- Beranda
- Stories from the Heart
Diary 2 Dunia
...
TS
agusk1988
Diary 2 Dunia

Terima kasih mas AWAYAYE untuk cover keren nya.
Ilustrasi Ronggo Geni

Ilustrasi Dewi Puspa Kenanga

Halo agan/aganwati kaskuser sekalian. Halo juga untuk para momod sekalian. Gue adalah silent reader yang udah lama melintang di forum kaskus. Terkhusus untuk sub forum stories from the heart. Kali ini perkenankan gue untuk menceritakan sebuab kisah klasik tentang perjalanan anak manusia yang berawal mula beberapa tahun lalu.
Jika kalian bertanya ini real atau fiksi.? gue kembali kan ke pribadi para reader sekalian. Daripada pada nanti para reader sekalian kepo, anggap saja cerita ini fiksi
Tapi terlepas dari itu semua,, percaya lah bahwa " mereka", beserta " dunia mereka" itu ada. Jadi hormati lah " mereka" seperti kita menghormati sesama kita. Karena pada dasarnya " mereka" sama seperti kita. Ada baik, jahat beserta segala hal yang tak bisa di jelaskan secara logika.
Dan yang terakhir, harap patuhi rule yang berlaku di sub forum ini. Karena menghormati orang lain itu secara tidak langsung membuat kita juga akan di hormat i.
Silahkan di nikmati
Quote:
Spoiler for ILUSTRASI:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 165 suara
Menurut Kalian Bagaimana Seharusnya Thread Ini Berjalan Ke Depannya
Tetep seperti sudah sudah mas, penuh dengan pesan kehidupan
90%
Tamat in saja mas,, sudah terlalu mainstream seperti Thread lain
9%
No Comment mas, emang situ siapa..?
1%
Diubah oleh agusk1988 18-07-2021 04:03
User telah dihapus dan 26 lainnya memberi reputasi
23
1M
2.9K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
agusk1988
#720
PART 39
Setelah mengantar kepergian Bang David dan Mbak Dina, aku pun kembali ke kebun salak belakang untuk membereskan sisa sisa acara makan siang tadi.. Mbak silvi dan Reni malah mengikuti ku dari belakang, bukannya masuk ke dalam mobil dan ikut pulang ke rumah masing-masing..
" koq kalian nggak ikut pulang " tanya ku..
" masih kangen kamu mas. Mau disini dulu " balas reni..
" sama dek. Ada yang pengen mbak omongin " jawab mbak silvi..
" yo wes. Aku mau balik ke belakang dulu buat beresin perlengkapan yang yang tadi kita pakai untuk makan. " ucap ku lagi ngeloyor pergi..
Setelah sampai di kebun salak kembali, aku lihat kang paijo dan geng nya tengah asyik molor dengan posisi tidur yang gak karuan.. Aku pun membangun kan mereka untuk membantu ku membawa bakul nasi serta piring piring ke dalam dapur..
"kang bangun, bantu aku bawa ni perabot ke dapur " kataku nenggoyang goyang kan tubuh kang paijo..
" hempphhh.. Aku dah kekenyangan gus. Nanti malam saja lagi " jawab kang paijo ngasal sembari kembali melanjutkan tidur nya..
Karena kesel, aku pun berniat menendang tubuh kang paijo yang enak enak an tidur setelah tadi ngabisin nasi..
" biarin saja dek. Mungkin kang paijo nya bener-bener kekenyangan "
" biar kami saja yang bantu beresin " cegah mbak silvi sembari melihat ke arah reni..
" tapi kalian kan disini tamu " kataku lagi gak enak..
" gpp mas. Kita juga malu gak ngapa ngapain disini " sahut reni.
" ya udah ayuk " ucap ku karena tak tega menolak tawaran mereka.
Karena cowok, aku membawa perabot yang di rasa cukup berat. Sementara reni sama mbak silvi aku minta membawa perabot yang ringan ringan saja . Sebab mereka ini dari keluarga berada, jadi aku yakin tugas yang seperti ini dilakukan asisten rumah tangga yang dipekerjakan oleh kedua orang tua mereka..
" fyuhhhh... " lenguh ku pelan sembari menghempaskan pantat ku ke atas tikar yang belum aku bereskan karena masih di pakai tidur kang paijo and the genk..
" capek mas " kata reni sembari mengeluarkan sapu tangan, lalu mengelap keringat yang menetes di kening ku..
" cieee.. Kalian romantis banget sih. Mbak jadi iri " goda mbak silvi..
" ahh mbak silvi bisa saja " sahut reni tertunduk malu..
" eh mbak silvi emang nya mau ngomong apa " tanya ku mengalihkan topik..
" ehmmmm.. Gimana ya ngomong nya " ucap mbak silvi tertahan..
" ya tinggal ngomong aja kali mbak " sahut ku..
" kamu bisa dek nanti malam ke rumah mbak " ucap mbak silvi ragu..
" gimana nduk, boleh mas nanti malem ke rumah mbak silvi " ijin ku ke reni..
