- Beranda
- Stories from the Heart
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
...
TS
juraganpengki
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE(CHAPTER 2)

Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..
Prolog
Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...
Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...
Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)

Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..
Prolog
Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...
Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...
Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)
Diubah oleh juraganpengki 27-12-2017 11:17
regmekujo dan 47 lainnya memberi reputasi
48
1.1M
4K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#2260
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Sesaat, Raden Jaka Wastra melirik ke arah Dewi Arum Kesuma, seolah meminta pendapat dari bawahannya.. Terkadang, seorang pemimpin memang harus mendengar pemikiran orang yang mereka pimpin.. Begitulah seharusnya jiwa seorang pimpinan..
Sepertinya, kedua sosok yang berasal dari Kerajaan Laut Utara itu sedang berkomunikasi lewat batin.. Hingga, Dewi Arum Kesuma menganggukkan kepala nya pertanda menyetujui sesuatu yang belum kami tahu..
“Ada dua pilihan anak muda.. Yang pertama kedua tangan dan kaki laki-laki itu serta lidahnya, harus di potong dan buang potongannya di wilayah Kerajaan kami.. Sedangkan pilihan kedua, ada satu orang yang mau dan ikhlas untuk mengorbankan diri nya, sebagai tawanan pengganti laki-laki tersebut” Jawab Raden Jaka Wastra..
Kedua mata gw terbelalak, karena terkejut mendengar penuturan Senopati Kerajaan Laut Utara..
“Tidak.. Saa..ya tidak maa..u hidup tan...pa tang..an dan kaki.. Le..bih baa..iik maa.. ti” Ucap Pak Bambang dengan terbata-bata..
“AYAH!!” Mendadak suara teriakan seseorang terdengar dari arah belakang..
Kami semua menoleh, dan melihat seorang pemuda dengan sosok Jin Penjaga berupa manusia setengah lembu, sedang berlari cepat dengan kedua telapak tangan terbuka..
“Arya” Ucap gw yang terkejut..
“baikT!! KALIAN APAKAN AYAH KU?” Teriak Arya sambil melompat dengan dua pukulan Tapak Wesi andalannya, ke arah Raden Jaka Wastra..
Sementara, Lembu Rukmo sudah menundukkan tanduknya dari belakang anak muda yang ia jaga..
SETT!! SETT!!
Dua sinar hitam dan merah melesat ke arah kami semua.. Dengan cepat gw melompat dan menangkis dua sinar dari tanduk Lembu Rukmo tersebut, menggunakan Pedang Jagat Samudera..
TRRAANG!!! TRRANG!!!
Suara seperti dua benturan besi saling beradu, terdengar dari ayunan Pedang Jagat Samudera, yang berhasil menangkis dua sinar merah dan hitam, hingga terpental ke arah berbeda..
Dua kali ledakan terdengar dari samping kiri dan kanan.. Kobaran api nampak membakar beberapa pohon besar yang terkena sambaran sinar merah dan hitam dari tanduk Lembu Rukmo.. Sekar langsung melesat dan mengibaskan selendang emasnya.. Serangkuman angin besar langsung memadamkan kobaran api dari dua tempat yang berbeda dengan seketika..
Menyadari serangannya dapat di tangkis oleh Pedang Jagat Samudera.. Lembu Rukmo nampak bersiap untuk melakukan serangan kedua.. Melihat hal tersebut, Dewi Arum Kesuma langsung mengarahkan Trisula Perak miliknya, yang entah kapan sudah berada dalam genggaman, ke arah Lembu Rukmo.. Selarik sinar perak melesat keluar dari Trisula Perak dan..
BLARR!!!
Tubuh Lembu Rukmo terlempar ke belakang akibat hantaman sinar perak dari Trisula milik Dewi Arum Kesuma.. Suara lenguhan kesakitan dari Jin Penjaga nya Arya, terdengar Cumiakkan telinga, seiring tubuh besarnya menghantam beberapa pohon seukuran satu pelukan tangan orang dewasa, yang langsung tumbang tercabut dari akar..
Sementara, tubuh Arya yang siap memukulkan Tapak Wesi ke Raden Jaka Wastra, nampak mendadak berhenti diudara.. Bersamaan dengan telapak tangan kiri Senopati Kerajaan Laut Utara itu, yang sudah terbuka dan mengarah ke tubuh anak Pak Bambang.. Sepertinya, Arya sedang dicekal oleh sebuah kekuatan yang membuatnya tidak bisa menggerakkan raga..
Berkali-kali pemuda itu mencoba berontak dari sesuatu tak kasat mata yang mencengkram tubuhnya, namun usaha nya berbuah nihil.. Beberapa kali pula terdengar umpatan yang keluar dari lisan Arya, karena merasakan emosi yang kian memuncak.. Terlebih karena ia sempat melihat ke arah Lembu Rukmo yang sudah terkulai lemah beberapa tombak di belakang.. Tapi segala usahanya tak membuahkan hasil apapun.. Hingga, akhirnya Arya menyerah dan hanya bisa menangisi ketidak kuasaan diri untuk menolong Ayahnya..
Raden Jaka Wastra tersenyum bijak, lalu menurunkan telapak tangan kirinya.. Perlahan-lahan, tubuh Arya pun mendarat diatas tanah dengan posisi setengah berlutut..
Gw segera menghampiri Arya dan mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri.. Namun dengan kasar pemuda itu menampik uluran tangan gw..
“Jangan bantu gw!!!..” Hardik Arya dengan tatapan tajam, lalu melangkah mendekati Ayahnya yang sudah duduk bersila, dan sedang mencoba memulihkan tubuh..
“Maaf, anak muda.. Ayah mu terpaksa kami bawa, karena telah menyuruh Jin golongan hitam, untuk mencuri salah satu Pusaka Kerajaan kami” Ucapan Raden Jaka Wastra seketika membuat Arya membelalakan mata..
Sesaat, ia melirik ke arah Ayahnya dan langsung disambut oleh anggukan lemah kepala Pak Bambang.. Gw yang melihat Arya seperti akan kembali marah, segera menarik lengan pemuda itu.. Awalnya Arya menolak, tapi gw memaksa dengan mengintimidasi nya lewat mata..
Beberapa tombak dari Keempat Jin yang gw kenal dengan sangat baik, gw mulai menceritakan segalanya kepada Arya.. Pada mulanya wajah pemuda yang pernah mencintai Anggie itu, nampak sangat terkejut.. Sampai di penjelasan terakhir, tentang dua pilihan yang bisa membebaskan Ayahnya dari Hukum Kerajaan Laut Utara, air muka Arya berubah seketika..
Untuk beberapa saat, Arya terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.. Lalu, dengan penuh keyakinan, pemuda itu mulai berjalan ke arah Raden Jaka Wastra.. Gw mengikuti langkah Arya, sambil memasukkan kembali Pedang Jagat Samudera ke bahu kanan.. Pandangan gw sempat melirik ke arah Viny, yang tadi sedang memulihkan tenaga dalamnya, beberapa tombak di belakang kami..
Namun, sosok gadis itu tidak lagi terlihat disana.. Yang ada hanya rimbunan semak belukar dan beberapa pohon besar yang tumbuh berdiri dengan gagahnya.. Pandangan gw sontak menangkap secarik kertas yang tergeletak di atas tanah, persis di tempat tadi Viny bersila.. Gw menghiraukan keberadaan kertas itu, yang kemungkinan besar adalah surat dari Viny.. Lalu kembali meneruskan langkah, ke arah kelima sosok yang mulai terdengar berbicara, sementara Pak Bambang masih duduk bersila..
“Jika memang harus ada yang menggantikan hukuman Ayahku, biar aku yang bertukar tempat dengannya.. Aku ikhlas berkorban untuk nya” Ucap Arya dengan penuh keyakinan..
Pak Bambang yang masih bersila sambil menyilangkan dua tangan di dada, terlihat sangat terkejut mendengar ucapan anak laki-laki nya itu..
