- Beranda
- Stories from the Heart
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
...
TS
juraganpengki
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE(CHAPTER 2)

Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..
Prolog
Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...
Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...
Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)

Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..
Prolog
Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...
Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...
Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)
Diubah oleh juraganpengki 27-12-2017 11:17
regmekujo dan 47 lainnya memberi reputasi
48
1.1M
4K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#2563
Alas Roban Bikin Kapok...
“Alas Roban..” Gumam gw dalam hati sambil menelan ludah..
Gw tidak menyangka Sekar memilih Alas Roban sebagai tempat untuk membuat Reno jera.. Gw tahu betul tingkat keangkeran hutan yang dipenuhi pohon jati berukuran besar dari banyak cerita.. Bahkan gw pernah mendengar bahwa ada perkampungan siluman yang terdapat di inti hutan tersebut..
“Dimana persis nya kau tinggalkan pemuda itu, Sekar?” Tanya gw ke arah Jin Penjaga yang saat ini sedang menatap tajam ke arah depan..
“Cepat gunakan Ilmu Lari Cepat mu, Kang Mas, dan berlarilah sejauh lima ratus meter ke depan.. Aku tidak bisa mengantarkan mu lebih jauh lagi.. Penguasa gaib hutan ini melarang ku memasuki kawasannya dua kali.. Sinar merah di atas tanah itu adalah batas paling jauh bagi ku untuk memasuki wilayah ini” Ucap Sekar yang terhenti seiring ratusan cahaya merah mulai menyorot dari gelapnya di dalam hutan..
Gw mulai merasakan banyak sekali aura hitam cukup kuat dari mahluk halus yang mulai muncul.. Pandangan gw beredar ke sekeliling arah yang di penuhi ratusan pasang cahaya merah, seperti ratusan pasang mata yang sedang mengawasi kami.. Ini jauh berbeda dengan pengalaman gw bertempur melawan ribuan Jin pasukan Raja Siluman.. Aura hitam yang terasa disini hampir semuanya kuat..
“Aku tinggalkan pemuda tadi di depan sana, setelah penguasa hutan ini mengizinkan, meski hanya satu kali.. Segeralah kau jemput pemuda itu, karena akan terjadi sesuatu yang membahayakan nyawanya, Kang Mas..Pesan ku, terus lah membaca ayat kursi dan mohon perlindungan Allah SWT, Kang Mas, dan kau harus menekan Hawa Panas Pedang Jagat Samudera, agar tidak disangka menantang penghuni kawasan hutan ini.. Satu lagi, kang Mas.. Waktu mu hanya lima kali tarikan nafas didalam sana ” Ucap Sekar yang terus menatap ke depan..
Gw sempat bingung mendengar ucapan akhir Sekar, tentang lima tarikan nafas.. Tapi tidak ada waktu untuk menanyakan hal tersebut kepada nya.. Mungkin yang dimaksud Sekar adalah, gw hanya boleh menarik nafas sebanyak lima kali jika berada didalam sana..
Gw mulai berjalan mendekati sinar merah seperti garis yang memanjang tanpa terlihat ujungnya satu sama lain.. Tanpa gw sadari, satu kaki gw sudah melangkah masuk ke dalam garis berupa sinar merah tersebut, seiring satu tarikan nafas yang gw ambil..
“Kau sudah membuang satu kesempatan tarikan nafas mu dengan percuma, Kang Mas.. Kini kesempatan mu bernafas hanya tinggal empat lagi yang tersisa” Ucap Sekar dengan kedua mata melotot ke arah gw..
Gw cukup terhenyak mendengar ucapan Sekar barusan, terlebih karena intimidasi matanya yang mempelototi kebodohan gw.. Tanpa banyak cakap, gw langsung menggunakan Ilmu Lari Cepat yang disarankan oleh Sekar..
Sepanjang pelarian, ratusan atau mungkin ribuan penampakan sosok gaib dengan penampilan sangat-sangat menyeramkan, terlihat oleh pandangan mata gw.. Bahkan mereka tetap muncul meski gw sudah menutup mata batin..