" boleh koq mas. Pasti mbak silvi punya urusan yang penting sampe meminta mas datang ke rumahnya " kata reni yang kini bisa bersikap lebih dewasa..
" ya udah mbak. Nanti malam aku kesana. Mbak sms saja alamat rumahnya " balas ku setelah mendapat ijin dari reni..
" iya dek. Nanti mbak sms " kata mbak silvi sembari tersenyum..
Kami bertiga pun lantas lanjut ngobrol untuk sekedar mengusir waktu.. Karena sudah bosan dengan topik yang di bahas, aku pun iseng masuk ke dalam rumah dan mengambil tiga buah spidol warna kepunyaan riyo adek ku..
" buat apa mas " kata reni yang melihat ku kembali dengan tiga buah spidol di tangan..
" mas mau menggambar sebentar dek " jawab ku terkekeh..
" kamu yakin dek..? Kalo mereka nanti bangun dan marah gimana " sahut mbak silvi yang sepertinya mengerti maksud dan tujuan ku dengan kata menggambar...
" tenang mbak. Aku yang bertanggung jawab nanti " kataku sembari menepuk dada..
"hihihi,, ya udah mbak ikut" ucap mbak silvi terkikih..
Aku pun menyerahkan dua spidol yang lain ke reni dan mbak silvi.. Mereka yang awalnya ragu, kini malah yang paling semangat menjadikan muka kang paijo dkk sebagai kanvas. Wajah paijo dan genk nya kini sudah tak terlihat lagi bentuk asli nya karena coretan reni serta mbak silvi yang kelewat ekstrim..
" gila kalian berdua. Sadis amat gambar nya " ucap ku sembari mengelangkan kepala..
" hihihi, kan kamu mas yang nanti tanggung jawab " sahut reni cekikikan.
" hadeh " gerutu ku pelan..
Setelah asyik melukis wajah kang paijo dkk, mbak silvi dan reni pun berpamitan kepada ku dan juga ibu ku. Aku kemudian mengantar kepulangan mereka sampe jalan depan rumah ku.tampak kini di pinggir jalan dekat rumah ku, terparkir dua mobil type suv dengan simbol huruf T..
" mbak pulang dulu dek " pamit mbak silvi dan lantas masuk ke dalam salah satu dari dua mobil tadi..
" nduk pulang juga ya mas " kata reni sembari mengecup pipi ku dan masuk ke satu mobil yang tersisa..
" hati mbak, nduk di jalan " teriak ku..
Kedua mobil tadi pun lantas membunyikan klakson bersamaan dan perlahan menjauh dari rumah ku. Aku pun balik ke kebun belakang untuk membangun kan kang paijo and the genk yang masih asyik molor.
Saat sampai di kebun belakang, rupanya kang paijo dan geng nya sudah bangun terlebih dahulu. Mereka pun misuh misuh karena mendapati wajah mereka yang penuh tinta spidol. Aku pun hanya tertawa terbahak bahak tanpa menjelaskan kenapa wajah mereka bisa seperti itu..
Selepas sholat maghrib, sebuah sms masuk ke dalam inbox hp ku..
Setelah membalas sms mbak silvi, aku pun menyempatkan sebentar untuk belajar. Besok hari pertama ujian semester, jadi paling tidak aku mempersiapkan diri sebaik mungkin. Bisa sih aku menggunakan cara kotor, tapi aku benci proses yang seperti itu. Karena bagi ku proses jauh lebih penting daripada sebuah hasil..
Karena emang dasarnya malas belajar, apa yang ku pelajari selepas maghrib itu pun sama sekali tak ada yang nyantol di kepala ku. Tp gpp lah, nilai harian ku juga sudah lebih dari cukup. Toh apa yang di ujian kan pasti juga gak jauh beda dengan materi sehari hari di kelas..
Selepas isya, aku pun pamit kepada ibu untuk pergi ke rumah mbak silvi. Sebenarnya aku ingin pamit juga ke bapak, namun beliau sudah tidak ada di rumah selepas maghrib. Mungkin ada urusan sama bapak bapak pengurus penyuluh pertanian di desa ku..
" aku ikut den mas " sapa Kenanga saat aku sedang bersiap di atas jok motor.
" boleh kenanga, apa kau mau aku bonceng di belakang " kata ku sembari membersihkan jok belakang yang basah karena embun malam.
" kau selalu saja menggoda ku den mas. Kalau tidak ada eyang buyut mu, sudah pasti aku akan menuruti semua hasrat ku yang selama ini aku pendam " balas kenanga tersenyum genit ke arah ku.
" hahahaha, maaf kan aku dewi Puspa kenanga. Aku sungguh terpesona dengan kecantikan mu " godaku lagi.
" ahhhhhhh... Kamu den mas " sahut kenanga singkat dan kini tak tampak lagi wujud nya.
Setelah puas menggoda kenanga, aku pun memacu motor ku menuju alamat yang tadi di kirim lewat sms oleh mbak silvi. Rumah mbak silvi ini seperti nya masih satu kawasan dengan rumah mbak dina serta reni. Sebab sepanjang perjalanan tadi, aku melihat pagar rumah pak ryan dan pak Andy.
