- Beranda
- Stories from the Heart
REN π
...
TS
rendiduck
REN π
ASSALAMUALAIKUM WR. WB.
selamat malam duhai kekasih, sebutlah namaku menjelang tidur mu.
bawalah daku dalam mimpi indahmu dimalam yang dingin sesunyi ini.
lah kok jadi nyanyi sih.
maaf masih newbie banget, ini thread pertamaku.
ceritanya fiksi, ya semoga kalian semua dapat terhibur walau ini hanya fiksi belaka.
selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi nusa dan bangsa.
amin.

Quote:
Original Posted By INDEKS
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
prolog
Aku adalah seorang wanita yang mendambakan hidup bahagia layaknya princess dalam dongeng atau dalam drama korea kesukaanku.
Reyna Arista, nama itu yang akan jadi next princess dalam buku dongengnya. Tapi, nyatanya hidup gak sebercanda itu.
Nyatanya aku hanya seorang wanita biasa yang selalu memimpikan hidup bahagia.
aku percaya atau setiap pertemuanku pasti ada perpisahan dan kesedihan.
itu takdir Tuhan yang terbaik buat aku dan kamu.
Quote:
πpart 1
16:35 WIB
Sore ini hujan turun begitu derasnya.
'Huh, untung saja aku bawa payung.' Gumamku sedikit kesal.
Dimusim hujan seperti ini aku males banget kalau harus kuliah sore gini. Mana dosennya ngajarinnya gak jelas, ngantuk banget deh.
Kubuka payung lipat berwarna pink ini, sebenarnya aku tidak suka dengan hujan. Dinginnya bisa bikin aku bersin-bersin. Ku pakai jaket yang sedari tadi ku simpan didalam tas ku. Pink ? Pasti dong, jaket berwarna pink dan payung berwarna pink. Aku adalah pinkers (pink lovers).
Sore ini aku pulang ke kos dengan berjalan kaki. Kalau sudah jam segini angkutan umum pasti susah, kalau pun ada pasti pada penuh. Berhubung ini adalah jam pulang kerja bagi karyawan yang ada di pabrik roti sebelah kampusku.
'Lumayan jauh juga ya kalau jalan kaki.' Gumamku disepanjang jalan.
'Oke tinggal 1 tekongan lagi.' Kupercepat jalanku.
Sampai di tekongan terakhir kos ku, tiba-tiba saja ada yang memanggil.
'Reeeeeeen, tungguin aku.' Teriak seorang wanita yang sedang berlari kearahku.
'Siapa itu ya.' Gumamku sambil memicingkan sedikit mataku karena pandangan yang kurang jelas akibat hujan.
Wanita itu berlari semakin mendekat kearahku, semakin jelas ku lihat siapa wanita itu. Tapi, aku tidak mengenalinya.
'Ren, kamu mau kemana ?' Teriak wanita itu lagi sambil berlari melewatiku.
'Lah, kok dia terus aja.' Pikirku sambil memalingkan wajahku melihat kemana dia berlari.
Dia berlari terus dan berhenti di belakang seorang pria.
'Loh, itu cowok darimana kok perasaan aku gak ada berpapasan sama dia dijalan tadi.' Pikirku sambil menggaruk kepalaku yang memang gatal karena kebanyakan mikir dari tadi.
'Eh itu, oh nama tuh cowok ren juga yah. Haduh, kamu ini ya rein, didunia ini bukan cuman kamu yang namanya rein.' Pikiranku aneh banget yah sore ini.
Setelah 3 menit dari tekongan terakhir tadi, sampailah aku di kost ku yang hmm berantakan banget kayak kapal pecah.
Aku mandi dan langsung membuat segelas teh hangat, ku raih buku notesku diatas meja dan berjalan menuju balkon.
Sore ini emang berasa aneh bagiku, mood dan pikiranku jadi gak karuan. Aku benci kalau harus pulang dalam keadaan hujan-hujan gini, sepatuku pasti akan kotor. Mana tadi ada cewek yang hujan-hujannya hanya demi cowok aneh yah aku rasa dia aneh. Pertama, kapan dia lewat didepanku kenapa aku bisa gak tau dan tiba-tiba saja dia udah ada dibelakangku. Kedua, dia malah ngasih payung yang dipakainya ke cewek tadi padahal tuh payung muat buat berdua.
