- Beranda
- Stories from the Heart
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
...
TS
juraganpengki
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE(CHAPTER 2)

Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..
Prolog
Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...
Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...
Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)

Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..
Prolog
Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...
Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...
Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)
Diubah oleh juraganpengki 27-12-2017 11:17
regmekujo dan 47 lainnya memberi reputasi
48
1.1M
4K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#1304
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
“Tempelkan kedua telapak tangan mu ke tanah, Kang Mas.. Serap hawa murni bumi, lalu lawan dukun itu kembali” Bisik Sekar dalam batin gw..
Gw mengangguk, lalu melompat lima tombak kebelakang..
“Mau kabur kemana kau, anak muda?” Teriak dukun sesat itu..
Sementara gw mulai berjongkok dengan setengah kaki tertekuk, dan menempelkan kedua telapak tangan menyentuh permukaan tanah.. Ki An****i terkejut melihat apa yang sedang gw lakukan, sepertinya dia tidak menyangka bahwa gw akan tahu kelemahan Ilmu Awak Belut miliknya..
Perlahan-lahan, gw merasakan sensasi hawa dingin mengalir masuk dari permukaan tanah, ke kedua telapak tangan gw yang mulai menghangat.. Kening gw berkerut heran, karena aliran hawa murni dari bumi, malah berubah hangat saat sudah masuk ke dalam kedua tangan..
Dari arah depan, Ki An****i terlihat mulai berlari cepat menuju ke arah gw..
“Pedang Jagat Samudera, tolong buat manusia itu sedikit sibuk” Bisik gw dalam hati sambil melirik Pedang Sakti pemberian Ki Suta, yang masih melayang-layang beberapa tombak di atas tanah..
Secepat kilat, Pedang Jagat Samudera melesat ke arah Ki An****i, membuat dukun sesat itu harus berkelit beberapa kali, guna menghindari sabetan Pedang..
Gw melirik ke arah Sekar yang sudah berhasil melenyapkan dua sosok Jin berupa manusia berkepala serigala dan Jin lain yang bersosok seorang Kakek Tua bertubuh cebol.. Tinggal Kuntilanak Merah yang saat ini, terlihat terdesak oleh serangan demi serangan Sekar..
“Enyah kau!!!” Teriak Sekar yang mengibaskan selendang emasnya ke arah Kuntilanak Merah..
Selarik sinar keemasan melesat keluar dari kibasan selendang emas Sekar.. Sementara, sosok Kuntilanak Merah melemparkan dua tusuk konde perak, dari balik jubah merah yang ia pakai.. Dua tusuk konde perak tersebut menjelma menjadi dua sinar perak, dan terus melesat menghadang sinar emas dari kibasan selendang milik Sekar..
DUARR!!!
Sebuah ledakan cukup kuat, tercipta dari bentrokan tiga kesaktian.. Suara-suara hewan penghuni hutan yang ketakutan, terdengar riuh meramaikan suasana hutan yang seharusnya sunyi senyap..
Sekar nampak tersenyum dingin, sambil berdiri.. Sementara Kuntilanak Merah sudah berada lima tombak di hadapannya, dengan posisi sedang mencoba bangkit karena sempat terlempar ke belakang, terkena gelombang ledakan barusan..
“Kau sadar bahwa kau tak akan mampu melawan ku, Roro Sungsang.. Pilihan mu hanya satu.. Mati di tangan ku, atau di tangan mu sendiri?’ Ucap Sekar yang terlihat sudah memanjangkan ke sepuluh kuku tangannya..
Tanpa banyak bicara, Kuntilanak Merah tersebut mengeluarkan satu lagi tusuk konde berwarna perak.. Sepertinya, dia akan menggunakan kesaktiannya yang terakhir untuk menyerang Sekar.. Tapi, tak disangka.. Sosok Jin Penjaga dukun sesat itu malah mengarahkan senjata nya ke kening sendiri..
KRAAKK!!!
Suara tulang kening yang tertembus tusuk Konde perak, terdengar cukup menggidikkan.. Gw sampai memenjamkan kedua mata, karena tak mau melihatnya.. Gw baru membuka kedua indera penglihatan gw, setelah mahluk berjubah merah itu, berubah menjadi asap hitam..
Ki An****i nampak terkejut melihat Jin Penjaga terakhirnya sudah lenyap.. Sementara Pedang Jagat Samudera masih terlihat main-main dengan laki-laki itu..