Tapi tak satupun dari ribuan sosok gaib tersebut, yang mencoba untuk menghadang maupun menghalangi gw, karena lantunan Ayat Kursi terus gw lafalkan dalam hati.. .
Akhirnya gw tiba di tempat Reno berada.. Satu tarikan nafas kembali gw lakukan, karena sedikit lelah.. Bahu gw perlahan menghangat, seiring mendekatnya sosok-sosok menyeramkan tersebut, dengan semua mata yang menyorot tajam..
Gw teringat pesan Sekar, beberapa saat yang lalu.. Dalam hati, gw meminta Pedang Sakti pemberian Ki Suta untuk menekan hawanya, agar tidak menyiratkan sebuah tantangan.. Perlahan, bahu gw kembali mengeluarkan hangat layaknya bahu manusia biasa..
Tatapan gw nanar melihat sosok Reno sedang meringkuk diatas tumpukan daun jati kering, dengan wajah seputih kain kafan dengan kedua mata mendelik.. Tubuhnya nampak menggigil seperti kedinginan.. Sebuah rasa tidak tega mulai muncul dalam batin gw, melihat keadaan Reno yang cukup menyedihkan..
Puluhan mahluk halus mengelilingi pagar gaib buatan Sekar, namun tidak mampu untuk menembusnya.. Lalu mereka semua menoleh ke arah gw, diikuti kawanan lain yang melayang mendekat, sambil mengeluarkan suara mendesis seperti mengancam..
Dengan terus membaca Ayat Kursi, gw mencoba berjalan menembus kerumunan mahluk gaib, yang hampir semuanya mendesis sambil melayang mundur seolah memberikan jalan, saat gw melewati mereka..
Awalnya gw berniat menggendong Reno, namun karena melihat celana yang dikenakan musuh gw itu nampak basah, yang gw yakin karena air kencing, gw mengurungkan niat tersebut.. Lalu, dengan cepat, gw menarik tubuh Reno agar berdiri kemudian meletakkan tangan kanan nya di bahu kiri..
Satu tarikan nafas terpaksa gw ambil guna mempersiapkan diri untuk kembali menggunakan Ilmu Lari Cepat, tinggal dua kesempatan lagi yang tersisa untuk gw bernafas.. Dengan mengerahkan tanaga dalam ke arah kedua kaki, gw mengucap Basmallah dan menguatkan pegangan tangan kanan gw di pinggang Reno, dan tangan kiri gw yang memegang kuat tangan pemuda itu diatas bahu kiri, lalu mulai mengambil ancang-ancang..
WUSSS!!!
Suara angin yang tercipta dari gerakan lari gw yang sangat cepat, menerbangkan daun-daun jati kering yang terlewati oleh gw.. Sementara Reno masih terlihat menatap nanar ke beberapa arah..
Tiba-tiba, pandangan gw membentur sosok Rangga yang sedang melambaikan tangan sambil tersenyum.. Seketika gw berhenti dan tertegun menatap Rangga yang mulai berjalan mendekat.. Bahkan gw sempat tersenyum dan berjalan seperti menyambut sosok mendiang saudara gw itu..
Tak terasa, dua kali tarikan nafas gw ambil saat tertegun melihat sosok Rangga.. Habis sudah kesempatan gw untuk bisa menghirup udara di dalam hutan ini.. Reno yang masih merapat disebelah kanan gw, terdengar meracau dengan tubuh yang kembali bergetar ketakutan....
“Kang Mas, cepat kembali.. Sosok itu bukan saudara mu” Ucap Sekar dalam batin gw yang langsung membuat gw tercekat sadar..
Tanpa sengaja, gw menarik nafas satu kali.. Kemudian kembali bersiap menggunakan Ilmu Lari Cepat, sembari menggendong Reno yang terus terdiam.. Tiba-tiba hawa bahu gw langsung memanas, tanda sebuah ancaman sedang menuju ke arah gw dengan cepat..