Eh itu so sweet loh.
Apanya yang sweet coba, kayak anak abg baru pacaran aja deh. Eiiittttssss, tunggu dulu. Sikap cowok itu tadi dingin banget loh ke itu cewek.
Atau jangan-jangan tuh cowok mayat hidup kali yah.
16:35 WIB
Sore ini hujan turun begitu derasnya.
'Huh, untung saja aku bawa payung.' Gumamku sedikit kesal.
Dimusim hujan seperti ini aku males banget kalau harus kuliah sore gini. Mana dosennya ngajarinnya gak jelas, ngantuk banget deh.
Kubuka payung lipat berwarna pink ini, sebenarnya aku tidak suka dengan hujan. Dinginnya bisa bikin aku bersin-bersin. Ku pakai jaket yang sedari tadi ku simpan didalam tas ku. Pink ? Pasti dong, jaket berwarna pink dan payung berwarna pink. Aku adalah pinkers (pink lovers).
Sore ini aku pulang ke kos dengan berjalan kaki. Kalau sudah jam segini angkutan umum pasti susah, kalau pun ada pasti pada penuh. Berhubung ini adalah jam pulang kerja bagi karyawan yang ada di pabrik roti sebelah kampusku.
'Lumayan jauh juga ya kalau jalan kaki.' Gumamku disepanjang jalan.
'Oke tinggal 1 tekongan lagi.' Kupercepat jalanku.
Sampai di tekongan terakhir kos ku, tiba-tiba saja ada yang memanggil.
'Reeeeeeen, tungguin aku.' Teriak seorang wanita yang sedang berlari kearahku.
'Siapa itu ya.' Gumamku sambil memicingkan sedikit mataku karena pandangan yang kurang jelas akibat hujan.
Wanita itu berlari semakin mendekat kearahku, semakin jelas ku lihat siapa wanita itu. Tapi, aku tidak mengenalinya.
'Ren, kamu mau kemana ?' Teriak wanita itu lagi sambil berlari melewatiku.
'Lah, kok dia terus aja.' Pikirku sambil memalingkan wajahku melihat kemana dia berlari.
Dia berlari terus dan berhenti di belakang seorang pria.
'Loh, itu cowok darimana kok perasaan aku gak ada berpapasan sama dia dijalan tadi.' Pikirku sambil menggaruk kepalaku yang memang gatal karena kebanyakan mikir dari tadi.
'Eh itu, oh nama tuh cowok ren juga yah. Haduh, kamu ini ya rein, didunia ini bukan cuman kamu yang namanya rein.' Pikiranku aneh banget yah sore ini.
Setelah 3 menit dari tekongan terakhir tadi, sampailah aku di kost ku yang hmm berantakan banget kayak kapal pecah.
Aku mandi dan langsung membuat segelas teh hangat, ku raih buku notesku diatas meja dan berjalan menuju balkon.
Sore ini emang berasa aneh bagiku, mood dan pikiranku jadi gak karuan. Aku benci kalau harus pulang dalam keadaan hujan-hujan gini, sepatuku pasti akan kotor. Mana tadi ada cewek yang hujan-hujannya hanya demi cowok aneh yah aku rasa dia aneh. Pertama, kapan dia lewat didepanku kenapa aku bisa gak tau dan tiba-tiba saja dia udah ada dibelakangku. Kedua, dia malah ngasih payung yang dipakainya ke cewek tadi padahal tuh payung muat buat berdua.
Eh itu so sweet loh.
Apanya yang sweet coba, kayak anak abg baru pacaran aja deh. Eiiittttssss, tunggu dulu. Sikap cowok itu tadi dingin banget loh ke itu cewek.
Atau jangan-jangan tuh cowok mayat hidup kali yah.
Diubah oleh rendiduck 16-03-2018 10:48
anasabila memberi reputasi
1
11.6K
Kutip
103
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThreadβ’52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rendiduck
#70
Quote:
πpart 15
Suara adzan subuh yang membangunkan tidurku pagi ini. Cuaca yang masih dingin membuatku males untuk beranjak dari tempat tidurku. Astagfirullah, aku harus bangun untuk sholat.
