Kaskus

Story

raymonsulthanAvatar border
TS
raymonsulthan
Jeruji Patah Hati
Jeruji Patah Hati


Terima kasih, teruntuk kalian yang pernah mengisi hati. Walau akhirnya hanya pergi dengan tinggalkan janji, beserta rasa yang sudah mati.


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh raymonsulthan 11-12-2017 23:19
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
6.1K
52
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
raymonsulthanAvatar border
TS
raymonsulthan
#27
Part 3 - Generasi Emas Anak Bangsa
Quote:


Terdengar lagi, teriakkan para senior yang menyombongkan dirinya didepan para murid baru, seakan menyatakan bahwa inilah akudengan segala kesenioritasannya.

Menyebalkan.

Aku sangat benci orang-orang yang tidak pernah menghargai orang lain, apalagi ini dalam konteks pendidikan.

Rasanya semua murid baru disini diperlakukan sebagai budak yang dengan seenaknya diperolok oleh para senior itu.

Hai, kamu para manusia yang pernah merasa bahwa dunia ini hanyalah milikmu seorang. Tolong bangun, dan tampar dirimu sendiri.

Sadarkah kamu banyak orang yang jengkel, sebal, atau bahkan ingin sekali membunuhmu saat itu juga? Namun nyatanya mereka lebih mulia darimu, lebih sabar darimu, lebih dewasa darimu, dan lebih menyukai hal yang sederhana dan tidak di dramatisir layaknya dirimu.

Aku paham apa maksud dan tujuan kamu sekalian, wahai pemuja aliran senioritas. Yang ada diotak kalian hanyalah, kami, para junior atau bisa dikatakan sebagai murid baru, harus tunduk, pada kalian semua, sebagai sebuah persyaratan paling dasar, agar tidak kena marah, atau hukuman yang akan diberikan nantinya.

Pula kupahami, bahwa tidak semua senior seperti itu, dan sebagian orang akan membela dirinya setelah membaca apa yang kutuliskan diatas tadi. Namun, apakah kamu bisa mengerti dan menerima kenyataan, bahwa, kamu pun ada dalam bagian mereka, dan sialnya untukmu kawan, nama baikmu akan ikut tercoreng oleh karena ulah mereka yang hanya memikirkan dirinya sendiri.

Maka kemudian muncul lagi sebagian pendapat, bahwa manusia akan menilai seseorang dengan keinginannya sendiri, atau dalam arti sempit dikatakan sebagai penilaian pribadi. Karena baik buruknya seseorang akan nampak kelihatan jelas oleh mereka yang peka dengan keadaan sekitarnya. Lalu, pernyataan tentang penilaian pribadi tadi, hanyalah omong kosong, bukan?

Karena hal tersebut tidak berlaku bagi semua orang, dan alasan terkuat untukku bisa berbicara seperti ini adalah, karena mayoritas manusia di Indonesia akan condong mengikuti pilihan terbanyak dalam suatu objek yang sedang diamati atau ditinjau lebih jauh.

Gak percaya?

Quote:


Bug!

Sebuah pukulan mendarat dengan keras diantara pelipis mataku.

Sadar diri aku adalah anak kecil yang tak mungkin berkomentar banyak ketika dipukul oleh orang yang tidak kukenal sama sekali, ya, pasti kubalas.

Bug!
Bag!
Bug, argh..!


Perkelahian terjadi tepat ditengah lapangan, aku ditelanjangi oleh ratusan pasang mata yang melihat kejadian itu, karena,

darah sudah mengucur dari kepalan tanganku, dan terlihat jelas ada seorang senior yang terkapar lemah sambil merintih kesakitan karena dahi dan sebagian pelipis matanya sudah sobek berlumuran darah.

Kira-kira, apa yang akan mereka lakukan setelah melihat kejadian yang penuh drama tadi?

Quote:


Seperti sebelumnya yang sudah aku sampaikan diatas,

bahwa mayoritas manusia di Indonesia akan selalu mengikuti pilihan terbanyak ketika melihat suatu objek yang sudah dikunci.

Ya, jawabannya adalah, hampir semua orang menyalahiku karena sudah membuat sang senior berdarah-darah, hanya karena sebuah bukti otentik, berupa darah, yang tadinya seorang korban, malah justru jadi tersangka utama.

Kemudian setelahnya, aku dan sang senior itu dibawa kedalam sebuah ruangan, kami disidang oleh seorang guru yang kukira adalah guru konseling, juga kemudian datang beberapa guru yang lain, termasuk kepala sekolah yang tadi pagi telah selesai memberikan pidato singkatnya.

Bersama beberapa orang saksi, kami berunding menyelesaikan masalah ini.

Sementara yang lain, tetap berada dalam aktivitasnya masing-masing.

Dengan hebat saksi pertama bercerita bahwa sebenarnya aku yang salah, karena ada perlengkapan yang kurang,

kukira ia adalah salah seorang temannya, karena sesama lelaki. Lalu kemudian aku menjelaskan kepada beberapa orang yang ada didalam ruangan tersebut,

Quote:


Mendadak semua orang yang ada diruangan itu terdiam, dan kemudian kepala sekolah membiarkan aku pergi untuk mengikuti kegiatan masa orientasi selanjutnya.

Dalam perjalanan menuju lapangan, salah seorang guru berkata padaku,

Quote:


Aku hanya menanggapinya dengan senyum, lalu berterimakasih.

Sementara kegiatan masa orientasi berjalan seperti biasanya.

Hari pertama ini sungguh menegangkan, dan masa orientasi berjalan penuh dengan kejutan, hanya saja, cerita itu sungguh klasik jika harus kutuliskan disini. Jenuh rasanya.

Begitulah, celotehanku saat malam sudah mulai menjemput pagi, kini aku sudah lelah terkapar diatas kasur, walaupun sebelumnya papah sempat marah besar melihat pipiku lebam-lebam kiri dan kanan, haha, papah emang gitu, emosian.

Aku bersyukur bisa hidup di dunia, karena banyak sekali orang baik mengitariku disini.

Quote:


Cetuk, argh..!

Makan tuh pulpen dapet minjem temen sebangku!

*catatan dini hari, pipiku lebam seperti orang yang belum mandi. Jelek.

Note: tulisan diatas adalah hasil pemikiran ilmiahku saat ini, selebihnya, memang benar adanya, namun tidak dengan bahasa yang seperti kugunakan pada tulisan ini, maksudnya sih, biar temen-temen paham aja.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.