- Beranda
- Stories from the Heart
Playboy baik hati
...
TS
kodoms
Playboy baik hati
Ini tulisan pertama yang ane publish disini
Semoga para agan dan sista tertarik dan mau membaca cerita ane, jadi mari kita mulai

Indeks
PROLOG
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
PROLOG
" Hey, ayo dong buruan nanti Bu diah keburu masuk kelas !! " Teriakan perempuan yg memecah sudut sekolah di pagi hari yang cerah .
" Cewek itu lagi ", keluh Dinand dalam hati dan membuat langkahnya terhenti .
Sudah beberapa hari ini semenjak kenaikan kelas dan masuknya murid baru yang telah melewati masa orientasi (MOS), Dinand selalu mendengar kegaduhan setiap melewati kelas X-2 yang di ciptakan oleh sosok perempuan yang bergaya tomboy,walaupun berparas manis dengan rambut panjang nya yang hitam sebahu,namun perilaku nya bertolak belakang dengan penampilan nya .
" Kalo kita gak gerak cepat,nanti gak bakal kita bisa lolos cabut pelajaran Bu Diah ",perempuan itu tampak kesal .
Sejurus kemudian perempuan itu berlari bersama teman-teman nya dan menuju ke arah kantin,tempat yang cukup aman untuk tidak mengikuti pelajaran karna jarang sekali guru yang pergi kesana .
" Padahal anak baru,jam pelajaran pertama sudah bolos", Dinand melihat jam tangan yg menghiasi tangannya .
Kesan yang buruk untuk junior yang di tunjukan kepada senior nya. Lalu Dinand kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas .
"Gawat, ada guru piket yang lihat kita" Risa sadar telah terpantau guru piket dan memerintahkan semua untuk lari kembali ke kelas .
" Aduh",Dinand tersentak saat tiba-tiba tubuhnya mendapat terjangan yang tak terduga .
" Maaf kak,gue buru buru gak ngelihat didepan ada orang ", perempuan itu meringis .
Dinand hanya menatap sinis orang yg menabrak nya . Ternyata perempuan yang membuat gaduh tadi yang menabrak Dinand,mata mereka berdua saling beradu berapi-api ,Tampak wajah ketakutan dari perempuan itu dan teman-temannya yang sadar bahwa mereka sedang menghindari masalah saat dikejar guru,malah kembali mendapatkan masalah dengan Senior . Beberapa detik saling tatap dengan penuh rasa kesal,akhirnya Dinand memilih meninggalkan mereka dan menepuk siku nya yang kotor saat terjatuh diterjang perempuan itu . Lalu menghilang di telan ujung lorong menuju kelas .
" Duh, gue ngeri sama kakak yang tadi,kayanya galak", bergetar suara perempuan itu saat bicara dengan temannya .
" Lagian sih lo lari tapi ga perhatiin jalan " keluh risa .
****
" Savira masitha " nama tersebut di panggil berulang kali oleh Bu Diah saat mengabsen murid di kelas,namun tak ada tanggapan .
"Gak ada Bu orang nya",sahut murid yg lain .
" Kemana dia,tidak masuk ?",tanya Bu Diah
" Masuk Bu,tapi sebelum ibu masuk mereka sudah keluar kelas dan gak ada laporan ke saya", ujar Wahyu selaku ketua kelas .
" Misi bu " suara berbisik yang keluar saat pintu di buka
"Kalian siapa,kenapa baru masuk kelas ?", Tanya Bu Diah heran .
" S-saya Vira bu,Savira " dan di sambung dengan sebutan nama Risa dan Nesta .
" Savira Masitha ?!", Tanya guru mencoba meyakinkan .
" Iya,b-bu.." jawab nya pucat .
"Kamu tahu waktu dan jam pelajaran dimulai jam berapa ?!" Tampak memerah wajah Bu Diah .
" Iya , tadi saya ga denger bel bu ", jawab vira cengengesan .
"Oh tidak dengar ya ?! Sekarang kalian keluar sampai pelajaran ibu selesai !! "
Perintah Bu Diah dengan nada tinggi .
Tidak perlu repot untuk kucing - kucingan lagi seperti nya dengan guru piket karna Vira dan teman-temannya sekarang di usir dan tidak boleh mengikuti pelajaran Matematika dari Bu Diah .
****
Tampang Dinand sedari tadi masuk kelas sudah tidak nikmat di pandang . Lalu Cilay,nama sebenarnya adalah Randi septian,entah dapat nama baru dari mana sehingga satu sekolah lebih mengenal Cilay ketimbang nama aslinya,yang memang teman akrab dari awal masuk ke sekolah Pelita Jakarta selain Adon yg juga teman karib Dinand , dia memberanikan diri untuk bertanya karena penasaran .