“Tidak.. Jangan korban kan diri mu untuk Ayah, Arya.. Ini adalah balasan atas semua dosa yang Ayah perbuat” Sanggah Pak Bambang yang sepertinya sudah sedikit pulih dan menyadari kesalahannya, sambil memegangi dada yang mungkin masih terasa sakit..
Arya segera membantu Ayahnya untuk berdiri, lalu menyeka sisa darah yang membekas di bibirnya.. Sesaat, Arya memandangi wajah Ayahnya yang nampak masih sangat pucat, kemudian memeluk laki-laki yang paling ia hormati itu, dengan erat..
Gw melirik ke arah Sekar yang nampak sedang menoleh ke tempat Viny bersila.. Lalu, menatap gw sambil tersenyum tanpa maksud.. Sepertinya Jin Penjaga gw tersebut merasa lega karena sosok Viny telah lenyap..
“Masa depan mu masih sangat panjang, Arya.. Jangan korban kan diri untuk seorang Ayah durjana sepertiku.. Hanya karena tergiur akan kesaktian, aku rela bersekutu dengan Jin.. Jangan sekali-kali kau ikuti jejak langkah Ayah mu, Nak.. Sekarang Ayah harus mempertanggungjawabkan semuanya” Ucap Pak Bambang dengan suara lirih, sambil menepuk-nepuk pipi anak laki-laki nya..
Beberapa tetes airmata, terlihat mulai kembali mengalir membasahi pipi Arya..
“Tidak Ayah, seburuk apapun kau tetap Ayah yang hebat dimataku.. Tidak ada sama sekali cela darimu untuk ku, Ayah.. Karena itu, aku sanggup mengorbankan apapun termasuk nyawa untuk mu” Ucap Arya dengan suara bergetar, lalu kembali memeluk tubuh Ayahnya..
Pak Bambang yang berwajah tegas, perlahan-lahan mulai menitikkan airmata nya pula.. Untuk beberapa saat, kedua anak dan ayah itu menangis saling berpelukan.. Gw yang merasa terharu, hanya bisa melemparkan pandangan ke arah Lembu Rukmo.. Sosok Jin Penjaga Arya, terlihat sudah bangkit dan melipat dua tangannya di dada..
Sebuah jejak hitam di dada Lembu Rukmo, nampak tertutupi oleh sebagian lengannya.. Gw yakin jejak hitam tersebut merupakan bekas luka akibat hantaman sinar perak dari Trisula milik Dewi Arum Kesuma..
“Silahkan, bawa aku Raden” Ucapan Pak Bambang membuat gw kembali menoleh ke arah mereka..
“JANGAN COBA-COBA SENTUH AYAH KU!!!” Bentak Arya dengan tatapan nanar membelakangi tubuh Pak Bambang..
Raden Jaka Wastra dan Dewi Arum Kesuma nampak saling menoleh.. Tiba-tiba, dari arah belakang, Pak Bambang menepuk bahu Arya.. Seketika tubuh anaknya itu tidak dapat bergerak..
“Laki-laki itu menggunakan Ilmu Paku Raga dengan sisa tenaga yang ia miliki, pada anaknya sendiri, Kang Mas” Ucap Sekar yang membuat gw menekuk kedua alis..
“Ilmu itu hampir serupa dengan Ajian Paku Bumi.. Hanya saja, seluruh raga yang terjerat tidak akan mampu bergerak.. Itu saja perbedaannya, Kang Mas”
Ingatan gw kembali ke saat dimana mengenal Arya untuk pertama kalinya.. Saat itu, dia sempat menyerang gw dengan Ilmu Paku Bumi.. Tak dinyana, Ayahnya ternyata mempunyai Ilmu yang hampir serupa namun sepertinya berada di tingkatan lebih tinggi..
Sekali lagi, laki-laki yang sempat memiliki Batu Giok Mustika Laut Utara untuk sementara itu, memeluk anaknya terakhir kali sambil membisikkan sesuatu di telinga Arya.. Lalu, mulai berjalan tertatih-tatih menghampiri Raden Jaka Wastra dan Dewi Arum Kesuma..
