Ayu Hilang...

Dua hari setelahnya, Sekar dan Bayu Barata kembali dari pertapaannya untuk meningkatkan kesaktian.. Gw segera menceritakan semua hal yang terjadi selepasnya mereka pergi.. Terutama perihal sosok Bayu Ambar yang mendiami setengah jiwa gw..

Dari kedua Jin Penjaga gw, hanya Sekar yang terlihat paling terkejut.. Berulang-ulang ia menyebut nama Bayu Ambar di hadapan gw dan Bayu Barata.. Menurut Sekar, mendiang suaminya, Jagat Tirta pernah beberapa kali menyebut nama sosok Jin kembaran gaib gw dan suaminya itu saat menggigau dalam tidurnya..

Sementara, Bayu Barata dengan wajah dingin menanggapi segala kalimat yang terlisan kan dari mulut Sekar.. Jelas sekali wajah nya menyiratkan rasa sedikit malas tiap kali Sekar menyebut nama Jagat Tirta.. Gw sempat tersenyum menyadari, bahwa Bayu Barata sampai saat ini masih menyimpan rasa untuk Jin Wanita tersebut..

Suasana di kantor cukup lengang, jadi gw bisa gunakan untuk bersantai sambil berbalas pesan dengan Anggie.. Pak Rudi yang tahu jika kami sudah bertunangan kembali, karena sempat gw ceritakan, beberapa kali terdengar meledek gw..

Saat gw melirik jam kantor yang sudah menunjukkan jam setengah tiga sore, tiba-tiba ada panggilan masuk dari nomer Hp Ibu..

“Assalammualaikum, ada apaan Bu, tumben telpon abang di kantor?” Ucap gw memberi salam, lalu dilanjutkan dengan pertanyaan..

“Waalaikumsalam, Bang.. Kamu bisa pulang cepat ga?” Tanya Ibu dengan nada terdengar sedikit panik..

“Kenapa emang, Bu? Ada masalah di rumah?” Kata gw berbalik bertanya sambil menoleh ke arah Pak Rudi yang kebetulan sedang duduk di bangku sebelah..

“Adik kamu, Ayu.. Sampai sekarang belum pulang sekolah, Bang.. Ibu tadi jemput ke sekolahnya, tapi guru nya bilang Ibu sudah menjemputnya barusan” Jawab Ibu dengan suara bertambah panik..
“Maksud nya, Ibu sudah jemput Ayu?” Tanya gw sedikit tidak paham akan ucapan wanita yang sangat gw sayangi itu..

“Bukan.. Kata guru nya ada perempuan yang mirip sekali dengan Ibu sudah menjemput Ayu lebih dulu, Bang.. Ibu takut terjadi apa-apa sama adik kamu”

DEG...

Perasaan gw mendadak tidak enak begitu mendengar ucapan Ibu barusan.. Benak gw langsung berbayang ke sosok Nyi Kembang Wengi, Jin yang mempunyai Ilmu Malih Sukma Raga..

Kedua mata gw langsung membesar, seiring bahu kanan gw yang mulai menghangat.. Dengan cepat gw bereskan barang-barang yang masih ada dimeja kerja..

“Pak, saya mohon izin.. Ibu barusan telpon, kata nya Ayu belum pulang sekolah sampai sekarang.. Perasaan saya juga tidak enak, pak” Ucap gw sambil memanggul tas kerja di belakang punggung..

Sesaat, Pak Rudi nampak tidak memberikan respon positif,, Tapi sungguh, gw tidak memperdulikan akan seperti apa reaksi dari beliau.. Meski tidak diberikan izin, gw tetap akan pergi karena ga ada yang lebih berharga dari keselamatan orang-orang yang gw sayang, terutama Ibu dan Ayu.. Apapun resiko nya akan gw tanggung sendiri, meski pun harus dipecat dari pekerjaan..

“Ya sudah, nanti kalo Adik mu sudah ketemu, kabari saya yah, Mam” Jawab Pak Rudi dengan senyuman sedikit dipaksakan..

Gw mengangguk, dan langsung ke area parkir kantor.. Tanpa banyak basa basi, gw segera menyalakan mesin motor dan melajukan kendaraan merah tersebut dengan kencang.. Dalam hati, gw meminta bantuan Sekar dan Bayu Barata untuk mencari keberadaan Ayu secepat mungkin..

