- Beranda
- Stories from the Heart
REN π
...
![rendiduck](https://s.kaskus.id/user/avatar/2017/10/23/avatar9964837_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
rendiduck
REN π
ASSALAMUALAIKUM WR. WB.
selamat malam duhai kekasih, sebutlah namaku menjelang tidur mu.
bawalah daku dalam mimpi indahmu dimalam yang dingin sesunyi ini.
lah kok jadi nyanyi sih.
maaf masih newbie banget, ini thread pertamaku.
ceritanya fiksi, ya semoga kalian semua dapat terhibur walau ini hanya fiksi belaka.
selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi nusa dan bangsa.
amin.
![REN π](https://s.kaskus.id/images/2017/10/24/9964837_20171024091436.jpg)
Quote:
Original Posted By INDEKS
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
prolog
Aku adalah seorang wanita yang mendambakan hidup bahagia layaknya princess dalam dongeng atau dalam drama korea kesukaanku.
Reyna Arista, nama itu yang akan jadi next princess dalam buku dongengnya. Tapi, nyatanya hidup gak sebercanda itu.
Nyatanya aku hanya seorang wanita biasa yang selalu memimpikan hidup bahagia.
aku percaya atau setiap pertemuanku pasti ada perpisahan dan kesedihan.
itu takdir Tuhan yang terbaik buat aku dan kamu.
Quote:
πpart 1
16:35 WIB
Sore ini hujan turun begitu derasnya.
'Huh, untung saja aku bawa payung.' Gumamku sedikit kesal.
Dimusim hujan seperti ini aku males banget kalau harus kuliah sore gini. Mana dosennya ngajarinnya gak jelas, ngantuk banget deh.
Kubuka payung lipat berwarna pink ini, sebenarnya aku tidak suka dengan hujan. Dinginnya bisa bikin aku bersin-bersin. Ku pakai jaket yang sedari tadi ku simpan didalam tas ku. Pink ? Pasti dong, jaket berwarna pink dan payung berwarna pink. Aku adalah pinkers (pink lovers).
Sore ini aku pulang ke kos dengan berjalan kaki. Kalau sudah jam segini angkutan umum pasti susah, kalau pun ada pasti pada penuh. Berhubung ini adalah jam pulang kerja bagi karyawan yang ada di pabrik roti sebelah kampusku.
'Lumayan jauh juga ya kalau jalan kaki.' Gumamku disepanjang jalan.
'Oke tinggal 1 tekongan lagi.' Kupercepat jalanku.
Sampai di tekongan terakhir kos ku, tiba-tiba saja ada yang memanggil.
'Reeeeeeen, tungguin aku.' Teriak seorang wanita yang sedang berlari kearahku.
'Siapa itu ya.' Gumamku sambil memicingkan sedikit mataku karena pandangan yang kurang jelas akibat hujan.
Wanita itu berlari semakin mendekat kearahku, semakin jelas ku lihat siapa wanita itu. Tapi, aku tidak mengenalinya.
'Ren, kamu mau kemana ?' Teriak wanita itu lagi sambil berlari melewatiku.
'Lah, kok dia terus aja.' Pikirku sambil memalingkan wajahku melihat kemana dia berlari.
Dia berlari terus dan berhenti di belakang seorang pria.
'Loh, itu cowok darimana kok perasaan aku gak ada berpapasan sama dia dijalan tadi.' Pikirku sambil menggaruk kepalaku yang memang gatal karena kebanyakan mikir dari tadi.
'Eh itu, oh nama tuh cowok ren juga yah. Haduh, kamu ini ya rein, didunia ini bukan cuman kamu yang namanya rein.' Pikiranku aneh banget yah sore ini.
Setelah 3 menit dari tekongan terakhir tadi, sampailah aku di kost ku yang hmm berantakan banget kayak kapal pecah.
Aku mandi dan langsung membuat segelas teh hangat, ku raih buku notesku diatas meja dan berjalan menuju balkon.
Sore ini emang berasa aneh bagiku, mood dan pikiranku jadi gak karuan. Aku benci kalau harus pulang dalam keadaan hujan-hujan gini, sepatuku pasti akan kotor. Mana tadi ada cewek yang hujan-hujannya hanya demi cowok aneh yah aku rasa dia aneh. Pertama, kapan dia lewat didepanku kenapa aku bisa gak tau dan tiba-tiba saja dia udah ada dibelakangku. Kedua, dia malah ngasih payung yang dipakainya ke cewek tadi padahal tuh payung muat buat berdua.
