- Beranda
- Stories from the Heart
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
...
TS
juraganpengki
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE(CHAPTER 2)

Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..
Prolog
Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...
Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...
Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)

Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..
Prolog
Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...
Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...
Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)
Diubah oleh juraganpengki 27-12-2017 11:17
regmekujo dan 47 lainnya memberi reputasi
48
1.1M
4K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#1814
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
Langkah kedua kaki gw terhenti saat Tante Septi menggelengkan kepala ke arah gw dengan menatap sendu, sambil terus menenangkan Ibu dalam pelukannya.. Gw menganggukan kepala dengan lemah, seraya menyeka air mata di pipi.. Saat ini, mungkin Ibu perlu waktu untuk menenangkan diri.. Ibu perlu waktu untuk mengumpulkan puing-puing harga diri keluarga kami yang dihancurkan dalam sekejap..
Dengan perasaan remuk redam, gw mulai berjalan meninggalkan sosok Ibu yang sedang ditenangkan oleh adiknya.. Padahal, gw sangat ingin dipeluk oleh beliau disaat seperti ini.. Gw ingin menumpahkan semua tangisan di pangkuan Ibu.. Hingga tertidur lelap disana.. Dan saat gw bangun esok paginya, Ibu akan berbisik ditelinga gw, ini semua hanya mimpi, bang.. Sayangnya, ujian yang berlaku atas kami ini nyata, bukan kembang tidur seperti harapan gw..
Ketiga saudara gw nampak setengah berlari menghampiri, sementara Sekar dan Bayu Barata juga terlihat melayang di belakang.. Masing-masing wajah mereka menatap gw dengan tatapan sayu.. Bahkan airmata Sekar terlihat membasahi kedua pelupuk matanya..
“Tolong tinggalin gw sendiri” Ucap gw yang langsung menghentikan langkah kaki mereka..
Di sebuah toilet hotel yang gw kunci dari dalam.. Di depan sebuah cermin cukup besar, gw menatap wajah seorang pemuda dengan dua titik air mata turun membasahi pipinya yang tirus.. Satu kali ia menyeka pipinya, namun airmata seperti mempermainkan karena terus saja keluar, tak mau berhenti.. Yahh, Itu pantulan sosok gw yang sedang menikmati pahitnya rasa amarah, sedih dan kecewa, yang menjadi satu..
Tatapan mata gw mulai tajam menatap pantulan diri sendiri di cermin, yang nampak bodoh karena hanya bisa menangis.. Beberapa kali kata sumpah serapah keluar dari mulut gw, mengutuk diri sendiri.. Bayangan saat bajingan itu menghancurkan harga diri gw dan keluarga gw dalam sekejap di depan orang banyak, kembali muncul dalam benak..
Gw pegang pipi kanan yang tadi di tampar Anggie, dengan tangan yang bergetar.. Kalimat yang dilisankan gadis itu seakan terngiang kembali di kedua telinga gw.. Ibarat cuka, tamparan dan kalimat yag dilontarkan Anggie menambah perih luka sayat yang gw rasakan..
Kedua mata gw terus menatap tajam ke arah diri gw sendiri di cermin, seiring bahu kanan gw ikut menghangat dan terus memanas, begitu amarah gw kembali muncul.. Kedua Telapak tangan gw yang mulai terkepal, terasa semakin keras bergetar..
PRANKK!!!
Suara pecahnya cermin yang terhantam oleh pukulan tangan kanan gw, terdengar nyaring.. Darah segar mulai mengalir dari luka sobek di atas kepalan tangan kanan.. Pandangan gw menatap nanar ke darah yang mulai menetes jatuh di atas lantai.. Perih rasanya.. Tapi tak sebanding dengan luka sayatan di hati dan harga diri gw..
Pandangan gw yang awalnya menatap jelas ke darah yang mengalir dari kepalan tangan, mendadak buram.. Hawa panas dari Pedang Jagat Samudera semakin menjadi.. Tubuh gw terasa bergerak sendiri menghantam sesuatu yang gw sendiri tidak tahu apa.. Yang terdengar di telinga gw hanya suara samar dari hancurnya benda-benda dan suara panggilan orang-orang di luar..
Tiba-tiba, sebuah pegangan tangan terasa di bahu gw dan langsung membuat tubuh gw terkulai lemah, tak sadarkan diri..
“Bangun lah, Ngger” Ucap seseorang dari samping, seiring kedua mata gw terbuka..
Gw yang sedang terbaring di atas batu pipih berukuran besar, langsung bangkit dan menatap Ki Purwagalih, yang saat ini sedang duduk bersila sambil melayang sejengkal di atas batu pipih di samping gw.. Ternyata, sosoknya lah yang tadi memegang pundak gw di kamar mandi hotel..
