Permintaan Maaf Ayahanda...

Terdengar suara jeritan pilu dari sosok Nyi Kembang Wengi, seiring tusuk konde miliknya menghujam perut jin tersebut.. Kira-kira lima tombak, sosok Jin wanita itu terpental ke belakang, lalu mencoba berdiri sambil memegangi perutnya yang mulai mengeluarkan darah hitam..

Sebagian kulit kepala Nyi Kembang Wengi terlihat botak dan mengucurkan darah hitam, akibat sejumput rambut nya yang dibetot paksa oleh Bayu Ambar dengan menggunakan tangan gw..

Tatapan mata jin wanita tersebut nampak menyorot penuh amarah ke arah sosok gw yang setengah sadar masih berada dibawah pengaruh Bayu Ambar..

“Kali ini, aku mengaku kalah.. Tapi lihat nanti, saat Raja Tungga sudah berhasil merebut Kitab Langit.. Aku pasti akan menghabisi kalian semua, terutama kau anak muda” Kata Nyi Kembang Wengi dengan suara bergetar

Bayu Ambar yang mendengar, langsung melesat kembali ke arah jin wanita itu sambil melesatkan sebuah kesaktian dari sebelah mata kiri gw yang berwarna merah.. Selarik sinar merah melesat keluar dari sana, berniat melumatkan tubuh Jin sundal tersebut..

Tapi, secepat kilat Nyi Kembang Wengi memukul kan telapak tangan kiri nya ke atas tanah..

BRAKKK!!!!

Seketika, tanah yang terkena pukulan telapak tangan jin itu, hancur.. Tanpa pikir panjang, Nyi Kembang Wengi melesat masuk ke dalam tanah, tepat sesaat sebelum sinar merah milik Bayu Ambar menghantam tubuhnya..

Kedua mata gw yang berselimut sinar putih dan merah, menatap nanar ke arah tanah yang meledak akibat terkena kesaktian Bayu Ambar.. Terasa sekali amarah dari sosok Jin Kembaran Jagat Tirta, dalam batin gw karena telah gagal menghabisi Nyi Kembang Wengi..

Dengan pandangan masih nanar, gw mulai menoleh ke arah Sekar dan melesat turun ke arah nya.. Sekar nampak kaget melihat kedua bola mata gw yang berbeda warna satu sama lain, lalu melangkah mundur dengan sepuluh kuku jarinya yang sudah memanjang, tanda Jin Penjaga gw itu siap menyerang..

“Sepertinya kau tidak senang bertemu dengan saudara ipar mu sendiri, Sekar Kencana?” Ucap Bayu Ambar ke arah Sekar..

“Kau kah itu, Bayu Ambar?” Tanya Sekar dengan tatapan menyelidik..

Sebuah senyuman menyeringai tersungging dari wajah gw, sambil menganggukan kepala..

“Benar Sekar Kencana, aku Bayu Ambar, saudara kembar sepertalian pusar dengan mendiang suami mu, Jagat Tirta” Jawab Bayu Ambar dari lisan gw..

Tiba-tiba, gw merasakan aura kuat muncul dari arah belakang.. Segera gw menoleh dan sedikit terkejut saat melihat seorang laki-laki tua berwajah bijak dengan baju gamis putih dan jenggot panjang berwarna sama, sudah melayang di belakang..

“Suta Dewa” Ucap Bayu Ambar lirih melalui lisan gw, diiringi tatapan penuh dendam ke sosok Kakek Moyang gw, Ki Suta..

Sejenak, Ki Suta tersenyum senang meski wajahnya dipenuhi penyesalan saat melihat sosok Bayu Ambar yang sedang menguasai tubuh gw dengan setengah kesadaran..

“Ananda Bayu Ambar putera ku, lekas lah kau keluar dari raga anak itu, Ngger” Ucap Ki Suta dengan wajah memelas..

Bayu Ambar yang menguasai setengah kesadaran, memaksa gw untuk melayang mendekat satu tombak ke hadapan Ki Suta.. Dengan tatapan mata menyorot tajam, gw terus menatap sosok Ki Suta, orang yang sangat dibenci Bayu Ambar.. Terasa sekali amarah mulai muncul di setengah jiwa gw..

