Pilihan 2

"Udah ayo balik ke hotel udh mau jam 10 nehh, kita butuh persiapan juga untuk hadepin sederek lain yang kegenitan" kata samsul sambil terkekeh.
"wokeh" jawab tyo dengan semangat, sambil mematikan rokok yang masih tersisa setengah.
Sedangkan ku hanya mengangguk dan tersenyum, kemudian berjalan menuju kasir untuk membayar semua pesanan kami.

Berlahan mobil meninggalkan cafe dan bergerak menuju hotel,
"Dab, mampir ke mini market dulu untuk membeli lilin dan air mineral ya" pinta samsul kepada arga yang fokus menyetir didepan.
"Beli 3 biji aja lilinnya, itupun kalo bisa dibeli dengan eceran, kalo gak ya beli sepack" kata samsul kepadaku, dan lagi lagi hanya aku balas dengan anggukan dan senyuman yang aku paksakan, karena memang beberapa jam kedepan aku harus bertemu kembali dengan mahluk yang sama sekali gak aku harapkan.
"jangan tegang gitu donk dab, tenangin diri elo, ada kita kita ini yang pasti akan siap bantu elo" Tyo berkata sambil menepuk pundak kiriku.
"Iya dab yakinkan diri lo, apalagi ada Pak ustadz samsul, dijamin beresssss" canda jaka untuk mencoba membuat suasana di pikiranku untuk mencair.

Setelah kami tadi sempat mampir disebuah minimarket untuk membeli lilin dan air mineral kami langsung bergegas melanjutkan perjalan ke hotel, bukan karena masalah waktu, tetapi karena arga kebelet Pup yang langsung saja menjadi bahan bullyan tyo dan jaka ke arga.
Sesampainya dihotel, arga langsung berlari ke kamarnya dan tinggal kami berempat berjalan pelan memasuki hotel. Terlihat parkiran penuh oleh kendaraan baik mobil ataupun motor, dikarenakan malam ini adalah malam week end, sehingga banyak yang melakukan refresh otak dari kegiatan rutinitas selama 5 hari kebelakang. Ternyata benar setelah kami memasuki hotel lumayan banyak tamu yang masih belum tidur dan masih berada disekitar loungh dan kolam renang utk mengobrol.

" Jam 23 lebih 45 kita kumpul di kamar adit ya, dan elo dit, elo jangan ke kamar elo dulu, elo ikut gua ke kamar gua aja, ntr kita bareng bareng ke kamar lo, yg gue takutin rencana gua ntr malah gak berjalan dengan baik dan jangan sampai menarik perhatian tamu hotel yang lain" kata samsul kepadaku dan kepada temen temen.
"ok", "siapp" jawab tyo & jaka,
"Ntr arga gua kasih tau deh jam berapa kita kumpul lagi dan barenag menuju ke kamar adit" kata jaka kepada kami sambil mengacungkan jempolnya.
kemudian kami kembali ke kamar kami masing masing, kecuali aku yang mengikuti samsul menuju kamarnya dikarenakan waktu masih menunjukkan jam 22.20 masih ada beberapa menit kedepan sebelum kami menghadapi 1 mahluk yang ga tau kenapa yang menggangguku sejak hari pertama aku di hotel.

Sesampainya dikamar samsul, aku langsung menghempaskan diri ke atas bad sambil mencoba memejamkan mata sebentar dikarenakan memang gak bisa aku pungkiri rasa capek yang aku rasakan baik secara fisik maupun pikiran sedang bergelayut.
Samsul terlihat keluar dr toilet kemudian menghamparkan sajadah di ujung kamar dekat dengan meja kerja.
"gua sholat sunah dulu ya bntr, elo sono tiduran bentar sambil nunggu gua" kata samsul kepada gua, dan gua jawab dengan acungan dua jempol gua kepadanya.

Gua mencoba untuk memejamkan mata setelah samsul sudah memulai melakukan ibadah ga tau sholat sunah apa yang dia kerjakan. tiba tiba terdengar suara jederrrrrrrr yang cukup keras sehingga mengagetkanku dan secara reflex aku memalingkan wajah ke asal suara tersebut, Darahku berdesir, disertai bulu kudukku meremang setelah melihat apa yang ada didepanku, terlihat sesosok putih berdiri didalam pintu toilet yang lampunya dimatikan tetapi masih mendapatkan cahaya dari lampu utama kamar dikarenakan daun pintunya sepertinya lupa ditutup atau memang sudah dibuka oleh mahluk tersebut, mahluk tersebut bergerak menggoyangkan kepalanya yang terbungkus dengan tali diatasnya dengan pelan kekiri dan kekanan, kain yang dikenakan membalut tubuhnya terlihat samar berwarna putih lusuh dengan aroma busuk yang mulai menyebar dan sangat jelas dapat aku rasakan pada indera penciumanku. tidak terlihat dua buah mata pada wajahnya, tetapi yang terlihat hanya dua rongga dengan tertempel sedikit benda kecil berwarna putih yang sepertinya adalah sisa sisa kapas yang tertempel juga pada rongga hidungnya, terlihat deretan gigi giginya yang putih kehitaman berjajar tidak beraturan pada mulutnya, tubuhku terasa dingin dan tidak dapat sama sekali aku gerakkan. hanya mulutku yang menganga dan bila mataku yang membesar melihat sesosok yang masih saja menggoyangkan kepalanya ke kiri dan ke kanan dengan berlahan. Tiba tiba mahluk tersebut melengking cukup keras cumikan telinga, "aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarghhhhhhhhhh"