Kenapa saya meletakkan fenomena "Tipsen" ini di yang paling pertama? Karena saya rasa hampir semua orang yang menempuh pendidikan pernah mendengar bahkan melakukan tipsen ini. Untuk poin tipsenini saya memusatkan pada tindakan yang tidak terpuji / tidak jujur. Yap, tidak perlu menutup mata. Kegiatan atau perilaku Tipsen ini sudah sangat falimiar. Faktor KEMALASAN dan TALI PERSAHABATAN diuji. dalam hal ini Biasanya dilakukan orang orang yang malas dan dilakukan dengan sedikit paksaan dengan kalimat "yaelah kita kan temen" atau "yaelah masih kaku aje lau" sebagai mantra bijak untuk membujuk teman kita. Padahal tindakan tersebut merupakan salah satu bentuk Korupsi kecil. Faktor kejujuran turut berperan penting. Kalo masih sekolah aja udah berani titip absen atau bolos, bagaimana nanti ketika bekerja diberi tanggung jawab di lingkungan pemerintahan?

Menyuap dan memberi hadiah untuk tindakan tak terpuji termasuk salah satu bentuk korupsi. Contoh nya adalah Mentraktir makan bakso teman yang udah titipin absen. Yap ini berkaitan dengan poin pertama. Meskipun hanya sekedar mentraktir bakso sebagai bentuk "terima kasih", tapi tindakan tersebut sudah masuk kedalam perilaku penyuapan. Kejujuran dan ketegasan kita untuk menolak perilaku ini sangat dibutuhkan.

Untuk poin ini biasanya sering terjadi di kota kota besar dengan skala kemacetan yang tinggi. Arogansi dan keegoisan pemilik kendaraan bermotor dengan mengendarai motornya di trotoar jalan ini memang sangat miris. Mengambil hak pejalan kaki demi kepentingan pribadi merupakan bentuk korupsi. Belum lama, kasus percekcokan pengendara dengan aktivis pejalan kaki terjadi. Sang pengendara ngotot dan bahkan sempat membanting helm sebagai bentuk kemarahan. Padahal awal mula nya adalah sang pengendara menaiki trotoar dan memaksa untuk lewat karena dihalang aktivis pejalan kaki disana. Ironi memang, ketika keegoisan menutupi rasa malu sehingga berani merampas hak orang lain.

Menurut data statistik jumlah perokok di indonesia tergolong tinggi. Hal ini dipicu oleh murahnya harga rokok sehingga anak anak usia sekolah pun bisa membeli nya. Terlebih, beberapa perokok masih suka merokok sembarangan. Padahal jelas jelas udah ada tanda DILARANG MEROKOK, tapi masih tetap melakukannya. Biasanya di ruangan publik tertutup seperti Ruang tunggu. Mereka mereka ini sudah melakukan tindakan penyalahgunaan aturan. Yang saya bingung, mereka ini memang tidak bisa membaca atau tulisannya terlalu kecil sehingga sulit terbaca?

Yap. Poin ini juga sering terjadi disekitar kita. Mulai dari belanja di supermarket, mengisi bbm di spbu, bahkan di perempatan jalan. Budaya malu untuk menyerobot sudah mulai pudar di indonesia. Lebih jauh, tindakan menyerobot ini untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain yang di tugasi. Padahal tindakan itu merupakan bentuk penyalahgunaan aturan. Disamping mengambil hak hak orang lain yang mengantri juga mengambil hak hak penyebrang jalan. Tentunya ini merupakan perilaku yang tidak patut di contoh.

Dari semua poin diatas, saya rasa ini yang paling menyedihkan. Banyak kasus penyalahgunaan aturan ini terjadi di sekitar kita. Yang paling sering adalah di trasportasi atau di ruang publik. Saya tidak tahu apa yang dipikirkan orang orang ini kenapa bisa sampai menggunakan fasilitas prioritaspadahal mereka bukan orang yg di prioritaskan. Saya rasa, Kurangnya rasa iba serta rasa malu menutup jiwa kemanusiaan mereka.

Sumber tulisan hasil olah otak dan pengalaman pribadi
Sumber gambar hasil olah google