Sebuah kenyataan (1)

Iya Dia...Mb Laras tiba tiba tertawa melengking, dengan deretan giginya yg hitam, mata yang memerah dengan bola mata melotot dan hampir perlepas dr kelopaknya....bahkan sudah terlepas pada bola mata sebelah kanan yang hanya terekat pada uratnya saja, rambutnya yg menggimbal dan terkesan awut awutan terus menatapku dengan tajam, kembali aku merasakan kengerian yang amat sangat, seluruh tubuhku bergidik dan terasa kaku, bahkan untuk sekedar mengucap doa dalam hati saja aku tidak sanggup, bau anyir dan busuk menyeruak kedalam syaraf penciumanku yg membuat sesak pernafasan ini, semakin sesak dan semakin sesak. Tapi aku bisa apa aku seperti patung yg tidak bisa bergerak sama sekali. Iya dia masih ada didepanku dengan jarak yang amat dekat, sangat dekat...
Tiba tiba tangan yang hanya tersisa tulang dengan kuku yg panjang dan menghitam secara perlahan mengelus pipi sebelah kananku,
Samar aku mendengar dia bicara..."wong bagus, aku melu koe yo, koe wis nggawe atiku kesengsem" (manusia Ganteng, aku ikut kamu ya, kamu sudah membuat hatiku suka) kemudian setelah itu dia menghilang...
Tubuhku akhirnya dapat aku gerakkan perlahan dengan peluh kembali membasahi seluruh tubuhku yg tidak memakai pakaian sama sekali...
"Astaghfirullah...apa yg aku alami ini??? Kenapa aku erus saja diganggu oleh dia, iya dia mahluk wanita yg gak tau sosok yg dinamakan sundel bolong atau kuntilanak yg sedari awal terus mengikutiku dr pertama di jalan saat menuju kesini sampai detik ini....salahku apa ???"
Dan kesalahanku terbesar adalah aku sudah bercinta dengan dia...
"arghh...aku mengutuk diriku sendiri kenapa dengan mudahnya aku mengikuti godaan nafsu" ujarku pelan
Iya, aku udh bercibta dengan mahluk bukan manusia...