“Apa yang terjadi padaku, Eyang? Mengapa Eyang membawa ku kesini?” Tanya gw sedikit bingung..
Sesaat, Ki Purwagalih nampak tersenyum sambil memutar tasbih putih di tangan kanannya..
“Kau hampir menghancurkan sebuah tempat tadi siang, Ngger.. Tidak kah kau ingat apa yang sudah berlaku padamu hari ini?” Jawab Ki Purwagalih yang langsung di susul oleh pertanyaannya..
Gw terdiam dan mengingat kembali kejadian apa yang membuat gw sampai bisa mengamuk, seperti yang telah diucapkan kakek tua tersebut.. Hati gw mendadak berdesir kembali, saat ingatan gw tertuju dimana Papahnya Anggie sudah mempermalukan gw dan seluruh keluarga gw di depan semua orang, hari ini..
“Aku mengamuk karena harga diriku di injak-injak oleh seseorang, Eyang” Jawab gw dengan kepala tertunduk..
“Benar, kau berhasil dikalahkan oleh emosi mu sendiri.. Bahkan Pedang Jagat Samudera pun bereaksi sama, ikut merasakan apa yang kau rasakan saat itu.. Karena kalian sudah menyatu satu sama lain.. Pesan ku, berhati-hati lah dengan emosi mu, Ngger ” Jawab Ki Purwagalih yang membuat gw menundukkan kepala..
“Sekarang, minum lah air kendi itu, Ngger.. Inshaa Allah, perasaan mu bisa jauh lebih tenang” Ucap Ki Purwagalih sambil melirik ke arah sebuah kendi yang tahu-tahu sudah ada di sebelah gw..
“Bismillah” Ucap gw sebelum meminum air dari kendi berwarna hitam..
Segar sekali rasa air tersebut.. Dan sesuai ucapan Ki Purwagalih, perasaan gw mendadak tenang seketika, tanpa merasakan lagi hawa amarah sedikitpun di dalam batin.. Bahkan luka sobek akibat terkena pecahan kaca, lenyap seketika.. Dalam hati gw sempat bertanya air apa barusan yang gw minum, karena efeknya sangat luar biasa.. Memulihkan semua luka gw baik di dalam maupun di luar..
“Dengarlah, Ngger.. Kalian manusia biasa, memang kerap mendapat ujian dari Allah SWT.. Tapi ingat, semakin berat ujian yang kamu terima, akan semakin meningkatkan derajat mu di hadapan Nya.. Jangan pernah sekali pun mengumpat ujian yang diberikan dari Allah SWT.. Bersandarlah hanya kepada Nya.. Inshaa Allah, aku yakin kau mampu untuk melewati segala macam cobaan” Nasihat Ki Purwagalih terdengar semakin membuat hati gw tenang..
“Kau pasti sudah bertemu Nyi Kembang Wengi?” Tanya sosok kakek berpakaian gamis serba putih dengan rambut sebahu yang tertutup sorban berwarna sama tersebut..
“Sudah, Eyang.. Bahkan aku bertarung dengan Jin wanita itu.. Tak disangka Eyang, Ilmu Malih Sukma Raga Jin tersebut sangat tinggi” Jawab gw mencoba menjelaskan peristiwa beberapa waktu silam..
Ki Purwagalih terlihat tersenyum bijak sambil mengusap-usap jenggot putihnya yang panjang..
“Di atas langit masih ada langit, Ngger.. Banyak Jin yang memiliki kesaktian lebih tinggi dari Nyi Kembang Wengi.. Bahkan ada juga yang kesaktiannya lebih tinggi dariku” Timpal Ki Purwagalih yang membuat gw kembali mengerutkan dahi..
Sesaat, kami berdua terdiam.. Gw memikirkan ucapan Ki Purwagalih tentang keberadaan sosok Jin yang kesaktiannya lebih tinggi dari dirinya sendiri..
Tiba-tiba, Ki Purwagalih merentangkan kedua tangannya ke depan, sambil menutup mata dan kedua bibir bergerak seperti membaca mantera.. Tatapan mata gw terus terfokus ke arah kedua tangan sosok Kakek Tua tersebut, yang perlahan-lahan mengeluarkan cahaya putih..
Sebuah kitab bersampul kulit binatang berwarna coklat kumal, mendadak muncul dan melayang di antara dua tangan Ki Purwagalih yang masih terentang.. Cahaya putih nampak menyelimuti kitab tersebut.. Terlihat aksara jawa kuno yang tertulis di depan sampul nya, disertai tiga gambar Matahari, Bulan dan Bintang, yang masing-masing memendarkan cahaya berbeda..