Segera aku beranjak ke kamar mandi untuk berwudhu, setelah itu aku langsung menunaikan kewajibanku.
Selesai sholat aku langsung menuju dapur untuk membuat teh hangat, karena bersin-bersinku kumat lagi. Mungkin karena cuaca yang lebih dingin dari biasanya.
Aku putuskan untuk membaca buku di balkon kamar ku sambil menikmati teh hangat yang ku buat sedari tadi.
Menikmati pergantian malam menuju pagi itu indah banget.
Walaupun anginnya kencang, tapi aku tak merasa kedinginan. Melainkan kehangatan yang sejuk seakan memeluk erat tubuh mungilku ini.
Langit semakin terang, menunjukkan hari semakin pagi.
Aku bangkit dari dudukku, dan menuju kamar. Ku lihat indah masih terlelap dalam tidurnya.
Sudah beberapa hari ini dan mungkin seterusnya indah akan tinggal disini bersamaku.
'Ndaaah, bangun. Udah siang nih.' Ucapku sambil mengelus lembut rambutnya yang sedikit acak-acakan.
Bukannya bangun, nih anak malah narik selimut menutupi semua badannya.
'Bangun, ndah. Kita ke alun-alun yuk. Udah lama kita gak jogging. Mumpung hari minggu nih, pasti ramai banget yang jualan sarapan disana.' Ucapku yg masih duduk dipinggiran tempat tidur sambil membayangkan beberapa pedagang makanan disana.
'Kamu mau jogging apa mau berburu kuliner ?' Tanya indah sambil menoyor kepalaku pelan dari belakang.
'Sekalian dong, ndah. Kapan lagi sih manjain perut.' Ucapku cemberut sambil mengelus-elus perutku.
'Ogah, entar aku tambah gendut.' Ucap indah yang sudah bangkit dari kuburnya eh tidurnya.
'Mandi yang bersih ya, yang wangi. Gak pake lama.' Ucapku sedikit berteriak sambil melipat selimut yang berantakan diatas tempat tidur.
Sekitar 30 menit, indah selesai mandi.
'Tuan putri udah selesai mandi ? Lama banget ya.' Ucapku sinis yang melihat indah baru keluar dari kamar mandi.
'Biarin weeek π.' Balasnya sambil ngeledekin aku.
'Tuh susu mu di atas meja.' Ucapku sambil mengikatkan tali sepatuku.
20 menit kemudian, kami berdua sudah tiba di alun-alun kota. Indah memarkirkan mobilnya ditempat parkir yang telah disediakan.
Aku dan indah turun dari mobil, sudah ramai sekali disini. Banyak yang dateng bersama keluarga, pacar, teman dan banyak juga cabe-cabean seperti aku dan indah ini. Hehe
Aku langsung mengambil pemanasan.
Setelah aku rasa otot-ototku sudah mulai rileks, tanpa basa basi aku langsung berlari mengelilingi alun-alun. Indah mengekor di belakangku.
Aku lari-lari kecil terlebih dahulu agar otot-ototku terbiasa. Takutnya kalau nanti langsung lari besar malah bisa kram.
Kurang lebih 5 putaran, dan aku rasa susah sangat lelah. Maklumlah udah lama. Sedangkan indah udah berhenti sejak putaran ke dua.
Ku hampiri indah yang duduk di kursi pinggir lapangan sambil memegangi sebotol air mineral.
'Nih minum dulu.' Ucapnya sambil menyodorkan botol minuman yang sedari tadi dipeganginya.
'Maaci yah.' Ucapku manja sambil membantingkan badanku di kursi sebelah indah.
'Pulang yuk, gerah banget nih pengen mandi lagi.' Ajak indah.
'Baru juga duduk, ndah. Kita cari jajanan dulu yuk.' Ajakku sambil menarik tangan indah agar mengikutiku.
'Nanti aku gendut, reyn.' Rengek indah yang jalan dibelakangku.
'Kamu jangan ikutan makan, biar aku aja.' Ucapku datar.
'Enak aja kamu.'
'Ribet ya kalau sama miss party sebijik ini. Mau makan takut salah, gak makan tp pengen makan. Serba salah.' Ucapku sambil terus jalan mengelilingi luar alun-alun untuk mencari jajanan yang pas.