Eh itu so sweet loh.
Apanya yang sweet coba, kayak anak abg baru pacaran aja deh. Eiiittttssss, tunggu dulu. Sikap cowok itu tadi dingin banget loh ke itu cewek.
Atau jangan-jangan tuh cowok mayat hidup kali yah.
16:35 WIB
Sore ini hujan turun begitu derasnya.
'Huh, untung saja aku bawa payung.' Gumamku sedikit kesal.
Dimusim hujan seperti ini aku males banget kalau harus kuliah sore gini. Mana dosennya ngajarinnya gak jelas, ngantuk banget deh.
Kubuka payung lipat berwarna pink ini, sebenarnya aku tidak suka dengan hujan. Dinginnya bisa bikin aku bersin-bersin. Ku pakai jaket yang sedari tadi ku simpan didalam tas ku. Pink ? Pasti dong, jaket berwarna pink dan payung berwarna pink. Aku adalah pinkers (pink lovers).
Sore ini aku pulang ke kos dengan berjalan kaki. Kalau sudah jam segini angkutan umum pasti susah, kalau pun ada pasti pada penuh. Berhubung ini adalah jam pulang kerja bagi karyawan yang ada di pabrik roti sebelah kampusku.
'Lumayan jauh juga ya kalau jalan kaki.' Gumamku disepanjang jalan.
'Oke tinggal 1 tekongan lagi.' Kupercepat jalanku.
Sampai di tekongan terakhir kos ku, tiba-tiba saja ada yang memanggil.
'Reeeeeeen, tungguin aku.' Teriak seorang wanita yang sedang berlari kearahku.
'Siapa itu ya.' Gumamku sambil memicingkan sedikit mataku karena pandangan yang kurang jelas akibat hujan.
Wanita itu berlari semakin mendekat kearahku, semakin jelas ku lihat siapa wanita itu. Tapi, aku tidak mengenalinya.
'Ren, kamu mau kemana ?' Teriak wanita itu lagi sambil berlari melewatiku.
'Lah, kok dia terus aja.' Pikirku sambil memalingkan wajahku melihat kemana dia berlari.
Dia berlari terus dan berhenti di belakang seorang pria.
'Loh, itu cowok darimana kok perasaan aku gak ada berpapasan sama dia dijalan tadi.' Pikirku sambil menggaruk kepalaku yang memang gatal karena kebanyakan mikir dari tadi.
'Eh itu, oh nama tuh cowok ren juga yah. Haduh, kamu ini ya rein, didunia ini bukan cuman kamu yang namanya rein.' Pikiranku aneh banget yah sore ini.
Setelah 3 menit dari tekongan terakhir tadi, sampailah aku di kost ku yang hmm berantakan banget kayak kapal pecah.
Aku mandi dan langsung membuat segelas teh hangat, ku raih buku notesku diatas meja dan berjalan menuju balkon.
Sore ini emang berasa aneh bagiku, mood dan pikiranku jadi gak karuan. Aku benci kalau harus pulang dalam keadaan hujan-hujan gini, sepatuku pasti akan kotor. Mana tadi ada cewek yang hujan-hujannya hanya demi cowok aneh yah aku rasa dia aneh. Pertama, kapan dia lewat didepanku kenapa aku bisa gak tau dan tiba-tiba saja dia udah ada dibelakangku. Kedua, dia malah ngasih payung yang dipakainya ke cewek tadi padahal tuh payung muat buat berdua.
Eh itu so sweet loh.
Apanya yang sweet coba, kayak anak abg baru pacaran aja deh. Eiiittttssss, tunggu dulu. Sikap cowok itu tadi dingin banget loh ke itu cewek.
Atau jangan-jangan tuh cowok mayat hidup kali yah.
Diubah oleh rendiduck 16-03-2018 03:48
![anasabila](https://s.kaskus.id/user/avatar/2016/06/30/avatar8914126_40.gif)
anasabila memberi reputasi
1
11.6K
Kutip
103
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Stories from the Heart](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-51.png)
Stories from the Heart![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
31.6KThreadβ’43KAnggota
Tampilkan semua post
![rendiduck](https://s.kaskus.id/user/avatar/2017/10/23/avatar9964837_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
rendiduck
#88
Quote:
πpart 18
Siang ini rasanya males sekali untuk aku pergi kuliah. Mungkin karena suasana hati sedang kacau kali yah.