“Ini Kitab Langit, Ngger.. Sebuah Kitab Pusaka yang menjadi incaran Raja Tungga bersama Jin yang membantunya” Ucap Ki Purwagalih yang berhasil membuat kedua mata gw terbelalak..
“Kitab Langit mengunci semua Ilmu-Ilmu kedigjayaan ciptaan beberapa manusia dan Jin yang tergolong sangat sakti.. Ilmu yang terkunci disini termasuk golongan Ilmu terlarang, yang apabila dikuasai oleh manusia, maka dia akan menjadi sosok paling sakti dimuka bumi” Jelas Ki Purwagalih dengan tatapan tajam menatap ke arah Kitab Langit..
“Jadi itu kitab yang jadi incaran Raja Tungga, Eyang?” Tanya gw memastikan..
“Benar, Ngger.. Tugas mu dan ketiga saudara mu untuk melindungi Kitab ini, karena aku telah terikat sumpah untuk tidak pernah membunuh mahluk apapun..” Ucap Ki Purwagalih dengan kedua mata menatap kosong ke kitab tersebut..
“Inshaa Allah, kami akan melindungi nya Eyang” Jawab gw dengan penuh keyakinan..
“Baiklah, sekarang saat nya bagi mu untuk pulang.. Kasihan Ibu mu.. Dari sini, aku bisa mendengar do’a ikhlas nya untuk mu, Ngger.. Ingat pesan ku baik-baik, Ngger.. Hadapi semua masalah dengan kepala dingin.. Maaf kan semua orang yang berlaku jahat pada mu” Kata Ki Purwagalih sesudah mengembalikan Kitab Langit entah kemana, sambil bangkit dari duduknya yang bersila, lalu memegang bahu gw, saat mata gw sudah terpejam..
Gw membuka kembali kedua mata, dan mendapati diri sendiri sudah berada di depan pagar rumah.. Dalam hati, gw sedikit terkejut karena Ki Purwagalih mengembalikan gw persis di depan pagar.. Untungnya, hari sudah malam hingga suasana gelap mungkin membuat semua orang malas untuk memperhatikan sesuatu..Sesaat, pandangan gw menyisir setiap tempat, berusaha meyakinkan bahwa tidak ada orang yang melihat kemunculan gw secara tiba-tiba..
Di depan teras, gw melihat Ridho dan Bimo sedang duduk di kursi depan.. Sepertinya mereka sedang menunggu kembali nya gw.. Sekar dan Bayu Barata yang pertama kali merasakan aura gw, terlihat sama-sama melayang mendekati.. Sementara kedua saudara gw juga nampak tersenyum melihat kemunculan gw..
“Maaf kan aku, Kang Mas” Ucap Sekar yang tiba-tiba langsung memeluk gw..
Gw sedikit terkejut menerima pelukan Sekar di hadapan Bayu Barata.. Jin Penjaga gw yang kedua itu, nampak memaksakan diri untuk tersenyum..
“Tidak ada yang perlu di maafkan, Sekar.. Kalian tidak membuat kesalahan apapun” Jawab gw sambil mencoba melepaskan diri dari pelukannya..
“Kami sempat mencari mu, Raden.. Bahkan menanyakan mu ke Kakek Moyang kalian.. Gundah gulana yang kami rasakan, seketika lenyap tatkala Ki Suta memberitahu kami, bahwa kau sedang berada bersama Ki Purwagalih” Ucap Bayu Barata sambil menepuk bahu gw yang mulai berjalan..
“Benar, Bayu.. Aku bersama Ki Purwagalih.. Beliau memberiku banyak nasihat” Jawab gw sambil menepuk punggungnya..
Saat tiba di hadapan kedua saudara gw, Ridho langsung memeluk gw dengan erat seperti yang Sekar tadi lakukan.. Lalu berganti Bimo yang menyalami tangan gw sesaat, lalu memeluk gw juga.. Untuk sejenak, Ridho melirik ke arah Sekar dan Bayu Barata.. Gw tersenyum karena faham akan maksudnya..
“Sekar.. Bayu.. Jika kalian tidak keberatan, tolong tinggalkan kami bertiga” Pinta gw dengan sopan ke Sekar dan Bayu Barata..
Sebuah senyuman manis tersungging dari wajah mereka masing-masing.. Sekali lagi Sekar memeluk gw dengan hangat, sebelum menghilang bersama Bayu Barata..
“Lu ga apa-apa, Bree? Asli keterlaluan tuh bokapnya cewe lu.. Tangan gw udah gatel banget pengen ngelus muka nya.. Anjiirr” Tanya Ridho yang terdengar sangat geregetan, sambil mengepalkan kedua tangan nya..
Gw sempat tersenyum getirl melihat reaksi Ridho barusan, tanpa memberi jawaban apapun..
