hhhhhhhh
Quote:
“kita angkotnya bareng kan?”, tanya Angel
Akupun hanya mengangguk.
“kenapa sih lu diem? Bt?”, tanyanya
“ngantuk”, jawabku
“abis ngapain ngantuk?”, tanyanya
“gua dari tadi belum sempet tidur”, kataku
Terjadilah sesi tanya jawab bersama Angel, parahnya lagi setiap angkot yang lewat dalam keadaan penuh.
“lama”, katanya kesal
Sudah 15 menit lamanya aku berdiri tapi belum ada angkot yang kosong.
“masih mau nunggu angkot?”, tanya Angel
“iya”, jawabku
10 menit dari situ Angel di jemput oleh ayahnya.
“bareng ayo”, katanya menarik tanganku
“ga usah, naek angkot aja”, kataku mencoba melepaskan tangannya
Tapi dia menarikku lebih kuat di tambah ayahnya yang melihat kelakuan kami membuatku tidak enak dan terpaksa aku ikut dengannya.
“ih, duduk di belakang aja”, katanya
“ga enak”, kataku
“ga apa-apa kan yah?”, tanyanya Angel
Ayahnya hanya mengangguk. Sepanjang perjalanan aku hanya diam, saat di persimpangan jalan akupun meminta berhenti karena sudah beda arah.
“besok gua jemput!”, teriaknya dari dalam mobil yang langsung melaju pergi.
Akupun menganggap itu hanya bualan belaka. Akupun melanjutkan perjalananku dengan angkot. Sesampainya di rumah akupun langsung membersihkan diri, makan lalu tidur.
Esok paginya dengan masih keadaan yang mengantuk aku berangkat sekolah dan di gerbang sudah ada Ayu.
“kamu sakit?”, tanyanya
“cape”, kataku
“cape kenapa?”, tanyanya
“lebih cape kalo gua ceritain”, kataku
Saat di depan kelas Ayu langsung pamit dan aku mengiyakan. Saat aku akan ke tempat duduk aku berpapasan dengan Ita dan dia memandangku sinis.
“Teo Teo”, sapa Caca
“apa?”, tanyaku
“berantem sama Ita?”, tanyanya
Akupun hanya mengangkat bahu.
Caca ini gengannya Ita mereka ada 3 orang dan salah satunya Caca. Caca tidak kalah cantik dengan Ita, dengan tubuhnya yang mungil setinggi dadaku menambah lucunya anak ini.
“udah coba ngobrol?”, tanyanya
Aku menggeleng.
“dia suka lu tuh kayanya, cemburu sama cewe yang suka sama lu”, katanya
“Teo!”, teriak Ayu dari luar.
Akupun memintanya masuk karena aku sedang malas.
“panjang umur. Bye Teo”, kata Caca menjauhiku
“ni susu coklat. Aku tau kalau ini ga seberapa tapi seenggaknya bisa sedikit ngebantu”, katanya
“thanks”, kataku
“aku tinggal ya. Susunya di habisin”, katanya yang berjalan keluar kelas.
Akupun meminum susu tersebut hingga habis. Perasaan ku sedikit lebih baik. Hari ini pun masih belum ada pelajaran apa-apa hanya perkenalan guru saja. Saat istirahat aku lebih memilih diam di kelas.
“kenapa lu?”, tanya Putra
“males”, kataku
“di tanya Ita”, katanya
Akupun tidak merespon.
“lu ada masalah sama Ita?”, tanyanya
Akupun menggeleng.
“terus?”, tanyanya
“gua sih ga ada masalah”, kataku
“terus kenapa?”, tanyanya
“ga tau”, kataku
“lah aneh sih. Lu salah ngomong atau apa kali sama dia”, katanya
“gua ga ngerasa”, kataku
“lah terus?”, tanyanya lagi
“nabrak”, kataku
“hah? Nabrak?”, tanyanya
“lu terus terus mulu kalo mobil udah nabrak kali”, kataku
“sue lu, gua serius malah becanda”, katanya
“gua juga serius. Ga tau kenapa sama dia”, kataku
“ga nyoba ngomong?”, tanyanya
“males lah. Kalo dia ada masalah sama gua ya dia aja yang ngomong, gua ga ngerasa”, kataku
Tak lama Ayu datang.
“cewe lu tuh”, ledek Putra
“ngaco”, kataku
“ni aku beliin makan buat kamu. Lemes banget abisnya, takut kamu lagi sakit”, katanya
“gua males makan. Buat lu aja”, kataku
“aku udah makan tadi”, katanya
“simpen aja buat makan siang lu Yu”, kataku
“duduk Yu”, kata Putra yang langsung berdiri dan pergi
Ayu langsung memegang dahiku.
“gua ga sakit Yu”, kataku
Dia seperti ingin mengatakan sesuatu tapi membatalkannya.
“yaudah makan nya aku taro di sini aja, takutnya kamu nanti laper. Aku tinggal ya”, katanya yang langsung pergi.
Jam istirahat sudah selesai tapi tidak ada kegiatan belajar, akupun menghabiskan waktu tiduran di meja. Sesekali teman sekelasku yang lain mengajak ku ngobrol. Waktu pun terus berlalu dan jam pulang pun tiba. Malas rasanya keluar kelas, tapi berada di sini pun tidak akan merubah apa-apa. dengan berat hati ku putuskan untuk pulang, aku pun berjalan kea rah ruang guru dan melewati lorong, di ujung lorong aku melihat seseorang dan benar saja.
“hai hai”, sapa Angel
“ngapain sih lu kesini Ta?” tanyaku
“kan gua udah janji mau jemput”, katanya
“gua kan ga bilang boleh”, kataku
“udah ayo pulang”, katanya menarik tanganku
Dan bisa kalian tebak apa yang terjadi? Anak kelas 1 bergandengan dengan wanita dari sekolah lain sudah pasti semua mata tertuju padamu. Akupun menepis tangan Angel
“ga usah di tuntun”, kataku
Dan dia pun hanya tersenyum. Ternyata dia membawa mobil sendiri dan ini membuat ku semakin malas.
“mau kemana?”, tanyanya
“balik”, kataku
“yah, masa balik”, katanya
“emang mau balik”, katanya
“maen dulu bentar sih, ok?”, tanyanya
“Ta, lu taukan gua cowonya Luna?”, tanyaku
“tau. Selama ga macem-macem kana man, lagian gua udah bilang mau jemput lu”, katanya dengan tenang.
Akupun langsung memberi kabar kalau di jemput oleh Angel ke Luna, dan memang dia sudah tau, responnya pun biasa.
“bener kan? Jadi lu tenang ja”, katanya
Akupun melihat kea rah luar berusaha membentengi diriku darinya tapi tiba-tiba dia meniup leherku dan saat ku menengok wajah kami saling berdekatan.