'Miss party ? Siapa ?' Tanya indah sedikit kaget.
'Kamu lah.' Jawabku datar sambil celingak celinguk melihat jajanan yang ada.
'Kata siapa ?' Tanya indah.
'Reno kemaren yang bilang sama aku.' Jawabku datar.
'Kok bisa ? Kapan kalian ketemu ?' Tanya indah yang mulai panik.
'Nah itu, yuk kita kesana. Aku mau beli bubur sum sum dulu.' Ajakku saat melihat penjual bubur.
'Pertanyaanku belum kamu jawab, reyn.' Ucap indah yang kesel akibat ulahku.
'Iya nanti, abis beli bubur aku mau beli donat tuh disitu.' Ucapku sambil menunjuk penjual donat.
'Reynaaaaaaaa.' Ucap indah yang kesal.
Setelah sedikit berdesak-desakan untuk membeli bubur, akhirnya aku mendapatkan 2 cup bubur sumsum. Disini buburnya dijual pakai cup plastik seperti plastik minuman dingin ituloh yang kayak p*p ice atau sejenisnya lah. 1 cup nya dihargai 5ribu.
'Nih aku beliin satu. Dimakan ya gak pedes kok, gak aku kasih sambel tadi.' Ucapku cengengesan sambil memberikan 1 cup bubur kepada indah.
'Dasar oneng.' Jawab indah sambil mengambil cup berisi bubur.
Dengan secepat kilat aku habiskan buburku, dan segera aku bangkit dari dudukku untuk membeli jajanan selanjutnya yaitu donat. Aku rakus banget yah. Hehe. Aku gitu suka kalap kalau sama makanan. Tapi, tenang aja, donatnya gak aku makan sekarang kok. Itu untuk aku bawa pulang, buat cemilan nanti siang di kost.
Sehabis antri membeli donat, aku berniat menemui indah yang menungguku sedikit jauh dari penjual donat. Aku sedikit berlari agar cepat sampai ke indah,tapi tiba-tiba saja aku menabrak seseorang.
Donat yang aku barusan beli berserakan ke tanah, karena aku belum sempat mengikatkan plastiknya dengan benar.
'Aduh.' Pekikku saat aku menabrak seseorang itu.
Aku gak sampe jatuh kok, cuman sedikit terpental ke belakang aja. Tapi, aku sedih banget karena donatku jatuh ke tanah.
'Eh maaf, mbak. Aku gak sengaja.' Ucap cowok yang menabrakku.
Betapa terkejutnya aku saat melihat siapa yang ada dihadapanku sekarang. Gak mungkin itu dia. Dia kan udah setahun yang lalu hmmm....
'Dan...dan...dani.' ucapku terbata-bata sangking kagetnya aku.
'Eh reyn, aku danu. Maaf ya aku gak sengaja, keasyikan main hp tadi.' Ucapnya sambil melepaskan kacamata yang dia kenakan sejak tadi.
Betapa miripnya mereka. Aku benar-benar merindukan sosok itu.
Ah iya, aku baru ingat sekarang.
'Kamu mirip banget sama dani.' Ucapku lirih sambil menundukkan kepala ku.
'Jadi, kamu udah ingat siapa aku sekarang ?' Tanya danu sambil memegang kedua pundakku.
'Iya, kamu mirip banget kalau lagi pakai kacamata begitu.' Ucapku dengan lirih dan tanpa ku sadari aku sedikit terisak.
Aku adalah orang yang paling susah buat nahan air mata. Cengeng. Biarin. Aku gak peduli, emang aku gitu orangnya.
'Reyn, jangan sedih ya. Kasihan dani disana kalau dia tahu kamu sedih disini.' Ucapnya lembut sambil tetap memegang kedua pundakku. Dan kini aku merasa pegangan itu semakin kuat, aku tahu maksudnya hanya untuk menguatkan aku.
'Kamu jangan pakai kacamata lagi ya, kamu mirip sekali dengannya.' Ucapku sambil menghapus air mataku yang turun sedari tadi, kadang-kadang aku juga ngelap ingusku yang ikutan keluar bersama air mataku. Kayak anak kecil lagi nangis deh, pasti aku jelek banget saat itu.