Kira-kira 30 menit kemudian, gw sudah tiba di rumah dan langsung berlari mendekati Ibu yang sedang berdiri sambil meremas-remas tangannya karena panik..

“Ibu tunggu di rumah, abang ganti baju dulu terus mo ngajak Ridho sama Bimo buat cari Ayu” Kata gw sembari mencium tangan wanita yang wajahnya nampak cemas tersebut..

Ibu hanya mengangguk sejenak.. Gw langsung masuk ke dalam kamar dan secepat kilat mengganti pakaian kerja..

“Kang Mas, aku sudah menemukan adik mu.. Dia sedang disembunyikan di sebuah hutan.. Bayu Barata sudah lebih dahulu kesana, Kang Mas” Kata Sekar yang tahu-tahu sudah muncul di belakang gw sambil memegang Cermin Pangilon Sukma miliknya..

“Lekas bawa aku, Sekar.. Aku bersumpah tidak akan mengampuni siapapun yang berani mencelakai Ayu barang sehelai rambut” Ucap gw dengan suara bergetar..

Gw langsung memejamkan kedua mata saat Sekar memegang bahu kiri.. Sekejapan mata, kami sudah berpindah tempat ke dalam sebuah hutan yang tidak disebutkan letaknya oleh Sekar..

Kedua mata gw membesar saat melihat sosok Bayu Barata yang sudah menjelma menjadi seekor harimau belang putih dan biru, sedang di cengkram oleh kedua kaki Jin berbentuk manusia kelelawar bernama Buto Ireng..

Bahu gw langsung memanas dengan sendirinya, seiring mencelatnya Pedang Jagat Samudera dari bahu kanan.. Secepat kilat, gw dan Sekar melesat ke arah Jin tersebut.. Gw berniat mengayunkan Pedang Jagat Samudera, sementara Sekar yang sudah merubah dirinya menjadi Kolong Wewe, hendak mengeluarkan kesaktian dari sepuluh kuku jarinya..

Tapi kami sama-sama membatalkan niat tersebut dan memilih mundur sejenak, saat melihat Jin Buto Ireng hendak menggunakan tubuh harimau Jelmaan Bayu Barata sebagai tameng pelindungnya..

“Kita gunakan Ilmu Kanuragan Tangan Kosong, Kang Mas.. Terlalu bahaya bagi Bayu Barata jika kita menyerang Buto Ireng dengan Ilmu Kesaktian” Ucap Sekar yang terdengar dalam batin gw..

Tanpa memberi jawaban, gw langsung kembali melesat dan melompat tinggi ke arah Buto Ireng, dengan dua tangan menggenggam Pedang Jagat Samudera, lalu mengayunkannya ke arah sayap jin tersebut..

Suara angin menderu yang tercipta dari cepatnya tebasan Pedang Sakti gw, membuat Buto Ireng tersenyum menyeringai.. Dengan cepat jin berbentuk manusia kelelawar itu menggerakkan tubuh harimau jelmaan Bayu Barata ke arah sayap nya..

Sial, Jin itu benar-benar menggunakan Bayu Barata sebagai tameng.. Dengan terpaksa gw memutar tebasan Pedang Jagat Samudera ke arah lain, agar tidak sampai mengenai sosok Bayu Barata, dan menggantinya dengan gerakan berputar..

Kaki kanan gw yang sudah terisi tenaga dalam penuh, ikut berputar dengan cepat ke arah sayap kiri Buto Ireng..

BUGG!!!

Sebuah tendangan gw berhasil mengenai belakang sayap jin tersebut dan membuatnya sedikit terdorong ke depan.. Sementara, gw meringis menahan sakit dari arah kaki.. Buto Ireng sendiri terlihat mulai terpancing emosi, dan mengibaskan ujung sayap kirinya yang tertekuk ke arah punggung gw..

Ujung sayap yang tertancap sebuah tanduk sangat tajam, melesat dan bersiap menembus tubuh gw dari belakang.. Tanpa pikir panjang, gw kembali berputar dan menggunakan Pedang Jagat Samudera sebagai tameng..

TRANGG!!!

Suara beradunya ujung sayap kiri Buto Ireng dan bagian tengah Pedang Jagat Samudera, terdengar nyaring laksana suara dua besi beradu yang menimbulkan percikan api cukup terang..