'Reyn, kamu gak kuliah ?' Tanya indah yang melihatku masih tiduran di kasurku.
'Hmm, entahlah ndah. Rasanya males banget.' Ucapku tak bersemangat.
'Kamu kenapa, reyn ?' Tanya indah dengan nada sedikit khawatir.
'Aku gak apa-apa, ndah. Cuman lagi males aja.' Jawabku sambil membalikkan badan memunggungi indah.
'Reyn, aku tau hati kamu pasti lagi kacau banget. Mending kita kuliah yuk, selesai kuliah kita ke mall . Kita nonton, ada film bagus tuh.' Ajak indah dengan nada lembut seperti seorang ibu yang membujuk anaknya untuk pergi ke sekolah.
'Tumben kamu rajin banget. Biasanya juga ngajakin bolos.' Ucapku sambil menarik selimut menutupi seluruh badanku.
'Masak iya mau bolos terus. Bangun ih, mandi sana gih.' Ucap indah sambil menarik selimutku.
Aku pasrah aja dengan perlakuannya, dia menarik tanganku berusaha untuk membangunkanku. Aku berjalan dengan langkah gontai menuju kamar mandi.
Selesai mandi aku langsung bersiap-siap memakai pakaian dan menyiapkan segala sesuatu yang harus aku bawa ke kampus.
Aku dan indah sudah berada di jalan menuju kampus. Tak perlu waktu lama bagi kami untuk sampai ke kampus.
Setelah memarkirkan mobilnya, aku dan indah berjalan menuju kantin. Kami berjalan sambil ngobrol, walaupun kami berdua tapi kalau udah gosip berasa rame banget.
Saat melewati perpustakaan tiba-tiba saja..
Bruuuggghhh
'Aduh.' Pekikku saat menabrak sesuatu.
Walaupun aku tidak sampai jatuh, tapi aku cukup kaget atas kejadian barusan.
'Makanya kalau jalan jangan sambil gosip.' Ucap reno dengan nada jutek sambil membungkukkan badannya untuk mengambil beberapa buku yang jatuh.
'Kamu tuh yang jalan gak liat-liat.' Ucapku gak kalah juteknya.
'Kamu yang nabrak kenapa jadi kamu yang sewot.' Ucapnya sinis.
'Kamu tuh senewen banget yah. Dasar cowok aneh.' Ucapku dengan penuh emosi.
'Kamu tuh yang aneh.' Ucapnya gak mau kalah.
Akhirnya kami terlibat adu mulut di depan perpustakaan dan mengakibatkan beberapa orang melihat kami.
Indah mencoba melerai kami, tapi dia tidak berhasil.
'Eh apa-apaan sih lo ?' Ucap danu yang tiba-tiba muncul langsung memegangi kerah baju reno.
'Eh santai dong.' Ucap reno sambil menepis tangan danu.
'Cowok kok beraninya sama cewek sih.' Ucap danu dengan penuh emosi.
Reno berlalu begitu saja meninggalkan kami disini.
'Kamu gak apa-apa kan, reyn ?' Tanya danu yang kelihatannya sangat khawatir kepadaku.
'Aku baik-baik aja. Makasih, dan.' Ucapku datar lalu pergi meninggalkannya begitu saja.
'Eh reyn, tungguin.' Teriak indah yang melihatku pergi meninggalkannya dan danu.
Tak ku hiraukan panggilan indah. Aku berjalan terus menurus kantin. Sampai di kantin aku pilih tempat duduk di pojokan. Ku hempaskan badanku pada kursi di belakangku.
'Mau makan apa, reyn ?' Tanya indah yang sudah berdiri dihadapanku.
'Biasa.' Jawabku datar.
Indah memesan makanan, sedangkan aku hanya duduk diam sambil melamun.
'Reyn, kamu kenapa sih ?' Tanya indah lembut yang sudah duduk dihadapanku.
'Aku gak apa-apa, ndah.' Jawabku dingin.
'Aku ngerasa gak berguna saat ini, reyn.' Kata indah lirih.
'Kenapa ?' Tanyaku bingung dengan ucapan indah barusan.
'Aku ada disini, sama kamu. Tapi, aku gak tau kamu kenapa, apa yang lagi kamu pikirin, atau apa yang lagi kamu rasain. Jadi, aku ngerasa adanya aku disini gak ada artinya.' Jawab indah dengan wajah sedihnya.