'Iya nih udah aku lepas kacamatanya.' Ucapnya sambil melepaskan kacamata yang dia kenakan.
'Kok kamu bisa ada disini ?' Tanyaku.
'Aku kuliah disini sekarang. Kamu lupa ya ? Kemarin juga kita ketemu tuh dikantin kan.' Jawabnya.
'Iya maksud aku, kenapa kamu kuliah disini ? Bukannya kamu kemarin mau ke amerika ya ngelanjut kuliah ?' Tanyaku.
'Sejak dani pergi, mama ngerasa kesepian. Aku jadi gak tega ninggalin mama sendirian disini. Lagian juga papa sibuk banget sama kerjaannya.' Jawabnya.
'Tapi, kalau kamu kuliah disini mama kamu pasti juga sendirian kan dirumah ?' Tanyaku lagi.
Jujur aku merindukan sosok dia, eh bukan danu tapi yang mirip seperti danu. Iya, kembarannya yang bernama dani. Orang yang pertama sekali mengisi hatiku bahkan sampai saat ini.
'Mama ikut sama aku kok kesini.' Jawabnya.
Sedikit tentang danu.
Dia ini berasal dari satu kota yang sama denganku, dia adalah juniorku dulu saat di SMA. Dan dani adalah kembarannya yang juga juniorku sewaktu di SMA. Mereka ini mirip banget secara keseluruhan dari fisiknya ya bisa dibilang mereka ini kembar identik. Yang membedakannya adalah, dani memakai kacamata sedangkan danu tidak.
'Kalian pindah kemari ?' Tanyaku lagi.
'Iya, karena aku pengen nyari suasana baru untuk mamaku. Aku kasihan kalau harus melihat mama sedih terus kalau mengingat dani. Kamu tahu kan betapa dekatnya mereka.' Jelas danu.
'Iya, dani tuh emang anak mama ya. Beda sama kamu.' Ucapku.
Aku masih sangat mengenal sosok dia, walau dia jauh dari jangkauanku namun dia masih sangat dekat dihatiku. Semua memori tentang dia selalu ada dan tersusun rapi di dalam rak khusus dihatiku.
'Iya, ini juga atas pesan dia buat jagain mama. Kalau bukan aku siapa lagi, papa ? Papa mah selalu sibuk sama kerjaannya.' Jelasnya.
Aku mulai terbawa suasana dalam percakapan ini.
Jujur, aku sangat ingin memeluk tubuh itu. Tapi pasti rasanya tak akan sama seperti dia.
'Gimana kabar mama ?' Tanyaku.
Aku memang sudah terbiasa memanggil mamanya dani dengan sebutan 'mama'. Karena dani dulu sering mengajakku kerumahnya. Dan mamanya dani adalah orang yang sangat baik.
'Alhamdulillah baik. Oh iya, kapan-kapan kamu harus main kerumahku ya. Soalnya mama sering bilang, kangen sama kamu udah lama gak ketemu.' Jelasnya.
'Eh iya ta ?' Tanyaku sedikit tidak percaya.
'Iyalah.' Jawabnya singkat.
'Emang mama masih inget sama aku ?' Tanyaku lagi yang makin penasaran.
'Gimana mau lupa coba, semua foto yang disimpen sama dani itu masih disimpen sama mama semuanya. Sedangkan foto yang disimpen sama dani itu kebanyakan foto kamu sendiri dan foto kalian berdua.' Jelasnya.
Asli ini bikin aku tambah laper eh baper π
'Masak sih ?' Tanyaku yang masih tidak percaya.
'Iyalah.' Jawabnya singkat.
Sedikit tentang dani, dia ini emang hobi banget sama photografi.
'Eh iya tuh donat kamu gimana ?' Tanya danu sambil menunjuk donatku yang berserakan di tanah.
'Eh iya sampai lupa.' Jawabku sambil garuk-garuk kepala.
'Aku beliin lagi deh.' Ucapnya.
'Eh gak usah, dan.' Ucapku sambil menarik lengannya yang hendak pergi ke penjual donat.
Tiba-tiba ada yang memanggilku.
'Eh, reyna.' Ucap seorang wanita.
Suara adzan subuh yang membangunkan tidurku pagi ini. Cuaca yang masih dingin membuatku males untuk beranjak dari tempat tidurku. Astagfirullah, aku harus bangun untuk sholat.
