Kaskus

Story

dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah 3: Kuliah Kerja Nyata?
Selamat datang di thread ketiga yang merupakan lanjutan dari Yaudah Gue Mati Ajadan Yaudah 2: Challenge Accepted.

Sebelumnya, ijinkan gue buat memperkenalkan diri. Bagi pembaca setia kisah gue, pastinya kalian udah enggak asing dengan nama Muhdawi. Tapi bagi pembaca yang baru masuk ke thread ini, pastinya kalian asing dengan nama yang enggak biasa itu. Perkenalkan, nama lengkap gue Muhammad Danang Wijaya. Biasanya orang-orang manggil gue Dawi yang diambil dari singkatan nama gue Muhdawi. Kalian bisa panggil gue Dawi, atau kalo mau ikut-ikutan manggil gue Sawi juga enggak masalah. Gue orangnya idem, apa yang lo mau, kalo gue bisa, pasti gue usahakan. Anyway, langsung aja masuk lebih dalam ke thread ini. Sekali lagi gue ucapkan, selamat datang di thread ini.

Quote:


Quote:


Spoiler for Sinopsis:


Spoiler for Index:
Diubah oleh dasadharma10 16-10-2018 23:34
pulaukapokAvatar border
genji32Avatar border
andybtgAvatar border
andybtg dan 14 lainnya memberi reputasi
11
359.2K
1.3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#73
PART 13

Mampus! Apalagi sekarang. Semalem kita udah dibuat bingung di tengah sawah. Malahan gue sempat disapa sama ibu-ibu tua yang enggak jelas entah dimana. Sekarang, gue baru sadar kalo Maya yang tadi lihat di rumah cuma halusinasi gue karena sebenernya Melly jalan sendiri? Yang bener aja. Mistis enggak gini-gini juga kali, lama-lama gue sendiri yang gila.

“Hei, Bang?” sapa Maya dari samping rumah.
“M-Maya?!” Gue tunjuk Maya, enggak, gue hadapkan Melly ke arah Maya, “Itu asli bukan? Itu Maya bukan?”
“Hehe, becanda,” ucap Melly cengengesan. “Gitu aja panik.”
“Parah lo, Mell,” kata gue berjalan menjauh. “Bercanda lo jelek ah.”
“Hidih!” senggol Melly menarik Maya. “Gitu aja marah.”
“Gue baru ngalamin hari-hari pahit.” Gue hentikan langkah gue, “Jangan lo tambah-tambahin.”
“Hari pahit gimana?” tanya Melly ikutan berhenti. “Lo lihat sesuatu, Bang?”
“Kalo gue bilang iya, lo masih mau dengerin?”
“Iya gapapa,” kata Melly. “Cuma dengerin doang, enggak ngalamin kan.”
Melly terlihat berani, mungkin dia bisaa diandalkan. Tapi Maya, dia kelihatan tegang. Gue rasa lebih baik Maya enggak tau apa-apa.
“May,” panggil gue. “Gue kasih dua pilihan. Lo pilih dengerin biar tau informasi, apa balik duluan dan enggak tau apa-apa.”
“Gue duluan aja, Bang,” jawab Maya berjalan menjauh. “Sampai ketemu di rumah, Mell.”
“Ya, hati-hati.”

Baru gue cerita kalo semalem anak-anak ngalamin kejadian yang beda-beda, Melly ikutan cerita tentang pengalaman dia. Mulai dari dia merasa ada yang merhatiin selama di mobil. Mendengar walkie talkie dengan suara gue. Sampai sadar kalo di mobilnya ada nenek-nenek pake kebaya.

“Serius?” tanya gue. “Lo juga lihat itu nenek-nenek?”
“Lo gimana sih, Bang,” keluh Melly. “Kan yang kasih tau ada nenek-nenek masuk lo sendiri lewat walkie talkie.”

Gue tertegun, gue bener-bener baru denger cerita ini. Nenek-nenek itu kan gue lihat sewaktu periksa mobil belakang yang berarti gue udah keluar dari mobil, gimana ceritanya gue bisa kasih tau Melly lewat walkie talkie?

“Te-terus?”
“Ya itu... setelah gue denger suara abang, gue minta lo nyusulin ke mobil belakang, Bang,” jelas Melly meyakinkan. “Kayaknya habis dari situ abang udah tau deh, mulai dari abang ngetok-ngetok kaca sampai ikutan lihat itu nenek-nenek.”
“Habis itu gimana, Mell?” tanya gue makin penasaran. “Gue enggak inget habis itu.”
“Gue kurang tau juga,” kata Melly terlihat jujur. “Habis gue tau lo juga lihat nenek itu, gue langsung merem sekuat-kuatnya sampai pagi.”
“Oke.” Gue hembuskan nafas panjang menenangkan diri, “Sementara ini biar kita berdua aja yang tau. Kalo ada hal-hal yang aneh diemin aja dulu, tapi jangan lupa saling kasih tau kejadian itu.”
“Gue setuju,” angguk Melly. “Lo juga jangan lupa kasih tau gue.”

Melly adalah satu-satunya orang yang punya pengalaman yang sama kayak gue. Pengalaman dia nyambung sama gue. Gue rasa dia adalah satu-satunya orang yang bisa gue bisa gue andalkan mengenai kejadian-kejadian aneh di desa ini.

“Bang?”
“Ya, Mell?”
“Gue boleh manggil lo pake nama aja enggak, sih?” tanya Melly mulai biasa.
“Panggil aja kali,” senyum gue. “Kan kalian sendiri yang manggil abang, bukan gue yang minta. Jangan karena gue yang paling tua terus harus dihormatin terus-terusan lho, ya.”
“Eh, Wi,” panggil Melly ragu. “Ngomong-ngomong … sebenernya Maya sadar dia didudukin nenek itu.”
pulaukapok
JabLai cOY
JabLai cOY dan pulaukapok memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.