'Maaf, ndah. Aku gak bermaksud kayak gitu.' Ucapku lirih sambil terus menunduk.
'Iya aku udah biasa kok dianggap gak ada gini.' Ucapnya dengan suara yang parau.
'Indah, maafin aku. Oke baik, aku bakal ceritain semuanya ke kamu.' Ucapku.
'Gini, ndah. Kita emang satu sekolahan tapi dulu kita gak terlalu dekat gini kan. Jadi, dani dan danu itu kembar.' Ucapku.
'Iya aku tau itu, mereka bisa dibilang populer. Apalagi danu, dia terkenal sebagai cowok yang keren seantero sekolahan dulu. Dan dani terkenal cowok yang paling pinter dulu kan.' Ucap indah.
'Lah kalau itu aku malah gak tau loh, ndah.' Ucapku sedikit kebingungan.
'Terus gimana kamu bisa deket sama dani ?' Tanya indah antusias.
Aku mulai memutar otakku pada kejadian beberapa tahun silam.
Flashback.
Saat itu aku sedang berada di perpustakaan untuk mengembalikan buku yang kemarin aku pinjam.
'Pak, saya pinjam buku yang itu ya.' Ucap seorang laki-laki yang tiba-tiba saja sudah berada di belakangku.
Setelah urusanku dengan pak sugi selesai, aku lalu berjalan keluar perpustakaan dengan memegang beberapa buku yang baru aku pinjam tadi.
'Hei mbak, tunggu.' Ucap seorang laki-laki di belakangku.
Aku menoleh ke belakang dan melihat laki-laki yang tadi ada di perpustakaan.
'Eh kenapa ?' Tanyaku heran melihat dia sedang ngos-ngosan seperti abis lari marathon.
'Ini mbak.' Ucapnya tersenggal-senggal akibat napasnya yang masih berantakan sambil menunjukkan buku yang dia pegang.
'Iya kenapa sama buku itu ?' Tanyaku yang semakin heran.
'Mbak udah baca kan ?' Tanyanya lagi dengan wajah penasarannya.
'Iya udah.' Kataku sambil balik badan meninggalkan dia.
'Ceritanya gimana mbak ?' Tanyanya lagi yang mulai mensejajari langkahku.
'Baca aja sendiri.' Jawabku jutek.
'Males ah mbak, tebal banget gini bukunya.' Jawabnya.
'Jadi, buat apa kamu pinjem kalau gitu.' Kataku dengan nada sebel.
'Biar bisa kenalan sama mbak lah.' Jawabnya senang.
'Dasar aneh.' Kataku cuek sambil mempercepat langkahku.
'Mbak, tungguin ih.' Ucapnya lagi yang berlari mengejarku.
'Apaan lagi sih ? Baca aja deh bukunya kalau mau tau ceritanya.' Kataku mulai emosi.
'Namaku danu, mbak. Aku kelas 1B.' Ucapnya sambil mengulurkan tangannya ke aku.
'Oh, aku reyna. Kelasku ini.' Jawabku sambil berhenti didepan sebuah kelas.
'2B. Oke nanti pulang sekolah aku tunggu kamu disini ya. Sekarang aku mau ke perpustakaan buat balikin ini buku.' Katanya sambil melambaikan tangannya ke aku.
'Dasar aneh.' Pikirku.
End.
'Gitu ceritanya aku ketemu danu pertama kali.' Ucapku lirih ke indah.
'Terus kalau sama dani gimana ?' Tanya indah lagi.
Aku mulai mengingat semua kejadian yang lalu. Membayangkan setiap detailnya.
Flashback.
Hari ini aku dipanggil ke ruangan guru. Ada apa ya ? Tanyaku dalam hati.
Ternyata aku akan diikutkan dalam lomba cerdas cermat mewakili sekolahku bersama 2 orang lagi.
Tak berapa lama, datanglah mario yang akan menjadi teman 1 team ku nanti. Mario ini teman seangkatanku cuman dia anak 2A yang terkenal pintar-pintar.
'Kami hanya berdua buk ?' Tanyaku ke buk inggid.
'Tidak. Kalian akan bertiga dalam 1 team.' Jawab buk inggid ramah.
Tak berapa lama.
Tok..tok..tok
'Permisi buk. Ada apa ya saya dipanggil kesini ?' Ucapnya sambil berjalan ke arah kami.
Aku menoleh kebelakang.
'Loh, kamu ?' Tanyaku heran.
Bagaimana bisa orang yang paling males baca buku ikutan lomba cerdas cermat begini.
'Kenapa ya ?' Tanyanya dengan wajah kebingungan.
'Hmm gini dani. Kamu akan kami ikutkan kedalam lomba cerdas cermat mewakili sekolah kita bulan depan. Kamu akan 1 team bersama mereka. Ini reyna dan ini mario. Mereka ini kakak kelas kamu.' Ucap buk inggid seraya memperkenalkan kami ke adik kelas ini.
Hah ? Dani ? Kok mirip banget sama yang kemarin ya. Cuman ini bedanya pakai kacamata dan lebih kalem.
'Oh iya buk. Perkenal saya dani mbak, mas.' Ucapnya sambil mengulurkan tangannya kepada kami.
Setelah acara perkenalan itu kami ngobrol ngobrol ringan. Dan aku baru tau ternyata dani dan danu itu kembar. Mirip banget cuman yang membedakan dani ini pakai kacamata dan sikap mereka berbeda jauh. Kalau dani lebih kalem beda dengan danu yang pecicilan ya ampun. Tapi, danu cool. Hehe
Selama sebulan kedepan kami akan melaksanakan belajar bareng sehabis pulang sekolah.
Tempatnya tergantung kami, eh lebih tepatnya tergantung aku. Karena aku wanita satu-satunya di team ini. Jadi, mereka sangat menghargai dan menjagaku. Termasuk dani. Dia sangat pandai memperlakukan aku. Dia selalu mengantarkan aku pulang kerumah sehabis belajar bareng. Sampai suatu hari aku mengajak belajar bareng di rumah dani.
Mamanya baik banget, mamanya malah mengajak aku ke dapur untuk membuatkan cemilan. Sedangkan dani dan mario sibuk belajar. Eittssss, aku juga belajar loh. Belajar masak bareng mamanya dani.
Tiba-tiba danu muncul dari pintu belakang.
'Ma, aku haus.' Ucapnya sambil membuka pintu kulkas mencari minuman dingin.
Aku kaget dengan kehadirannya karena saat itu aku sendirian di dapur dan mama reta ada di kamar mandi.
'Eh kamu siapa ?' Tanyaku ketakutan melihat cowok masuk dari pintu belakang dengan muka kotor berlumuran oli.
'Loh mbak reyna ?' Tanyanya sambil mengelap mukanya dengan bajunya yang juga sudah kotor.
'Kamu maling ya ?' Tanyaku lagi.
'Aku danu mbak.' Ucapnya lembut.
'Eh kamu danu, kebiasaan deh. Lihat tuh lantainya pada kotor kan. Kan udah mama bilang. Kamu tinggal teriak aja nanti mama anterin minumannya.' Ucap mama reta.
'Iya ma, maaf.' Ucap danu sambil mencium pipi mamanya itu.
'Ih danu, kotor nih.' Ucap mama reta sebal.
Tapi danunya malah ngeloyor pergi keluar.
Begitulah kedekatanku dengan keluarga mereka. Termasuk dengan dani. Kami sering menghabiskan waktu bersama-sama. Seperti nonton bareng, makan bareng, olahraga bareng, atau bahkan hanya duduk ditaman menghabiskan waktu bersama. Tidak ada kata pacaran dalam hubungan kami. Tapi, jujur kami saling menyayangi satu sama lain. Walau tak ada kata cinta yang terucap tapi selalu ada perasaan cemburu saat dani bersama wanita lain.
Aku sangat menyayangi dani, dengan sikapnya yang lembut dan sabar menghadapi segala sikapku.
Kurang lebih 2 tahun kami habiskan waktu bersama-sama. Hingga tiba saat kelulusanku dan kami berjanji akan jalan bareng di malam harinya.
Tapi, dani tak kunjung tiba. Hp nya mati. Hingga 3 hari lamanya tak ada kabar dari dia.
Aku memutuskan untuk mendatangi rumahnya.
Dia tidak ada disana. Hanya ada tetangganya yang bilang kalau mereka lagi dirumah sakit.
Aku menghampiri mereka ke rumah sakit.
Betapa terkejutnya aku melihat siapa yang terbaring koma.
Ternyata selama ini dia menyimpan rapi tentang sakitnya dia ke aku. Hingga dia pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal.
Aku kangen kamu, ai.
