Kaskus

Story

anak86comeAvatar border
TS
anak86come
INTERVIEW WITH "TERAPIS"
[img]Downloads[/img]

Akhirnya Gue buat lagi nih cerita-cerita pendek yang sudah lama tidak terungkap dan ter-post, mudah-mudahan banyak yang minat membaca.

emoticon-Sundul

PROLOG


Karena diajak seorang sahabat membuat Gue pun terjerumus rasa "penasaran", apa sih enaknya, apa sih nikmatnya, apa sih faedah-nya, harus berapa duit yang harus Gue habiskan. Namun karena si Anis... ya si Anis yang merubah suasana di batin Gue, entah mungkin karena Gue sudah "bosan" sama cewek Gue atau emang Gue mulai "doyan" hal ini. Aneh.

Mendengar cerita, curhat, dan keluh kesahnya Anis gue cuma manggut-manggut tanda setuju dan kekaguman gue atas jerih payahnya Anis menjadi terapis. Gue sangat bersyukur terlahir dari keluarga yang meski tidak kaya raya namun cukup, tidak kurang dan tidak lebih meski semua hal harus di irit-irit. Berbanding terbalik dengan kondisi Anis yang terlahir dari keluarga yang bisa dibilang masih dibawah kondisi keluarga gue. Miris teramat miris.


Apakah hubungan Gue dengan Nisa cewek Gue akan berjalan mulus atau banyak hambatan ke depannya, siapakah Anis ini, orang yang bisa membuat perubahan "pemikiran" buat Gue.

emoticon-Shakehand2

INDEX
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7 Jilid I
PART 7 Jilid II
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
Diubah oleh anak86come 29-07-2019 13:31
lsenseyelAvatar border
redricesAvatar border
j4k4pnturaAvatar border
j4k4pntura dan 14 lainnya memberi reputasi
15
107K
302
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
anak86comeAvatar border
TS
anak86come
#24
PART 4



“Lex….lex… ada di rumah gak woy Lex…” teriak Gue di depan rumah Alex yang lumayan besar

“anjrit… kemana nih orang, udah di bel kagak keliahatan batang hidungnya lagi” gerutu Gue kesal persis di depan rumahnya Alex

Gue terpaksa nongkrong di seberang rumahnya Alex, karena kelewat lama nongkrong di depan rumahnya pun Gue memutuskan manggil tukang bakso yang kebeneran lagi lewat. Gue pun terus-menerus calling si Alex namun hanya disambut dengan nada “maaf nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif”, sial…. Akhirnya Gue pun ngemil bakso sembari menunggu kehadirannya Alex.

CEKLEK… CEKLEK….

Suara pintu terbuka terdengar dari tempat Gue menunggu sembari ngemil bakso dan karena suasana kompleks perumahan tersebut sepi membuat suara sedikit saja akan terdengar jelas, dan saat itu Gue pun tersedak kuah bakso yang lumayan pedas gara-gara Gue melihat dengan jelas yang keluar dari dalam rumah tersebut. Ya… itu Alex dan siapa lagi itu perempuan yang dimasukin ke rumah Alex, Gue pun mulai memicingkan mata agar lebih jelas.

“heh… Lex…!!!” teriak Gue dan terlihat dengan jelas wajah kaget Alex ketika ngeliat Gue

Gue pun langsung menghampiri si Alex ini

“suwe loe Lex… Gue gedor-gedor dari tadi, itu siapa lagi?” marah Gue ke Alex sekaligus kepo

“eh elo bro…udah lama?” jawab Alex sambil cengar-cengir, agak kikuk dan serba salah

“emang suwe loe ya? Gue dari tadi ngejogrok di sini… siapa itu?” sewot Gue karena kesal dengan tingkah lakunya Alex

Kemudian ada mobil yang berhenti di depan rumah Alex dan perempuan itu langsung masuk kedalam mobil. Seketika juga Alex langsung merangkul Gue dan memboyong Gue masuk ke dalam rumahnya, mungkin karena dia agak malu. Gue pun langsung merebahkan diri ke sofa terdekat, Gue cuma memain-mainkan remote tv dan menganti-ganti chanel tv buat menghilangkan kekesalan Gue atas perilaku si Alex barusan sejurus kemudian si Alex sambil cengar-cengir bawa minuman soda dan limun yang dikepit dibeberapa jari tangan sebeluh kiri dan mengapit disebalah kanannya gelas.