“Cukup, Kang Mas.. Sekarang lawan kembali manusia kotor itu.. Aku sudah muak melihat muka nya” Ucap Sekar yang terdengar dalam batin gw..
Gw menganggukan kepala, lalu mulai bangkit berdiri sambil membuat gerakan tangan berputar dan mengatur jalan pernafasan.. Guna nya untuk mengontrol hawa murni dari bumi, yang sudah terserap sedikit di kedua tangan..
Sesudah berbisik ke Pedang Jagat Samudera, gw langsung berlari ke arah Ki An****i dengan kedua tangan terkepal.. Menyadari adanya serangan yang datang, dukun sesat itu melompat ke samping untuk menghindari pukulan tangan kanan gw..
Sebuah tendangan di layangkannya ke arah punggung gw, dengan cepat gw berbalik dan menahan tendangan itu menggunakan tangan kiri..
BUKK!!
Suara tendangan yang membentur punggung tangan kiri gw terdengar.. Gw segera menangkap kaki Ki An****i, dengan tangan kanan yang masih teraliri hawa murni bumi.. Berhasil, gw bisa memegang kaki nya dengan mudah tanpa merasa licin sama sekali..
Kedua mata dukun sesat itu membesar.. Tak ingin menyianyiakan kesempatan, tangan kiri gw pun ikut mencengram kaki Ki An****i, lalu sekuat tenaga membanting nya ke arah belakang..
BUG!!!
Suara tubuh dukun sesat itu terdengar cukup keras, saat menghantam tanah di belakang gw.. Erangan kesakitan mulai keluar dari mulutnya.. Karena masih gemas, gw pun berjalan ke arah dukun yang telah menjerat Anggie dengan ilmu pelet, lalu menendang perutnya satu kali..
Teriakan kesakitan terdengar lagi dari mulut laki-laki malang tersebut..
“Ampun.. Saya menyerah.. Saya akan lakukan apapun yang kamu minta, asal jangan sakiti saya lagi” Ucap Ki An****i dengan wajah pucat..
Darah segar nampak mengalir dari mulutnya.. Dengan lemah,laki-laki berpakaian serba hitam itu mencoba berdiri.. Sekar yang tadi masih berada beberapa tombak di belakang gw, tiba-tiba melesat ke arah Ki An****i, dan mencakar dada laki-laki itu..
SREETT!!!
Suara baju yang dikenakan Ki An****i terdengar robek tercabik oleh kuku tajam Sekar.. Lima buah robekan terlihat di baju hitamnya, di bagian dada.. Darah segar pun mulai merembes keluar dari lima luka cakar yang sebenarnya tak begitu dalam..
Sekar pun kembali melayang menghampiri gw dan berdiri di sebelah.. Lalu, Jin Penjaga gw itu meniupkan nafasnya ke arah Ki An****i.. Ajaib, lima luka yang nampak basah oleh darah mendadak tertutup rapat tanpa bekas.. Entah apa maksud Sekar yang sudah melukai dukun sesat itu, tapi langsung mengobatinya kembali..
“Aku akan membawa mu ke hadapan orang yang sudah menyuruh mu, untuk mengirimkan ilmu pelet ke gadis yang aku sayangi.. Disana, kau harus mengakui semua perbuatan busuk mu, Ki An****i” Ucap gw dengan nada cukup tinggi dan disertai tatapan tajam..
“Kau juga harus bertaubat dan menghilangkan semua ilmu hitram mu, jika tidak maka luka cakar yang sudah aku buat barusan, akan muncul kembali tanpa ada yang bisa menyembuhkannya” Tambah Sekar yang disusul oleh membesarnya kedua mata Ki An****i..
Laki-laki yang berusia sekitar 50 tahunan itu, hanya terdiam dan sesekali meraba lima robekan baju yang dipakainya..
“Baiklah, aku akan berjanji untuk meninggalkan semua ilmu hitam ku.. Aku juga bersedia untuk kalian bawa.. Tapi sebelumnya, aku akan mengambil uang pemberian orang yang kalian maksud.. Aku sudah tahu dari salah satu Jin yang menjerat pelet ke kekasih mu, anak muda” Jawab Ki An****i dengan suara lirih..