Siang ini rasanya males sekali untuk aku pergi kuliah. Mungkin karena suasana hati sedang kacau kali yah.
'Reyn, kamu gak kuliah ?' Tanya indah yang melihatku masih tiduran di kasurku.
'Hmm, entahlah ndah. Rasanya males banget.' Ucapku tak bersemangat.
'Kamu kenapa, reyn ?' Tanya indah dengan nada sedikit khawatir.
'Aku gak apa-apa, ndah. Cuman lagi males aja.' Jawabku sambil membalikkan badan memunggungi indah.
'Reyn, aku tau hati kamu pasti lagi kacau banget. Mending kita kuliah yuk, selesai kuliah kita ke mall . Kita nonton, ada film bagus tuh.' Ajak indah dengan nada lembut seperti seorang ibu yang membujuk anaknya untuk pergi ke sekolah.
'Tumben kamu rajin banget. Biasanya juga ngajakin bolos.' Ucapku sambil menarik selimut menutupi seluruh badanku.
'Masak iya mau bolos terus. Bangun ih, mandi sana gih.' Ucap indah sambil menarik selimutku.
Aku pasrah aja dengan perlakuannya, dia menarik tanganku berusaha untuk membangunkanku. Aku berjalan dengan langkah gontai menuju kamar mandi.
Selesai mandi aku langsung bersiap-siap memakai pakaian dan menyiapkan segala sesuatu yang harus aku bawa ke kampus.
Aku dan indah sudah berada di jalan menuju kampus. Tak perlu waktu lama bagi kami untuk sampai ke kampus.
Setelah memarkirkan mobilnya, aku dan indah berjalan menuju kantin. Kami berjalan sambil ngobrol, walaupun kami berdua tapi kalau udah gosip berasa rame banget.
Saat melewati perpustakaan tiba-tiba saja..
Bruuuggghhh
'Aduh.' Pekikku saat menabrak sesuatu.
Walaupun aku tidak sampai jatuh, tapi aku cukup kaget atas kejadian barusan.
'Makanya kalau jalan jangan sambil gosip.' Ucap reno dengan nada jutek sambil membungkukkan badannya untuk mengambil beberapa buku yang jatuh.
'Kamu tuh yang jalan gak liat-liat.' Ucapku gak kalah juteknya.
'Kamu yang nabrak kenapa jadi kamu yang sewot.' Ucapnya sinis.
'Kamu tuh senewen banget yah. Dasar cowok aneh.' Ucapku dengan penuh emosi.
'Kamu tuh yang aneh.' Ucapnya gak mau kalah.
Akhirnya kami terlibat adu mulut di depan perpustakaan dan mengakibatkan beberapa orang melihat kami.
Indah mencoba melerai kami, tapi dia tidak berhasil.
'Eh apa-apaan sih lo ?' Ucap danu yang tiba-tiba muncul langsung memegangi kerah baju reno.
'Eh santai dong.' Ucap reno sambil menepis tangan danu.
'Cowok kok beraninya sama cewek sih.' Ucap danu dengan penuh emosi.
Reno berlalu begitu saja meninggalkan kami disini.
'Kamu gak apa-apa kan, reyn ?' Tanya danu yang kelihatannya sangat khawatir kepadaku.
'Aku baik-baik aja. Makasih, dan.' Ucapku datar lalu pergi meninggalkannya begitu saja.
'Eh reyn, tungguin.' Teriak indah yang melihatku pergi meninggalkannya dan danu.
Tak ku hiraukan panggilan indah. Aku berjalan terus menurus kantin. Sampai di kantin aku pilih tempat duduk di pojokan. Ku hempaskan badanku pada kursi di belakangku.
'Mau makan apa, reyn ?' Tanya indah yang sudah berdiri dihadapanku.
'Biasa.' Jawabku datar.
Indah memesan makanan, sedangkan aku hanya duduk diam sambil melamun.
'Reyn, kamu kenapa sih ?' Tanya indah lembut yang sudah duduk dihadapanku.
'Aku gak apa-apa, ndah.' Jawabku dingin.
'Aku ngerasa gak berguna saat ini, reyn.' Kata indah lirih.
'Kenapa ?' Tanyaku bingung dengan ucapan indah barusan.
'Aku ada disini, sama kamu. Tapi, aku gak tau kamu kenapa, apa yang lagi kamu pikirin, atau apa yang lagi kamu rasain. Jadi, aku ngerasa adanya aku disini gak ada artinya.' Jawab indah dengan wajah sedihnya.