"AYAAAAH..." Teriak Arya dengan suara pilu, tanpa bisa menggerakkan tubuhnya...
Arya terlihat menangis sambil terus meronta, berusaha melepaskan diri dari jeratan Ilmu Paku Raga yang di tanam oleh Ayahnya sendiri.. Otot dan urat Arya nampak tersembul menegang, pertanda ia mencoba menghilangkan pengaruh Ilmu Paku Raga.. Sementara, sosok Pak Bambang mulai berjalan dengan di apit dua sosok utusan Kerajaan Laut Utara.. Sesaat, Raden Jaka Wastra menoleh ke arah gw..
“Siapkan diri mu untuk menghadapi pertarungan terakhir, anak muda.. Waktunya sudah semakin dekat” Ucap Senopati Kerajaan Laut Utara itu yang terdengar di dalam batin gw, seiring sosok nya yang semakin lama semakin menghilang bersama Dewi Arum Kesuma dan Pak Bambang..
Gw mengerutkan dahi karena bingung akan apa yang beliau sampaikan barusan, lalu menghampiri Arya yang sudah jatuh berlutut di tanah, dengan kedua telapak tangan yang nampak gemetaran.. Sepertinya, Ilmu Paku Raga yang menjerat Arya hilang, seiring lenyapnya dua sosok Jin yang membawa pergi Pak Bambang..
Wajar sekali Arya akan merasa sangat terpukul.. Karena melihat Ayahnya telah hilang dibawa oleh dua mahluk gaib utusan Kerajaan Laut Utara, untuk menjalani hukuman atas kesalahan yang ia perbuat..
Beberapa saat lamanya, gw mencoba menenangkan Arya.. Hingga akhirnya pemuda tersebut berangsur-angsur bisa menguasai diri dari amukan emosi.. Dengan beberapa tarikan nafas dalam-dalam, Arya mulai bangkit dan melangkah menghampiri sosok Lembu Rukmo..
Sementara, gw mulai berjalan ke arah tempat Viny duduk bersila tadi dan memungut secarik kertas yang sengaja gadis itu tinggalkan, sebelum menghilang tanpa jejak.. Didalam saku jaket biru yang gw kenakan semalam, gw simpan surat tersebut..
Sesaat, Raden Jaka Wastra melirik ke arah Dewi Arum Kesuma, seolah meminta pendapat dari bawahannya.. Terkadang, seorang pemimpin memang harus mendengar pemikiran orang yang mereka pimpin.. Begitulah seharusnya jiwa seorang pimpinan..
Sepertinya, kedua sosok yang berasal dari Kerajaan Laut Utara itu sedang berkomunikasi lewat batin.. Hingga, Dewi Arum Kesuma menganggukkan kepala nya pertanda menyetujui sesuatu yang belum kami tahu..
“Ada dua pilihan anak muda.. Yang pertama kedua tangan dan kaki laki-laki itu serta lidahnya, harus di potong dan buang potongannya di wilayah Kerajaan kami.. Sedangkan pilihan kedua, ada satu orang yang mau dan ikhlas untuk mengorbankan diri nya, sebagai tawanan pengganti laki-laki tersebut” Jawab Raden Jaka Wastra..
Kedua mata gw terbelalak, karena terkejut mendengar penuturan Senopati Kerajaan Laut Utara..
“Tidak.. Saa..ya tidak maa..u hidup tan...pa tang..an dan kaki.. Le..bih baa..iik maa.. ti” Ucap Pak Bambang dengan terbata-bata..
“AYAH!!” Mendadak suara teriakan seseorang terdengar dari arah belakang..
Kami semua menoleh, dan melihat seorang pemuda dengan sosok Jin Penjaga berupa manusia setengah lembu, sedang berlari cepat dengan kedua telapak tangan terbuka..
“Arya” Ucap gw yang terkejut..
“baikT!! KALIAN APAKAN AYAH KU?” Teriak Arya sambil melompat dengan dua pukulan Tapak Wesi andalannya, ke arah Raden Jaka Wastra..
Sementara, Lembu Rukmo sudah menundukkan tanduknya dari belakang anak muda yang ia jaga..