5 menit kemudian, aku pun sampai di alamat yang tertera pada sms dari mbak silvi..
"ting tong "...
Setelah memencet bel, tak selang beberapa lama, seorang security pun membuka kan pintu pagar dan mempersilahkan aku masuk..
" mas agus. Sudah di tunggu mbak silvi di dalam " ucap security tadi.
" betul pak. Makasih sudah di buka kan pintu pagar nya " balas ku berlalu pergi menuju garasi rumah mbak silvi.
Ntah kenapa setelah masuk ke dalam rumah mbak silvi, hawa panas menyelimuti sekujur tubuh ku. Akan tetapi aku sama sekali tak mendapati penampakan makhluk tak kasat mata di rumah tersebut. Kalo sudah begini biasa nya, area rumah tersebut sudah di lempar atau di tanam tanah kuburan. Tujuannya agar penghuni rumah tidak betah atau kerasan tinggal di rumah tadi.
Setelah memarkirkan motor, aku pun langsung mengetuk pintu utama rumah mbak silvi..
"tok tok tok "
" assalamualaikum " sapa ku sembari mengamati area sekitar..
" Walaikumsalam " balas seseorang dari dalam rumah dan membuka kan pintu.
SUBHANALLAH....
Cantik sekali mbak silvi malam itu. Rambut nya yang panjang di biarkan tergerai, dan samar samar masih kelihatan basah. Sebuah sweater lengan panjang di padu dengan rok panjang semata kaki, semakin menyempurnakan penampilan nya malam itu..
Aku pun hanya terbengong melihat betapa indahnya makhluk ciptaan Tuhan yang saat ini ada di depan ku..
" masuk dek,, malah bengong di depan pintu " kata mbak silvi mengagetkanku..
" ehh...soalnya Mbak silvi cantik banget malam ini " ucap ku keceplosan.
" hembbb.. Mbak bilangin ke reni lho ya nanti " goda mbak silvi kini..
" yahhhh... Jangan dung mbak " balas ku lesu..
" hehehehe.. Mbak bercanda koq. Makasih sudah di bilang cantik " kata mbak silvi dan kini mengajak ku masuk ke dalam rumah..
Di ruang tamu, tampak sepasang pria dan wanita sedang mengobrol santai. Dan aku pun bisa menebak kalo mereka adalah orang tua dari mbak Silvi..
" mah, pah, nih agus yang tadi silvi cerita in " kata mbak silvi memperkenalkan ku ke kedua orang tuanya..
" agus pak, bu " sahut ku sembari menundukkan kepala.
" saya Adrian nak, dan itu Yulia istri Bapak " ucap Pak Adrian membalas perkenalan dari ku.
" silahkan duduk nak " kata Pak Adrian lagi.
Aku pun duduk di depan sofa yang pak Adrian dan istri nya duduki, sementara mbak silvi duduk di sebelah kiri ku sembari memangku sebuah bantal di atas paha nya. Gesture yang bagus pikir ku..
" maaf pak, koq hawa nya panas sekali ya "
tanya ku to the point sembari mengibas ngibas kan kerah kaos yang ku pakai malam itu..
Pak Adrian pun hanya mengenyitkan dahi mendapat pertanyaan seperti itu dari ku..
" nak agus merasakan nya juga ya. Karena hal inilah bapak serta istri gak betah dirumah nak "
" bapak sama istri juga bawaannya emosi terus kalo ada di dalam rumah " jawab Pak Adrian dengan nafas datar..
" sepertinya ada yang sengaja bikin bapak sekeluarga tidak betah tinggal di rumah ini " kataku lagi seraya melihat area sekitar ruang tamu..
" terus kami harus gimana nak " sahut Bu Yulia panik..
" Bu Yulia tenang saja. Insya Allah nanti saya bantu menemukan akar masalah nya " ucap ku tersenyum.
" terima kasih banyak nak, gak enak baru pertama kali kenal sudah ngrepotin " balas Pak Adrian tertunduk..
" gpp koq. Sesama manusia wajib tolong menolong pak " ucap ku lagi.
" bener apa yang di bilang Arman saudara bapak. Nak agus bener-bener seorang pemuda yang berhati bijak " puji Pak Adrian.
" hahaha, saya tidak 100% seperti yang di bilang pak Arman koq pak " kataku merendah.
" tolong nanti di siapkan cangkul sama baskom ya pak " pinta ku ke pak Adrian.
" buat apa nak " tanya Bu Yulia keheranan..
" ya buat mencari sumber masalah yang ada di rumah ini ibu " jawab ku optimis...
Pak Adrian pun memanggil tukang kebun nya agar menyiapkan alat alat yang aku minta. Setelah cangkul dan baskom ada di tangan, aku pun pamit ke Pak Adrian untuk berkeliling ke sekitar area rumah nya. Karena mungkin penasaran, Pak Adrian dan keluarganya malah ikut dengan ku berkeliling rumahnya. Padahal aku dah meminta beliau agar menunggu di dalam rumah saja..
