- Beranda
- Stories from the Heart
[HORROR] Cerita Dari Selatan
...
TS
phaltyfalty
[HORROR] Cerita Dari Selatan
Quote:
Para pembaca kaskus yang budiman, silahkan duduk santai di depan layar komputer agan. Kisah kisah daerah pantai selatan Pulau Jawa akan tersaji di bawah ini. Mohon bijak agan-agan untuk menikmati cerita ini. Pendapat terserah pada pembaca, dan mohon bijak menanggapi. Cerita ini bumbu bumbu, antara real dan fiksi(tentunya membuat lebih sedapp). Silahkan enjoy cerita dari selatan.
Sruput kopinya sambil mbaca
Sruput kopinya sambil mbaca
![[HORROR] Cerita Dari Selatan](https://s.kaskus.id/images/2017/12/11/6904283_20171211071219.jpg)
Index cerita
Prologue
1st
2nd
3rd
4th
______
Part 5.1(camping dimulai)
Part 5.2
Part 5.3
Part 5.4
Part 5.5(camping berakhir)
Part 6.1 update 31/01/2018
Part 6.2 (wait for a moment...)
Quote:
Prologue
Ahh... Pansel Jawa. Nggak ramai seperti Pantura. Disini lebih adem dan tenang suasananya dibanding di utara sana. Kota kecematanku juga gak dilewatin jalan nasional. Aku lahir di sebuah kota kecamatan kecil, Asli wong Kxxxxx. Baru aja lulus kuliah di salah satu universitas ternama di Jabodetabek, aku kembali ke tanah ini buat mulai usaha ternak lobster, skalian bantuin keuangan keluarga. Aku sekarang tinggal sama ibu, bapak sudah meninggal. Tinggal adik namatin SMA di tahun terakhir ini. Kembalinya aku ke X (sebut saja kecamatannya itu) tak membuat lupa akan tanah ini. Kenangan kenangan indah sewaktu kecil sampai SMA, dan juga kenangan yang tak enak.
Keanehan keanehan sepanjang hidup tak akan selesai berurusan dengaku. Dari ketjil sampe zaman now masih aja... gak pernah selese!
Yup itu sekian dariku... sisanya lanjot gan
Diubah oleh phaltyfalty 31-01-2018 17:54
anasabila memberi reputasi
1
23.2K
Kutip
80
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
phaltyfalty
#1
Quote:
Desember,1997
Mobil kijang papa menerobos derasnya hujan. Kami sekeluarga habis menjemput opung yang baru terbang dari Sumatra. Aku yang umurnya waktu itu 6 Tahun, baru saja masuk SD ikut menjemput beliau. Sepertinya baru saja kita melewati Kali Progo,hujan malah tambah menjadi. Skip, perjalanan kira-kira 2,5 jam lagi karena derasnya hujan.
Sore itu langit berangsur angsur cerah. Opung akan nginap disini beberapa hari. Rumah sederhana kami yang berwarna merah muda akan menjadi tempat tinggal beliau untuk beberapa hari kedepan. Liburan ini papa masih saja sibuk dengan kerjaannya, kontraktor. Hari-hari itu papa ingin menangin tender, jadinya yah pulang sore. Jadi liburan ini giliran aku bersama adik kecilku yang akan lahir serta opung di rumah ini.
Ketika menjelang matahari terbenam, kami dihebohkan dengan kejadian tak terduga. Aku yang sedang bermain-main bersama opung ikut mendengarkan ceritera tsb. Ibu kedatangan Ibu Ratmi(nama samaran), membawa kabar duka. Kampung ini dihebohkan karena Laila(nama samaran), tewas terapung di kali dekat pasar. Aku memang kurang dekat dengan ia, hanya sekedar kenal.Ibu laila dan Ibuku rekan bisnis, jadi aku pernah diajak main kerumahnya. Katanya jam setengah empat tadi ia ditemukan oleh warga. Saksi hanya anak-anak yang bermain dengannya.
Papa sepertinya kembali ke kamarnya. Ibu tentu saja akan pergi melawatnya. "Buk, Jef mau ikutt" kataku waktu itu. "Kamu dirumah aja sama opung, ini orang mati. Bahaya tau gak. kamu main aja sama opung," kata ibuku. Aku pun keras kepala memang, memegangi kaki ibuku agar ku mohon untuk ikut. Akhirnya ibu pun menghela nafas. "Yowes, le. Cepat kamu mandi sama ganti baju sana," kata ibu. Opung pun bertanya pada ibu, "orang meninggal, Rin?" "Iya, Pa. Nih si adik mau ikut. Mungkin Papa yang jaga rumah, soalnya si Eduard masih banyak kerjaan." "Iya gapapa. Kamu ati-ati aja"
Singkat cerita, kami jalan kaki melewati pasar. Memang agak jauh pikirku, sekitar 10 menitan lah. Jalanan zaman dulu depan rumah kami masih belum diaspal, masih bebatuan. Jadi, setelah keluar dari jalanan komplek rumah kami, kami menyusuri jalan aspal ke arah kecamatan yang lumayan dekat. Naik angkot kala itu sudah jarang kalau sudah sore, tapi kalau malas ya monggo...
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di depan rumah Ibunya laila(sebut saja Ibu Lastri) sudah banyak berbondong bondong orang. Duh, aku membayangkan saat itu sudah mengerikan. Melihat pertama kali orang mati. Ibu Lastri tampak tegar akan itu. Ibuku mengucapkan turut berdukacita. Banyak orang mengobrol di rumah itu, mungkin hampir sekampung. Aku saat itu hanyaa lari-larian, ke dapur rumah itu. Acara akan mulai 15 menit lagi. Aku pun ke luar melalui pintu dapur. Di belakang hanya rerumputan dan beberapa pohon kelapa. Dari kejauhan aku lihat ada anak berlari, anak perempuan(Yang belakangan kekutahui ituLaila sendiri). "Hey" aku hanya berteriak dan anak itu menghilang di pohon kelapa. "Jeff, kamu kenapa disitu" tiba tiba suara memanggilku. Ternyata Pak Sony(samaran), petugas ronda. "Sini aku antar ke ibumu". Aku memang bandel saat itu. Namun entah kenapa aku nurut saja karena hari juga mulai gelap.
Acara pun dimulai, ibuku duduk di ruang tamu bersama tamu lainnya, dan aku di sebelah kanannya. Saat berdoa, aku pun ikut khusuk berdoa seperti yang diajarkan ibuku (
ya agan2 yang budiman). Aku manut saja hingga acara pun selesai. Di sela sela acara, aku bertanya kepada ibu, "Bu, kenapa sih mbak laila meninggal(ysb lebih tua dari ane)?" tanyaku dengan polosnya. "kecebur kali, le... katanya temennya dia ngakunya diajak orang ke rumah bagus sebelum ia hanyut ke kali"Bersambung....
Diubah oleh phaltyfalty 10-12-2017 20:10
0
Kutip
Balas