Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jeniussetyo09Avatar border
TS
jeniussetyo09
DIARY MATA INDIGO - SEASON 3 : THE NEXT LEVEL
ONCE AGAIN…. WELCOME TO MY THREAD


DIARY MATA INDIGO - SEASON 3 : THE NEXT LEVEL
Pict by Rido Irdam


Thread ini adalah thread lanjutan dari Thread sebelumnya DIARYMATA INDIGO SEASON 2 : Sebuah Cerita Lanjutan Indigo Interdimensional

DIARY MATA INDIGO SEASON 3 : THE NEXT LEVEL

Cerita Season 3 kali ini bercerita tentang pengalaman sesudah kuliah dan memasuki dunia kerja. Penulis pada season 3 ini akan lebih banyak menambah bumbu-bumbu fiksi sebagai pembungkus pengalaman yang pernah ada. Tentu saja dengan tetap mengedepankan prinsip "Fiksi Rasa Real" daripada "Real Rasa Fiksi". Tentu saja semua nya diambil dari apa yang dihasilkan oleh penglihatan seseorang yang bisa melihat “mereka”. Mereka yang tak kasat mata. Mereka yang berada di alam sebelah. Mereka yang sering disebut dengan hantu, jin, siluman, roh, makhluk halus atau arwah.

Istilah indigo adalah sebutan bagi mereka yang memiliki kemampuan indra keenam, dan dalam thread ini khusus hanya membahas tentang pengalaman Indigo Interdimensional, bukan indigo yang lain. Indigo Interdimensional adalah salah satu kemampuan Indigo dimana seseorang bisa melihat, mendengar bahkan berkomunikasi dengan makhluk halus atau penghuni alam sebelah.

Isi thread ini murni berbagi cerita dan pengalaman dan sama sekali tidak bicara tentang pengertian atau pemahaman tertentu. Bagi orang yang mungkin punya pemahaman atau pengertian yang berbeda dipersilahkan. Tapi yang jelas hal-hal itu tidak akan direspon

Penulis tidak mengharapkan komentar yang menimbulkan perpecahan, apalagi yang berbau SARA, akan tetapi jika ternyata ada juga yang berkomentar demikian, maka semoga mendapatkan hidayah dan semoga orang tersebut semakin dimulikan dan dan ditinggikan derajatnya oleh Tuhan Yang Maha Esa. Terlepas nanti ada syarat dan ketentuan berlakunya atau tidak.

Selebihnya ane cuma bisa mengucapkan, selamat menikmati.

Enjoy….

DIARY MATA INDIGO - SEASON 3 : THE NEXT LEVEL
by Rido Irdam

PS :

Untuk memudahkan dan karena Diary ini terdiri dari beberapa part ane sediakan link nya. Dengan rendah hati ane juga tidak lupa menghimbau untuk membudayakan komeng bagi Agan & Sista. Cendol bila Agan & Sista ikhlas, rate jika berkenan, bata mohon ditiadakan emoticon-Blue Guy Smile (S)
emoticon-Blue Guy Smile (S) emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Maaf Agan


Part 1 : DMI 3 - Prolog

Part 2 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 1

Part 3 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 2

Part 4 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 3

Part 5 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 4

Part 6 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 5

Part 7 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 6

Part 8 : DMI 3 - Kembali Ke Pak Sam 1

Part 9 : DMI 3 - Kembali Ke Pak Sam 2

Part 10 : DMI 3 – Siap kah Kau Untuk Jatuh Cinta Lagi?