'Maaf, ndah. Aku gak bermaksud kayak gitu.' Ucapku lirih sambil terus menunduk.
'Iya aku udah biasa kok dianggap gak ada gini.' Ucapnya dengan suara yang parau.
'Indah, maafin aku. Oke baik, aku bakal ceritain semuanya ke kamu.' Ucapku.
'Gini, ndah. Kita emang satu sekolahan tapi dulu kita gak terlalu dekat gini kan. Jadi, dani dan danu itu kembar.' Ucapku.
'Iya aku tau itu, mereka bisa dibilang populer. Apalagi danu, dia terkenal sebagai cowok yang keren seantero sekolahan dulu. Dan dani terkenal cowok yang paling pinter dulu kan.' Ucap indah.
'Lah kalau itu aku malah gak tau loh, ndah.' Ucapku sedikit kebingungan.
'Terus gimana kamu bisa deket sama dani ?' Tanya indah antusias.
Aku mulai memutar otakku pada kejadian beberapa tahun silam.
Flashback.
Saat itu aku sedang berada di perpustakaan untuk mengembalikan buku yang kemarin aku pinjam.
'Pak, saya pinjam buku yang itu ya.' Ucap seorang laki-laki yang tiba-tiba saja sudah berada di belakangku.
Setelah urusanku dengan pak sugi selesai, aku lalu berjalan keluar perpustakaan dengan memegang beberapa buku yang baru aku pinjam tadi.
'Hei mbak, tunggu.' Ucap seorang laki-laki di belakangku.
Aku menoleh ke belakang dan melihat laki-laki yang tadi ada di perpustakaan.
'Eh kenapa ?' Tanyaku heran melihat dia sedang ngos-ngosan seperti abis lari marathon.
'Ini mbak.' Ucapnya tersenggal-senggal akibat napasnya yang masih berantakan sambil menunjukkan buku yang dia pegang.
'Iya kenapa sama buku itu ?' Tanyaku yang semakin heran.
'Mbak udah baca kan ?' Tanyanya lagi dengan wajah penasarannya.
'Iya udah.' Kataku sambil balik badan meninggalkan dia.
'Ceritanya gimana mbak ?' Tanyanya lagi yang mulai mensejajari langkahku.
'Baca aja sendiri.' Jawabku jutek.
'Males ah mbak, tebal banget gini bukunya.' Jawabnya.
'Jadi, buat apa kamu pinjem kalau gitu.' Kataku dengan nada sebel.
'Biar bisa kenalan sama mbak lah.' Jawabnya senang.
'Dasar aneh.' Kataku cuek sambil mempercepat langkahku.
'Mbak, tungguin ih.' Ucapnya lagi yang berlari mengejarku.
'Apaan lagi sih ? Baca aja deh bukunya kalau mau tau ceritanya.' Kataku mulai emosi.
'Namaku danu, mbak. Aku kelas 1B.' Ucapnya sambil mengulurkan tangannya ke aku.
'Oh, aku reyna. Kelasku ini.' Jawabku sambil berhenti didepan sebuah kelas.
'2B. Oke nanti pulang sekolah aku tunggu kamu disini ya. Sekarang aku mau ke perpustakaan buat balikin ini buku.' Katanya sambil melambaikan tangannya ke aku.
'Dasar aneh.' Pikirku.
End.
'Gitu ceritanya aku ketemu danu pertama kali.' Ucapku lirih ke indah.
'Terus kalau sama dani gimana ?' Tanya indah lagi.
Aku mulai mengingat semua kejadian yang lalu. Membayangkan setiap detailnya.
Flashback.
Hari ini aku dipanggil ke ruangan guru. Ada apa ya ? Tanyaku dalam hati.
Ternyata aku akan diikutkan dalam lomba cerdas cermat mewakili sekolahku bersama 2 orang lagi.
Tak berapa lama, datanglah mario yang akan menjadi teman 1 team ku nanti. Mario ini teman seangkatanku cuman dia anak 2A yang terkenal pintar-pintar.
'Kami hanya berdua buk ?' Tanyaku ke buk inggid.
'Tidak. Kalian akan bertiga dalam 1 team.' Jawab buk inggid ramah.
Tak berapa lama.
Tok..tok..tok
'Permisi buk. Ada apa ya saya dipanggil kesini ?' Ucapnya sambil berjalan ke arah kami.
Aku menoleh kebelakang.