Karena ngotot ingin ikut, aku pun akhirnya mengizinkan mereka. Dengan catatan mereka harus menuruti segala perkataan ku. Setelah menerima syarat dari ku, aku dan pak Adrian mulai menyusuri area rumah.. Langkah ku berhenti pada sebuah pohon palem yang ada di pojok halaman rumah pak Adrian..
" galilah di bawah pohon palem itu den mas " bisik kenanga di telinga..
" terima kasih kenanga. Bisa kau bantu mencari dimana benda lain yang seperti ini dalam area rumah Pak Adrian " kata ku ke kenanga dalam hati..
" dengan senang hati aku akan membantu mu den mas " balas kenanga tersenyum dan pergi meninggalkan ku yang kini mulai menggali..
ASTAGFIRULLAH...
Setelah menggali tanah cukup dalam, ujung cangkulku seperti membentur sesuatu. Aku pun menghentikan aktifitas ku dan berganti memakai tangan mengambil benda yang tadi terbentur ujung cangkul. Tampak kini sebuah tabung kaca berisi tanah serta dua buah lembar kecil kain kafan.. Bu Yulia langsung mendekatkan posisi berdiri nya ke Pak Adrian karena ngeri melihat benda asing yang kini aku pegang..
Setelah mendapat informasi tambahan dari kenanga, aku pun menggali di tiga tempat yang berbeda . Ke empat benda tadi rupanya di tanam di pojokan rumah pak Adrian dan posisi tanam nya selaras dengan empat penjuru arah mata angin.. Benar benar niat orang yang bikin Pak Adrian sekeluarga tak betah di dalam rumah..
Karena tugas ku disini sudah selesai, aku pun lantas memohon ijin ke pak Adrian untuk pulang ke rumah..
" nginep disini saja nak, sudah larut malam ini " pinta Bu Yulia..
" waduh gak bisa Bu. Besok saya ada ujian soalnya " tolak ku sembari menyeka peluh yang membasahi wajah ku.
" gak mungkin mau mah agus nginap disini. Yang ada nanti Stella bisa histeris kalo tau agus nginap disini " sahut Mbak Silvi cekikikan..
" lho emng ada hubungan apa nak agus sama Stella keponakan ibu " tanya Bu Yulia kini keheranan..
" bukan hubungan yang aneh kok bu.. Stella dah ku anggap seperti adek ku sendiri "
" mbak silvi nya saja tadi terlalu lebay gaya bicara nya " gerutu ku lirih..
" kamu itu sil.. Mama pikir hubungan yang kayak gimana " ucap Bu Yulia sembari mengelus dada nya..
Mbak silvi pun makin menyembunyikan tawa nya di balik kedua tangannya karena sudah berhasil mengerjaiku di depan mama nya.. Aku pun hanya bisa tersenyum kecut sambil sesekali menyeka keringat yang semakin deras mengalir membasahi tubuh ku..
" ya udah Pak saya pamit pulang dulu, biar semua barang ini nanti tak bakar kalo sudah sampai rumah " kata ku kini ke Pak Adrian..
" ya sudah nak hati hati di jalan. Makasih sudah repot repot mau datang ke rumah bapak malam malam " balas Pak Adrian yang ikut mengantar kepulangan ku sampai jalan depan rumah nya.
Aku tak membalas ucapan pak Adrian dan hanya fokus pada motor yang saat ini sedang ku kendarai.. Sepanjang perjalanan ke rumah, banyak makhluk tak kasat mata yang menelanjangiku.. Mungkin mereka tertarik dengan barang yang saat ini ada di dalam Jok belakang motor ku. Namun karena ada Kenanga yang mengawalku, makhluk makhluk tak kasat mata tadi cuma sebatas berani memandang i dari jauh tanpa sekali pun berani mendekat.. Pukul 22.00 aku sampai di rumah, dan langsung aku bakar benda hasil galian ku dari rumah pak Adrian..
DUARRRRRRRR.....
Sebuah ledakan keras terdengar di jalan depan rumah ku sesaat setelah benda hasil galian dari rumah pak Adrian aku bakar...
"hmpphhh... Ada yang nantang in rupa nya " gumamku dalam hati sembari masih terus melanjutkan aktivitas ku.
Tebakanku orang yang menaruh tanah kuburan di rumah Pak Adrian, gak terima barang kiriman nya aku ambil dan ku bawa pulang. Dan dia pun langsung melancarkan serangan langsung ke rumah ku.. Namun jangan harap serangan tersebut bisa mengenai rumah atau keluarga ku, secara sekeliling rumah ku telah di pasang penghalang oleh kakek ku serta di jaga beberapa jin yang berbentuk seperti Gendruwo..
Bapak dan Ibu ku pun langsung berhamburan keluar rumah karena mendengar ledakan yang sangat keras tadi..
" kowe nyapo to le " ( kamu ngapain to nak) tanya bapak ku saat sudah sampai di halaman samping rumah..
" ni pak, tadi ada barang kiriman di rumah temen nya agus pak "
" ya sudah agus gali terus bawa pulang untuk di bakar " jawab ku..