" Lo kenapa sih,masuk kelas muka lecek banget kaya kembalian kenek", tanya cilay cengingisan,
"Gini nih kalo tukang mainin cewek,pasti abis kegep", celetuk Adon dan di iringi suara tawa mereka berdua .
"Hey tenang,apa yg lucu ?!! " Suara Pak Hilman memecah tawa mereka .
" Mampus", Dinand pun tertawa kecil melihat wajah teman nya panik .
Tidak hilang akal,kali ini Cilay menendang pelan bangku Dinand untuk sekedar kepo .
" Jawab dodol,lo kenapa ?", Tanya Cilay penasaran .
"Ntar, istirahat gue ceritain ", jawab Dinand setengah berbisik .
Bel istirahat pun berbunyi,seperti angin surga yang berhembus di tengah kejenuhan siswa-siswi menghadapi pelajaran, Cilay pun bergegas mengajak Adon dan Dinand untuk ke kantin . Sesampainya di pintu kantin , Ada suara tak asing,suara bising yg rutin tiap pagi Dinand dengar .
"Bu,cepet dong bu baksonya,laper ini dari kemarin belom makan", suara perempuan itu paling dominan didalam kantin .
" Beli nasi padang woi kalo mao kenyang", "ye ga Don" Sindiran pun terlontar dari mulut Cilay seraya meminta bantuan Adon dan mereka berdua pun tertawa .
" Dasar rese ",ketus Savira .
" Dih cantik sih tapi jutek lay" jawab Adon sekenanya .
Lalu Dinand dan kawan nya duduk di meja yg memang biasa mereka duduki didalam kantin dengan menyantap bakso yang sudah di pesan .
Baru beberapa suap Dinand memakan bakso,Cilay dengan masih penasaran mencecar pertanyaan ke Dinand
" tadi kenapa sih lo nand ? Ketahuan lagi kalo lo mainin perempuan ?", Seru Cilay .
"Jangan ngaco lo,emang masalah perempuan tapi bukan ketahuan,sial lo", bantah Dinand .
"Ya terus ?!", Sambung Adon
" Tuh ", Sambil menunjuk ke arah savira
" Lah,urusannya apa ? Emang lo kenal dia? " Cilay dan Adon semakin penasaran.
" Pas gue mau balik dari toilet, cewek itu nabrak gue sampe jatoh ", jawab Dinand tampak emosi .
" Ya ampun lo baper banget Nand sampe ngambek segala", di sertai tawa dari Cilay dan Adon .
Entah angin dan setan dari mana yg merasuk kedalam tubuh Cilay, dia meneriaki Savira dari meja mereka yang jaraknya hanya 10 langkah dari meja Savira dan teman-temannya .
" Woi cewe" , semua orang yg ada di kantin pun bingung dibuat nya, " hey iya lo yang dipojok", Cilay mantap menunjuk savira,dan membuat savira tampak cemas .
" mampus nih, itu ada kakak yang gue tabrak tadi", gumam savira .
" Aduh Vir, gue jadi takut" pernyataan Nesta membuat Vira semakin pucat.
Lalu Savira berjalan tertatih di tengah murid yang memandangnya, menghampiri meja yg di kuasai Dinand dan kawan nya .
"K..kenapa kak ?" , Tanya Savira dengan nada lesu .
Lalu Cilay,Adon,dan Dinand hanya menatap Savira beberapa detik lalu Cilay dan Adon tertawa keras dan Dinand hanya tersenyum sinis tanpa bicara sepatah katapun kepada Savira .
"Cabut cabut yuk kekelas", Dinand pun mengajak teman temannya untuk kembali ke kelas dengan penuh tawa kemenangan .
"Sumpah ya gila tuh kakak kelas,gue malu setengah mati sampe pucet eh gue di ketawain gila gila !!" Cerocos Savira sesampainya di meja kelas .
" Kalo bukan senior, gue tonjok tuh yang tadi manggil gue !! ", Ketus Savira dengan nada emosi .
"Sabar vir sabar",
kedua temannya mencoba menenangkan Savira yang seperti mendapat hadiah bogem mentah didepan umum yang membuat muka nya malu karena menjadi tontonan murid lain .
****
Bel tanda pulang sekolah pun berbunyi,tanda penyemangat hidup kembali setelah bermalas malasan Dinand mendengar pelajaran, memang Dinand bukan anak yg menonjol untuk pelajaran,karna dia lebih dikenal cowo cool yang mudah berganti pacar, hanya itu yang membuat Dinand terkenal di Sekolah Pelita Jakarta .
"Suit suit cewek,minta nomer hape nya bisa kali" , godaan Murid kelas XII miskin harapan saat Savira ingin ke gerbang sekolah .
"Nanti kakak isiin pulsa yang ceban deh ", disambut dengan tawa anak anak lain.
Savira tampak malas dan mempercepat jalan nya,namun langkahnya tertahan oleh salah seorang senior yang menggodanya tadi .