“Akhirnya kau muncul Suta Dewa, tanpa mengeluarkan paksa jiwa ku dari raga anak ini” Ucap Bayu Ambar melalui lisan gw..

Ki Suta nampak sedikit terkejut mendengar kalimat yang meluncur dari sukma anaknya, untuk beberapa saat.. Lalu menatap wajah gw dengan penuh arti..

Gw yang masih menguasai setengah alam bawah sadar, mencoba berkomunikasi lewat batin ke arah Sekar, untuk meminta nya segera mencari Ayu dan membawanya pulang ke rumah dengan terlebih dulu merubah diri menjadi sosok gw..

“Ngger, sudah cukup lah dendam yang selama ini kau pendam dalam hati atas Ayahanda mu ini”

“Berhenti!! Jangan sebut kata Ayahanda dihadapan ku, Kakek Tua.. Hubungan darah kita terputus ratusan tahun silam, sejak kau meminta Ibunda ku menceburkan diri ke dalam kawah” Potong Bayu Ambar dengan suara keras..

Ki Suta nampak menghela nafas panjang, lalu merentangkan kedua tangannya..

“Ayahanda mu ini memohon maaf atas segala dosa dan kesalahan yang aku perbuat pada mu dan juga Ibu mu.. Lampiaskan dendam mu, Ngger.. Bunuh lah aku dengan segala kesaktian mu, jika itu bisa menebus segala kesalahan ku.. Aku berjanji tidak akan melawan.. Satu hal yang harus kau tahu, sampai saat ini aku masih sangat mencintai mu sebesar cintaku pada Jagat Tirta dan Ibu mu, Ngger” Ucap Ki Suta sambil memejamkan kedua matanya..

Sesaat, gw merasa Bayu Ambar mengulum senyum menyeringai dan mulai menyalurkan tenaga dalamnya di kedua tangan..

“Jangan coba-coba kau sakiti Kakek Moyang ku, Bayu Ambar” Bentak gw dalam hati sendiri..

Bayu Ambar tidak membalas bentakan gw barusan, namun malah melompat tinggi.. Satu tangan kanan gw di naikkan sejajar dengan kepala, sementara telapak tangan kiri yang terbuka diluruskan kedepan oleh Bayu Ambar..

Melihat, sosok Ki Suta sudah dengan pasrah akan menerima serangan raga gw yang dikuasai Bayu Ambar, gw memusatkan tenaga untuk mencoba menguasai raga kembali..

Satu jengkal pukulan mengandung tenaga dalam tinggi akan mengenai jantung Ki Suta.. Sambil berteriak dalam batin, gw berusaha merebut kendali atas raga yang dikuasai Bayu Ambar, dan berhasil.. Gw berhasil membelokkan kepalan tangan ke arah atas, hingga pukulan Bayu Ambar hanya mengenai udara kosong tepat diatas sorban Ki Suta..

“baik!!! Berani nya kau mencampuri urusan ku anak manusia” Bentak Bayu Ambar setelah mengetahui gw berhasil menguasai raga kembali untuk beberapa saat..

“Aku tidak akan membiarkan kau melukai Kakek Moyang ku, yang juga Ayah mu, Bayu” Balas gw..

Melihat pengaruh Bayu Ambar sedikit mengendur, gw melesat ke belakang dan sengaja hendak menabrakkan diri sendiri ke sebuah pohon berukuran sedang.. Tepat beberapa inci dari batang pohon yang siap menghantam punggung gw, Bayu Ambar kembali mengambil alih raga, dan langsung memutar tubuh gw, hingga tidak jadi menabrakan diri dan malah menempel kuat dengan posisi kedua tangan dan kaki memegang batang pohon dari belakang..

Jika ada manusia biasa yang melihat pertempuran gw memperebutkan raga melawan Bayu Ambar, mungkin akan tertawa.. Beberapa kali, gw mencoba melukai diri sendiri dengan tujuan agar pengaruh Bayu Ambar lenyap.. Namun disaat yang sama, gw berbalik menyelamatkan diri sendiri.. Jelas sekali Bayu Ambar sangat tergantung dengan raga gw.. Apabila gw terluka, maka otomatis dia juga akan merasakan hal serupa..