" ya wes, ndang di marek ke. Wes bengi, gak enak di sawang wong " ( ya sudah buruan di selesaikan. Sudah malam, gak enak di lihat orang) perintah bapak ku..
" terus ledakan tadi gimana pak.? Kita balas " tanya ku kegirangan..
PLETHAKKKKKK
Tanpa di nyana, aku di gaplok bapak ku pake bakyak yang di pake nya karena menanyakan perihal ledakan tadi..
" wes iku urusane bapak. Kowe jek bocah rasah melu melu " ( sudah itu urusan nya bapak. Kamu masih kecil gak usah ikut campur)" ucap bapak ku berlalu pergi..
Aku pun hanya mendengus kesal tanpa sepatah kata pun membalas ucapan dari bapak ku...
TS MINTA DOA NYA AGAR LEKAS DIBERI KESEMBUHAN PASCA OPERASI USUS BUNTU YANG TS JALANI
Setelah mengantar kepergian Bang David dan Mbak Dina, aku pun kembali ke kebun salak belakang untuk membereskan sisa sisa acara makan siang tadi.. Mbak silvi dan Reni malah mengikuti ku dari belakang, bukannya masuk ke dalam mobil dan ikut pulang ke rumah masing-masing..
" koq kalian nggak ikut pulang " tanya ku..
" masih kangen kamu mas. Mau disini dulu " balas reni..
" sama dek. Ada yang pengen mbak omongin " jawab mbak silvi..
" yo wes. Aku mau balik ke belakang dulu buat beresin perlengkapan yang yang tadi kita pakai untuk makan. " ucap ku lagi ngeloyor pergi..
Setelah sampai di kebun salak kembali, aku lihat kang paijo dan geng nya tengah asyik molor dengan posisi tidur yang gak karuan.. Aku pun membangun kan mereka untuk membantu ku membawa bakul nasi serta piring piring ke dalam dapur..
"kang bangun, bantu aku bawa ni perabot ke dapur " kataku nenggoyang goyang kan tubuh kang paijo..
" hempphhh.. Aku dah kekenyangan gus. Nanti malam saja lagi " jawab kang paijo ngasal sembari kembali melanjutkan tidur nya..
Karena kesel, aku pun berniat menendang tubuh kang paijo yang enak enak an tidur setelah tadi ngabisin nasi..
" biarin saja dek. Mungkin kang paijo nya bener-bener kekenyangan "
" biar kami saja yang bantu beresin " cegah mbak silvi sembari melihat ke arah reni..
" tapi kalian kan disini tamu " kataku lagi gak enak..
" gpp mas. Kita juga malu gak ngapa ngapain disini " sahut reni.
" ya udah ayuk " ucap ku karena tak tega menolak tawaran mereka.
Karena cowok, aku membawa perabot yang di rasa cukup berat. Sementara reni sama mbak silvi aku minta membawa perabot yang ringan ringan saja . Sebab mereka ini dari keluarga berada, jadi aku yakin tugas yang seperti ini dilakukan asisten rumah tangga yang dipekerjakan oleh kedua orang tua mereka..
" fyuhhhh... " lenguh ku pelan sembari menghempaskan pantat ku ke atas tikar yang belum aku bereskan karena masih di pakai tidur kang paijo and the genk..
" capek mas " kata reni sembari mengeluarkan sapu tangan, lalu mengelap keringat yang menetes di kening ku..
" cieee.. Kalian romantis banget sih. Mbak jadi iri " goda mbak silvi..
" ahh mbak silvi bisa saja " sahut reni tertunduk malu..
" eh mbak silvi emang nya mau ngomong apa " tanya ku mengalihkan topik..
" ehmmmm.. Gimana ya ngomong nya " ucap mbak silvi tertahan..
" ya tinggal ngomong aja kali mbak " sahut ku..
" kamu bisa dek nanti malam ke rumah mbak " ucap mbak silvi ragu..
" gimana nduk, boleh mas nanti malem ke rumah mbak silvi " ijin ku ke reni..
" boleh koq mas. Pasti mbak silvi punya urusan yang penting sampe meminta mas datang ke rumahnya " kata reni yang kini bisa bersikap lebih dewasa..
" ya udah mbak. Nanti malam aku kesana. Mbak sms saja alamat rumahnya " balas ku setelah mendapat ijin dari reni..
" iya dek. Nanti mbak sms " kata mbak silvi sembari tersenyum..
Kami bertiga pun lantas lanjut ngobrol untuk sekedar mengusir waktu.. Karena sudah bosan dengan topik yang di bahas, aku pun iseng masuk ke dalam rumah dan mengambil tiga buah spidol warna kepunyaan riyo adek ku..
" buat apa mas " kata reni yang melihat ku kembali dengan tiga buah spidol di tangan..
" mas mau menggambar sebentar dek " jawab ku terkekeh..
" kamu yakin dek..? Kalo mereka nanti bangun dan marah gimana " sahut mbak silvi yang sepertinya mengerti maksud dan tujuan ku dengan kata menggambar...