“Nyokap gw ada di dalem ga, Bree?” Tanya gw langsung, begitu teringat akan Ibu..
“Nyokap lu ke rumah nya Rio, Mam.. Dia nitip kunci rumah ke kita.. Kata nya mo nginep disana malam ini” Jawab Bimo..
Gw tertegun mendengar jawaban Bimo, lalu menyandarkan punggung dengan lesu di sandaran atas bangku.. Sepertinya Ibu sangat terpukul atas kejadian tadi.. Atau mungkin Ibu kecewa dengan gw, sampai-sampai beliau lebih memilih menenangkan diri di rumah Tante Septi..
“Kita semua tadi sempet denger suara cermin pecah, terus suara benda lain yang hancur di dalam toilet yang lu kunci dari dalam, Mam.. Awalnya kita diemin karena faham akan emosi lu yang meledak-ledak.. Tapi pas gedung hotel ikut bergetar, terus semua orang teriak ada gempa, baru kita dobrak pintu toilet..” Kata Bimo mencoba menjelaskan..
Gw mengerutkan dahi mendengar penjelasannya.. Seingat gw, memang gw sempat kehilangan kesadaran dan mengamuk di dalam toilet.. Tapi masa iya, sebegitu kuatnya tenaga gw sampai membuat seluruh gedung bergetar laksana terkena gempa..
“Bukan Cuma itu, bree.. Semua Jin Penjaga kita termasuk Sekar dan Bayu Barata coba menembus masuk ke dalam toilet, tapi langsung mental, kek ada pagar gaib yang luar biasa kuat mengelilingi toilet tempat lu ngamuk.. Pas kita semua bisa masuk kesana, semua benda-benda di toilet ga ada satupun yang pecah, dan lu udah ga ada di dalem” Tambah Ridho mencoba meyakinkan gw..
“Kek nya itu semua karena kekuatan Ki Purwagalih, Dho.. Gw emang sempet mukul kaca di toilet hotel, sampe tangan gw berdarah.. Terus pandangan gw tiba-tiba buram, dan gw denger banyak suara benda hancur karena tubuh gw tanpa sadar bergerak sendiri menghantam benda-benda yang gw juga ga tahu apaan.. Anehnya gw sama sekali ga ngerasain sakit” Jawab gw mencoba menggambarkan apa yang gw alami di dalam toilet tersebut..
Sejenak, Ridho dan Bimo nampak saling pandang.. Gw meminta kunci rumah yang di titipkan Ibu dan membuka pintu rumah lalu masuk ke dalam, berjalan menuju kamar gw.. Seingat gw ada sebungkus rokok yang tergeletak diatas meja belajar.. Benar saja dugaan gw.. Tanpa pikir panjang, gw mengambil bungkusan rokok tersebut, dan kembali ke teras..
“Perasaan lu sekarang gimana, Mam?” Tanya Bimo dengan raut wajah yang nampak ragu..
Gw terdiam mendengar pertanyaan Bimo, lalu menyalakan sebatang rokok yang sudah terselip di dua jari.. Sejenak, gw menikmati sensasi asap rokok yang sudah gw hisap beberapa kali.. Kemudian melirik kembali ke arah Bimo dan Ridho yang nampak sedang menunggu jawaban..
“Perasaan gw sekarang udah mendingan, Bim..” Jawab gw cukup singkat, yang membuat Ridho nampak membesarkan kedua matanya karena terkejut..
“Lu yakin, Bree.. Si anjin* udah menghina lu sama keluarga lu segitu parahnya, lu sekarang bilang perasaan lu udah mendingan?” Tanya Ridho untuk memastikan..
Gw kembali melirik ke arah Ridho yang nampak tak percaya, sembari membuang abu yang ada di ujung rokok yang gw pegang, lalu menarik nafas cukup dalam dan mengeluarkannya perlahan..
“Jujur, gw sakit hati karena sudah dipermalukan oleh bokap nya Anggie di depan orang banyak.. Harga diri gw dan keluarga gw hancur saat itu juga.. Apalagi nyokap gw.. Lu ga bakal bisa bayangin gimana hancurnya hati gw lihat nyokap nangis, bree” Jawab gw sambil mengepalkan tangan kanan..
“Soal kelanjutan hubungan lu sama Anggie, gimana?” Tanya Ridho lagi..
Untuk sesaat, gw tertegun mendapat pertanyaan dari Ridho.. Ingatan gw kembali ke masa dimana Anggie menampar wajah ini..
“Gw belum tahu, bree.. Sekarang yang terpenting buat gw adalah perasaan Ibu.. Gw ga lagi mementingkan perasaan gw ke Anggie..” Jawab gw dengan tatapan kosong memandang ke pekarangan rumah..
sampeuk dan 13 lainnya memberi reputasi
14