Part 11 : DMI 3 - Bocah Astral

Part 12 : DMI 3 - Mendua Dalam Astral

Part 13 : DMI 3 - Indahnya Mendua

Part 14 : DMI 3 - Pertempuran 1

Part 15 : DMI 3 - Pertempuran 2

Part 16 : DMI 3 - Dead End

Part 17 : DMI 3 - Not Alone

Part 18 : DMI 3 - Berperang Kembali 1

Part 19 : DMI 3 - Berperang Kembali 2

Part 20 : DMI 3 - Berperang Kembali 3

Part 21 : DMI 3 - Kemenangan

Part 22 : DMI 3 - Pagelaran Wayang di Merapi

Part 23 : DMI 3 - Jagad Gumelar

Part 24 : DMI 3 - Harus Memilih

Part 25 : DMI 3 - Good Bye

Part 26 : DMI 3 - Restu

Part 27 : DMI 3 - Legenda Raden Rangga

Part 28 : DMI 3 - Usaha Terakhir

Part 29 : DMI 3 - Menyelamatkan Arya

Part 30 : DMI 3 - Sesuatu Tak Terduga

SIDE STORY :

PULANG 1

PULANG 2

MEMBUKA MATA KETIGA PART 1

MEMBUKA MATA KETIGA PART 2

MEMBUKA MATA KETIGA PART 3

TANGISAN ARWAH 1

TANGISAN ARWAH 2

TANGISAN ARWAH 3

TANGISAN ARWAH 4

HILANG 1

HILANG 2

GERBANG DIMENSI IMOGIRI 1

GERBANG DIMENSI IMOGIRI 2

Jon Sansiro Story :

Story 1 : Gundul Pringis


Sekarang Mas Yus juga sudah merambah spotify. Dengarkan celoteh dan obrolan Mas Yus yang akan selalu menghantui anda di Podcast Mas Yus di Spotify. Cekidot

Spotify Mas Yus - Diary DImensi Ketiga

Top 5 Astral Feminim selain Kuntilanak

Top 5 Pesugihan Underrated

[/QUOTE]
Mas Yus sekarang sudah punya Channel Youtube judulnya Ngopi Mistis alias Ngobrol Pokoknya Intinya Mistis. Jangan lupa Share, Like, dan Subscribenya yaaaa







[/QUOTE]


Penampilan Perdana di TV, di Acara KERAMATINews

Sebuah acara bertema kan penelusuran tempat-tempat angker dan keramat. Menguak misteri-misteri yang tersimpan di dalamnya. Bersama paranormal dan host-host kece. Tayang setiap hari SABTU dan MINGGU, pukul 20:30 WIB. Hanya di channel INEWS

Kalau ketinggalan programnya nggak usah khawatir, subscribe channel youtubenya : https://www.youtube.com/channel/UC5c...H0tQ3l49G-_rtw

Ini penampakan pertama Mas Yus dalam episode Keramat :

1. Misteri Gedung Biru Kalimalang - Bekasi



2. Setan dilarang masuk - Bioskop Atoom Citeureup



3. Misteri Sinden Marni - Studio Alam TVRI Depok



4. Misteri Sumur 7- Sumur 7 Beji Depok



5. Pastur Tanpa Kepala VS Nenek Gayung - Makam Jeruk Purut



7. Jangan Fitnah Setan - Bekas Pabrik Ciputat





Anda bertanya Indigo Menjawab. Sekali-sekali coba bikin konten di youtube. Isinya tentang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk ke Instagram diarymataindigo09. Penasaran? Klik Linknya....
Jangan lupa like nya :







[/QUOTE]


Quote:



Quote:


Cek Juga karya ane yang lain ya Gan..

DIARY MATA INDIGO SEASON 1

DIARY MATA INDIGO SEASON 2

EKSPEDISI KRAMAT - HIDDEN STORY

DARK SIDE INDONESIAN FAIRYTALE


BUAT TAMBAH PENGETAHUAN :

1. Melihat Hantu Tanpa Mata Ketiga / Indra Keenam

2. Kenali Jenis-Jenis Distorsi Pada Anak Indigo

3. Thread Kaskus yang jadi Novel

4. Gunung-gunung yang memiliki Pasar Setan

5. 5 Fakta yang jarang orang ketahui tentang Pocong

Quote:


Quote:


Quote:


DIARY MATA INDIGO - SEASON 3 : THE NEXT LEVEL
by Rido Irdam
Diubah oleh jeniussetyo09 02-03-2020 02:42
aryowbs
bandarlaguna
c4kr4d3w4
c4kr4d3w4 dan 81 lainnya memberi reputasi
76
1.5M
3.5K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Tampilkan semua post
jeniussetyo09Avatar border
TS
jeniussetyo09
#210
DMI 3 - MISTERI GUDANG TEMBAKAU PART 2

“Lho....lho...lho Nas..... Hidung mu kenapa???”. Suara Slamet terpekik tertahan. Membuatku dan Habibi reflek mengarahkan pandangan ke arah Anas. Cairan pekat berwarna merah menetes keluar, mengalir dari kedua lubang nya. Anas sempat menyentuhkan jari nya ke arah lubang hidung nya, dan seketika ujung jari nya bewarna merah. Dibasahi oleh cairan darahnya sendiri. Sesaat setelah itu tubuh Anas langsung tumbang ke samping dan tak sadarkan diri. Aku dan Habibi cepat bangkit berdiri dan menolongnya. Acara kelas orientasi hari itu terpaksa terhenti sejenak, dan Mas Eko memerintahkan untuk Anas segera di bawa ke Rumah Sakit



Kondisi Anas memang semakin memprihatinkan. Wajahnya makin pucat. Gerak-geriknya menunjukkan tubuhnya makin lemah. Seolah hanya seperti wadah kosong yang bergerak sendiri tanpa isi. Hanya saja dirinya tetap tertutup. Sudah hampir lewat seminggu semenjak hari pertama di Bojonegoro ini, tetapi Anas sama sekali belum pernah terlibat pembicaraan yang panjang denganku, Slamet atau Habibi. Sikapnya juga semakin aneh. Kadang terlihat tersenyum-senyum sendiri. Kadang menatap kosong ke sembarang arah. Kadang diam saja walau ditegur. Seolah dirinya punya kehidupan lain selain di Mess Bojonegoro ini. Fisiknya ada di sini, namun tidak dengan pikiran dan jiwa nya

Mas Eko ditemani Slamet lalu membawa Anas ke rumah sakit. Aku dan Habibi yang ditinggalkan akhirnya memutuskan melakukan observasi secara mandiri terhadap proses produksi yang terjadi. Sambil sesekali mengobrol. Tentu saja topik obrolan nya siapa lagi kalau bukan Anas. Aku sendiri pun agak bingung kalau diminta menjelaskan perilaku Anas secara logika. Semenjak hari pertama fenomena yang terjadi pada Anas lebih dekat dengan hal berbau mistis.

Tanpa terasa hari kembali menjelang sore. Para pekerja mulai berberes dan keluar dari gudang secara teratur.

“Mas Yus, Saya mau ke kamar mandi sebentar. Saya minta tolong ini dipegangkan sebentar....”. Habibi mengangsurkan dua buah buku catatan padaku. Dengan langkah cepat dan terburu-buru lalu ber jalan ke arah toilet yang terletak di belakang Gudang 2. Sambil menunggu Aku iseng memperhatikan dua buku catatan yang diberikan Habibi pada ku. Rupanya satu buku catatan Habibi dan satu buku catatan milik Anas. Entah kenapa Aku tertarik membuka buku catatan Anas. Ternyata ada sebentuk bait puisi tertulis di halaman pertama nya

Kau bagaikan elok mayang
Tersenyum penuh sayang
Cantik bukan kepalang
Mengalahkan bintang
Tiada makhluk Bidadari seelok dirimu
Menyerahkan ragamu demi Aku
Bergelut dalam rayu dan cumbu
Setiap Kita bertemu

Cieeehhh.... Puisi orang kasmaran. Alay banget, walaupun bernada sedikit erotis. Tapi.... Hari begini pakai puisi-puisian. Please deh. Aku lalu membuka halaman berikutnya dari buku Anas. Ada sebuah gambar sketsa, gambar wajah seorang wanita. Kemudian di bawah nya ada tulisan sebuah nama : LASTRI.