'Loh, kamu ?' Tanyaku heran.
Bagaimana bisa orang yang paling males baca buku ikutan lomba cerdas cermat begini.
'Kenapa ya ?' Tanyanya dengan wajah kebingungan.
'Hmm gini dani. Kamu akan kami ikutkan kedalam lomba cerdas cermat mewakili sekolah kita bulan depan. Kamu akan 1 team bersama mereka. Ini reyna dan ini mario. Mereka ini kakak kelas kamu.' Ucap buk inggid seraya memperkenalkan kami ke adik kelas ini.
Hah ? Dani ? Kok mirip banget sama yang kemarin ya. Cuman ini bedanya pakai kacamata dan lebih kalem.
'Oh iya buk. Perkenal saya dani mbak, mas.' Ucapnya sambil mengulurkan tangannya kepada kami.
Setelah acara perkenalan itu kami ngobrol ngobrol ringan. Dan aku baru tau ternyata dani dan danu itu kembar. Mirip banget cuman yang membedakan dani ini pakai kacamata dan sikap mereka berbeda jauh. Kalau dani lebih kalem beda dengan danu yang pecicilan ya ampun. Tapi, danu cool. Hehe
Selama sebulan kedepan kami akan melaksanakan belajar bareng sehabis pulang sekolah.
Tempatnya tergantung kami, eh lebih tepatnya tergantung aku. Karena aku wanita satu-satunya di team ini. Jadi, mereka sangat menghargai dan menjagaku. Termasuk dani. Dia sangat pandai memperlakukan aku. Dia selalu mengantarkan aku pulang kerumah sehabis belajar bareng. Sampai suatu hari aku mengajak belajar bareng di rumah dani.
Mamanya baik banget, mamanya malah mengajak aku ke dapur untuk membuatkan cemilan. Sedangkan dani dan mario sibuk belajar. Eittssss, aku juga belajar loh. Belajar masak bareng mamanya dani.
Tiba-tiba danu muncul dari pintu belakang.
'Ma, aku haus.' Ucapnya sambil membuka pintu kulkas mencari minuman dingin.
Aku kaget dengan kehadirannya karena saat itu aku sendirian di dapur dan mama reta ada di kamar mandi.
'Eh kamu siapa ?' Tanyaku ketakutan melihat cowok masuk dari pintu belakang dengan muka kotor berlumuran oli.
'Loh mbak reyna ?' Tanyanya sambil mengelap mukanya dengan bajunya yang juga sudah kotor.
'Kamu maling ya ?' Tanyaku lagi.
'Aku danu mbak.' Ucapnya lembut.
'Eh kamu danu, kebiasaan deh. Lihat tuh lantainya pada kotor kan. Kan udah mama bilang. Kamu tinggal teriak aja nanti mama anterin minumannya.' Ucap mama reta.
'Iya ma, maaf.' Ucap danu sambil mencium pipi mamanya itu.
'Ih danu, kotor nih.' Ucap mama reta sebal.
Tapi danunya malah ngeloyor pergi keluar.
Begitulah kedekatanku dengan keluarga mereka. Termasuk dengan dani. Kami sering menghabiskan waktu bersama-sama. Seperti nonton bareng, makan bareng, olahraga bareng, atau bahkan hanya duduk ditaman menghabiskan waktu bersama. Tidak ada kata pacaran dalam hubungan kami. Tapi, jujur kami saling menyayangi satu sama lain. Walau tak ada kata cinta yang terucap tapi selalu ada perasaan cemburu saat dani bersama wanita lain.
Aku sangat menyayangi dani, dengan sikapnya yang lembut dan sabar menghadapi segala sikapku.
Kurang lebih 2 tahun kami habiskan waktu bersama-sama. Hingga tiba saat kelulusanku dan kami berjanji akan jalan bareng di malam harinya.
Tapi, dani tak kunjung tiba. Hp nya mati. Hingga 3 hari lamanya tak ada kabar dari dia.
Aku memutuskan untuk mendatangi rumahnya.
Dia tidak ada disana. Hanya ada tetangganya yang bilang kalau mereka lagi dirumah sakit.
Aku menghampiri mereka ke rumah sakit.
Betapa terkejutnya aku melihat siapa yang terbaring koma.
Ternyata selama ini dia menyimpan rapi tentang sakitnya dia ke aku. Hingga dia pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal.
Aku kangen kamu, ai.
0
Kutip
Balas