Gw merasakan hawa hitam yang jauh lebih kuat, seiring munculnya bola api raksasa yang berubah-ubah warna nya dari kuning, merah dan biru, sedang melesat cepat ke arah gw dan Reno..
“Jangan coba-cona menarik nafas kembali, Cah Bagus” Suara Jin Penjaga nya Reinata tiba-tiba terdengar di batin gw, meski sosoknya belum terlihat..
Tanpa pikir panjang, gw langsung menggunakan Ilmu Lari Cepat kembali dengan mengerahkan setengah tenaga dalam, untuk menghindari serangan bola api raksasa tersebur.. Tapi, semakin cepat gw berlari, bola api itu nampak semakin cepat pula mengejar dibelakang.
Pandangan gw mulai melihat sinar merah sebagai garis pembatas, sudah berada dijarak seratus meter.. Namun.dada gw terasa seperti ingin meledak, seiring gerakan lari gw yang berangsur-angsur melambat, hingga..
BRUKK!!!
Gw terjatuh berguling-guling diatas tanah bersama Reno.. Dengan cepat gw bangkit dan menoleh ke arah bola api raksasa yang sudah semakin dekat.. Sementara, Reno sudah menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan..
Entah sudah berapa kali tarikan nafas yang gw ambil akibat terjatuh barusan.. Melihat posisi kami berdua sedang berada dalam sebuah situasi mengancam nyawa, gw berniat mengeluarkan Pedang Jagat Samudera.. Mendadak sebuah sinar putih melesat dari arah belakang gw dan Reno, lalu menabrak bola api raksasa tersebut..
DUARRR!!!
Suara ledakan dahsyat terdengar diiringi kobaran api yang keluar dari beradunya sinar putih dan bola api raksasa.. Gw bahkan sampai terdorong satu tombak ke belakang, sementara Reno jatuh kembali terguling-guling di tanah..
Sinar putih tersebut kembali melesat ke belakang, setelah berhasil menghancurkan bola api raksasa tadi menjadi pecahan nyala api berukuran kecil dan sedang.. Namun, gw terpaksa menelan ludah begitu pecahan api tersebut nampak menyatu satu sama lain dengan cepat
Tiba-tiba, sesuatu terasa membelit tubuh gw.. Pandangan gw langsung tertuju ke arah Reno yang juga terbelit oleh sebuah selendang emas.. Gw tersenyum melihat dua selendang itu yang sama-sama sudah membelit tubuh kami..
Tapi, seketika senyuman gw lenyap berganti dengan menciutnya nyali, begitu bola api raksasa kembali muncul, bahkan kali ini sudah semakin besar ukurannya, dan langsung melesat secepat kilat ke arah gw dan Reno.. Mendadak, tubuh gw dan Reno tertarik sangat cepat ke belakang dan jatuh menghantam tanah keras, persis di depan garis pembatas berupa sinar berwarna merah..
Pandangan gw nanar menatap ke arah bola api raksasa yang warna nya tetap biru, tak lagi berubah-ubah.. Bola api tersebut nampak melayang-layang dibelakang garis pembatas berupa sinar merah untuk beberapa saat, lalu melesat kembali masuk ke dalam gelapnya Hutan Alas Roban..
Sesaat, gw tersenyum melihat Jin penjaga nya Reinata sudah melayang disebelah gw, sambil menatap tajam ke arah melesat nya bola api raksasa tadi.. Tiba-tiba..
TUKK!!!
Suara pukulan kepala tongkat putih milik Jin Penjaganya Reinata, terasa cukup sakit di atas kepala gw..
“Bodoh! Ceroboh! Terlalu menganggap remeh!” Ucap beliau sambil menatap gw dengan tatapan yang mampu membuat nyali gw kembali menciut...
“Maafkan aku, Eyang.. Aku tidak menyangka semua nya akan seperti ini” Kata gw dengan wajah tertunduk,sambil mencoba berdiri, setelah Sekar melepaskan belitan selengang emasnya..
