basah dan terasa ada sesuatu dibawahnya, setelah aku lihat ke dalam kaos, terlihat didadaku ada beberapa tempelan seperti daun daunan yang ditumbuk dan ditempelkan di beberapa bagian,

“Hla baju dan celanaku kemana? Koq aku sudah pakai kaos dan sarung sekarang?” tanyaku dalam hati lagi di karenakan seingatku sebelumnya aku memang menggunakan kemeja lengan panjang putih dan celana coklat tua.

“Massku udah sadar” suara laras sudah aku dengar pelan berada diarah atas kepalaku yang saat ini aku masih terbaring di balai, kemudian laras terlihat melayang dan berdiri tepat di sebelahku dengan senyumannya yang sangat manis, dan dengan lembut tangannya langsung mengelus kening dan kepalaku.

“Aku dimana ras? Makasih ya ras udah menolongku ” kataku kepada laras dengan pelan dengan senyumanku yang aku sunggingkan.

“Dirumah orang yang nolongin massku tadi pagi” jawabnya dengan masih mengelus kening dan kepalaku.

“Sama sama massku” jawab laras kembali berkata kepadaku dengan senyum genitnya

“masih pagi ternyata” gumamku sambil melirik sebuah jam dinding yang tertempel tepat pada pintu masuk ruang tamu ini sedang menunjukkan jam 06.10 pagi, tiba tiba sekilas ingatanku kembali pada kejadian yang sudah menimpaku pada dini hari tadi dan bersyukur Kepada Sang Penguasa Hidup karena masih memberikanku keselamatan.

“Aduhhh” erangku mengaduh karena dadaku terasa sakit disaat aku menggerakkan badanku ke atas untuk bangkit dan duduk pada bale di ruang tamu rumah ini.

“Dibuat tiduran dulu aja massku kalau masih sakit” kata laras dengan nada dan wajah khawatir.

“Ga apa apa ras, ga sesakit saat itu waktu kamu cekik koq” jawabku dengan sebuah cengiran untuk candain laras

“Huhhhh” jawab laras sambil mendengus dan dengan bibir sudah dimonyong monyongin.

“Terimakasih banyak Pak, sudah menolong saya dan sudah membawa saya ke rumah bapak, terima kasih juga sudah mengobati luka luka saya” kataku dengan menundukkan kepalaku beberapa kali kepada dua orang bapak bapak yang ada dihadapanku setelah aku berjalan dari balai dimana aku terbaring menuju teras rumah ini dan sekarang sudah duduk bertiga bersama mereka.

“sama sama nak praditya” jawab serorang Bapak yang usianya aku taksir sekitar enam puluhan tahun dan terlihat lebih tua dari bapak yang duduk di depanku sebelah kanan,
“Saya pak Prawiro yang punya rumah ini, dan ini Pak Cipto, rumahnya itu didepan rumah ini persis” kata pak Prawiro mengenalkan diri sambil menyalamiku begitu pula dengan bapak yang satunya yang bernama Pak Cipto.

“Sebenarnya bagaimana kejadiannya nak praditya sampai melawan dua orang begal sampai nak praditya pingsan juga” tanya pak cipto kepadaku dengan wajah yang penasaran sambul menyalakan sebatang rokok kretek yang ada di atas meja dedepan kami.

“iya nak praditya, berarti nak praditya lumayan jago bela diri sepertinya kalo melihat kondisi dua begal yang terkapar pagi tadi” kata Pak Prawiro terkekeh sambil menepuk pundak sebelah kiriku pelan.

Begitu mendengar perkataan Pak Prawiro barusan laras hanya melongo sambil menggaruk garuk kepalanya yang tepat berdiri didepanku.

“santai donk ras, ehhh jelek banget itu wajah kalo melongo gitu” kataku dalam hati sambil menatap dan menahan ketawa setelah melihat ekspresi laras yang melongo karena protes yang tidak akan bisa disampein laras dengan perkataan Pak Prawiro kepadaku.

“Maaf ya nak praditya kami terpaksa membuka dompet nak praditya untuk ingin tau nak praditya berasal dari mana, kirain orang jauh ternyata juga orang sini, walaupun beda kecamatan” kembali Pak prawiro terkekeh.

“Kami tau nak praditya orang baik baik, karena dari pakaian nak praditya yang kami yakin nak praditya baru pulang lembur dari kantor karena di kantong nak adit ada kartu pegawai xxxxxxxxxxx, dan dua orang yang juga terkapar bersama nak praditya adalah orang yang tidak baik karena memakai jaket dan salah satunya masih memakai helm dan pasti habis ada keributan wong kalian penuh luka luka gitu dan untungnya luka nak praditya tidak begitu parah dibandingkan dua orang itu” kata pak cipto dengan panjang lebar

“Hla iya cip, pasti nak praditya ini dicegat begal itu terus diembat, iyo tow nak praditya” kata Pak Prawiro menambahkan dengan logat jawanya yang kental.

“Iya pak, jadi begini ceritanya ….........” aku mulai bercerita kepada mereka dari awal sampai akhir, tetapi tidak menyertakan laras tentunya, karena aku pikir mereka tidak akan percaya dengan adanya keberadaan laras yang sebenarnya telah menghabisi dua orang yang berjaket pada dini hari tadi yang berniat ingin merampok dan mencelakai aku, melainkan aku bercerita bahwa aku sendiri yang telah menghabisi mereka dengan sesekali melirik laras yang kali ini sudah berdiri kira kira tiga meteran didepanku dengan bersandar pada tiang penggangga teras yang hanya memeletkan lidahnya kali ini tanpa melongo karena mendengar ceritaku kepada dua orang bapak bapak didepanku ini.

“Oh iya pak, bagaimana ceritanya koq Bapak bapak menemukan saya” tanyaku kepada mereka

“sudah menjadi kebiasaan Kami setiap pagi menjelang sepertiga malam sambil menunggu waktu subuh kami selalu jalan jalan nyeker tanpa sandal muterin kampung sampai jalan lingkar situ, biasa lah kami khan ada darah kejawen nak praditya, biasanya sih sama edi, prayit dan suyat juga tapi kebetulan tadi pagi koq ya cuma berdua sama cipto ini, terus begitu melihat ada beberapa kerumunan orang orang yang mau jualan ke pasar kami mendekat dan menolong nak praditya, kenapa koq kami tidak membawa nak praditya ke rs karena kami melihat kondisi nak praditya tidak parah parah banget dan masih sewajarnya kalo habis berkelahi, habis dikasih popokan daun entut sama tali jiwo nanti juga memarnya sembuh, untuk dua begal itu juga dibawa ke rs oleh polisi yang datang dari polsek xxxx yang sebelumnya aku minta tolong salah satu orang yang disitu untuk laporan ke polsek” cerita pak Prawiro kepadaku.

“Oh iya nak praditya, tadi saya nyuruh keponakan untuk mencari alamat nak praditya untuk memberitahukan kel.....” belum selesai pak cipto berbicara

“sayanggggggggg........” teriakan dari seorang wanita yang sudah sangat aku kenal terdengar dengan keras dan histeris bersamaan dengan suara deru motor yang mendekat.
Diubah oleh embillbelle 12-12-2017 18:44
axxis2sixx
sulkhan1981
MFriza85
MFriza85 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.