“Mau sampai kapan kita bermain-main seperti ini, Bayu?” Tanya gw ke dalam batin sendiri, dengan nafas tersengal-sengal..

Sesaat, gw sempat melihat Sekar sudah berhasil menemukan Ayu yang sedang digendongnya dengan wujud Sekar yang sudah menyerupai gw.. Sementara, sosok Bayu Barata nampak sudah berdiri disebelah Sekar dengan wajah masih sangat pucat..

“Lekas kau bawa pulang adikku ke rumah, Sekar..” Ucap gw lewat batin ke arah Sekar..

Menyadari konsentrasi gw goyah untuk sesaat, Bayu Ambar kembali menguasai raga dan lagi-lagi melesat dengan cepat ke arah Ki Suta yang masih berdiri dengan kedua mata terpejam dan tangan yang terentang..

Sebelum, serangan Bayu Ambar berhasil mendarat dan melukai tubuh Ki Suta, gw membantingkan diri ke atas tanah keras dalam hutan..

BRUKK!!!

Rasa sesak dan nyeri didada langsung muncul dan membuat pandangan gw sedikit buram, begitu tubuh gw menghantam tanah..

“Sekali lagi, aku tanya.. Sampai kapan kita akan saling merebut kendali atas raga yang jelas-jelas milik ku, Bayu? Aku tidak akan membiarkan kau melukai Kakek Moyang ku, sekeras apapun kau mencoba, aku akan berusaha menggagalkannya” Kata gw dalam batin sendiri..

“Jadi ini balasan mu atas segala macam pertolongan ku selama ini?” Kata Bayu Ambar yang balik bertanya..

“Pertolongan? Apa aku pernah meminta langsung bantuan dari mu? Tidak pernah sama sekali.. Aku tidak akan pernah meminta bantuan dari Jin yang berusaha mengambil alih raga ku untuk membalas dendam” Bantah gw sambil berdiri dan menatap tajam ke arah Ki Suta..

“Kau lihat laki-laki tua disana.. Beliau sedang berdiri dengan pasrah untuk menerima serangan mu, Bayu.. Aku tahu Ki Suta berbuat salah.. Setiap mahluk pasti melakukan kesalahan.. Tapi dengan ucapan maafnya tadi, seharusnya bisa meredam api dendam mu, Bayu Ambar.. Meski kau berusaha menolak untuk mengakui nya sebagai Ayahanda mu, tetap saja darah Ki Suta sampai saat ini ikut mengalir di bersama darah mu” Ucap gw panjang lebar berusaha membuka mata hati Bayu Ambar..

Sesaat, pandangan gw dibuat tertunduk oleh Bayu Ambar.. Gw bisa bernafas lega untuk beberapa saat, karena mengira Bayu Ambar menerima apa yang barusan sudah gw ucapkan.. Kedua mata gw pun berangsur-angsur kembali seperti sedia kala..

Tapi, gw salah.. Tiba-tiba kedua pandangan gw dengan cepat berubah.. Kali ini bola mata gw yang kanan dan kiri sama-sama berwarna merah.. Ini sebuah pertanda jika sosok Bayu Ambar sudah menguasai seutuhnya jiwa gw..

Dalam batin, gw merasa langsung terikat sebuah rantai hitam nan besar yang menggulung diri dari mata kaki sampai batas leher.. Gw hanya bisa melihat dan mendengar deru nafas gw sendiri yang mulai semaki cepat, tanpa bisa mencoba mengambil alih kembali raga gw.. Lisan gw pun seakan ikut terbungkam oleh kuatnya pengaruh Bayu Ambar..

Sesaat, gw merasa Bayu Ambar menggerakkan raga gw untuk melesat ke arah depan, persis nya ke arah Ki Suta yang masih dalam posisi semula, pasrah dan menyerah..

“Kau lihat anak manusia, bagaimana aku akan menghabisi Kakek Moyang mu dengan kedua tangan mu sendiri dengan disaksikan mata kepala mu” Ucapan Bayu Ambar terdengar dan seketika membuat dada gw terasa pedih, bukan karena terluka, namun karena merasa tidak mampu membela atau melindungi Ki Suta..

“BUGG!!!”