"Buru - buru banget dek, tembus ya?", Lalu dia cengengesan dengan tampang buaya .
Wajah savira semakin pucat,ingin pergi dari tempat yang membuatnya tidak nyaman tapi tidak bisa karna ditahan .
" Wei sopan dikit lah sama perempuan,udah pada tua ga punya attitude banget ", terdengar suara dari balik badan murid yang menggoda Savira .
lalu semua menoleh ke sumber suara tersebut . Savira tertegun dan tidak menyangka karena suara itu adalah Dinand .
"Jangan caranya begitu,udah minggir lo semua jangan ganggu dia !!", Suara Dinand lantang mengusir .
Lalu sekumpulan murid masa depan suram ( madesu ) itu pun bubar dengan suara boo mengiringi .
" Makasih kak" , ucap Savira lirih .
Dinand pun hanya menatap tanpa berbicara,lalu pergi meninggalkan Savira .
Savira pulang sendiri naik angkot karena Risa dan Nesta membawa motor masing-masing .
Semoga para agan dan sista tertarik dan mau membaca cerita ane, jadi mari kita mulai


Indeks
PROLOG
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
PROLOG
" Hey, ayo dong buruan nanti Bu diah keburu masuk kelas !! " Teriakan perempuan yg memecah sudut sekolah di pagi hari yang cerah .
" Cewek itu lagi ", keluh Dinand dalam hati dan membuat langkahnya terhenti .
Sudah beberapa hari ini semenjak kenaikan kelas dan masuknya murid baru yang telah melewati masa orientasi (MOS), Dinand selalu mendengar kegaduhan setiap melewati kelas X-2 yang di ciptakan oleh sosok perempuan yang bergaya tomboy,walaupun berparas manis dengan rambut panjang nya yang hitam sebahu,namun perilaku nya bertolak belakang dengan penampilan nya .
" Kalo kita gak gerak cepat,nanti gak bakal kita bisa lolos cabut pelajaran Bu Diah ",perempuan itu tampak kesal .
Sejurus kemudian perempuan itu berlari bersama teman-teman nya dan menuju ke arah kantin,tempat yang cukup aman untuk tidak mengikuti pelajaran karna jarang sekali guru yang pergi kesana .
" Padahal anak baru,jam pelajaran pertama sudah bolos", Dinand melihat jam tangan yg menghiasi tangannya .
Kesan yang buruk untuk junior yang di tunjukan kepada senior nya. Lalu Dinand kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas .
"Gawat, ada guru piket yang lihat kita" Risa sadar telah terpantau guru piket dan memerintahkan semua untuk lari kembali ke kelas .
" Aduh",Dinand tersentak saat tiba-tiba tubuhnya mendapat terjangan yang tak terduga .
" Maaf kak,gue buru buru gak ngelihat didepan ada orang ", perempuan itu meringis .
Dinand hanya menatap sinis orang yg menabrak nya . Ternyata perempuan yang membuat gaduh tadi yang menabrak Dinand,mata mereka berdua saling beradu berapi-api ,Tampak wajah ketakutan dari perempuan itu dan teman-temannya yang sadar bahwa mereka sedang menghindari masalah saat dikejar guru,malah kembali mendapatkan masalah dengan Senior . Beberapa detik saling tatap dengan penuh rasa kesal,akhirnya Dinand memilih meninggalkan mereka dan menepuk siku nya yang kotor saat terjatuh diterjang perempuan itu . Lalu menghilang di telan ujung lorong menuju kelas .
" Duh, gue ngeri sama kakak yang tadi,kayanya galak", bergetar suara perempuan itu saat bicara dengan temannya .
" Lagian sih lo lari tapi ga perhatiin jalan " keluh risa .
****
" Savira masitha " nama tersebut di panggil berulang kali oleh Bu Diah saat mengabsen murid di kelas,namun tak ada tanggapan .
"Gak ada Bu orang nya",sahut murid yg lain .
" Kemana dia,tidak masuk ?",tanya Bu Diah
" Masuk Bu,tapi sebelum ibu masuk mereka sudah keluar kelas dan gak ada laporan ke saya", ujar Wahyu selaku ketua kelas .
" Misi bu " suara berbisik yang keluar saat pintu di buka
"Kalian siapa,kenapa baru masuk kelas ?", Tanya Bu Diah heran .
" S-saya Vira bu,Savira " dan di sambung dengan sebutan nama Risa dan Nesta .
" Savira Masitha ?!", Tanya guru mencoba meyakinkan .
" Iya,b-bu.." jawab nya pucat .
"Kamu tahu waktu dan jam pelajaran dimulai jam berapa ?!" Tampak memerah wajah Bu Diah .
" Iya , tadi saya ga denger bel bu ", jawab vira cengengesan .
"Oh tidak dengar ya ?! Sekarang kalian keluar sampai pelajaran ibu selesai !! "
Perintah Bu Diah dengan nada tinggi .