“Seharusnya aku mencegah mu.. Kau tidak tahu dengan siapa kau berurusan didalam sana, Cah Edan” Maki Kakek Tua tersebut yang hanya di tanggapi oleh anggukan kepala gw yang masih tertunduk tak berani menatapnya..
“Lekas lah kau pulang dan jangan lakukan hal bodoh seperti tadi.. Nanti aku akan menemui mu untuk membicarakan sesuatu” Ucap Jin Penjaga nya Reinata, yang kemudian langsung menghilang tanpa bekas..
“Maafkan aku, Kang Mas” Kata Sekar sambil melayang menghampiri gw yang sedang berusaha memapah Reno kembali..
“Sudahlah Sekar, cepat kembalikan kami ke rumah ku sekarang” Pinta gw yang langsung dibalas dengan anggukan kepala nya, begitu tiba di hadapan Jin Penjaga gw itu..
Gw sempat menatap ke arah gelapnya Hutan Alas Roban untuk sejenak, lalu memejamkan kedua mata kembali saat Sekar mulai memegang bahu.. Saat membuka mata, gw sudah berada lagi di rumah, persis nya di pekarangan..
Tanpa pikir panjang, gw segera menurunkan Reno.. Tiba-tiba pemuda itu jatuh karena lemas dan langsung memuntahkan isi perut nya sebanyak dua kali.. Gw pegang dahi Reno dan terkejut saat merasakan panas di keningnya..
“Bisakah kau pulihkan pemuda ini, Sekar?” Tanya gw seraya melirik ke arah Sekar..
Jin Penjaga gw itu mengangguk, lalu berjongkok dan menempelkan telunjuk tangan kanannya tepat ditengah kening Reno.. Sekepulan asap hitam, mendadak tersedot keluar dari pusat kening pemuda itu dan membuat ujung jari telunjuk Sekar menghitam..
“WUSS..” Suara tiupan dari mulut Sekar ke arah jari telunjuknya, langsung membuyarkan asap hitam yang sempat terserap diujung jari, lalu perlahan menghilang..
“Pemuda itu hanya terpengaruh aura dari ribuan mahluk halus disana, Kang Mas.. Terlebih karena dia juga tidak memejamkan kedua mata saat aku memindahkan kalian kesini.. Dengan kata lain, tubuh nya tidak sedang sakit” Ucap Sekar yang membuat perasaan gw sedikit lega..
Perlahan, Reno bangun dari atas tanah di pekarangan rumah gw.. Untuk sesaat, pemuda itu menatap ke sekeliling dengan pandangan nanar, seperti mencoba meyakinkan dirinya bahwa ia sudah tidak lagi berada di hutan Alas Roban.. Begitu pandangannya membentur sosok gw yang berdiri di hadapannya, Reno langsung memeluk kedua kaki gw sambil menangis..
“Maafin gw, Mam.. Gw bener-bener nyesel udah lakuin semuanya ke lu.. Tolong jangan suruh Jin Penjaga lu membuang gw di hutan itu lagi” Kata Reno yang masih terisak..
Untuk beberapa saat, gw terdiam memikirkan ucapannya.. Gw coba mempercayai tiap ucapan Reno yang terdengar seperti bersungguh-sungguh.. Akhirnya gw menarik nafas dalam-dalam, lalu memegang bahunya untuk berdiri..
“Gw harap ucapan lu bisa gw pegang, Ren” Kata gw untuk memastikan Reno tidak berbohong..
Sejenak, pemuda yang kedua matanya masih dibasahi airmata itu, menatap gw dengan tatapan serius..
“Gw janji, Mam.. Gw ga bakal ganggu hidup lu lagi.. Gw janji ga bakal ganggu hubungan lu sama Reinata.. Gw ga mau apa yang gw alami dihutan tadi harus terulang” Ucap Reno dengan wajah bersungguh-sungguh..
