- Beranda
- Stories from the Heart
Sang Wakil Janji [TAMAT]
...
TS
dudatamvan88
Sang Wakil Janji [TAMAT]
TRILOGI
OTHER STORY OF BORNEO
SEASON III
Salam Para penghuni Jagad KASKUSTerutama Yang bermukim Di SubFor SFTH.
Hari ini saya akan menulis Season III dan yang akan menjadi akhir Dari Trilogi Other Story Of Borneo yang Telah ane tulis sebelumnya.
Mohon Kritik dan Saran Buat ane yang Nubie ini ya.
Oo iya.. Dimohon kepada pare reader agar mengikuti dan mematuhi aturan yang berlaku di SFTH dan ane ga mentolelir apapun bentuk keKEPOan yang berlebihan..
OTHER STORY OF BORNEO
SEASON III
Salam Para penghuni Jagad KASKUSTerutama Yang bermukim Di SubFor SFTH.
Hari ini saya akan menulis Season III dan yang akan menjadi akhir Dari Trilogi Other Story Of Borneo yang Telah ane tulis sebelumnya.
Mohon Kritik dan Saran Buat ane yang Nubie ini ya.
Oo iya.. Dimohon kepada pare reader agar mengikuti dan mematuhi aturan yang berlaku di SFTH dan ane ga mentolelir apapun bentuk keKEPOan yang berlebihan..
Quote:
Quote:
PROLOG
Semuanya mengerucut tepat di depan mataku seakan - akan aku adalah antagonis utamanya.
Aku benar - benar merasa menjadi orang yang salah yang berada ditempat yang salah hingga aku harus mengembalikan semua yang kubuang.
Apa memang harus seperti ini??
Semua yang kualami telah menyeretku dalam lingkaran rumit dan menjauh dari tujuan awalku saat berangkat ke pulau ini.
Aku hanya ingin membangun ulang hidupku dari nol. Tapi sekarang Aku sudah menantang orang yang jelas dan sangat jelas berada jauh diatasku.
Untuk pertama kalinya dalam hidupku saat MATImenjadi salah satu pilihanya.
Saat semuanya terpampang dengan jelas di depan mataku. Saat aku mulai merasa mampu menghadapi segalanya yang telah menyeretku.
Tia. Lusi. Aku berjanji akan mengakhirinya tak lama lagi. Mungkin tak lama lagi pula aku akan bertemu kalian. Atau mungkin kalian harus menunggu lebih lama lagi untuk bertemu denganku.
Semuanya mengerucut tepat di depan mataku seakan - akan aku adalah antagonis utamanya.
Aku benar - benar merasa menjadi orang yang salah yang berada ditempat yang salah hingga aku harus mengembalikan semua yang kubuang.
Apa memang harus seperti ini??
Semua yang kualami telah menyeretku dalam lingkaran rumit dan menjauh dari tujuan awalku saat berangkat ke pulau ini.
Aku hanya ingin membangun ulang hidupku dari nol. Tapi sekarang Aku sudah menantang orang yang jelas dan sangat jelas berada jauh diatasku.
Untuk pertama kalinya dalam hidupku saat MATImenjadi salah satu pilihanya.
Saat semuanya terpampang dengan jelas di depan mataku. Saat aku mulai merasa mampu menghadapi segalanya yang telah menyeretku.
Tia. Lusi. Aku berjanji akan mengakhirinya tak lama lagi. Mungkin tak lama lagi pula aku akan bertemu kalian. Atau mungkin kalian harus menunggu lebih lama lagi untuk bertemu denganku.
Quote:
Quote:
Quote:
symoel08 dan 37 lainnya memberi reputasi
38
805.9K
3.2K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.2KThread•46.3KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dudatamvan88
#480
CUKUP DIAM DAN IKUTLAH DENGANKU
Walaupun perlahan tapi nyeri dan pedih yang kurasakan dibagian leherku perlahan mulai mereda seiring dengan usapan tangan ida yang begitu lembut terasa di leherku. Pak sami melihatku dengan tatapan tajam dan sama sekali tidak menjawab permohonan maaf yang kuucupkan tadi. Entah apa yang dia pikirkan terhadapku dengan pandangan seperti itu. Tapi aku sudah benar - benar merasa bodoh telah menantangnya. sedangkan ida masih dengan tangisanya. Aku benar - benar tidak bisa berfikir apapun. Apa yang harus aku lalukan sekarang?? Tidak. Lebih tepatnya apa yang harus aku katakan sekarang??