SETT!! SETT!!
Dua sinar hitam dan merah melesat ke arah kami semua.. Dengan cepat gw melompat dan menangkis dua sinar dari tanduk Lembu Rukmo tersebut, menggunakan Pedang Jagat Samudera..
TRRAANG!!! TRRANG!!!
Suara seperti dua benturan besi saling beradu, terdengar dari ayunan Pedang Jagat Samudera, yang berhasil menangkis dua sinar merah dan hitam, hingga terpental ke arah berbeda..
Dua kali ledakan terdengar dari samping kiri dan kanan.. Kobaran api nampak membakar beberapa pohon besar yang terkena sambaran sinar merah dan hitam dari tanduk Lembu Rukmo.. Sekar langsung melesat dan mengibaskan selendang emasnya.. Serangkuman angin besar langsung memadamkan kobaran api dari dua tempat yang berbeda dengan seketika..
Menyadari serangannya dapat di tangkis oleh Pedang Jagat Samudera.. Lembu Rukmo nampak bersiap untuk melakukan serangan kedua.. Melihat hal tersebut, Dewi Arum Kesuma langsung mengarahkan Trisula Perak miliknya, yang entah kapan sudah berada dalam genggaman, ke arah Lembu Rukmo.. Selarik sinar perak melesat keluar dari Trisula Perak dan..
BLARR!!!
Tubuh Lembu Rukmo terlempar ke belakang akibat hantaman sinar perak dari Trisula milik Dewi Arum Kesuma.. Suara lenguhan kesakitan dari Jin Penjaga nya Arya, terdengar Cumiakkan telinga, seiring tubuh besarnya menghantam beberapa pohon seukuran satu pelukan tangan orang dewasa, yang langsung tumbang tercabut dari akar..
Sementara, tubuh Arya yang siap memukulkan Tapak Wesi ke Raden Jaka Wastra, nampak mendadak berhenti diudara.. Bersamaan dengan telapak tangan kiri Senopati Kerajaan Laut Utara itu, yang sudah terbuka dan mengarah ke tubuh anak Pak Bambang.. Sepertinya, Arya sedang dicekal oleh sebuah kekuatan yang membuatnya tidak bisa menggerakkan raga..
Berkali-kali pemuda itu mencoba berontak dari sesuatu tak kasat mata yang mencengkram tubuhnya, namun usaha nya berbuah nihil.. Beberapa kali pula terdengar umpatan yang keluar dari lisan Arya, karena merasakan emosi yang kian memuncak.. Terlebih karena ia sempat melihat ke arah Lembu Rukmo yang sudah terkulai lemah beberapa tombak di belakang.. Tapi segala usahanya tak membuahkan hasil apapun.. Hingga, akhirnya Arya menyerah dan hanya bisa menangisi ketidak kuasaan diri untuk menolong Ayahnya..
Raden Jaka Wastra tersenyum bijak, lalu menurunkan telapak tangan kirinya.. Perlahan-lahan, tubuh Arya pun mendarat diatas tanah dengan posisi setengah berlutut..
Gw segera menghampiri Arya dan mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri.. Namun dengan kasar pemuda itu menampik uluran tangan gw..
“Jangan bantu gw!!!..” Hardik Arya dengan tatapan tajam, lalu melangkah mendekati Ayahnya yang sudah duduk bersila, dan sedang mencoba memulihkan tubuh..
“Maaf, anak muda.. Ayah mu terpaksa kami bawa, karena telah menyuruh Jin golongan hitam, untuk mencuri salah satu Pusaka Kerajaan kami” Ucapan Raden Jaka Wastra seketika membuat Arya membelalakan mata..
Sesaat, ia melirik ke arah Ayahnya dan langsung disambut oleh anggukan lemah kepala Pak Bambang.. Gw yang melihat Arya seperti akan kembali marah, segera menarik lengan pemuda itu.. Awalnya Arya menolak, tapi gw memaksa dengan mengintimidasi nya lewat mata..