Gw tersenyum mendengar ucapannnya barusan.. Sepertinya, pengalaman buruk yang telah ia lewati di hutan Alas Roban, tidak akan mungkin bisa dilupakan seumur hidupnya.. Hal itu juga berlaku serupa bagi diri gw sendiri..
“Alas Roban..” Gumam gw dalam hati sambil menelan ludah..
Gw tidak menyangka Sekar memilih Alas Roban sebagai tempat untuk membuat Reno jera.. Gw tahu betul tingkat keangkeran hutan yang dipenuhi pohon jati berukuran besar dari banyak cerita.. Bahkan gw pernah mendengar bahwa ada perkampungan siluman yang terdapat di inti hutan tersebut..
“Dimana persis nya kau tinggalkan pemuda itu, Sekar?” Tanya gw ke arah Jin Penjaga yang saat ini sedang menatap tajam ke arah depan..
“Cepat gunakan Ilmu Lari Cepat mu, Kang Mas, dan berlarilah sejauh lima ratus meter ke depan.. Aku tidak bisa mengantarkan mu lebih jauh lagi.. Penguasa gaib hutan ini melarang ku memasuki kawasannya dua kali.. Sinar merah di atas tanah itu adalah batas paling jauh bagi ku untuk memasuki wilayah ini” Ucap Sekar yang terhenti seiring ratusan cahaya merah mulai menyorot dari gelapnya di dalam hutan..
Gw mulai merasakan banyak sekali aura hitam cukup kuat dari mahluk halus yang mulai muncul.. Pandangan gw beredar ke sekeliling arah yang di penuhi ratusan pasang cahaya merah, seperti ratusan pasang mata yang sedang mengawasi kami.. Ini jauh berbeda dengan pengalaman gw bertempur melawan ribuan Jin pasukan Raja Siluman.. Aura hitam yang terasa disini hampir semuanya kuat..
“Aku tinggalkan pemuda tadi di depan sana, setelah penguasa hutan ini mengizinkan, meski hanya satu kali.. Segeralah kau jemput pemuda itu, karena akan terjadi sesuatu yang membahayakan nyawanya, Kang Mas..Pesan ku, terus lah membaca ayat kursi dan mohon perlindungan Allah SWT, Kang Mas, dan kau harus menekan Hawa Panas Pedang Jagat Samudera, agar tidak disangka menantang penghuni kawasan hutan ini.. Satu lagi, kang Mas.. Waktu mu hanya lima kali tarikan nafas didalam sana ” Ucap Sekar yang terus menatap ke depan..
Gw sempat bingung mendengar ucapan akhir Sekar, tentang lima tarikan nafas.. Tapi tidak ada waktu untuk menanyakan hal tersebut kepada nya.. Mungkin yang dimaksud Sekar adalah, gw hanya boleh menarik nafas sebanyak lima kali jika berada didalam sana..
Gw mulai berjalan mendekati sinar merah seperti garis yang memanjang tanpa terlihat ujungnya satu sama lain.. Tanpa gw sadari, satu kaki gw sudah melangkah masuk ke dalam garis berupa sinar merah tersebut, seiring satu tarikan nafas yang gw ambil..
“Kau sudah membuang satu kesempatan tarikan nafas mu dengan percuma, Kang Mas.. Kini kesempatan mu bernafas hanya tinggal empat lagi yang tersisa” Ucap Sekar dengan kedua mata melotot ke arah gw..
Gw cukup terhenyak mendengar ucapan Sekar barusan, terlebih karena intimidasi matanya yang mempelototi kebodohan gw.. Tanpa banyak cakap, gw langsung menggunakan Ilmu Lari Cepat yang disarankan oleh Sekar..
Sepanjang pelarian, ratusan atau mungkin ribuan penampakan sosok gaib dengan penampilan sangat-sangat menyeramkan, terlihat oleh pandangan mata gw.. Bahkan mereka tetap muncul meski gw sudah menutup mata batin..
Tapi tak satupun dari ribuan sosok gaib tersebut, yang mencoba untuk menghadang maupun menghalangi gw, karena lantunan Ayat Kursi terus gw lafalkan dalam hati.. .