“bro, minum bro biar adem hehehe” ucap Alex ke Gue sembari dia memasukkan es batu dan menuangkan minuman soda ke gelas Gue

“ahhh… segar juga rasanya…” batin Gue setelah menyeruput sedikit minuman soda yang menyegarkan itu, Gue pun baru sadar kalau sejak dari tadi Gue belum minum sama sekali sehabis makan bakso, untung baksonya pake kuah jadi gak terlalu seret makannya. Sesaat kemudian Gue jadi teriangat sesuatu……

“anjrit… Gue belum bayar baksonya” jerit Gue yang sekonyong-konyong membangunkan Alex dari duduknya dan ikut berlari keluar rumah

“kampret lu bro…santai dikit donk bro, Cuma lupa belum bayar aja sampai segitunya” sewot Alex

“namanya juga lupa, ini kan juga gara-gara elo Lex, coba tadi elo gak ngajak Gue ke dalam mungkin Gue masih inget tuh buat bayar baksonya” jawab Gue sembari menyerahkan uang ke tukang bakso

Akhirnya kita berdua pun masuk kembali ke dalam rumah, saat itu Gue mulai bercerita ke Alex mengenai “penemuan-penemuan” Gue saat pulang dari rumah cewek Gue. Si Alex pun masih meragukan cerita Gue, dia tetap berpikir mungkin itu kebenaran atau memang orang yang mirip karena banyak sekali dalam 1 juta manusia yang mempunyai kemiripan setengahnya.

“Lex, Gue mau minta tolong sama lu” ucap Gue ke Alex

“ya sob, tenang aja selama gue mampu pasti bakal nolong lu” jawab alex sembari menepuk bahu Gue yang mensiratkan kemampuan dia buat menenangkan Gue

“jadi pertolongan apa yang perlu gue kasih ke elu bro?” tawar Alex

“Gue pengen pinjem mobil lu bro, bisa gak?” ucap Gue, namun nampak jelas terlihat bola mata Alex agak sedikit membesar karena kaget

“oke, kapan elo butuhnya?” setuju Alex yang masih mengernyitkan dahi karena seumur-umur pertemanan kami tak ada satu pun yang pernah meminta untuk dipinjamkan sesuatu, dan baru hari ini lah terjadi

“besok” jawab Gue tegas

Dan akhirnya Gue pun segera pulang dari rumah Alex, sepanjang jalan Gue masih memikirkan tindakan Gue ini, apakah salah atau tidak, tapi hati ini tidak berkata bohong, rasa penasaran selalu berontak di batin Gue tapi esok mungkin akan terjawab semuanya. Mudah-mudahan.

BIMAAAA…… BANGUUUNNNN….. TOLONGIN ENYAK……

Sontak mata Gue terbuka selebar-lebarnya ketika mendengar teriakan enyak Gue, suara enyak Gue itu lebih seram dari tawa kuntilanak, lebih horor dari hembusan napas genderuwo, lebih menyeramkan dari langkah pocong, seram deh pokoknya. Gue bangun gak perlu pakai ngulet-ngulet, gak perlu pakai beresin bantal dan guling, dan gak perlu Gue kudu pakai celana ketika mendengar suara enyak, Gue kudu harus hadir di lokasi per sekian detik sebelum muncul teriakan kedua yang menandakan “Darurat Militer” di rumah Gue.

“IYA NYAK…. ENYAK DIMANA???” teriak Gue

“DIBELAKANG PENYANG…. BOLOT AMAT YA…!!!” jawab enyak seenaknya

Astaga… Gue kaget bukan kepalang, enyak Gue tiba-tiba sudah duduk tengkurep alias nungging dekat dengan sumur belakang rumah, ya… tidak salah lagi enyak terpeleset dan segera Gue menghampiri enyak dan memberikan pertolongan.

“sini nyak pegangan sama Bima” tawar Gue ke enyak

“aduh…aduh… tong, sakit bener ini ya ampun… tong” eluh enyak sewaktu Gue bantu berdiri

“enyak habis ngapain sih? sampai nungging-nungging gitu segala?” tanya Gue seadanya bercampur kepanikan

“mau ambil sabun colek eh malah kepeleset, sakit banget nih tong….” eluh enyak sekali lagi

Gue pun langsung menelpon ade Gue buat pulang segera ke rumah, terus Gue hubungi pa’de, bu’de, om, tante dan handai taulan yang lain. Berhubung Gue panic otomatis Gue pun cuma bilang “enyak jatuh” dan langsung tutup telpon biar Gue pun tidak terlalu banyak terima pertanyaan dari saudara-saudara.

Kira-kira 1 jam lebih lima belas menit seluruh keluarga besar Gue tiba di rumah, ramainya minta ampun secara semua kakak adik bokap nyokap Gue dari seluruh penjuru alam. Semuanya menanyakan hal yang sama ketika sampai di rumah dari menyakan kenapa, bagaimana, mengapa, kok bisa, semua Gue jawab secara lengkap, detail, sampai dengan Gue harus melakukan rekonstruksi ulang, huufftt… melelahkan. Tukang urut langganan pun diterjunkan, siapa lagi kalau bulan emak padang, dengan pijatan dan ajian ilmu urutnya membuat rintihan-rintihan nyokap Gue semakin terdengar ke seluruh kampung.