Tidak perlu repot untuk kucing - kucingan lagi seperti nya dengan guru piket karna Vira dan teman-temannya sekarang di usir dan tidak boleh mengikuti pelajaran Matematika dari Bu Diah .
****
Tampang Dinand sedari tadi masuk kelas sudah tidak nikmat di pandang . Lalu Cilay,nama sebenarnya adalah Randi septian,entah dapat nama baru dari mana sehingga satu sekolah lebih mengenal Cilay ketimbang nama aslinya,yang memang teman akrab dari awal masuk ke sekolah Pelita Jakarta selain Adon yg juga teman karib Dinand , dia memberanikan diri untuk bertanya karena penasaran .
" Lo kenapa sih,masuk kelas muka lecek banget kaya kembalian kenek", tanya cilay cengingisan,
"Gini nih kalo tukang mainin cewek,pasti abis kegep", celetuk Adon dan di iringi suara tawa mereka berdua .
"Hey tenang,apa yg lucu ?!! " Suara Pak Hilman memecah tawa mereka .
" Mampus", Dinand pun tertawa kecil melihat wajah teman nya panik .
Tidak hilang akal,kali ini Cilay menendang pelan bangku Dinand untuk sekedar kepo .
" Jawab dodol,lo kenapa ?", Tanya Cilay penasaran .
"Ntar, istirahat gue ceritain ", jawab Dinand setengah berbisik .
Bel istirahat pun berbunyi,seperti angin surga yang berhembus di tengah kejenuhan siswa-siswi menghadapi pelajaran, Cilay pun bergegas mengajak Adon dan Dinand untuk ke kantin . Sesampainya di pintu kantin , Ada suara tak asing,suara bising yg rutin tiap pagi Dinand dengar .
"Bu,cepet dong bu baksonya,laper ini dari kemarin belom makan", suara perempuan itu paling dominan didalam kantin .
" Beli nasi padang woi kalo mao kenyang", "ye ga Don" Sindiran pun terlontar dari mulut Cilay seraya meminta bantuan Adon dan mereka berdua pun tertawa .
" Dasar rese ",ketus Savira .
" Dih cantik sih tapi jutek lay" jawab Adon sekenanya .
Lalu Dinand dan kawan nya duduk di meja yg memang biasa mereka duduki didalam kantin dengan menyantap bakso yang sudah di pesan .
Baru beberapa suap Dinand memakan bakso,Cilay dengan masih penasaran mencecar pertanyaan ke Dinand
" tadi kenapa sih lo nand ? Ketahuan lagi kalo lo mainin perempuan ?", Seru Cilay .
"Jangan ngaco lo,emang masalah perempuan tapi bukan ketahuan,sial lo", bantah Dinand .
"Ya terus ?!", Sambung Adon
" Tuh ", Sambil menunjuk ke arah savira
" Lah,urusannya apa ? Emang lo kenal dia? " Cilay dan Adon semakin penasaran.
" Pas gue mau balik dari toilet, cewek itu nabrak gue sampe jatoh ", jawab Dinand tampak emosi .
" Ya ampun lo baper banget Nand sampe ngambek segala", di sertai tawa dari Cilay dan Adon .
Entah angin dan setan dari mana yg merasuk kedalam tubuh Cilay, dia meneriaki Savira dari meja mereka yang jaraknya hanya 10 langkah dari meja Savira dan teman-temannya .
" Woi cewe" , semua orang yg ada di kantin pun bingung dibuat nya, " hey iya lo yang dipojok", Cilay mantap menunjuk savira,dan membuat savira tampak cemas .
" mampus nih, itu ada kakak yang gue tabrak tadi", gumam savira .
" Aduh Vir, gue jadi takut" pernyataan Nesta membuat Vira semakin pucat.
Lalu Savira berjalan tertatih di tengah murid yang memandangnya, menghampiri meja yg di kuasai Dinand dan kawan nya .
"K..kenapa kak ?" , Tanya Savira dengan nada lesu .
Lalu Cilay,Adon,dan Dinand hanya menatap Savira beberapa detik lalu Cilay dan Adon tertawa keras dan Dinand hanya tersenyum sinis tanpa bicara sepatah katapun kepada Savira .
"Cabut cabut yuk kekelas", Dinand pun mengajak teman temannya untuk kembali ke kelas dengan penuh tawa kemenangan .
"Sumpah ya gila tuh kakak kelas,gue malu setengah mati sampe pucet eh gue di ketawain gila gila !!" Cerocos Savira sesampainya di meja kelas .
" Kalo bukan senior, gue tonjok tuh yang tadi manggil gue !! ", Ketus Savira dengan nada emosi .
"Sabar vir sabar",
kedua temannya mencoba menenangkan Savira yang seperti mendapat hadiah bogem mentah didepan umum yang membuat muka nya malu karena menjadi tontonan murid lain .