Akhirnya gw tiba di tempat Reno berada.. Satu tarikan nafas kembali gw lakukan, karena sedikit lelah.. Bahu gw perlahan menghangat, seiring mendekatnya sosok-sosok menyeramkan tersebut, dengan semua mata yang menyorot tajam..
Gw teringat pesan Sekar, beberapa saat yang lalu.. Dalam hati, gw meminta Pedang Sakti pemberian Ki Suta untuk menekan hawanya, agar tidak menyiratkan sebuah tantangan.. Perlahan, bahu gw kembali mengeluarkan hangat layaknya bahu manusia biasa..
Tatapan gw nanar melihat sosok Reno sedang meringkuk diatas tumpukan daun jati kering, dengan wajah seputih kain kafan dengan kedua mata mendelik.. Tubuhnya nampak menggigil seperti kedinginan.. Sebuah rasa tidak tega mulai muncul dalam batin gw, melihat keadaan Reno yang cukup menyedihkan..
Puluhan mahluk halus mengelilingi pagar gaib buatan Sekar, namun tidak mampu untuk menembusnya.. Lalu mereka semua menoleh ke arah gw, diikuti kawanan lain yang melayang mendekat, sambil mengeluarkan suara mendesis seperti mengancam..
Dengan terus membaca Ayat Kursi, gw mencoba berjalan menembus kerumunan mahluk gaib, yang hampir semuanya mendesis sambil melayang mundur seolah memberikan jalan, saat gw melewati mereka..
Awalnya gw berniat menggendong Reno, namun karena melihat celana yang dikenakan musuh gw itu nampak basah, yang gw yakin karena air kencing, gw mengurungkan niat tersebut.. Lalu, dengan cepat, gw menarik tubuh Reno agar berdiri kemudian meletakkan tangan kanan nya di bahu kiri..
Satu tarikan nafas terpaksa gw ambil guna mempersiapkan diri untuk kembali menggunakan Ilmu Lari Cepat, tinggal dua kesempatan lagi yang tersisa untuk gw bernafas.. Dengan mengerahkan tanaga dalam ke arah kedua kaki, gw mengucap Basmallah dan menguatkan pegangan tangan kanan gw di pinggang Reno, dan tangan kiri gw yang memegang kuat tangan pemuda itu diatas bahu kiri, lalu mulai mengambil ancang-ancang..
WUSSS!!!
Suara angin yang tercipta dari gerakan lari gw yang sangat cepat, menerbangkan daun-daun jati kering yang terlewati oleh gw.. Sementara Reno masih terlihat menatap nanar ke beberapa arah..
Tiba-tiba, pandangan gw membentur sosok Rangga yang sedang melambaikan tangan sambil tersenyum.. Seketika gw berhenti dan tertegun menatap Rangga yang mulai berjalan mendekat.. Bahkan gw sempat tersenyum dan berjalan seperti menyambut sosok mendiang saudara gw itu..
Tak terasa, dua kali tarikan nafas gw ambil saat tertegun melihat sosok Rangga.. Habis sudah kesempatan gw untuk bisa menghirup udara di dalam hutan ini.. Reno yang masih merapat disebelah kanan gw, terdengar meracau dengan tubuh yang kembali bergetar ketakutan....
“Kang Mas, cepat kembali.. Sosok itu bukan saudara mu” Ucap Sekar dalam batin gw yang langsung membuat gw tercekat sadar..
Tanpa sengaja, gw menarik nafas satu kali.. Kemudian kembali bersiap menggunakan Ilmu Lari Cepat, sembari menggendong Reno yang terus terdiam.. Tiba-tiba hawa bahu gw langsung memanas, tanda sebuah ancaman sedang menuju ke arah gw dengan cepat..
Gw merasakan hawa hitam yang jauh lebih kuat, seiring munculnya bola api raksasa yang berubah-ubah warna nya dari kuning, merah dan biru, sedang melesat cepat ke arah gw dan Reno..