Tiba-tiba..

BUGG!!!

Suara pukulan terdengar dari arah Buto Ireng dan membuat tubuh Jin tersebut terdorong ke belakang.. Kedua mata merah Buto Ireng menatap nanar ke arah Sekar yang sudah berubah kembali ke sosok cantiknya.. Ternyata Jin Penjaga gw itu telah berhasil menyerang Buto Ireng dengan selendang emasnya barusan..

Gw yang menyadari ada sedikit peluang, segera kembali berpijak ke atas tanah dan secepat kilat melompat lagi ke atas, lalu mengayunkan Pedang Jagat Samudera ke arah sayap kiri lawan.. Sementara, Sekar melesatkan selendang emasnya lagi, namun ke arah berbeda, yaitu ke sayap kanan Buto Ireng..

Melihat dua serangan sedang menuju ke arah nya dari dua sisi berbeda, Buto Ireng langsung melemparkan sosok harimau belang putih biru jelmaan Bayu Barata ke arah sebuah pohon besar, berukuran dua pelukan tangan.. Lalu terbang berputar dan mengepakkan dua sayapnya ke arah gw dan Sekar..

Dua gelombang angin dahsyat tercipta dari kepakan sayap jin sialan itu, dan terus menderu bergulung ke arah kami.. Sekar yang melihat sosok harimau jelmaan Bayu Barata masih melesat ke arah sebuah pohon, segera mengeluarkan Cermin Pangilon Sukma miliknya dan mengayunkan ke arah satu gelombang angin dahsyat dari Buto Ireng..

Selarik cahaya emas mencelat keluar dari balik cermin tersebut dan terus melesat.. Sementara, gw mengayunkan Pedang Jagat Samudera satu kali ke depan.. Suara berderunya ombak Laut Utara terdengar, seiring melesatnya sinar putih dilapisi cahaya biru dari ayunan Pedang Jagat Samudera..

Beberapa saat, sebelum empat kesaktian tersebut saling hantam, gw sempat melirik Sekar melemparkan selendang emas miliknya ke arah Bayu Barata yang masih berbentuk sosok harimau belang putih biru.. Secepat kilat, selendang tersebut melebar tepat di depan batang pohon dan menahan tubuh Bayu Barata sebelum menabrak pohon itu..

Melihat Bayu Barata sudah berhasil diselamatkan Sekar, gw kembali melirik ke atas, dimana sesaat lagi empat kesaktian akan berbenturan..

DUAARRR!!!

Dua ledakan cukup kuat tercipta dari benturan empat kesaktian.. Gw segera menghujamkan Pedang Jagat Samudera ke atas tanah untuk menahan diri agar tidak tersapu gelombang ledakan.. Dilain sisi, Sekar yang sudah melayang di dekat Bayu Barata, yang sudah kembali ke sosok pemuda, nampak melebarkan Selendang Emasnya sebagai tameng pelindung..

Meski pun Pedang Jagat Samudera sudah terbenam sebagian ke dalam tanah, namun gw masih terseret dua tombak ke belakang bersama Pedang Sakti yang ikut terseret membelah tanah..

Gw sempat mengibaskan telapak tangan, mencoba memperjelas pandangan mata karena debu-debu masih mengaburkan jangkauan pandang.. Dengan mata tajam, gw menyisir tiap pelosok angkasa hingga pohon-pohon besar yang tumbuh menjulang, mencoba mencari sosok Buto Ireng..

Aneh, Jin dengan sosok manusia kelelawar itu nampak lenyap seketika tanpa bekas.. Bahkan aura nya pun tidak terasa sama sekali.. Masih dengan posisi waspada dan mengusung Pedang Jagat Samudera, gw melangkah mundur mendekat ke arah Sekar dan Bayu Barata yang belum sadarkan diri..

“Apa kau merasakan aura Buto Ireng, Sekar?” Tanya gw dengan pandangan mata tetap menyisir ke beberapa tempat..

“Sepertinya Jin itu sudah pergi, Kang Mas.. Tapi kita tetap harus waspada..” Jawab Sekar dengan wajah masih kelihatan tegang..

“Bagimana keadaan Bayu Barata?” Tanya gw kembali seraya melirik ke arah sosok Jin Penjaga pemberian Ki Sabdo tersebut..