****
Bel tanda pulang sekolah pun berbunyi,tanda penyemangat hidup kembali setelah bermalas malasan Dinand mendengar pelajaran, memang Dinand bukan anak yg menonjol untuk pelajaran,karna dia lebih dikenal cowo cool yang mudah berganti pacar, hanya itu yang membuat Dinand terkenal di Sekolah Pelita Jakarta .
"Suit suit cewek,minta nomer hape nya bisa kali" , godaan Murid kelas XII miskin harapan saat Savira ingin ke gerbang sekolah .
"Nanti kakak isiin pulsa yang ceban deh ", disambut dengan tawa anak anak lain.
Savira tampak malas dan mempercepat jalan nya,namun langkahnya tertahan oleh salah seorang senior yang menggodanya tadi .
"Buru - buru banget dek, tembus ya?", Lalu dia cengengesan dengan tampang buaya .
Wajah savira semakin pucat,ingin pergi dari tempat yang membuatnya tidak nyaman tapi tidak bisa karna ditahan .
" Wei sopan dikit lah sama perempuan,udah pada tua ga punya attitude banget ", terdengar suara dari balik badan murid yang menggoda Savira .
lalu semua menoleh ke sumber suara tersebut . Savira tertegun dan tidak menyangka karena suara itu adalah Dinand .
"Jangan caranya begitu,udah minggir lo semua jangan ganggu dia !!", Suara Dinand lantang mengusir .
Lalu sekumpulan murid masa depan suram ( madesu ) itu pun bubar dengan suara boo mengiringi .
" Makasih kak" , ucap Savira lirih .
Dinand pun hanya menatap tanpa berbicara,lalu pergi meninggalkan Savira .
Savira pulang sendiri naik angkot karena Risa dan Nesta membawa motor masing-masing .
Diubah oleh kodoms 30-11-2017 09:50
0
79K
416
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kodoms
#412
Bolos
"From: Sabrina
Hari ini aku mau ketemu sama kamu, aku minta kamu buat gak masuk sekolah hari ini buat temenin aku"
Terlihat SMS dari Sabrina di Handphone Dinand, Dengan setengah malas Dinand membaca pesan itu.
"Aneh banget ni anak pagi-pagi SMS begini " Gumam Dinand sambil mengernyitkan dahi nya .
"To: Sabrina
Sory gue gak bisa bolos cuma buat nemenin lo sab"
"From: Sabrina
Sekali ini aja Nand, gue udah lama gak lo temenin, atau kita sebentar aja ketemu dulu, nanti kita rencanain lagi utnuk hari in"
Dinand melempar Handphone miliknya ke kasur dan enggan untuk membalas pesan dari Sabrina .
Terduduk sambil tersenyum Dinand membayangkan kejadian indah malam tadi bersama Savira, layaknya dimabuk asmara, Dinand tak kuasa menahan rasa ingin kembali bertemu Savira .
"Harus buru-buru ke sekolah nih ", Ucap Dinand pelan dengan riang nya .
Aktifitas mandi yang tadi nya malas untuk Dinand, kini dia lewati dengan ceria. Tak lupa dia berdandan, menatap wajahnya yg selalu tersenyum sambil menyisir rambut nya membayangkan wajah Savira .
"Nand buruan turun"
Teriak mama memanggil Dinand dari arah ruang makan .
Dinand tampak memperlambat langkah nya ketika dari belakang dia melihat sosok yang tak asing bagi dia .
" Ko bisa pagi-pagi gini udah disini Sab ", suara Dinand terheran-heran
Sabrina hanya melempar senyum membalas pertanyaan Dinand .
" Ko ada ya cewek begini " gerutu Dinand pelan .
" Yaudah Mama tinggal dulu ya, abisin sarapannya Nand nanti kamu telat sekolah"
Dinand membalas dengan anggukan .
Tak ada percakapan dari keduanya, Dinand sibuk dengan aktifitas sarapannya di hadapan Sabrina .
" Kamu tahu kan aku selalu bisa dapetin yang aku mau "
Suara Sabrina memecahkan kebisuan diantara mereka pagi itu .
" Lo mau apa lagi sih Sab ", ketus Dinand .
" Gue mau lo temenin gue hari ini Nand ", Ujar Sabrina .
Dinand tidak menggubris permintaan Sabrina.
Selesai sarapan, Dinand beranjak untuk pamit menemui Mama nya dan kembali menemui Sabrina .
" Lo mau pulang atau gue tinggal ", tanya Dinand datar .
" Lo berani pergi gak bareng sama gue, gue bakal teriak" , Ancam Sabrina .
" Norak lo " , cibir Dinand
Dinand dengan santai jalan melenggang meninggalkan Sabrina yg duduk tenang di ruang makan .
" DINANDDDDDDD !!!!!"
Teriakan Sabrina melengking mengisi seluruh ruangan rumahnya, sampai Mama Dinand terkaget mendengar suara teriakan itu .
