Antara jalinan pertemanan yg baru & Dia yg tumbang...



“Mas, saya dan teman teman kesini mau menyampaikan permintaan maaf sekali lagi kepada mas dan mbak karena kesalahan yang sudah kami lakukan pada Pak Jo, dan ini kami ingin nitipin sesuatu kepada putri mas, oh iya mbak kami juga sudah bertemu Pak Jo dan juga sudah ke rumahnya untuk meminta maaf kepada beliau, untuk jumlah nasi goreng yang sudah kami makan dengan ngompasin beliau juga sudah kami ganti dengan sejumlah uang Mbak”. Kata frans bersamaan menyerahkan bungkusan kepadaku sambil tersenyum.

“Hlo.....” Aku terbengong bengong menerima bungkusan yang diberikan frans.

“Koq malah jadi ngrepotin sih frans” kata istriku dengan keheranan.

“Enggak koq mbak. Maaf baru sekarang bisa kesininya, habis nunggu temen temen ngumpulin duit buat beli ini dan mengganti uangnya Pak Jo” kata frans sambil melihat kebelakang ke arah temen temennya yang terlihat mengangguk dan tersenyum juga.

“Besok lagi jangan ngulangin lagi ya Frans, apalagi kalian khan mahasiswa, harus menjadi contoh yang baik baik bagi lingkungan sekitar kalian, sebaik baiknya manusia adalah menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesamanya” kata istriku kepada Frans dan temen temennya.

“Iya mbak kami sudah menyesal dan tidak akan mengulangi kesalahan yg kemaren lagi mbak” jawab frans dengan anggukan dan senyuman yang tidak dibuat buat.

“Makasih ya frans, harusnya ga usah seperti ini donk, kalian khan mahaiswa kasihan ntar uang jajan kalian malah berkurang” kata istriku lagi kepada frans dan temen temennya.

“Enggak koq mbak, mmm putrinya mana mbak koq tidak kelihatan ” tanya frans kepada istriku

“Tuh udah didalam mobil, coba aku ajak kesini” jawab istriku sambil berjalan ke arah pintu mobil.

“Ehhh dedeknya bobo frans” kata istriku setelah membuka mobil dan melihat gadis kecilku ternyata bobo didalam mobil yang mesinnya sudah aku nyalakan dari tadi.

“Ya sudah mbak kapan kapan saja kami kesini lagi, lagipula mbak dan mas mau pergi juga khan?” kata frans dengan logat daerahnya yang khas.

“iya nih frans, kami mau ada acara ke tegal” jawabku dengan tersenyum.

“Ya sudah kami pamit dulu mas dan mbak, hati hati dijalan, salam untuk putrinya ya” kata frans sambil menyalami kami dan masih dengan mencium punggung tangan kami diikuti temen temennya yang lain.

Sekitar jam 20.30 kami sudah sampai di hotel dimana kami menginap, setelah melakukan proses check in pada hotel yang sudah aku pesen jauh jauh hari sebelumnya, kami segera menuju kamar hotel diantar seorang room boy yang membantu membawakan tas kami ke kamar hotel sambil aku menggendong gadis kecilku yang terlelap, iya dede' sudah bobo lagi saat sudah memasuki kota tegal setelah asik bermain dengan boneka koala besar yang tadi dibelikan oleh frans dan temen temennya saat kerumah siang tadi. Terlihat laras dengan cepat menyusuri ruangan yang ada di dalam kamar kami setelah kami sudah berada dikamar.

“Aman Masku,,,” kata laras sambil tersenyum kepadaku dan melayang mendekati dede' dan duduk tepat di samping kiri gadis kecilku yang sudah aku baringkan di atas bed pada sisi tengahnya supaya saat dedek bergerak saat masih bobo' tidak mudah jatoh kebawah.

Aku yang sekarang sudah berdiri di pinggir jendela blok sambil melihat kerlip kerlip indahnya kota Tegal di malam hari dari lantai 3 hotel ini hanya menganggukan kepalaku sambil tersenyum menanggapi pernyataan laras barusan, sedangkam istriku masih sibuk mengeluarkan pakaian dan perlengkapan yang kami bawa dari dalam tas dan dususun di almari dan meja kamar.

“syg laper gak? Aku mau pesen makan neeh” tanyaku kepada istriku yang sudah menutup almari kamar hotel dan berjalan menuju sofa dan merebahkan diri disana.