Dengan tenaga yang sedikit telah pulih aku bergerak mendudukan diri dan melepaskan pelukan ida yang terasa sangat erat di tubuhku. Ternyata memang aku tidak berkhayal. Seluruh bajuku telah dipenuhi oleh darah dengan bau amis yang sangat menyegat.
"da.. Bajumu kotor semua" ujarku saat melihat pakaian ida yang juga banyak terkena noda darah sambil memegangi kepalaku yang sejenak terasa sangat pusing.
"masihnya merhatiin baju orang. Liat nah bajumu sendiri modelnya gimana" ujar ida dengan angkuh.
Dengan melihat keadaanku saat ini aku sedikit teringat kisah yang diceritakan oleh pak aksa dulu. Dia bercerita tentang bagaimana dia mencoba mengerjai ayahnya dan yang terjadi malah dia yang terpental jauh hanya karena kibasan sorban ayahnya. Dan kini keadaanku tak jauh berbeda denganya. Aku mencoba menantang pak sami dan yang terjadi adalah kepalaku lepas dari tempatnya.
"Eh?? Lepas??" gumanku pelan saat menyadari jika kepalaku beberapa saat yang lalu lepas dari tempatnya sambil meraba - raba leherku.
"ternyata cepet juga yah" ujar ida yang tengah memperhatikan gerak - geriku.
"maksudmu??" tanyaku bingung.
KRRREEEEEKK.. BRUUUUGGGGHHHH
Belum sempat ida menjawab pohon besar yang berada tak jauh dari kami tiba - tiba tumbang dan jatuh hanya beberapa meter dari tempatku saat ini.
Entah apa yang terjadi tapi ida nampak memasang wajah yang sangat marah dan pak sami langsung bersiap dengan kuda - kuda siaganya.
"ada apa da??" tanyaku bingung.
"Dia ada disini" ujar ida dengan nada bergetar.
"©\€™[>€~€^¬>[¢¢{€\\[~[¿¿¡¦§<[®[>" ujar pak sami dengan bahasa yang tidak kumengerti. Tapi jika kudengar dari nada bicaranya aku tau pasti dia berbicara dengan seseorang atau lebih tepatnya sesuatu.
JJJDDDUUUUUUUMMMMMM.. JJJDDUUUUUUMMMMM.. JJJDDUUUUMMM..
tiga kali guncangan terjadi besar seperti sesuatu yang sangat dan teramat besar menghantam bumi hingga aku tepental ke udara setinggi beberapa senti setiap dentumanya.
"gila.. Apa - apaan ini?? Dikalimantan mana ada gempa??" gumaku dalam hati sambil membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya karena getaran barusan pasti dari sesuatu yang tidak beres atau mungkin terlalu beres??
"bukan gempa" ujar ida sambil menunjuk ke arah pangkal pohon yang tumbang tadi.
Dari kegelapan muncul seorang yang berpakaian sangat mirip dengan pak sami dan hanya berbeda jika bulu yang tersemat di kepala pak sami jauh lebih besar. Tapi sepertinya aku sangat tidak asing dengan orang itu. Tidak bukan hanya satu. Dua. Tiga. Empat. Mereka ada sekitar belasan atau bahkan puluhan orang dan membawa senjata perang lengkap. Ada apa ini?? Tapi aku benar - benar mengenal salah satu dari orang itu tapi endah dimana dan siapa dia.
"Da.. Bawa indra mundur" ujar pak sami dengan bahasa yang sedikit dapat kumengerti.
ida menarikku beberapa meter ke belakang pak sami. Orang - orang itu kemudian berbincang dengan pak sami dengan bahasa yang tidak dapat kumengerti sama sekali. Aku mencoba menengok ida tapi ida langsung mendekatkan jari telunjuk ke mulutnya yang menandakan aku harus diam.
"kalo mereka tau kamu tadi nyerang bapak kamu dalam bahaya ndra" ujar suara ida yang tiba - tiba berbicara di kepalaku.
Sontak aku tertegun mendengarnya dan langsung melotot ke arah ida.