" Dinand ada apa " , tanya Mama nya dari dalam kamar .
Dinand setengah berlari kembali ke meja makan dengan menarik tangan Sabrina
"Gapapa Ma, ini Sabrina ngeliat ular"
Teriak Dinand membalas pertanyaan Mama nya .
" Udah gila lo ya ?! Pagi-pagi dirumah orang teriak kaya Tarzan" , hardik Dinand
Sabrina hanya tersenyum dan langkah nya mengikuti tarikan dari tangan Dinand .
"Pake Mobil gue aja"
Sabrina melemparkan kunci Mobil miliknya ke arah Dinand .
" Mau lo apa sih Sab, gak abis pikir gue . Mimpi apa gue semalem bisa dapet kejadian begini" keluh Dinand didepan Setir mobil .
" Udah jalan aja, atau gue teriak lagi" Ancam Sabrina
Dinand dengan pasrah menjalankan mobil itu, dia sadar ancaman Sabrina bukan sekedar omongan, dan dia tidak mau Pagi-pagi jadi bahan tontonan Warga sekitar rumah nya .
Melaju lambat mobil itu di pagi hari berbarengan dengan pengendara lain yang ingin menuju Kantor ataupun Sekolah, Dinand hanya berharap Ban Mobil Sabrina kempes secara tiba-tiba agar dia dapat melarikan diri, sayang itu hanya sebuah khayalan, karena Mobil berjalan lancar seperti keinginan sang Empunya .
"From: Cilay
Woi dimana lo ? Jam segini belum keliatan di kelas"
Dinand menatap layar Handphone miliknya, jam sudah menunjukan jam 08.00, tampak Lesu pandangan Dinand saat membaca pesan dari Cilay .
"Kita udah 1 jam, dan lo belom ngasih tahu kita mau kemana ini Sabrina!!" Ketus Dinand .
"Oh iya lupa" cengenges Sabrina sambil mengusap pipi Dinand.
Siapa Pria yang bisa menolak keindahan yang dimiliki oleh Sabrina, dengan Badan yang aduhai dan anggun, wajah cantik pun dia miliki, tak akan ada yg bisa menolak nya, kecuali Dinand pagi itu...
Sampai lah mereka di daerah Utara jakarta, Ya Ancol akhirnya menjadi Destinasi mereka Berdua .
" Udah sampai sini, terus lo mau apa ? " Tanya Dinand .
" Emmmm duduk aja dulu " , jawab Sabrina santai .
" Lo udah bikin gue bolos, bikin gue gak ketemu Savira pagi ini dan lo santai banget begini ?" Dinand tampak Heran .
Sabrina berdiri, menatap wajah Dinand penuh makna dan langsung memeluk tubuh Dinand erat .
Dinand yang kaget menerima pelukan dari Sabrina, sampai terhuyung menahan badan nya .
Sabrina tampak menangis pelan dan air matanya membasahi pundak Dinand .
" Ini apa-apaan sih maen peluk aja ",
Tak ada Jawaban, Dinand membiarkan tubuhnya dipeluk oleh Sabrina yang dengan eratnya seperti tidak mau melepaskan pelukan itu .
" Gue tau lo udah milik Savira, tapi lo tau kan gue ga akan bisa lupain lo Nand" ucap Sabrina lirih .
" Lo kan udah bertemen sama Savira, masa tega tikung temen sendiri " ,
" Lo gausah jawab !!!" Balas Sabrina setengah menjerit .
Benar - benar pagi yang membingungkan untuk Dinand, entah akan jadi seperti apa hari ini, seperti disandra oleh Sabrina, pikiran Dinand kalut dan hanya ingin bertemu Savira, tapi sekarang ada tubuh Sabrina memeluk nya .
Perlahan Sabrina melepaskan pelukannya .
" Asli nekat lo ya di tempat umum ini, untung gue gak pake seragam "
Dinand memang melepas seragamnya dan hanya mengenakan Kaus Hitam .
Mereka habiskan waktu di Ancol sampai Siang hari, udara yang semakin panas membuat Sabrina memutuskan untuk mengajak Dinand pergi dan mencari tempat lain .
" Kita makan ya, asli gue laper banget" keluh Dinand .
" Yuk sayang" , manja Sabrina
Dinand tampak bete mendengar Sabrina memanggilnya Sayang .
Di sebuah restoran cepat saji mereka akhirnya memilih untuk sekedar menghilangkan rasa lapar yang hinggap diperut .
"From: Cilay
Tadi Savira nyariin lo tuh, kemana sih lo gak ada kabar ?"
Pandangan Dinand melamun,teringat lagi Savira disana . Banyak Misscall dan pesan yg belum di buka dari Savira untuk Dinand, sampai siang hari Dinand tak memberikan kabar untuk Savira .
" Pesan dari siapa?" Tanya Sabrina sambil mengunyah kentang goreng .