" tenang mbak. Aku yang bertanggung jawab nanti " kataku sembari menepuk dada..
"hihihi,, ya udah mbak ikut" ucap mbak silvi terkikih..
Aku pun menyerahkan dua spidol yang lain ke reni dan mbak silvi.. Mereka yang awalnya ragu, kini malah yang paling semangat menjadikan muka kang paijo dkk sebagai kanvas. Wajah paijo dan genk nya kini sudah tak terlihat lagi bentuk asli nya karena coretan reni serta mbak silvi yang kelewat ekstrim..
" gila kalian berdua. Sadis amat gambar nya " ucap ku sembari mengelangkan kepala..
" hihihi, kan kamu mas yang nanti tanggung jawab " sahut reni cekikikan.
" hadeh " gerutu ku pelan..
Setelah asyik melukis wajah kang paijo dkk, mbak silvi dan reni pun berpamitan kepada ku dan juga ibu ku. Aku kemudian mengantar kepulangan mereka sampe jalan depan rumah ku.tampak kini di pinggir jalan dekat rumah ku, terparkir dua mobil type suv dengan simbol huruf T..
" mbak pulang dulu dek " pamit mbak silvi dan lantas masuk ke dalam salah satu dari dua mobil tadi..
" nduk pulang juga ya mas " kata reni sembari mengecup pipi ku dan masuk ke satu mobil yang tersisa..
" hati mbak, nduk di jalan " teriak ku..
Kedua mobil tadi pun lantas membunyikan klakson bersamaan dan perlahan menjauh dari rumah ku. Aku pun balik ke kebun belakang untuk membangun kan kang paijo and the genk yang masih asyik molor.
Saat sampai di kebun belakang, rupanya kang paijo dan geng nya sudah bangun terlebih dahulu. Mereka pun misuh misuh karena mendapati wajah mereka yang penuh tinta spidol. Aku pun hanya tertawa terbahak bahak tanpa menjelaskan kenapa wajah mereka bisa seperti itu..
Selepas sholat maghrib, sebuah sms masuk ke dalam inbox hp ku..
Quote:
Quote:
Setelah membalas sms mbak silvi, aku pun menyempatkan sebentar untuk belajar. Besok hari pertama ujian semester, jadi paling tidak aku mempersiapkan diri sebaik mungkin. Bisa sih aku menggunakan cara kotor, tapi aku benci proses yang seperti itu. Karena bagi ku proses jauh lebih penting daripada sebuah hasil..
Karena emang dasarnya malas belajar, apa yang ku pelajari selepas maghrib itu pun sama sekali tak ada yang nyantol di kepala ku. Tp gpp lah, nilai harian ku juga sudah lebih dari cukup. Toh apa yang di ujian kan pasti juga gak jauh beda dengan materi sehari hari di kelas..
Selepas isya, aku pun pamit kepada ibu untuk pergi ke rumah mbak silvi. Sebenarnya aku ingin pamit juga ke bapak, namun beliau sudah tidak ada di rumah selepas maghrib. Mungkin ada urusan sama bapak bapak pengurus penyuluh pertanian di desa ku..
" aku ikut den mas " sapa Kenanga saat aku sedang bersiap di atas jok motor.
" boleh kenanga, apa kau mau aku bonceng di belakang " kata ku sembari membersihkan jok belakang yang basah karena embun malam.
" kau selalu saja menggoda ku den mas. Kalau tidak ada eyang buyut mu, sudah pasti aku akan menuruti semua hasrat ku yang selama ini aku pendam " balas kenanga tersenyum genit ke arah ku.
" hahahaha, maaf kan aku dewi Puspa kenanga. Aku sungguh terpesona dengan kecantikan mu " godaku lagi.
" ahhhhhhh... Kamu den mas " sahut kenanga singkat dan kini tak tampak lagi wujud nya.
Setelah puas menggoda kenanga, aku pun memacu motor ku menuju alamat yang tadi di kirim lewat sms oleh mbak silvi. Rumah mbak silvi ini seperti nya masih satu kawasan dengan rumah mbak dina serta reni. Sebab sepanjang perjalanan tadi, aku melihat pagar rumah pak ryan dan pak Andy.
5 menit kemudian, aku pun sampai di alamat yang tertera pada sms dari mbak silvi..
"ting tong "...
Setelah memencet bel, tak selang beberapa lama, seorang security pun membuka kan pintu pagar dan mempersilahkan aku masuk..
" mas agus. Sudah di tunggu mbak silvi di dalam " ucap security tadi.
" betul pak. Makasih sudah di buka kan pintu pagar nya " balas ku berlalu pergi menuju garasi rumah mbak silvi.
Ntah kenapa setelah masuk ke dalam rumah mbak silvi, hawa panas menyelimuti sekujur tubuh ku. Akan tetapi aku sama sekali tak mendapati penampakan makhluk tak kasat mata di rumah tersebut. Kalo sudah begini biasa nya, area rumah tersebut sudah di lempar atau di tanam tanah kuburan. Tujuannya agar penghuni rumah tidak betah atau kerasan tinggal di rumah tadi.