“ya ampun… sampai biru begini, untung cepet diurut, kalau kelamaan bisa jarem nih” ucap emak padang

“syukurlah mak” jawab Gue seadanya secara Gue khawatir banget sama kondisi nyokap

DREEETT….DREEEET….

Getar dering handphone Gue menyadarkan Gue dari rasa kepanikan dan kekhawatiran atas kejadian yang menimpa nyokap, Gue lihat muncul nama Alex

“Bro, jadi gak? Gue udah isiin bensin full nih buat elo sama cem-cem-an lo” suara Alex di balik handphone sembari terengar suara tawa renyah seolah mengejek Gue

“kampret lo… Gue ada musibah masih di bully” sewot Gue membalas ucapan Alex tadi

“heh… elo kenapa bro? ada apa? elo dimana?” Tanya Alex

“Gue di rumah, nyokap Gue kepeleset di sumur belakang” jawab Gue seadanya

“Oh my godness, ya udah Gue ke rumah lo sekarang” jawab Alex yang langsung tidak terputus sambungannya, padahal Gue mau nanya lagi

Kurang lebih 3 jam Alex akhirnya tiba di rumah Gue, dia pun langsung masuk dan bersalaman dengan semua keluarga Gue yang sudah tiba lebih dulu di rumah. Alex bukan orang asing bagi kami karena Gue sudah lama juga menjalin pertemanan dengannya. Alex pun langsung menuju kamar dimana nyokap Gue berada.

“Nyak… ya ampun nyak… cepet sembuh ya, hati-hati kalau ke belakang” ucap Alex ke nyokap Gue

“iye… makasih yang Lex, baik beud sih lo ini, beda banget kayak Bima” jawab nyokap sembari memicingkan matanya persis ke Gue

“et buseh… udah di tolongin massih aja kurang…” batin Gue

dalam hati Gue bergumam “padahal kelakuan Alex lebih bejat dibanding Gue”

menjelang malam saudara-saudara Gue berangsur-angsur pamit pulang dan rumah mulai menjadi sepi kembali, untungnya Alex bersedia nginep di rumah Gue jadi bakal ada teman yang ikut bantu jagain nyokap. Syukurnya nyokap sudah mulai tertidur pulas mungkin karena sudah capek menahan rasa sakitnya.

“jadi bagaimana bro? jadi elo mata-mata-in cem-cem-an lo gak? Tuh mobil udah Gue bawain” tanya Alex

“aduh… Lex Gue kagak bisa mikir ke sana sekarang, elo gak lihat apa nyokap Gue itu” jawab Gue sewot

Tapi omongan si Alex ada benarnya juga, Gue jadi kepikiran sebenarnya bukan kepikiran tapi penasaran, penasaran apakah itu benar si Anis atau bukan. Semalam suntuk Gue gak bisa tidur nyenyak bukan karena suara rintihan nyokap melainkan baying-bayang wajah si Anis, sial… Gue pun mulai menyeduh kopi dan menyalakan tv di ruang tengah buat menghilangkan jengah dan mudah-mudahan bisa membuat mata mengantuk.

KOOOPRRAANNGGG…..

Badan Gue langsung lompat dari sofa ruang tengah dengan pandangan yang masih buram karena mata belum benar-benar jernih, Gue lihat jam dinding sudah menunjukkan jam 3 pagi Gue pun langsung lari ke kamar dimana nyokap Gue berada dan nyokap Gue tidak ada. Langsung Gue berlari kea rah belakang rumah dan…

“enyak… ngapain? Gak kenapa-kenapa kan? Tanya Gue

“ya elah tong… enyak mau kencing, pegangan tembok malah kepegang wajan, jadi jatuh dah…” jawab enyak Gue sambil merintih-rintih gak jelas

“ya ampun nyak… kenapa gak bangunin aku, kan bisa dianterin” ucap Gue sambil memapah nyokap buat masuk lagi ke dalam rumah

“et dah… enyak udah bangunin elo… tapi elo ngorok” sewot nyokap Gue

“namanya juga ngantuk nyak, ayo masuk ke kamar lagi istirahat” ajak Gue, setelah mengantar nyokap Gue pun kembali ke belakang buat beresin barang-barang yang tadi sempat jatuh dan kembali tidur di sofa ruang tengah.

redrices
sormin180
joyanwoto
joyanwoto dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.