" Oh ini temen gue" ,
Dinand membawa Nampan berisi makanan yg siap santap untuk dia dan Sabrina .
" Ngerasa gak sih kaya ada yang ngeliatin kita deh ", ucap Sabrina
"Ah perasaan lo aja kali"
Dinand cuek dan tetap melahap makanan yg dia pesan .
" Iya kali ya , berasa di intai aja gue " ungkap Sabrina
Tak ambil pusing, Sabrina tampak ingin memanjakan Dinand, di usap nya dengan tissu, noda saus di bibir Dinand . Dia pun menyuapkan beberapa iris kentang untuk Dinand .
" Makasih Sab" balas Dinand sedikit tersenyum .
****
"Dinand kamu dimana, aku khawatir"
lirih suara Savira menatap Gitar miliknya, mengingatkan sosok Dinand, Dinand yg bisa menghipnotis langkahnya lewat alunan nada indah Gitar
Hari ini aku mau ketemu sama kamu, aku minta kamu buat gak masuk sekolah hari ini buat temenin aku"
Terlihat SMS dari Sabrina di Handphone Dinand, Dengan setengah malas Dinand membaca pesan itu.
"Aneh banget ni anak pagi-pagi SMS begini " Gumam Dinand sambil mengernyitkan dahi nya .
"To: Sabrina
Sory gue gak bisa bolos cuma buat nemenin lo sab"
"From: Sabrina
Sekali ini aja Nand, gue udah lama gak lo temenin, atau kita sebentar aja ketemu dulu, nanti kita rencanain lagi utnuk hari in"
Dinand melempar Handphone miliknya ke kasur dan enggan untuk membalas pesan dari Sabrina .
Terduduk sambil tersenyum Dinand membayangkan kejadian indah malam tadi bersama Savira, layaknya dimabuk asmara, Dinand tak kuasa menahan rasa ingin kembali bertemu Savira .
"Harus buru-buru ke sekolah nih ", Ucap Dinand pelan dengan riang nya .
Aktifitas mandi yang tadi nya malas untuk Dinand, kini dia lewati dengan ceria. Tak lupa dia berdandan, menatap wajahnya yg selalu tersenyum sambil menyisir rambut nya membayangkan wajah Savira .
"Nand buruan turun"
Teriak mama memanggil Dinand dari arah ruang makan .
Dinand tampak memperlambat langkah nya ketika dari belakang dia melihat sosok yang tak asing bagi dia .
" Ko bisa pagi-pagi gini udah disini Sab ", suara Dinand terheran-heran
Sabrina hanya melempar senyum membalas pertanyaan Dinand .
" Ko ada ya cewek begini " gerutu Dinand pelan .
" Yaudah Mama tinggal dulu ya, abisin sarapannya Nand nanti kamu telat sekolah"
Dinand membalas dengan anggukan .
Tak ada percakapan dari keduanya, Dinand sibuk dengan aktifitas sarapannya di hadapan Sabrina .
" Kamu tahu kan aku selalu bisa dapetin yang aku mau "
Suara Sabrina memecahkan kebisuan diantara mereka pagi itu .
" Lo mau apa lagi sih Sab ", ketus Dinand .
" Gue mau lo temenin gue hari ini Nand ", Ujar Sabrina .
Dinand tidak menggubris permintaan Sabrina.
Selesai sarapan, Dinand beranjak untuk pamit menemui Mama nya dan kembali menemui Sabrina .
" Lo mau pulang atau gue tinggal ", tanya Dinand datar .
" Lo berani pergi gak bareng sama gue, gue bakal teriak" , Ancam Sabrina .
" Norak lo " , cibir Dinand
Dinand dengan santai jalan melenggang meninggalkan Sabrina yg duduk tenang di ruang makan .
" DINANDDDDDDD !!!!!"
Teriakan Sabrina melengking mengisi seluruh ruangan rumahnya, sampai Mama Dinand terkaget mendengar suara teriakan itu .
" Dinand ada apa " , tanya Mama nya dari dalam kamar .
Dinand setengah berlari kembali ke meja makan dengan menarik tangan Sabrina
"Gapapa Ma, ini Sabrina ngeliat ular"
Teriak Dinand membalas pertanyaan Mama nya .
" Udah gila lo ya ?! Pagi-pagi dirumah orang teriak kaya Tarzan" , hardik Dinand
Sabrina hanya tersenyum dan langkah nya mengikuti tarikan dari tangan Dinand .
"Pake Mobil gue aja"
Sabrina melemparkan kunci Mobil miliknya ke arah Dinand .
" Mau lo apa sih Sab, gak abis pikir gue . Mimpi apa gue semalem bisa dapet kejadian begini" keluh Dinand didepan Setir mobil .