Setelah memarkirkan motor, aku pun langsung mengetuk pintu utama rumah mbak silvi..
"tok tok tok "
" assalamualaikum " sapa ku sembari mengamati area sekitar..
" Walaikumsalam " balas seseorang dari dalam rumah dan membuka kan pintu.
SUBHANALLAH....
Cantik sekali mbak silvi malam itu. Rambut nya yang panjang di biarkan tergerai, dan samar samar masih kelihatan basah. Sebuah sweater lengan panjang di padu dengan rok panjang semata kaki, semakin menyempurnakan penampilan nya malam itu..
Aku pun hanya terbengong melihat betapa indahnya makhluk ciptaan Tuhan yang saat ini ada di depan ku..
" masuk dek,, malah bengong di depan pintu " kata mbak silvi mengagetkanku..
" ehh...soalnya Mbak silvi cantik banget malam ini " ucap ku keceplosan.
" hembbb.. Mbak bilangin ke reni lho ya nanti " goda mbak silvi kini..
" yahhhh... Jangan dung mbak " balas ku lesu..
" hehehehe.. Mbak bercanda koq. Makasih sudah di bilang cantik " kata mbak silvi dan kini mengajak ku masuk ke dalam rumah..
Di ruang tamu, tampak sepasang pria dan wanita sedang mengobrol santai. Dan aku pun bisa menebak kalo mereka adalah orang tua dari mbak Silvi..
" mah, pah, nih agus yang tadi silvi cerita in " kata mbak silvi memperkenalkan ku ke kedua orang tuanya..
" agus pak, bu " sahut ku sembari menundukkan kepala.
" saya Adrian nak, dan itu Yulia istri Bapak " ucap Pak Adrian membalas perkenalan dari ku.
" silahkan duduk nak " kata Pak Adrian lagi.
Aku pun duduk di depan sofa yang pak Adrian dan istri nya duduki, sementara mbak silvi duduk di sebelah kiri ku sembari memangku sebuah bantal di atas paha nya. Gesture yang bagus pikir ku..
" maaf pak, koq hawa nya panas sekali ya "
tanya ku to the point sembari mengibas ngibas kan kerah kaos yang ku pakai malam itu..
Pak Adrian pun hanya mengenyitkan dahi mendapat pertanyaan seperti itu dari ku..
" nak agus merasakan nya juga ya. Karena hal inilah bapak serta istri gak betah dirumah nak "
" bapak sama istri juga bawaannya emosi terus kalo ada di dalam rumah " jawab Pak Adrian dengan nafas datar..
" sepertinya ada yang sengaja bikin bapak sekeluarga tidak betah tinggal di rumah ini " kataku lagi seraya melihat area sekitar ruang tamu..
" terus kami harus gimana nak " sahut Bu Yulia panik..
" Bu Yulia tenang saja. Insya Allah nanti saya bantu menemukan akar masalah nya " ucap ku tersenyum.
" terima kasih banyak nak, gak enak baru pertama kali kenal sudah ngrepotin " balas Pak Adrian tertunduk..
" gpp koq. Sesama manusia wajib tolong menolong pak " ucap ku lagi.
" bener apa yang di bilang Arman saudara bapak. Nak agus bener-bener seorang pemuda yang berhati bijak " puji Pak Adrian.
" hahaha, saya tidak 100% seperti yang di bilang pak Arman koq pak " kataku merendah.
" tolong nanti di siapkan cangkul sama baskom ya pak " pinta ku ke pak Adrian.
" buat apa nak " tanya Bu Yulia keheranan..
" ya buat mencari sumber masalah yang ada di rumah ini ibu " jawab ku optimis...
Pak Adrian pun memanggil tukang kebun nya agar menyiapkan alat alat yang aku minta. Setelah cangkul dan baskom ada di tangan, aku pun pamit ke Pak Adrian untuk berkeliling ke sekitar area rumah nya. Karena mungkin penasaran, Pak Adrian dan keluarganya malah ikut dengan ku berkeliling rumahnya. Padahal aku dah meminta beliau agar menunggu di dalam rumah saja..
Karena ngotot ingin ikut, aku pun akhirnya mengizinkan mereka. Dengan catatan mereka harus menuruti segala perkataan ku. Setelah menerima syarat dari ku, aku dan pak Adrian mulai menyusuri area rumah.. Langkah ku berhenti pada sebuah pohon palem yang ada di pojok halaman rumah pak Adrian..
" galilah di bawah pohon palem itu den mas " bisik kenanga di telinga..
" terima kasih kenanga. Bisa kau bantu mencari dimana benda lain yang seperti ini dalam area rumah Pak Adrian " kata ku ke kenanga dalam hati..
" dengan senang hati aku akan membantu mu den mas " balas kenanga tersenyum dan pergi meninggalkan ku yang kini mulai menggali..
ASTAGFIRULLAH...