“Sebentar lagi, dia akan siuman, Kang Mas.. Lebih baik kau membawa Ayu dibalik rimbunan semak-semak disana, dan kita segera pulang” Ucap Sekar sambil menunjuk ke arah samping..

Gw mengangguk lalu berlari ke arah tempat yang Sekar tunjuk barusan.. Disana, dibalik rimbunan semak-semak, sesosok anak perempuan berseragam SD sedang tertidur meringkuk, diatas tumpukan daun-daun kering, dengan berbantalkan tas sekolahnya..

Sebuah senyuman lega tersungging di wajah gw.. Sambil berjongkok, gw memasukkan Pedang Jagat Samudera kembali ke bahu kanan.. Suara seperti dua buah besi bergesekan sempat terdengar dari arah bahu..

“Ayu, sayang.. Bangun.. Ayu, ini abang jemput Ayu” Ucap gw dengan lembut ke arah adik tersayang gw itu sambil mengusap-usap bahunya yang nampak kotor oleh remah-remah daun yang menempel..

Sejenak, Ayu menggeliat dan membuka matanya, lalu tersenyum begitu melihat wajah gw..

“Abang..” Ucap Ayu dengan suara lirih..

“Iya, ini abang,, Kita pulang yah.. Kasihan Ibu nyariin kamu dari tadi” Jawab gw sambil menarik tangannya untuk berdiri..

Sesaat, Ayu seperti melirik ke arah samping.. Persis nya ke arah Sekar dan Bayu Barata.. Gw sempat mengerutkan dahi karena heran melihat Ayu..

“Kang Mas, Awas!!!” Mendadak, Sekar terdengar berterika dengan suara kencang..

Gw yang sedikit terkejut menoleh kembali ke arah Jin Penjaga gw tersebut..

Tiba-tiba..

ZLEBB!!!

Terdengar suara seperti tertusuknya suatu benda, seiring rasa sakit teramat sangat muncul dari dada kanan gw.. Kedua mata gw seketika menatap nanar ke arah Ayu yang sedang membenamkan sebuah tusuk konde berwarna hitam ke dada gw, sambil tersenyum menyeringai..

“Manusia bodoh, akhirnya kau harus mati juga di tangan ku” Ucap Ayu dengan suara berat, dan perlahan-lahan menjelma menjadi sosok wanita dewasa berwajah merah berjubah hitam..

“Nyi.. Keem..Bbang Wweng..ii” Ucap gw dengan suara terbata-bata seraya memegangi tusuk konde hitam yang sudah tertancam di dada..

Sekar yang melihat gw terluka, langsung melesat ke arah kami.. Nyi Kembang Wengi langsung melompat ke belakang sambil tertawa melengking.. Sementara, gw jatuh terduduk dan mencoba mengalirkan tenaga dalam untuk menghentikan pendarahan yang terus merembes keluar dari luka tusuk di dada.. Namun, nihil.. Darah masih terus keluar seiring tenaga gw yang terus berkurang dengan sendirinya..

Kedua mata gw mulai terpejam, dengan posisi tubuh sudah terlentang menantang langit.. Rasa sakit didada semakin menjadi bersamaan dengan tenaga dan kesadaran gw yang terus menurun..

“Berikan kesadaran mu seutuhnya padaku, anak manusia.. Aku akan membantu mu” Mendadak sebuah suara yang gw kenal terdengar di telinga gw..

Gw tahu itu suara Bayu Ambar yang mencoba menguasai kesadaran jiwa dan raga gw sekaligus..

“Ti..dakk.. Lee..Biihh aakk..u.. Maa..ti” Jawab gw dalam hati, yang berusaha terus menolaknya..

Telinga gw mendengar suara dua orang perempuan yang sedang bertempur.. Dengan mengandalkan sisa-sisa tenaga, gw mencoba membuka kedua mata..

DEG....

Kedua pandangan mata gw terlihat berubah merah dan putih, pertanda Bayu Ambar mulai mencoba menguasai.. Seketika, semua rasa sakit gw lenyap, seiring gw merasa tubuh ini melompat berdiri dengan sangat ringan..

“To..long.. Llee..pasin gw” Ucap gw dalam batin, kembali mencoba menangkal pengaruh Bayu Ambar..