Beberapa tombak dari Keempat Jin yang gw kenal dengan sangat baik, gw mulai menceritakan segalanya kepada Arya.. Pada mulanya wajah pemuda yang pernah mencintai Anggie itu, nampak sangat terkejut.. Sampai di penjelasan terakhir, tentang dua pilihan yang bisa membebaskan Ayahnya dari Hukum Kerajaan Laut Utara, air muka Arya berubah seketika..
Untuk beberapa saat, Arya terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.. Lalu, dengan penuh keyakinan, pemuda itu mulai berjalan ke arah Raden Jaka Wastra.. Gw mengikuti langkah Arya, sambil memasukkan kembali Pedang Jagat Samudera ke bahu kanan.. Pandangan gw sempat melirik ke arah Viny, yang tadi sedang memulihkan tenaga dalamnya, beberapa tombak di belakang kami..
Namun, sosok gadis itu tidak lagi terlihat disana.. Yang ada hanya rimbunan semak belukar dan beberapa pohon besar yang tumbuh berdiri dengan gagahnya.. Pandangan gw sontak menangkap secarik kertas yang tergeletak di atas tanah, persis di tempat tadi Viny bersila.. Gw menghiraukan keberadaan kertas itu, yang kemungkinan besar adalah surat dari Viny.. Lalu kembali meneruskan langkah, ke arah kelima sosok yang mulai terdengar berbicara, sementara Pak Bambang masih duduk bersila..
“Jika memang harus ada yang menggantikan hukuman Ayahku, biar aku yang bertukar tempat dengannya.. Aku ikhlas berkorban untuk nya” Ucap Arya dengan penuh keyakinan..
Pak Bambang yang masih bersila sambil menyilangkan dua tangan di dada, terlihat sangat terkejut mendengar ucapan anak laki-laki nya itu..
“Tidak.. Jangan korban kan diri mu untuk Ayah, Arya.. Ini adalah balasan atas semua dosa yang Ayah perbuat” Sanggah Pak Bambang yang sepertinya sudah sedikit pulih dan menyadari kesalahannya, sambil memegangi dada yang mungkin masih terasa sakit..
Arya segera membantu Ayahnya untuk berdiri, lalu menyeka sisa darah yang membekas di bibirnya.. Sesaat, Arya memandangi wajah Ayahnya yang nampak masih sangat pucat, kemudian memeluk laki-laki yang paling ia hormati itu, dengan erat..
Gw melirik ke arah Sekar yang nampak sedang menoleh ke tempat Viny bersila.. Lalu, menatap gw sambil tersenyum tanpa maksud.. Sepertinya Jin Penjaga gw tersebut merasa lega karena sosok Viny telah lenyap..
“Masa depan mu masih sangat panjang, Arya.. Jangan korban kan diri untuk seorang Ayah durjana sepertiku.. Hanya karena tergiur akan kesaktian, aku rela bersekutu dengan Jin.. Jangan sekali-kali kau ikuti jejak langkah Ayah mu, Nak.. Sekarang Ayah harus mempertanggungjawabkan semuanya” Ucap Pak Bambang dengan suara lirih, sambil menepuk-nepuk pipi anak laki-laki nya..
Beberapa tetes airmata, terlihat mulai kembali mengalir membasahi pipi Arya..
“Tidak Ayah, seburuk apapun kau tetap Ayah yang hebat dimataku.. Tidak ada sama sekali cela darimu untuk ku, Ayah.. Karena itu, aku sanggup mengorbankan apapun termasuk nyawa untuk mu” Ucap Arya dengan suara bergetar, lalu kembali memeluk tubuh Ayahnya..
Pak Bambang yang berwajah tegas, perlahan-lahan mulai menitikkan airmata nya pula.. Untuk beberapa saat, kedua anak dan ayah itu menangis saling berpelukan.. Gw yang merasa terharu, hanya bisa melemparkan pandangan ke arah Lembu Rukmo.. Sosok Jin Penjaga Arya, terlihat sudah bangkit dan melipat dua tangannya di dada..