Segera aku beranjak ke kamar mandi untuk berwudhu, setelah itu aku langsung menunaikan kewajibanku.
Selesai sholat aku langsung menuju dapur untuk membuat teh hangat, karena bersin-bersinku kumat lagi. Mungkin karena cuaca yang lebih dingin dari biasanya.
Aku putuskan untuk membaca buku di balkon kamar ku sambil menikmati teh hangat yang ku buat sedari tadi.
Menikmati pergantian malam menuju pagi itu indah banget.
Walaupun anginnya kencang, tapi aku tak merasa kedinginan. Melainkan kehangatan yang sejuk seakan memeluk erat tubuh mungilku ini.
Langit semakin terang, menunjukkan hari semakin pagi.
Aku bangkit dari dudukku, dan menuju kamar. Ku lihat indah masih terlelap dalam tidurnya.
Sudah beberapa hari ini dan mungkin seterusnya indah akan tinggal disini bersamaku.
'Ndaaah, bangun. Udah siang nih.' Ucapku sambil mengelus lembut rambutnya yang sedikit acak-acakan.
Bukannya bangun, nih anak malah narik selimut menutupi semua badannya.
'Bangun, ndah. Kita ke alun-alun yuk. Udah lama kita gak jogging. Mumpung hari minggu nih, pasti ramai banget yang jualan sarapan disana.' Ucapku yg masih duduk dipinggiran tempat tidur sambil membayangkan beberapa pedagang makanan disana.
'Kamu mau jogging apa mau berburu kuliner ?' Tanya indah sambil menoyor kepalaku pelan dari belakang.
'Sekalian dong, ndah. Kapan lagi sih manjain perut.' Ucapku cemberut sambil mengelus-elus perutku.
'Ogah, entar aku tambah gendut.' Ucap indah yang sudah bangkit dari kuburnya eh tidurnya.
'Mandi yang bersih ya, yang wangi. Gak pake lama.' Ucapku sedikit berteriak sambil melipat selimut yang berantakan diatas tempat tidur.
Sekitar 30 menit, indah selesai mandi.
'Tuan putri udah selesai mandi ? Lama banget ya.' Ucapku sinis yang melihat indah baru keluar dari kamar mandi.
'Biarin weeek π.' Balasnya sambil ngeledekin aku.
'Tuh susu mu di atas meja.' Ucapku sambil mengikatkan tali sepatuku.
20 menit kemudian, kami berdua sudah tiba di alun-alun kota. Indah memarkirkan mobilnya ditempat parkir yang telah disediakan.
Aku dan indah turun dari mobil, sudah ramai sekali disini. Banyak yang dateng bersama keluarga, pacar, teman dan banyak juga cabe-cabean seperti aku dan indah ini. Hehe
Aku langsung mengambil pemanasan.
Setelah aku rasa otot-ototku sudah mulai rileks, tanpa basa basi aku langsung berlari mengelilingi alun-alun. Indah mengekor di belakangku.
Aku lari-lari kecil terlebih dahulu agar otot-ototku terbiasa. Takutnya kalau nanti langsung lari besar malah bisa kram.
Kurang lebih 5 putaran, dan aku rasa susah sangat lelah. Maklumlah udah lama. Sedangkan indah udah berhenti sejak putaran ke dua.
Ku hampiri indah yang duduk di kursi pinggir lapangan sambil memegangi sebotol air mineral.
'Nih minum dulu.' Ucapnya sambil menyodorkan botol minuman yang sedari tadi dipeganginya.
'Maaci yah.' Ucapku manja sambil membantingkan badanku di kursi sebelah indah.
'Pulang yuk, gerah banget nih pengen mandi lagi.' Ajak indah.
'Baru juga duduk, ndah. Kita cari jajanan dulu yuk.' Ajakku sambil menarik tangan indah agar mengikutiku.
'Nanti aku gendut, reyn.' Rengek indah yang jalan dibelakangku.
'Kamu jangan ikutan makan, biar aku aja.' Ucapku datar.
'Enak aja kamu.'
'Ribet ya kalau sama miss party sebijik ini. Mau makan takut salah, gak makan tp pengen makan. Serba salah.' Ucapku sambil terus jalan mengelilingi luar alun-alun untuk mencari jajanan yang pas.