"inikah yang dimaksud pak sami dengan perang?" ujarku dalam hati.
whhhuuuuuusssssss.. Krekkkk
Dari kegelapan di arah yang lain tiba - tiba muncul seorang lagi yang berpakaian seperti pak sami. Orang ini yang kukenal sebagai roy dan pernah kutemui saat aku dihutan dulu. Tapi membuatku terperangah adalah sosok yang mengikuti di belakangnya.
"Bu Ning??" ujarku Lirih melihat bu ning berjalan mengikuti roy.
Ya. Dia berjalan dengan tubuh yang Lengkap dan bukan dengan wujud jeroan mengerikan yang selama ini muncul dihadapanku. Dan itu berarti selama ini dia belum mati?? Dan pengelihatanku saat dirumah pak yudi benar - benar salah atau sengaja dibuat salah. Kini perkataan mbak endah terngiang di pikiranku jika aku akan segera bertemu dengan bu ning.
tanpa kusadari tapi entah sejak kapan aku sudang menggenggam erat tangan ida. Dan ida pun melakukan hal yang sama.
"Orang yang sudah dapat perlindungan Sang" ujar ida di dalam pikiranku.
"iya.. Aku kenal dia" jawabku.
Sejenak ida mengengok ke arahku. Mungkin dia bingung jika aku bisa menjawabnya.
"jangan buat masalah" ujar ida. Tapi kini dengan suara yang sangat pelan dan kujawab dengan anggukan.
Bu ning melihat ke arahku dan tersenyum kecil. Senyum yang penuh arti. Tapi saat ini aku mengartikan senyum itu sebagai kata "aku akan membunuhmu".
Pak sami dan beberapa orang yang muncul dari kegelapan tadi kembali berbicara dengan bahasa yang tidak kumengerti. Aaaaakkkhh.. Andai saja aku punya alat penerjemah doraemon. Saat iniAku benar - benar ingin tau apa yang mereka bicarakan.
Beberapa saat kemudian dari arah belakangku terdengar suara langkah beberapa orang dan saat kutengok ternyata dibelakangku dan ida kini telah berdiri delapan orang laki - laki yang pernah kulihat di perkampungan pak sami dulu dan seorang lagi.
Seorang lagi adalah nenek tua yang pernah muncul dihadapanku dulu. Seorang nenek yang mengeluarkan darah dari mulutnya dan menetes mengenai balutan pakaian di tubuhnya yang kusangka saat itu adalah corak pakaianya. Dan itu berarti dia adalah manusia dan bukan mahluk halus penunggu hutan seperti perkiraanku dulu. Tapi bedanya kini dia tidak mengeluarkan darah dari mulutnya dan yang pakaianya bernoda darah adalah aku.
"ayo ndra" ujar ida yang kemudian menarikku untuk berdiri.
"ii.. iya" jawabku gagap. "ini perang da??" tanyaku dalam pikiran ida.
ida hanya menggelengkan kepalanya yang aku benar - benar tidak mengerti maksudnya. Apakah bukan?? Atau tidak tau?? Aku benar - benar seperti terjebak disebuah persidangan dan akj adalah tersangka utamanya.
"&_++_&|[{¢¢€\>]¦]|;®©}[|¦]^]¦¬]|" ujar pak sami dengan nada sedikit tinggi.
Sreeeeg.. SttriiingSeketika itu pula para laki - laki dibelakangku mengeluarkan senjata mereka yang sebelumnya tersarungkan dengan rapih.
DEG
Aku benar - benar terkejut saat mengetahui reaksi dari para laki - laki yang ada di belakangku. Karena dengan reaksi seperti itu sepertinya apapun yang dikatakan oleh pak sami barusan artinya pasti tidak baik.
"DA.. ¥{÷€}\`¢€\€\<[|<>]^€=+(+/+=$/¦]~¿" ujar pak sami dengan sedikit berteriak.
"}[|[>¬¬¢|€>¿ pak" Jawab ida ya g langsung Berlari dengan menarik tanganku.
"Eh Daaaa.. Tungggu.. Kenapa??" Tanyaku bingung pada ida yang menarikku dengan sekuat tenaganya.
"AAAYOOO NDRAAA.. KITA LARI DARI SINI.. KITA DISURUH BAPAK PERGI..!!" ujar ida terengah - engah dengan mengeluarkan air mata dan tak dapat menyembunyikan tangisnya.
Aku melihat ke belakang dan para laki - laki yang berada di belakangku tadi seperti menutupi tempat kami berlari dari orang - orang yang ada di depan mereka.