Sebuah jejak hitam di dada Lembu Rukmo, nampak tertutupi oleh sebagian lengannya.. Gw yakin jejak hitam tersebut merupakan bekas luka akibat hantaman sinar perak dari Trisula milik Dewi Arum Kesuma..
“Silahkan, bawa aku Raden” Ucapan Pak Bambang membuat gw kembali menoleh ke arah mereka..
“JANGAN COBA-COBA SENTUH AYAH KU!!!” Bentak Arya dengan tatapan nanar membelakangi tubuh Pak Bambang..
Raden Jaka Wastra dan Dewi Arum Kesuma nampak saling menoleh.. Tiba-tiba, dari arah belakang, Pak Bambang menepuk bahu Arya.. Seketika tubuh anaknya itu tidak dapat bergerak..
“Laki-laki itu menggunakan Ilmu Paku Raga dengan sisa tenaga yang ia miliki, pada anaknya sendiri, Kang Mas” Ucap Sekar yang membuat gw menekuk kedua alis..
“Ilmu itu hampir serupa dengan Ajian Paku Bumi.. Hanya saja, seluruh raga yang terjerat tidak akan mampu bergerak.. Itu saja perbedaannya, Kang Mas”
Ingatan gw kembali ke saat dimana mengenal Arya untuk pertama kalinya.. Saat itu, dia sempat menyerang gw dengan Ilmu Paku Bumi.. Tak dinyana, Ayahnya ternyata mempunyai Ilmu yang hampir serupa namun sepertinya berada di tingkatan lebih tinggi..
Sekali lagi, laki-laki yang sempat memiliki Batu Giok Mustika Laut Utara untuk sementara itu, memeluk anaknya terakhir kali sambil membisikkan sesuatu di telinga Arya.. Lalu, mulai berjalan tertatih-tatih menghampiri Raden Jaka Wastra dan Dewi Arum Kesuma..
"AYAAAAH..." Teriak Arya dengan suara pilu, tanpa bisa menggerakkan tubuhnya...
Arya terlihat menangis sambil terus meronta, berusaha melepaskan diri dari jeratan Ilmu Paku Raga yang di tanam oleh Ayahnya sendiri.. Otot dan urat Arya nampak tersembul menegang, pertanda ia mencoba menghilangkan pengaruh Ilmu Paku Raga.. Sementara, sosok Pak Bambang mulai berjalan dengan di apit dua sosok utusan Kerajaan Laut Utara.. Sesaat, Raden Jaka Wastra menoleh ke arah gw..
“Siapkan diri mu untuk menghadapi pertarungan terakhir, anak muda.. Waktunya sudah semakin dekat” Ucap Senopati Kerajaan Laut Utara itu yang terdengar di dalam batin gw, seiring sosok nya yang semakin lama semakin menghilang bersama Dewi Arum Kesuma dan Pak Bambang..
Gw mengerutkan dahi karena bingung akan apa yang beliau sampaikan barusan, lalu menghampiri Arya yang sudah jatuh berlutut di tanah, dengan kedua telapak tangan yang nampak gemetaran.. Sepertinya, Ilmu Paku Raga yang menjerat Arya hilang, seiring lenyapnya dua sosok Jin yang membawa pergi Pak Bambang..
Wajar sekali Arya akan merasa sangat terpukul.. Karena melihat Ayahnya telah hilang dibawa oleh dua mahluk gaib utusan Kerajaan Laut Utara, untuk menjalani hukuman atas kesalahan yang ia perbuat..
Beberapa saat lamanya, gw mencoba menenangkan Arya.. Hingga akhirnya pemuda tersebut berangsur-angsur bisa menguasai diri dari amukan emosi.. Dengan beberapa tarikan nafas dalam-dalam, Arya mulai bangkit dan melangkah menghampiri sosok Lembu Rukmo..
Sementara, gw mulai berjalan ke arah tempat Viny duduk bersila tadi dan memungut secarik kertas yang sengaja gadis itu tinggalkan, sebelum menghilang tanpa jejak.. Didalam saku jaket biru yang gw kenakan semalam, gw simpan surat tersebut..
sampeuk dan 10 lainnya memberi reputasi
9