'Miss party ? Siapa ?' Tanya indah sedikit kaget.
'Kamu lah.' Jawabku datar sambil celingak celinguk melihat jajanan yang ada.
'Kata siapa ?' Tanya indah.
'Reno kemaren yang bilang sama aku.' Jawabku datar.
'Kok bisa ? Kapan kalian ketemu ?' Tanya indah yang mulai panik.
'Nah itu, yuk kita kesana. Aku mau beli bubur sum sum dulu.' Ajakku saat melihat penjual bubur.
'Pertanyaanku belum kamu jawab, reyn.' Ucap indah yang kesel akibat ulahku.
'Iya nanti, abis beli bubur aku mau beli donat tuh disitu.' Ucapku sambil menunjuk penjual donat.
'Reynaaaaaaaa.' Ucap indah yang kesal.
Setelah sedikit berdesak-desakan untuk membeli bubur, akhirnya aku mendapatkan 2 cup bubur sumsum. Disini buburnya dijual pakai cup plastik seperti plastik minuman dingin ituloh yang kayak p*p ice atau sejenisnya lah. 1 cup nya dihargai 5ribu.
'Nih aku beliin satu. Dimakan ya gak pedes kok, gak aku kasih sambel tadi.' Ucapku cengengesan sambil memberikan 1 cup bubur kepada indah.
'Dasar oneng.' Jawab indah sambil mengambil cup berisi bubur.
Dengan secepat kilat aku habiskan buburku, dan segera aku bangkit dari dudukku untuk membeli jajanan selanjutnya yaitu donat. Aku rakus banget yah. Hehe. Aku gitu suka kalap kalau sama makanan. Tapi, tenang aja, donatnya gak aku makan sekarang kok. Itu untuk aku bawa pulang, buat cemilan nanti siang di kost.
Sehabis antri membeli donat, aku berniat menemui indah yang menungguku sedikit jauh dari penjual donat. Aku sedikit berlari agar cepat sampai ke indah,tapi tiba-tiba saja aku menabrak seseorang.
Donat yang aku barusan beli berserakan ke tanah, karena aku belum sempat mengikatkan plastiknya dengan benar.
'Aduh.' Pekikku saat aku menabrak seseorang itu.
Aku gak sampe jatuh kok, cuman sedikit terpental ke belakang aja. Tapi, aku sedih banget karena donatku jatuh ke tanah.
'Eh maaf, mbak. Aku gak sengaja.' Ucap cowok yang menabrakku.
Betapa terkejutnya aku saat melihat siapa yang ada dihadapanku sekarang. Gak mungkin itu dia. Dia kan udah setahun yang lalu hmmm....
'Dan...dan...dani.' ucapku terbata-bata sangking kagetnya aku.
'Eh reyn, aku danu. Maaf ya aku gak sengaja, keasyikan main hp tadi.' Ucapnya sambil melepaskan kacamata yang dia kenakan sejak tadi.
Betapa miripnya mereka. Aku benar-benar merindukan sosok itu.
Ah iya, aku baru ingat sekarang.
'Kamu mirip banget sama dani.' Ucapku lirih sambil menundukkan kepala ku.
'Jadi, kamu udah ingat siapa aku sekarang ?' Tanya danu sambil memegang kedua pundakku.
'Iya, kamu mirip banget kalau lagi pakai kacamata begitu.' Ucapku dengan lirih dan tanpa ku sadari aku sedikit terisak.
Aku adalah orang yang paling susah buat nahan air mata. Cengeng. Biarin. Aku gak peduli, emang aku gitu orangnya.
'Reyn, jangan sedih ya. Kasihan dani disana kalau dia tahu kamu sedih disini.' Ucapnya lembut sambil tetap memegang kedua pundakku. Dan kini aku merasa pegangan itu semakin kuat, aku tahu maksudnya hanya untuk menguatkan aku.
'Kamu jangan pakai kacamata lagi ya, kamu mirip sekali dengannya.' Ucapku sambil menghapus air mataku yang turun sedari tadi, kadang-kadang aku juga ngelap ingusku yang ikutan keluar bersama air mataku. Kayak anak kecil lagi nangis deh, pasti aku jelek banget saat itu.