“Jangan coba-cona menarik nafas kembali, Cah Bagus” Suara Jin Penjaga nya Reinata tiba-tiba terdengar di batin gw, meski sosoknya belum terlihat..
Tanpa pikir panjang, gw langsung menggunakan Ilmu Lari Cepat kembali dengan mengerahkan setengah tenaga dalam, untuk menghindari serangan bola api raksasa tersebur.. Tapi, semakin cepat gw berlari, bola api itu nampak semakin cepat pula mengejar dibelakang.
Pandangan gw mulai melihat sinar merah sebagai garis pembatas, sudah berada dijarak seratus meter.. Namun.dada gw terasa seperti ingin meledak, seiring gerakan lari gw yang berangsur-angsur melambat, hingga..
BRUKK!!!
Gw terjatuh berguling-guling diatas tanah bersama Reno.. Dengan cepat gw bangkit dan menoleh ke arah bola api raksasa yang sudah semakin dekat.. Sementara, Reno sudah menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan..
Entah sudah berapa kali tarikan nafas yang gw ambil akibat terjatuh barusan.. Melihat posisi kami berdua sedang berada dalam sebuah situasi mengancam nyawa, gw berniat mengeluarkan Pedang Jagat Samudera.. Mendadak sebuah sinar putih melesat dari arah belakang gw dan Reno, lalu menabrak bola api raksasa tersebut..
DUARRR!!!
Suara ledakan dahsyat terdengar diiringi kobaran api yang keluar dari beradunya sinar putih dan bola api raksasa.. Gw bahkan sampai terdorong satu tombak ke belakang, sementara Reno jatuh kembali terguling-guling di tanah..
Sinar putih tersebut kembali melesat ke belakang, setelah berhasil menghancurkan bola api raksasa tadi menjadi pecahan nyala api berukuran kecil dan sedang.. Namun, gw terpaksa menelan ludah begitu pecahan api tersebut nampak menyatu satu sama lain dengan cepat
Tiba-tiba, sesuatu terasa membelit tubuh gw.. Pandangan gw langsung tertuju ke arah Reno yang juga terbelit oleh sebuah selendang emas.. Gw tersenyum melihat dua selendang itu yang sama-sama sudah membelit tubuh kami..
Tapi, seketika senyuman gw lenyap berganti dengan menciutnya nyali, begitu bola api raksasa kembali muncul, bahkan kali ini sudah semakin besar ukurannya, dan langsung melesat secepat kilat ke arah gw dan Reno.. Mendadak, tubuh gw dan Reno tertarik sangat cepat ke belakang dan jatuh menghantam tanah keras, persis di depan garis pembatas berupa sinar berwarna merah..
Pandangan gw nanar menatap ke arah bola api raksasa yang warna nya tetap biru, tak lagi berubah-ubah.. Bola api tersebut nampak melayang-layang dibelakang garis pembatas berupa sinar merah untuk beberapa saat, lalu melesat kembali masuk ke dalam gelapnya Hutan Alas Roban..
Sesaat, gw tersenyum melihat Jin penjaga nya Reinata sudah melayang disebelah gw, sambil menatap tajam ke arah melesat nya bola api raksasa tadi.. Tiba-tiba..
TUKK!!!
Suara pukulan kepala tongkat putih milik Jin Penjaganya Reinata, terasa cukup sakit di atas kepala gw..
“Bodoh! Ceroboh! Terlalu menganggap remeh!” Ucap beliau sambil menatap gw dengan tatapan yang mampu membuat nyali gw kembali menciut...
“Maafkan aku, Eyang.. Aku tidak menyangka semua nya akan seperti ini” Kata gw dengan wajah tertunduk,sambil mencoba berdiri, setelah Sekar melepaskan belitan selengang emasnya..
“Seharusnya aku mencegah mu.. Kau tidak tahu dengan siapa kau berurusan didalam sana, Cah Edan” Maki Kakek Tua tersebut yang hanya di tanggapi oleh anggukan kepala gw yang masih tertunduk tak berani menatapnya..