Dari tatapan matanya, gw bisa melihat kejujuran terpancar disana.. Gw bisa bernafas lega, setelah berhasil memberi pelajaran ke dukun sesat, yang mengaku akan bertaubat itu.. Dengan sopan, gw mulai meminta Sekar untuk membawa kami keluar dari hutan ini, setelah Ki An****i mengambil amplop berisi uang dari dalam rumahnya..
Di tempat Arya, gw melihat pemuda itu sedang memainkan gitar dan bernyanyi.. Tubuhnya pun nampak segar.. Mungkin Lembu Rukmo, Jin Penjaga nya sudah mengobati luka dalam Arya.. Saat, melihat Ki An****i, wajah Arya nampak menyiratkan rasa tidak suka, yang berusaha ia tutupi.. Sementara Lembu Rukmo tetap berdiri gagah, dengan uap nafas yang menyembur keluar dari lubang hidung nya yang besar..
Kepada Arya, gw mencoba menjelaskan maksud membawa serta Ki An****i.. Awalnya Arya tidak setuju karena khawatir, Papahnya Anggie akan menagih hutang keluarga nya.. Tapi gw tetap pada pendirian semula, yaitu membawa bukti nyata bahwa Papahnya Anggie lah, orang yang berada di balik perubahan sikap Anggie ke gw.. (Mungkin sebagian berpendapat, gw keterlaluan.. Dan mungkin juga Papahnya Anggie akan membenci gw seumur hidup nya.. Whatever lah) Akhirnya Arya pun setuju untuk membawa Ki An****i di dalam mobilnya, ke rumah Anggie..
Kami bertiga mulai mengendarai kendaraan masing-masing menuju kediaman keluarga Anggie.. Sementara Sekar tetap menemani dengan melayang di belakang gw.. Gw sempat menggoda nya untuk membonceng di jok belakang motor, sambil memeluk erat pinggang gw.. Bukannya tertawa, Sekar malah membalas gw dengan wajah cemberut..
Karena menggunakan motor, gw dan Sekar sampai lebih dulu dibanding Arya dan Ki An****i.. Langsung gw memencet bel rumah Anggie, dan kebetulan yang membuka pintu adalah Papahnya sendiri..
“Mau apa kamu datang kesini?” Tanya Papahnya Anggie dengan nada membentak..
“Beb, itu kamu yah?” Tanya Anggie dari dalam..
“Tempelkan kedua telapak tangan mu ke tanah, Kang Mas.. Serap hawa murni bumi, lalu lawan dukun itu kembali” Bisik Sekar dalam batin gw..
Gw mengangguk, lalu melompat lima tombak kebelakang..
“Mau kabur kemana kau, anak muda?” Teriak dukun sesat itu..
Sementara gw mulai berjongkok dengan setengah kaki tertekuk, dan menempelkan kedua telapak tangan menyentuh permukaan tanah.. Ki An****i terkejut melihat apa yang sedang gw lakukan, sepertinya dia tidak menyangka bahwa gw akan tahu kelemahan Ilmu Awak Belut miliknya..
Perlahan-lahan, gw merasakan sensasi hawa dingin mengalir masuk dari permukaan tanah, ke kedua telapak tangan gw yang mulai menghangat.. Kening gw berkerut heran, karena aliran hawa murni dari bumi, malah berubah hangat saat sudah masuk ke dalam kedua tangan..
Dari arah depan, Ki An****i terlihat mulai berlari cepat menuju ke arah gw..
“Pedang Jagat Samudera, tolong buat manusia itu sedikit sibuk” Bisik gw dalam hati sambil melirik Pedang Sakti pemberian Ki Suta, yang masih melayang-layang beberapa tombak di atas tanah..
Secepat kilat, Pedang Jagat Samudera melesat ke arah Ki An****i, membuat dukun sesat itu harus berkelit beberapa kali, guna menghindari sabetan Pedang..
Gw melirik ke arah Sekar yang sudah berhasil melenyapkan dua sosok Jin berupa manusia berkepala serigala dan Jin lain yang bersosok seorang Kakek Tua bertubuh cebol.. Tinggal Kuntilanak Merah yang saat ini, terlihat terdesak oleh serangan demi serangan Sekar..
“Enyah kau!!!” Teriak Sekar yang mengibaskan selendang emasnya ke arah Kuntilanak Merah..