Whuuussssssssss
Tiba - tiba kabut putih menyelimutiku yang sedang ditarik oleh ida dan kami seperti berlari ditengah kepulan asap yang sangat tebal hingga tak lama kemudian asap perlahan mulai menghilang dan digantikan olah pekarangan depan sebuah rumah.
Sebuah rumah yang kukenali dan sudah lama sekali aku tidak mengunjungi tempat ini. ini adalah halaman depan rumah ida.
"kita mau kemana da??" tanyaku dengan mengatur nafas sehabis berlari atau aku lebih suka jika menyebutnya seperti Uperet yang ada di Film Harry Potter.
"engga tau.. Pokoknya kita pergi dari sini.. Aku ambil baju dulu ndra.. Bantuin aku biar cepet" ujar ida yang langsung masuk kedalam rumah sambil tetap menarikku hingga ke kamarnya.
ida mengeluarkan tas yang cukup besar yang berwarna Pink dan memasukkan beberapa helai Baju ke tas itu.
"da.. Jelasin ke aku.. Kenapa kita lari?? Kenapa kamu bungkusin baju gitu?? Trus apa yang sebenernya terjadi disana??" ujarku pada ida yang sedang sibuk dengan tas Pink besarnya.
"Ga ada waktu.. Aku jelasin di Jalan ya" ujarnya tanpa menengok ke arahku.
"Kitaaa Maauuu Keeemaaanaaa??" ujarku dengan sedikit berteriak.
"udah.. Ayok kita pergi" ujar ida tanpa mempedulikan pertanyaanku dan langsung menarik Tanganku dengan kuat.
"apa - apaan sih ini da??" tanyaku dengan membentak ida yang terus menarik tanganku.
"DIEEEM!! Kita lari sekarang.. Kita buat awal yang baru.. Kita nikah disana.." ujar ida sambil tetap menarik tangaku di dalam kabut putih tebal yang menyelimuti kami.
"Hah?? TUNGGU!!" bentakku pada ida dengan melepaskan tanganku dari tarikanya.
Perlahan kabut disekitarku menghilang dan kami masih tetap ada di rumah ida.
"Kenapa ndra?? Kamu Ga mau nikah sama aku??" ujar ida dengan tertunduk sambil menangis.
Dengan tenaga yang sedikit telah pulih aku bergerak mendudukan diri dan melepaskan pelukan ida yang terasa sangat erat di tubuhku. Ternyata memang aku tidak berkhayal. Seluruh bajuku telah dipenuhi oleh darah dengan bau amis yang sangat menyegat.
"da.. Bajumu kotor semua" ujarku saat melihat pakaian ida yang juga banyak terkena noda darah sambil memegangi kepalaku yang sejenak terasa sangat pusing.
"masihnya merhatiin baju orang. Liat nah bajumu sendiri modelnya gimana" ujar ida dengan angkuh.
Dengan melihat keadaanku saat ini aku sedikit teringat kisah yang diceritakan oleh pak aksa dulu. Dia bercerita tentang bagaimana dia mencoba mengerjai ayahnya dan yang terjadi malah dia yang terpental jauh hanya karena kibasan sorban ayahnya. Dan kini keadaanku tak jauh berbeda denganya. Aku mencoba menantang pak sami dan yang terjadi adalah kepalaku lepas dari tempatnya.
"Eh?? Lepas??" gumanku pelan saat menyadari jika kepalaku beberapa saat yang lalu lepas dari tempatnya sambil meraba - raba leherku.
"ternyata cepet juga yah" ujar ida yang tengah memperhatikan gerak - geriku.
"maksudmu??" tanyaku bingung.
KRRREEEEEKK.. BRUUUUGGGGHHHH
Belum sempat ida menjawab pohon besar yang berada tak jauh dari kami tiba - tiba tumbang dan jatuh hanya beberapa meter dari tempatku saat ini.
Entah apa yang terjadi tapi ida nampak memasang wajah yang sangat marah dan pak sami langsung bersiap dengan kuda - kuda siaganya.
"ada apa da??" tanyaku bingung.
"Dia ada disini" ujar ida dengan nada bergetar.
"©\€™[>€~€^¬>[¢¢{€\\[~[¿¿¡¦§<[®[>" ujar pak sami dengan bahasa yang tidak kumengerti. Tapi jika kudengar dari nada bicaranya aku tau pasti dia berbicara dengan seseorang atau lebih tepatnya sesuatu.