“Lekas lah kau pulang dan jangan lakukan hal bodoh seperti tadi.. Nanti aku akan menemui mu untuk membicarakan sesuatu” Ucap Jin Penjaga nya Reinata, yang kemudian langsung menghilang tanpa bekas..
“Maafkan aku, Kang Mas” Kata Sekar sambil melayang menghampiri gw yang sedang berusaha memapah Reno kembali..
“Sudahlah Sekar, cepat kembalikan kami ke rumah ku sekarang” Pinta gw yang langsung dibalas dengan anggukan kepala nya, begitu tiba di hadapan Jin Penjaga gw itu..
Gw sempat menatap ke arah gelapnya Hutan Alas Roban untuk sejenak, lalu memejamkan kedua mata kembali saat Sekar mulai memegang bahu.. Saat membuka mata, gw sudah berada lagi di rumah, persis nya di pekarangan..
Tanpa pikir panjang, gw segera menurunkan Reno.. Tiba-tiba pemuda itu jatuh karena lemas dan langsung memuntahkan isi perut nya sebanyak dua kali.. Gw pegang dahi Reno dan terkejut saat merasakan panas di keningnya..
“Bisakah kau pulihkan pemuda ini, Sekar?” Tanya gw seraya melirik ke arah Sekar..
Jin Penjaga gw itu mengangguk, lalu berjongkok dan menempelkan telunjuk tangan kanannya tepat ditengah kening Reno.. Sekepulan asap hitam, mendadak tersedot keluar dari pusat kening pemuda itu dan membuat ujung jari telunjuk Sekar menghitam..
“WUSS..” Suara tiupan dari mulut Sekar ke arah jari telunjuknya, langsung membuyarkan asap hitam yang sempat terserap diujung jari, lalu perlahan menghilang..
“Pemuda itu hanya terpengaruh aura dari ribuan mahluk halus disana, Kang Mas.. Terlebih karena dia juga tidak memejamkan kedua mata saat aku memindahkan kalian kesini.. Dengan kata lain, tubuh nya tidak sedang sakit” Ucap Sekar yang membuat perasaan gw sedikit lega..
Perlahan, Reno bangun dari atas tanah di pekarangan rumah gw.. Untuk sesaat, pemuda itu menatap ke sekeliling dengan pandangan nanar, seperti mencoba meyakinkan dirinya bahwa ia sudah tidak lagi berada di hutan Alas Roban.. Begitu pandangannya membentur sosok gw yang berdiri di hadapannya, Reno langsung memeluk kedua kaki gw sambil menangis..
“Maafin gw, Mam.. Gw bener-bener nyesel udah lakuin semuanya ke lu.. Tolong jangan suruh Jin Penjaga lu membuang gw di hutan itu lagi” Kata Reno yang masih terisak..
Untuk beberapa saat, gw terdiam memikirkan ucapannya.. Gw coba mempercayai tiap ucapan Reno yang terdengar seperti bersungguh-sungguh.. Akhirnya gw menarik nafas dalam-dalam, lalu memegang bahunya untuk berdiri..
“Gw harap ucapan lu bisa gw pegang, Ren” Kata gw untuk memastikan Reno tidak berbohong..
Sejenak, pemuda yang kedua matanya masih dibasahi airmata itu, menatap gw dengan tatapan serius..
“Gw janji, Mam.. Gw ga bakal ganggu hidup lu lagi.. Gw janji ga bakal ganggu hubungan lu sama Reinata.. Gw ga mau apa yang gw alami dihutan tadi harus terulang” Ucap Reno dengan wajah bersungguh-sungguh..
Gw tersenyum mendengar ucapannnya barusan.. Sepertinya, pengalaman buruk yang telah ia lewati di hutan Alas Roban, tidak akan mungkin bisa dilupakan seumur hidupnya.. Hal itu juga berlaku serupa bagi diri gw sendiri..
sampeuk dan 11 lainnya memberi reputasi
12