Selarik sinar keemasan melesat keluar dari kibasan selendang emas Sekar.. Sementara, sosok Kuntilanak Merah melemparkan dua tusuk konde perak, dari balik jubah merah yang ia pakai.. Dua tusuk konde perak tersebut menjelma menjadi dua sinar perak, dan terus melesat menghadang sinar emas dari kibasan selendang milik Sekar..
DUARR!!!
Sebuah ledakan cukup kuat, tercipta dari bentrokan tiga kesaktian.. Suara-suara hewan penghuni hutan yang ketakutan, terdengar riuh meramaikan suasana hutan yang seharusnya sunyi senyap..
Sekar nampak tersenyum dingin, sambil berdiri.. Sementara Kuntilanak Merah sudah berada lima tombak di hadapannya, dengan posisi sedang mencoba bangkit karena sempat terlempar ke belakang, terkena gelombang ledakan barusan..
“Kau sadar bahwa kau tak akan mampu melawan ku, Roro Sungsang.. Pilihan mu hanya satu.. Mati di tangan ku, atau di tangan mu sendiri?’ Ucap Sekar yang terlihat sudah memanjangkan ke sepuluh kuku tangannya..
Tanpa banyak bicara, Kuntilanak Merah tersebut mengeluarkan satu lagi tusuk konde berwarna perak.. Sepertinya, dia akan menggunakan kesaktiannya yang terakhir untuk menyerang Sekar.. Tapi, tak disangka.. Sosok Jin Penjaga dukun sesat itu malah mengarahkan senjata nya ke kening sendiri..
KRAAKK!!!
Suara tulang kening yang tertembus tusuk Konde perak, terdengar cukup menggidikkan.. Gw sampai memenjamkan kedua mata, karena tak mau melihatnya.. Gw baru membuka kedua indera penglihatan gw, setelah mahluk berjubah merah itu, berubah menjadi asap hitam..
Ki An****i nampak terkejut melihat Jin Penjaga terakhirnya sudah lenyap.. Sementara Pedang Jagat Samudera masih terlihat main-main dengan laki-laki itu..
“Cukup, Kang Mas.. Sekarang lawan kembali manusia kotor itu.. Aku sudah muak melihat muka nya” Ucap Sekar yang terdengar dalam batin gw..
Gw menganggukan kepala, lalu mulai bangkit berdiri sambil membuat gerakan tangan berputar dan mengatur jalan pernafasan.. Guna nya untuk mengontrol hawa murni dari bumi, yang sudah terserap sedikit di kedua tangan..
Sesudah berbisik ke Pedang Jagat Samudera, gw langsung berlari ke arah Ki An****i dengan kedua tangan terkepal.. Menyadari adanya serangan yang datang, dukun sesat itu melompat ke samping untuk menghindari pukulan tangan kanan gw..
Sebuah tendangan di layangkannya ke arah punggung gw, dengan cepat gw berbalik dan menahan tendangan itu menggunakan tangan kiri..
BUKK!!
Suara tendangan yang membentur punggung tangan kiri gw terdengar.. Gw segera menangkap kaki Ki An****i, dengan tangan kanan yang masih teraliri hawa murni bumi.. Berhasil, gw bisa memegang kaki nya dengan mudah tanpa merasa licin sama sekali..
Kedua mata dukun sesat itu membesar.. Tak ingin menyianyiakan kesempatan, tangan kiri gw pun ikut mencengram kaki Ki An****i, lalu sekuat tenaga membanting nya ke arah belakang..
BUG!!!
Suara tubuh dukun sesat itu terdengar cukup keras, saat menghantam tanah di belakang gw.. Erangan kesakitan mulai keluar dari mulutnya.. Karena masih gemas, gw pun berjalan ke arah dukun yang telah menjerat Anggie dengan ilmu pelet, lalu menendang perutnya satu kali..
Teriakan kesakitan terdengar lagi dari mulut laki-laki malang tersebut..
“Ampun.. Saya menyerah.. Saya akan lakukan apapun yang kamu minta, asal jangan sakiti saya lagi” Ucap Ki An****i dengan wajah pucat..
Darah segar nampak mengalir dari mulutnya.. Dengan lemah,laki-laki berpakaian serba hitam itu mencoba berdiri.. Sekar yang tadi masih berada beberapa tombak di belakang gw, tiba-tiba melesat ke arah Ki An****i, dan mencakar dada laki-laki itu..