JJJDDDUUUUUUUMMMMMM.. JJJDDUUUUUUMMMMM.. JJJDDUUUUMMM..
tiga kali guncangan terjadi besar seperti sesuatu yang sangat dan teramat besar menghantam bumi hingga aku tepental ke udara setinggi beberapa senti setiap dentumanya.
"gila.. Apa - apaan ini?? Dikalimantan mana ada gempa??" gumaku dalam hati sambil membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya karena getaran barusan pasti dari sesuatu yang tidak beres atau mungkin terlalu beres??
"bukan gempa" ujar ida sambil menunjuk ke arah pangkal pohon yang tumbang tadi.
Dari kegelapan muncul seorang yang berpakaian sangat mirip dengan pak sami dan hanya berbeda jika bulu yang tersemat di kepala pak sami jauh lebih besar. Tapi sepertinya aku sangat tidak asing dengan orang itu. Tidak bukan hanya satu. Dua. Tiga. Empat. Mereka ada sekitar belasan atau bahkan puluhan orang dan membawa senjata perang lengkap. Ada apa ini?? Tapi aku benar - benar mengenal salah satu dari orang itu tapi endah dimana dan siapa dia.
"Da.. Bawa indra mundur" ujar pak sami dengan bahasa yang sedikit dapat kumengerti.
ida menarikku beberapa meter ke belakang pak sami. Orang - orang itu kemudian berbincang dengan pak sami dengan bahasa yang tidak dapat kumengerti sama sekali. Aku mencoba menengok ida tapi ida langsung mendekatkan jari telunjuk ke mulutnya yang menandakan aku harus diam.
"kalo mereka tau kamu tadi nyerang bapak kamu dalam bahaya ndra" ujar suara ida yang tiba - tiba berbicara di kepalaku.
Sontak aku tertegun mendengarnya dan langsung melotot ke arah ida.
"inikah yang dimaksud pak sami dengan perang?" ujarku dalam hati.
whhhuuuuuusssssss.. Krekkkk
Dari kegelapan di arah yang lain tiba - tiba muncul seorang lagi yang berpakaian seperti pak sami. Orang ini yang kukenal sebagai roy dan pernah kutemui saat aku dihutan dulu. Tapi membuatku terperangah adalah sosok yang mengikuti di belakangnya.
"Bu Ning??" ujarku Lirih melihat bu ning berjalan mengikuti roy.
Ya. Dia berjalan dengan tubuh yang Lengkap dan bukan dengan wujud jeroan mengerikan yang selama ini muncul dihadapanku. Dan itu berarti selama ini dia belum mati?? Dan pengelihatanku saat dirumah pak yudi benar - benar salah atau sengaja dibuat salah. Kini perkataan mbak endah terngiang di pikiranku jika aku akan segera bertemu dengan bu ning.
tanpa kusadari tapi entah sejak kapan aku sudang menggenggam erat tangan ida. Dan ida pun melakukan hal yang sama.
"Orang yang sudah dapat perlindungan Sang" ujar ida di dalam pikiranku.
"iya.. Aku kenal dia" jawabku.
Sejenak ida mengengok ke arahku. Mungkin dia bingung jika aku bisa menjawabnya.
"jangan buat masalah" ujar ida. Tapi kini dengan suara yang sangat pelan dan kujawab dengan anggukan.
Bu ning melihat ke arahku dan tersenyum kecil. Senyum yang penuh arti. Tapi saat ini aku mengartikan senyum itu sebagai kata "aku akan membunuhmu".
Pak sami dan beberapa orang yang muncul dari kegelapan tadi kembali berbicara dengan bahasa yang tidak kumengerti. Aaaaakkkhh.. Andai saja aku punya alat penerjemah doraemon. Saat iniAku benar - benar ingin tau apa yang mereka bicarakan.
Beberapa saat kemudian dari arah belakangku terdengar suara langkah beberapa orang dan saat kutengok ternyata dibelakangku dan ida kini telah berdiri delapan orang laki - laki yang pernah kulihat di perkampungan pak sami dulu dan seorang lagi.
Seorang lagi adalah nenek tua yang pernah muncul dihadapanku dulu. Seorang nenek yang mengeluarkan darah dari mulutnya dan menetes mengenai balutan pakaian di tubuhnya yang kusangka saat itu adalah corak pakaianya. Dan itu berarti dia adalah manusia dan bukan mahluk halus penunggu hutan seperti perkiraanku dulu. Tapi bedanya kini dia tidak mengeluarkan darah dari mulutnya dan yang pakaianya bernoda darah adalah aku.