“eh iya sayang sekalian pesenin ya, apa aja deh asal yg seger seger yach” Jawab istriku sambil memencet remote tv.

“Halo...mba' saya dari room 8 mau pesen makan nih, menu yang special hari ini apa yach mb ? .............. ya udah pesen itu aja deh, pesen dua porsi yach, trus minumnya jeruk nipis anget 2 yach mb …..................... ok mb makasih” kataku saat memesan makan kepada waiters hotel.

“Syg mandi dulu gih biar seger badannya ntr gantian, aku mo rokok dulu bentar” kataku pada istriku yang sedang asyik nonton tv.

“eeeehhhhh jangan rokok dulu ih syg, dah yukk mandi dulu” jawab istriku yang langsung menoleh dan berjalan kearahku kemudian menggandeng tanganku dan menariknya untuk menuju ke bathroom bersamanya, sesaat sebelum masuk ke bathrooom, ibu negara menolehkan wajahnya ke arahku.

“Syggggg, mandi bareng yach....” kata istriku dengan suara yg lirih sedikit mendesah bernada menggoda sambil menggigit bibir bawahnya dan disusul menggigit jari telunjuknya kemudian.
“ii.. iya sayang” jawabku sedikit grogi karena bahasa tubuh Ibu negara yang ish..ish... kodenyaaa bikin ga kuattt......

“Uhhhhhhhhhhh, uhhhhhhh terussssss syg ssssss” erang ibu negara pelan dengan mata yang terpejam sambil menggigit lengan tangan kananku lembut.

“Syg sambil duduk dicloset yach” bisikku kepadanya, dan segera dibalas anggukan oleh Ibu Negara.

“Masukkin syg....” pintaku kepada Ibu Negara saat aku sudah dalam posisi duduk di closet sedangkan Ibu negara juga sudah memposisikan diri diatasku dan dengan berlahan mulai memasukkan....

“Prangggggggggg, klontanggggggg......” ehhh apa itu syg, istriku meloncat mundur dan aku pun terperanjat kaget karena terdengar ada suara keras seperti benda pecah yang terjatuh yang sepertinya berada dalam kamar ini.

Aku segera menyambar handuk dan melilitkan di badanku sambil berjalan cepat keluar dari dalam toilet disusul oleh istriku yang sudah ada dibelakangku sambil memegangi lengan tanganku,

“Dede' masih bobo' tuh syg, trus suara apa ya syg?” kataku kepada istriku saat melihat gedis kecilku masih tertidur pulas sambil memeluk kittynya.

“Laras kemana ya syg? Koq ceroboh banget sih kamar ditinggal gini” kataku lagi kepada istriku.

“ehhh syg pintunya kebuka..!!” teriak istriku panik sambil tangannya menarik keras lengan tanganku karena panik.

“Cek dompet dan tas syg, cepet ” pintaku ke istriku karena aku khawatir ada orang asing yang masuk ke kamar ini dan mengambil sesuatu punya kami sambil berjalan menuju pintu kamar yang sudah terbuka yang daun pintunya mengarah masuk ke dalam kamar.

“Hla ini kenapa” kataku terperanjat dan terkejut begitu berada tepat di pintu masuk kamar terlihat seorang laki laki muda dengan pakain seragam hotel sudah tergeletak dengan posisi terlentang, terlihat ceceran nasi, sayur, lauk dan minuman yang sepertinya aku pesan sudah tumpah berhamburan di lorong kamar hotel, dengan piring dan gelas yang sudah pecah semua.

“semua ada dan utuh syg” teriak istriku tidak begitu keras kepadaku dari arah belakang.

“yang ga utuh ini nih sayang” balasku kepada istriku sambil menempelkan jari telunjukku di depan hidung mas masnya,

“Alhamdulillah masih hidup” kataku dalam hati.

“Hah....mas masnya kenapa itu syg?” tanya istriku dengan ekspresi terkaget kaget setelah berdiri juga di ambang pintu kamar

“Sepertinya pingsan syg dia” kataku kepada istriku

Aku kemudian berdiri sambil memandang istriku yang masih meggunakan handuk yang dililitkan pada tubuhnya yang terlihat putih bersih, dengan reflex secara bersamaan kami berteriak

“Larassssssssssss”.........