'Iya nih udah aku lepas kacamatanya.' Ucapnya sambil melepaskan kacamata yang dia kenakan.
'Kok kamu bisa ada disini ?' Tanyaku.
'Aku kuliah disini sekarang. Kamu lupa ya ? Kemarin juga kita ketemu tuh dikantin kan.' Jawabnya.
'Iya maksud aku, kenapa kamu kuliah disini ? Bukannya kamu kemarin mau ke amerika ya ngelanjut kuliah ?' Tanyaku.
'Sejak dani pergi, mama ngerasa kesepian. Aku jadi gak tega ninggalin mama sendirian disini. Lagian juga papa sibuk banget sama kerjaannya.' Jawabnya.
'Tapi, kalau kamu kuliah disini mama kamu pasti juga sendirian kan dirumah ?' Tanyaku lagi.
Jujur aku merindukan sosok dia, eh bukan danu tapi yang mirip seperti danu. Iya, kembarannya yang bernama dani. Orang yang pertama sekali mengisi hatiku bahkan sampai saat ini.
'Mama ikut sama aku kok kesini.' Jawabnya.
Sedikit tentang danu.
Dia ini berasal dari satu kota yang sama denganku, dia adalah juniorku dulu saat di SMA. Dan dani adalah kembarannya yang juga juniorku sewaktu di SMA. Mereka ini mirip banget secara keseluruhan dari fisiknya ya bisa dibilang mereka ini kembar identik. Yang membedakannya adalah, dani memakai kacamata sedangkan danu tidak.
'Kalian pindah kemari ?' Tanyaku lagi.
'Iya, karena aku pengen nyari suasana baru untuk mamaku. Aku kasihan kalau harus melihat mama sedih terus kalau mengingat dani. Kamu tahu kan betapa dekatnya mereka.' Jelas danu.
'Iya, dani tuh emang anak mama ya. Beda sama kamu.' Ucapku.
Aku masih sangat mengenal sosok dia, walau dia jauh dari jangkauanku namun dia masih sangat dekat dihatiku. Semua memori tentang dia selalu ada dan tersusun rapi di dalam rak khusus dihatiku.
'Iya, ini juga atas pesan dia buat jagain mama. Kalau bukan aku siapa lagi, papa ? Papa mah selalu sibuk sama kerjaannya.' Jelasnya.
Aku mulai terbawa suasana dalam percakapan ini.
Jujur, aku sangat ingin memeluk tubuh itu. Tapi pasti rasanya tak akan sama seperti dia.
'Gimana kabar mama ?' Tanyaku.
Aku memang sudah terbiasa memanggil mamanya dani dengan sebutan 'mama'. Karena dani dulu sering mengajakku kerumahnya. Dan mamanya dani adalah orang yang sangat baik.
'Alhamdulillah baik. Oh iya, kapan-kapan kamu harus main kerumahku ya. Soalnya mama sering bilang, kangen sama kamu udah lama gak ketemu.' Jelasnya.
'Eh iya ta ?' Tanyaku sedikit tidak percaya.
'Iyalah.' Jawabnya singkat.
'Emang mama masih inget sama aku ?' Tanyaku lagi yang makin penasaran.
'Gimana mau lupa coba, semua foto yang disimpen sama dani itu masih disimpen sama mama semuanya. Sedangkan foto yang disimpen sama dani itu kebanyakan foto kamu sendiri dan foto kalian berdua.' Jelasnya.
Asli ini bikin aku tambah laper eh baper π
'Masak sih ?' Tanyaku yang masih tidak percaya.
'Iyalah.' Jawabnya singkat.
Sedikit tentang dani, dia ini emang hobi banget sama photografi.
'Eh iya tuh donat kamu gimana ?' Tanya danu sambil menunjuk donatku yang berserakan di tanah.
'Eh iya sampai lupa.' Jawabku sambil garuk-garuk kepala.
'Aku beliin lagi deh.' Ucapnya.
'Eh gak usah, dan.' Ucapku sambil menarik lengannya yang hendak pergi ke penjual donat.
Tiba-tiba ada yang memanggilku.
'Eh, reyna.' Ucap seorang wanita.
0
Kutip
Balas