"ayo ndra" ujar ida yang kemudian menarikku untuk berdiri.
"ii.. iya" jawabku gagap. "ini perang da??" tanyaku dalam pikiran ida.
ida hanya menggelengkan kepalanya yang aku benar - benar tidak mengerti maksudnya. Apakah bukan?? Atau tidak tau?? Aku benar - benar seperti terjebak disebuah persidangan dan akj adalah tersangka utamanya.
"&_++_&|[{¢¢€\>]¦]|;®©}[|¦]^]¦¬]|" ujar pak sami dengan nada sedikit tinggi.
Sreeeeg.. SttriiingSeketika itu pula para laki - laki dibelakangku mengeluarkan senjata mereka yang sebelumnya tersarungkan dengan rapih.
DEG
Aku benar - benar terkejut saat mengetahui reaksi dari para laki - laki yang ada di belakangku. Karena dengan reaksi seperti itu sepertinya apapun yang dikatakan oleh pak sami barusan artinya pasti tidak baik.
"DA.. ¥{÷€}\`¢€\€\<[|<>]^€=+(+/+=$/¦]~¿" ujar pak sami dengan sedikit berteriak.
"}[|[>¬¬¢|€>¿ pak" Jawab ida ya g langsung Berlari dengan menarik tanganku.
"Eh Daaaa.. Tungggu.. Kenapa??" Tanyaku bingung pada ida yang menarikku dengan sekuat tenaganya.
"AAAYOOO NDRAAA.. KITA LARI DARI SINI.. KITA DISURUH BAPAK PERGI..!!" ujar ida terengah - engah dengan mengeluarkan air mata dan tak dapat menyembunyikan tangisnya.
Aku melihat ke belakang dan para laki - laki yang berada di belakangku tadi seperti menutupi tempat kami berlari dari orang - orang yang ada di depan mereka.
Whuuussssssssss
Tiba - tiba kabut putih menyelimutiku yang sedang ditarik oleh ida dan kami seperti berlari ditengah kepulan asap yang sangat tebal hingga tak lama kemudian asap perlahan mulai menghilang dan digantikan olah pekarangan depan sebuah rumah.
Sebuah rumah yang kukenali dan sudah lama sekali aku tidak mengunjungi tempat ini. ini adalah halaman depan rumah ida.
"kita mau kemana da??" tanyaku dengan mengatur nafas sehabis berlari atau aku lebih suka jika menyebutnya seperti Uperet yang ada di Film Harry Potter.
"engga tau.. Pokoknya kita pergi dari sini.. Aku ambil baju dulu ndra.. Bantuin aku biar cepet" ujar ida yang langsung masuk kedalam rumah sambil tetap menarikku hingga ke kamarnya.
ida mengeluarkan tas yang cukup besar yang berwarna Pink dan memasukkan beberapa helai Baju ke tas itu.
"da.. Jelasin ke aku.. Kenapa kita lari?? Kenapa kamu bungkusin baju gitu?? Trus apa yang sebenernya terjadi disana??" ujarku pada ida yang sedang sibuk dengan tas Pink besarnya.
"Ga ada waktu.. Aku jelasin di Jalan ya" ujarnya tanpa menengok ke arahku.
"Kitaaa Maauuu Keeemaaanaaa??" ujarku dengan sedikit berteriak.
"udah.. Ayok kita pergi" ujar ida tanpa mempedulikan pertanyaanku dan langsung menarik Tanganku dengan kuat.
"apa - apaan sih ini da??" tanyaku dengan membentak ida yang terus menarik tanganku.
"DIEEEM!! Kita lari sekarang.. Kita buat awal yang baru.. Kita nikah disana.." ujar ida sambil tetap menarik tangaku di dalam kabut putih tebal yang menyelimuti kami.
"Hah?? TUNGGU!!" bentakku pada ida dengan melepaskan tanganku dari tarikanya.
Perlahan kabut disekitarku menghilang dan kami masih tetap ada di rumah ida.
"Kenapa ndra?? Kamu Ga mau nikah sama aku??" ujar ida dengan tertunduk sambil menangis.
symoel08 dan 21 lainnya memberi reputasi
20