Sebuah pukulan tangan gw yang sudah seutuhnya dikuasai Bayu Ambar terdengar keras menghantam dada Ayahanda nya sendiri, dan menghempaskan sosok Ki Suta puluhan tombak ke belakang hingga menabrak beberapa batang pohon besar sampai roboh..

Dengan kedua kaki menapak diatas tanah, gw melangkah mendekati sosok Ki Suta yang nampak sedang terbatuk-batuk dan mencoba bangkit dari rimbunan daun dan ranting yang menutupi tubuhnya..

Melihat kedatangan gw dengan kedua mata sudah berubah semerah biji saga, Ki Suta nampak terkejut lalu menyunggingkan senyuman bijaknya yang khas..

“Rupanya kau sudah menguasai raga anak itu seutuhnya, Ngger.. Baiklah, aku siap meregang nyawa di tangan mu, namun sebelumnya aku ingin kau berjanji terlebih dahulu” Ucapan Ki Suta terhenti seiring rasa mual yang menusuk isi..

“HOEKK” Segumpal darah hitam termuntahkan dari mulut Ki Suta yang langsung jatuh setengah berlutut.. Kedua mata gw nampak membesar melihat sosok Kakek Moyang gw tersebut sudah terluka cukup parah dari pukulan Bayu Ambar.. Tapi, tak sedikitpun gw merasakan iba yang muncul dari tatapan tajam mata gw yang sudah dikuasai saudara kembar sepertalian pusar Jagat Tirta itu..

“Cepat katakan permintaan terakhirmu, Kakek Tua!” Teriak Bayu Ambar..

Ki Suta nampak sedikit terhuyung-huyung lalu bangkit kembali, sesudah mengatur nafasnya.. Dengan tatapan penuh arti, ia kembali menatap Bayu Ambar yang sudah menguasai raga gw seutuhnya..

“Aku minta kau lepaskan raga pemuda itu, setelah dendam mu terbalas dengan kematian ku.. Aku ikhlas jika harus mati ditangan mu, Ngger” Ucap Ki Suta dengan tatapan lemah..

Sejenak, Bayu Ambar mengulum senyum di wajah gw, lalu menggelengkan kepala beberapa kali..

“Sepertinya aku tidak bisa meluluskan permintaan mu, Kakek Tua.. Aku senang dengan pemuda ini.. Bukan saja karena hal itu, melainkan aku memang sudah menyatu dengan raganya.. Jadi yang bisa memisahkan aku dengan pemuda ini, hanya kematian.. Seperti yang akan segera kau alami” Jawab Bayu Ambar sambil merentangkan kedua telapak tangannya..

Gw melihat sendiri, bagaimana kedua telapak tangan gw diselimuti cahaya putih sangat terang.. Lagi-lagi, gw merasakan perih teramat sangat di batin, karena mengetahui Bayu Ambar akan menyerang Ki Suta menggunakan Ajian Tapak Jagat yang tenaga nya meningkat sepuluh kali lipat..

Sesaat, gw kembali menatap sosok Kakek Moyang yang selama ini sudah mengenalkan gw dengan kehidupan alam gaib.. Sosok yang sangat bijak itu nampak sudah memejamkan kedua matanya kembali dengan posisi dua tangan terantang pasrah.. Sekelumit senyuman manis tersungging dari wajah nya yang penuh wibawa, meski jejak darah hitam menghiasi bawah bibirnya..

Gw hanya bisa berteriak tanpa bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan Ki Suta.. Melindungi sosok yang beberapa kali pernah turun tangan langsung untuk keselamatan gw.. Sungguh ironis sekali, mengetahui Ki Suta akan segera meregang nyawa di tangan gw yang sudah dikuasai Bayu Ambar.. Beberapa kali gw mencoba memanggil Jagat Tirta, namun batin dan lisan gw seakan terkunci oleh kuatnya pengaruh Bayu Ambar..

Kedua mata gw melihat diri ini melesat ke arah Ki Suta dengan dua telapak tangan sudah terisi Ajian Tapak Jagat..

“MATI KAU!!!” Teriak Bayu Ambar dari mulut gw, seiring dua telapak tangan gw yang sudah berada tepat di hadapan Ki Suta...