SREETT!!!
Suara baju yang dikenakan Ki An****i terdengar robek tercabik oleh kuku tajam Sekar.. Lima buah robekan terlihat di baju hitamnya, di bagian dada.. Darah segar pun mulai merembes keluar dari lima luka cakar yang sebenarnya tak begitu dalam..
Sekar pun kembali melayang menghampiri gw dan berdiri di sebelah.. Lalu, Jin Penjaga gw itu meniupkan nafasnya ke arah Ki An****i.. Ajaib, lima luka yang nampak basah oleh darah mendadak tertutup rapat tanpa bekas.. Entah apa maksud Sekar yang sudah melukai dukun sesat itu, tapi langsung mengobatinya kembali..
“Aku akan membawa mu ke hadapan orang yang sudah menyuruh mu, untuk mengirimkan ilmu pelet ke gadis yang aku sayangi.. Disana, kau harus mengakui semua perbuatan busuk mu, Ki An****i” Ucap gw dengan nada cukup tinggi dan disertai tatapan tajam..
“Kau juga harus bertaubat dan menghilangkan semua ilmu hitram mu, jika tidak maka luka cakar yang sudah aku buat barusan, akan muncul kembali tanpa ada yang bisa menyembuhkannya” Tambah Sekar yang disusul oleh membesarnya kedua mata Ki An****i..
Laki-laki yang berusia sekitar 50 tahunan itu, hanya terdiam dan sesekali meraba lima robekan baju yang dipakainya..
“Baiklah, aku akan berjanji untuk meninggalkan semua ilmu hitam ku.. Aku juga bersedia untuk kalian bawa.. Tapi sebelumnya, aku akan mengambil uang pemberian orang yang kalian maksud.. Aku sudah tahu dari salah satu Jin yang menjerat pelet ke kekasih mu, anak muda” Jawab Ki An****i dengan suara lirih..
Dari tatapan matanya, gw bisa melihat kejujuran terpancar disana.. Gw bisa bernafas lega, setelah berhasil memberi pelajaran ke dukun sesat, yang mengaku akan bertaubat itu.. Dengan sopan, gw mulai meminta Sekar untuk membawa kami keluar dari hutan ini, setelah Ki An****i mengambil amplop berisi uang dari dalam rumahnya..
Di tempat Arya, gw melihat pemuda itu sedang memainkan gitar dan bernyanyi.. Tubuhnya pun nampak segar.. Mungkin Lembu Rukmo, Jin Penjaga nya sudah mengobati luka dalam Arya.. Saat, melihat Ki An****i, wajah Arya nampak menyiratkan rasa tidak suka, yang berusaha ia tutupi.. Sementara Lembu Rukmo tetap berdiri gagah, dengan uap nafas yang menyembur keluar dari lubang hidung nya yang besar..
Kepada Arya, gw mencoba menjelaskan maksud membawa serta Ki An****i.. Awalnya Arya tidak setuju karena khawatir, Papahnya Anggie akan menagih hutang keluarga nya.. Tapi gw tetap pada pendirian semula, yaitu membawa bukti nyata bahwa Papahnya Anggie lah, orang yang berada di balik perubahan sikap Anggie ke gw.. (Mungkin sebagian berpendapat, gw keterlaluan.. Dan mungkin juga Papahnya Anggie akan membenci gw seumur hidup nya.. Whatever lah) Akhirnya Arya pun setuju untuk membawa Ki An****i di dalam mobilnya, ke rumah Anggie..
Kami bertiga mulai mengendarai kendaraan masing-masing menuju kediaman keluarga Anggie.. Sementara Sekar tetap menemani dengan melayang di belakang gw.. Gw sempat menggoda nya untuk membonceng di jok belakang motor, sambil memeluk erat pinggang gw.. Bukannya tertawa, Sekar malah membalas gw dengan wajah cemberut..
Karena menggunakan motor, gw dan Sekar sampai lebih dulu dibanding Arya dan Ki An****i.. Langsung gw memencet bel rumah Anggie, dan kebetulan yang membuka pintu adalah Papahnya sendiri..
“Mau apa kamu datang kesini?” Tanya Papahnya Anggie dengan nada membentak..
“Beb, itu kamu yah?” Tanya Anggie dari dalam..
qthing12 dan 15 lainnya memberi reputasi
16