- Beranda
- Stories from the Heart
Black Part Of Woman
...
TS
anism
Black Part Of Woman
Spoiler for Peringatan:
Spoiler for Anissa : Aku Bukan pramuria:
Spoiler for Ibu?!:
Spoiler for I Must Found a Father for You:
Wanita itu unik. Karena itu perlakuan terhadap mereka pun berbeda-beda dan spesial.
mereka selalu punya cerita menarik yang pantas disimak
Anism & (edit by) Fanzangela
Diubah oleh anism 30-05-2019 11:43
devarisma04 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
48.2K
379
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
anism
#216
Makan Malam
Di tengah makan malam itu. Karena kata-kata Anissa, suasana makan malam mereka menjadi tampak menegangkan. Tidak lama kemudian, seorang pelayan datang menghampiri mereka.
“Mas, Mbak. Hari ini ada hadiah khusus bulan valentine. Pasangan bisa mendapatkan gelang couple. Dengan menebus dua puluh lima ribu rupiah saja.”, pelayan itu mengeluarkan dua gelang yang dibungkus plastik.
“Ah, kami bukan…”, Anissa ingin memotong pembicaraan pelayan itu sebelum dia semakin melebar dan mempermalukan pria itu.
Ario mengeluarkan selembar lima puluh ribu dan mengambil sebuah gelangnya. Pelayan itu mengucapkan terima kasih dan pergi. Ario mendorong gelang itu ke arah Anissa kemudian melanjutkan makannya. Anissa mengambil gelang itu dan memakainya.
Anissa hanya menunduk. “Makanlah. Nanti keburu dingin.”, Ario mencoba merenggangkan suasana. Anissa menurut.
“Nisha.”, suara berat itu lagi. Anissa memandang mata itu. Mata yang tidak pernah berubah.
“Apa mereka memukulmu di sana?”, Ario memainkan sendoknya pada makanan.
“Sesekali pada awalnya. Tapi kalau menurut tidak akan bermasalah.”, jawab Anissa. “Kau mau terus di sana?”, tanya Ario.
“Aku tidak punya pilihan.”, desah Anissa.
“Kalau kau punya?”, desak Ario. Anissa menatapnya.
“Kau meninggalkan dunia gelap itu. Hidup menjadi wanita normal yang sederhana. Kau mau?”, Ario menatap Anissa dengan sungguh-sungguh.
“Mas Ario. Anda pikir siapa yang akan memberikan pekerjaan kepada mantan pramuria? Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku drop out dari kuliah.”, ujar Anissa sedih.
“Kamu bisa masak?”, tanya Ario. Anissa menatapnya.
“Eng…. Aku kurang yakin.”, Anissa menggaruk kepalanya.
“Kau bisa belajar. Kalau kau mau memasakkan makan malam untukku…”, Ario buru-buru meminum air. Anissa tampak terkejut.
“Maksudku aku butuh seorang juru masak dirumahku. Aku bosan keluar makan setiap malam.”, ujar Ario.
Di tengah makan malam itu. Karena kata-kata Anissa, suasana makan malam mereka menjadi tampak menegangkan. Tidak lama kemudian, seorang pelayan datang menghampiri mereka.
“Mas, Mbak. Hari ini ada hadiah khusus bulan valentine. Pasangan bisa mendapatkan gelang couple. Dengan menebus dua puluh lima ribu rupiah saja.”, pelayan itu mengeluarkan dua gelang yang dibungkus plastik.
“Ah, kami bukan…”, Anissa ingin memotong pembicaraan pelayan itu sebelum dia semakin melebar dan mempermalukan pria itu.
Ario mengeluarkan selembar lima puluh ribu dan mengambil sebuah gelangnya. Pelayan itu mengucapkan terima kasih dan pergi. Ario mendorong gelang itu ke arah Anissa kemudian melanjutkan makannya. Anissa mengambil gelang itu dan memakainya.
Anissa hanya menunduk. “Makanlah. Nanti keburu dingin.”, Ario mencoba merenggangkan suasana. Anissa menurut.
“Nisha.”, suara berat itu lagi. Anissa memandang mata itu. Mata yang tidak pernah berubah.
“Apa mereka memukulmu di sana?”, Ario memainkan sendoknya pada makanan.
“Sesekali pada awalnya. Tapi kalau menurut tidak akan bermasalah.”, jawab Anissa. “Kau mau terus di sana?”, tanya Ario.
“Aku tidak punya pilihan.”, desah Anissa.
“Kalau kau punya?”, desak Ario. Anissa menatapnya.
“Kau meninggalkan dunia gelap itu. Hidup menjadi wanita normal yang sederhana. Kau mau?”, Ario menatap Anissa dengan sungguh-sungguh.
“Mas Ario. Anda pikir siapa yang akan memberikan pekerjaan kepada mantan pramuria? Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku drop out dari kuliah.”, ujar Anissa sedih.
“Kamu bisa masak?”, tanya Ario. Anissa menatapnya.
“Eng…. Aku kurang yakin.”, Anissa menggaruk kepalanya.
“Kau bisa belajar. Kalau kau mau memasakkan makan malam untukku…”, Ario buru-buru meminum air. Anissa tampak terkejut.
“Maksudku aku butuh seorang juru masak dirumahku. Aku bosan keluar makan setiap malam.”, ujar Ario.
Diubah oleh anism 29-11-2017 16:36
0