Setelah menggali tanah cukup dalam, ujung cangkulku seperti membentur sesuatu. Aku pun menghentikan aktifitas ku dan berganti memakai tangan mengambil benda yang tadi terbentur ujung cangkul. Tampak kini sebuah tabung kaca berisi tanah serta dua buah lembar kecil kain kafan.. Bu Yulia langsung mendekatkan posisi berdiri nya ke Pak Adrian karena ngeri melihat benda asing yang kini aku pegang..
Setelah mendapat informasi tambahan dari kenanga, aku pun menggali di tiga tempat yang berbeda . Ke empat benda tadi rupanya di tanam di pojokan rumah pak Adrian dan posisi tanam nya selaras dengan empat penjuru arah mata angin.. Benar benar niat orang yang bikin Pak Adrian sekeluarga tak betah di dalam rumah..
Karena tugas ku disini sudah selesai, aku pun lantas memohon ijin ke pak Adrian untuk pulang ke rumah..
" nginep disini saja nak, sudah larut malam ini " pinta Bu Yulia..
" waduh gak bisa Bu. Besok saya ada ujian soalnya " tolak ku sembari menyeka peluh yang membasahi wajah ku.
" gak mungkin mau mah agus nginap disini. Yang ada nanti Stella bisa histeris kalo tau agus nginap disini " sahut Mbak Silvi cekikikan..
" lho emng ada hubungan apa nak agus sama Stella keponakan ibu " tanya Bu Yulia kini keheranan..
" bukan hubungan yang aneh kok bu.. Stella dah ku anggap seperti adek ku sendiri "
" mbak silvi nya saja tadi terlalu lebay gaya bicara nya " gerutu ku lirih..
" kamu itu sil.. Mama pikir hubungan yang kayak gimana " ucap Bu Yulia sembari mengelus dada nya..
Mbak silvi pun makin menyembunyikan tawa nya di balik kedua tangannya karena sudah berhasil mengerjaiku di depan mama nya.. Aku pun hanya bisa tersenyum kecut sambil sesekali menyeka keringat yang semakin deras mengalir membasahi tubuh ku..
" ya udah Pak saya pamit pulang dulu, biar semua barang ini nanti tak bakar kalo sudah sampai rumah " kata ku kini ke Pak Adrian..
" ya sudah nak hati hati di jalan. Makasih sudah repot repot mau datang ke rumah bapak malam malam " balas Pak Adrian yang ikut mengantar kepulangan ku sampai jalan depan rumah nya.
Aku tak membalas ucapan pak Adrian dan hanya fokus pada motor yang saat ini sedang ku kendarai.. Sepanjang perjalanan ke rumah, banyak makhluk tak kasat mata yang menelanjangiku.. Mungkin mereka tertarik dengan barang yang saat ini ada di dalam Jok belakang motor ku. Namun karena ada Kenanga yang mengawalku, makhluk makhluk tak kasat mata tadi cuma sebatas berani memandang i dari jauh tanpa sekali pun berani mendekat.. Pukul 22.00 aku sampai di rumah, dan langsung aku bakar benda hasil galian ku dari rumah pak Adrian..
DUARRRRRRRR.....
Sebuah ledakan keras terdengar di jalan depan rumah ku sesaat setelah benda hasil galian dari rumah pak Adrian aku bakar...
"hmpphhh... Ada yang nantang in rupa nya " gumamku dalam hati sembari masih terus melanjutkan aktivitas ku.
Tebakanku orang yang menaruh tanah kuburan di rumah Pak Adrian, gak terima barang kiriman nya aku ambil dan ku bawa pulang. Dan dia pun langsung melancarkan serangan langsung ke rumah ku.. Namun jangan harap serangan tersebut bisa mengenai rumah atau keluarga ku, secara sekeliling rumah ku telah di pasang penghalang oleh kakek ku serta di jaga beberapa jin yang berbentuk seperti Gendruwo..
Bapak dan Ibu ku pun langsung berhamburan keluar rumah karena mendengar ledakan yang sangat keras tadi..
" kowe nyapo to le " ( kamu ngapain to nak) tanya bapak ku saat sudah sampai di halaman samping rumah..
" ni pak, tadi ada barang kiriman di rumah temen nya agus pak "
" ya sudah agus gali terus bawa pulang untuk di bakar " jawab ku..
" ya wes, ndang di marek ke. Wes bengi, gak enak di sawang wong " ( ya sudah buruan di selesaikan. Sudah malam, gak enak di lihat orang) perintah bapak ku..
" terus ledakan tadi gimana pak.? Kita balas " tanya ku kegirangan..
PLETHAKKKKKK
Tanpa di nyana, aku di gaplok bapak ku pake bakyak yang di pake nya karena menanyakan perihal ledakan tadi..
" wes iku urusane bapak. Kowe jek bocah rasah melu melu " ( sudah itu urusan nya bapak. Kamu masih kecil gak usah ikut campur)" ucap bapak ku berlalu pergi..
Aku pun hanya mendengus kesal tanpa sepatah kata pun membalas ucapan dari bapak ku...
TS MINTA DOA NYA AGAR LEKAS DIBERI KESEMBUHAN PASCA OPERASI USUS BUNTU YANG TS JALANI

Kurohige410 dan 16 lainnya memberi reputasi
17