" Udah jalan aja, atau gue teriak lagi" Ancam Sabrina
Dinand dengan pasrah menjalankan mobil itu, dia sadar ancaman Sabrina bukan sekedar omongan, dan dia tidak mau Pagi-pagi jadi bahan tontonan Warga sekitar rumah nya .
Melaju lambat mobil itu di pagi hari berbarengan dengan pengendara lain yang ingin menuju Kantor ataupun Sekolah, Dinand hanya berharap Ban Mobil Sabrina kempes secara tiba-tiba agar dia dapat melarikan diri, sayang itu hanya sebuah khayalan, karena Mobil berjalan lancar seperti keinginan sang Empunya .
"From: Cilay
Woi dimana lo ? Jam segini belum keliatan di kelas"
Dinand menatap layar Handphone miliknya, jam sudah menunjukan jam 08.00, tampak Lesu pandangan Dinand saat membaca pesan dari Cilay .
"Kita udah 1 jam, dan lo belom ngasih tahu kita mau kemana ini Sabrina!!" Ketus Dinand .
"Oh iya lupa" cengenges Sabrina sambil mengusap pipi Dinand.
Siapa Pria yang bisa menolak keindahan yang dimiliki oleh Sabrina, dengan Badan yang aduhai dan anggun, wajah cantik pun dia miliki, tak akan ada yg bisa menolak nya, kecuali Dinand pagi itu...
Sampai lah mereka di daerah Utara jakarta, Ya Ancol akhirnya menjadi Destinasi mereka Berdua .
" Udah sampai sini, terus lo mau apa ? " Tanya Dinand .
" Emmmm duduk aja dulu " , jawab Sabrina santai .
" Lo udah bikin gue bolos, bikin gue gak ketemu Savira pagi ini dan lo santai banget begini ?" Dinand tampak Heran .
Sabrina berdiri, menatap wajah Dinand penuh makna dan langsung memeluk tubuh Dinand erat .
Dinand yang kaget menerima pelukan dari Sabrina, sampai terhuyung menahan badan nya .
Sabrina tampak menangis pelan dan air matanya membasahi pundak Dinand .
" Ini apa-apaan sih maen peluk aja ",
Tak ada Jawaban, Dinand membiarkan tubuhnya dipeluk oleh Sabrina yang dengan eratnya seperti tidak mau melepaskan pelukan itu .
" Gue tau lo udah milik Savira, tapi lo tau kan gue ga akan bisa lupain lo Nand" ucap Sabrina lirih .
" Lo kan udah bertemen sama Savira, masa tega tikung temen sendiri " ,
" Lo gausah jawab !!!" Balas Sabrina setengah menjerit .
Benar - benar pagi yang membingungkan untuk Dinand, entah akan jadi seperti apa hari ini, seperti disandra oleh Sabrina, pikiran Dinand kalut dan hanya ingin bertemu Savira, tapi sekarang ada tubuh Sabrina memeluk nya .
Perlahan Sabrina melepaskan pelukannya .
" Asli nekat lo ya di tempat umum ini, untung gue gak pake seragam "
Dinand memang melepas seragamnya dan hanya mengenakan Kaus Hitam .
Mereka habiskan waktu di Ancol sampai Siang hari, udara yang semakin panas membuat Sabrina memutuskan untuk mengajak Dinand pergi dan mencari tempat lain .
" Kita makan ya, asli gue laper banget" keluh Dinand .
" Yuk sayang" , manja Sabrina
Dinand tampak bete mendengar Sabrina memanggilnya Sayang .
Di sebuah restoran cepat saji mereka akhirnya memilih untuk sekedar menghilangkan rasa lapar yang hinggap diperut .
"From: Cilay
Tadi Savira nyariin lo tuh, kemana sih lo gak ada kabar ?"
Pandangan Dinand melamun,teringat lagi Savira disana . Banyak Misscall dan pesan yg belum di buka dari Savira untuk Dinand, sampai siang hari Dinand tak memberikan kabar untuk Savira .
" Pesan dari siapa?" Tanya Sabrina sambil mengunyah kentang goreng .
" Oh ini temen gue" ,
Dinand membawa Nampan berisi makanan yg siap santap untuk dia dan Sabrina .
" Ngerasa gak sih kaya ada yang ngeliatin kita deh ", ucap Sabrina
"Ah perasaan lo aja kali"
Dinand cuek dan tetap melahap makanan yg dia pesan .
" Iya kali ya , berasa di intai aja gue " ungkap Sabrina
Tak ambil pusing, Sabrina tampak ingin memanjakan Dinand, di usap nya dengan tissu, noda saus di bibir Dinand . Dia pun menyuapkan beberapa iris kentang untuk Dinand .
" Makasih Sab" balas Dinand sedikit tersenyum .
****
"Dinand kamu dimana, aku khawatir"
lirih suara Savira menatap Gitar miliknya, mengingatkan sosok Dinand, Dinand yg bisa menghipnotis langkahnya lewat alunan nada indah Gitar
0