DIARY MATA INDIGO - SEASON 3 : THE NEXT LEVEL

Saat menyebutkan nama itu dalam hati, Aku merasakan hembusan angin halus seperti berdesir melewatiku. Menimbulkan sensasi arus listrik ringan menjalari pergelangan tangan dan tengkuk ku. Membuat bulu-bulu halus ditubuhku sedikit berdiri. Merinding. Apalagi saat ini Gudang sudah benar-benar kosong. Maghrib mengambil alih hari dan akan menggantinya menjadi malam. Terang lamat-lamat berubah menjadi temaram senja yang sepi.

“Yuk Mas....”. Tiba-tiba suara Habibi mengagetkan ku dari belakang. Kurang ajar, bikin sport jantung saja. Aku dan Habibi lalu berjalan keluar gudang menuju arah Mess. Tumben saat berjalan ke Mess Habibi hanya diam saja. Biasanya dia yang paling aktif bicara dan mengajak mengobrol. Ahh...mungkin dia sedang sibuk merenung atau memikirkan sesuatu. Wajah Habibi Aku lihat juga agak datar dan tanpa ekspresi. Duh, jangan-jangan dia mulai ketularan Anas lagi.

Sesampainya di Mess, Aku lalu menghempaskan badanku di sofa dan mulai menyalakan TV. Buku catatanku Aku taruh di meja tamu. Biasanya Habibi juga akan duduk dulu di sofa sebelum masuk ke kamar, sebelum akhirnya wudhu dan menunaikan Sholat maghrib. Tetapi Aku lihat Habibi terus saja berjalan, dan anehnya........ malah masuk ke kamar Anas. Tadinya Aku berpikir Habibi ingin menaruh buku catatan Anas yang dibawa nya ke dalam kamar Anas. Namun lama Aku tunggu kok tidak keluar-keluar.

Suasana ruang tamu juga mulai gelap, sehingga Aku berinisiatif menyalakan lampu. Namun saat menyalakan lampu Aku malah melihat pintu kamar anas menutup seperti dibanting dari dalam.

BLAMM!!!

Jelas Aku merasa heran. Ada apa dengan Habibi? Apa dia ada masalah denganku atau bagaimana? Kenapa dia membanting pintu kamar Anas dari dalam? Sedang apa dia di dalam? Rasa heranku membuat badanku tergerak ke arah kamar Anas untuk mengecek ke dalam.

Belum sempat melangkah tiba-tiba Aku dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang tampak ngos-ngosan berjalan masuk ke dalam Mess dari arah luar. Dan orang itu adalah Habibi. Tampak seperti habis berlari jauh mengejar sesuatu.

“Wah sampeyan tega ninggalin Saya Mas. Jalan duluan ke Mess. Masak Saya panggil-panggil tadi ga denger? Kok nggak nengok sama sekali? Mana jalan nya cepet banget lagi....”. Aku jelas terkejut mendengar cerita Habibi. Jelas-jelas tadi Aku berjalan bersama nya. Kenapa sekarang dia malah merasa ditinggalkan? Kenapa dia sekarang malah baru seperti orang yang menyusul dari belakang? Kemana Habibi yang bersama ku tadi?

Aku lalu berusaha mencoba menjelaskan, kalau tadi Aku jalan duluan karena Aku merasa melihat Habibi sudah selesai dari kamar mandi dan diajak olehnya kembali ke Mess. Dan Aku berani bersumpah bahwa Aku benar-benar sudah bertemu dirinya sebelumnya dan berjalan bersama-sama ke arah Mess.

Sedangkan dari sudut pandang Habibi malah melihat, Aku berjalan ke arah Mess bersama dengan seorang wanita dan tampak mengobrol akrab. Aneh nya saat Habibi memanggil Aku sama sekali tidak mendengar atau menoleh. Seakan larut dalam obrolan yang intens dengan wanita di sebelahku. Aneh nya lagi, Habibi merasa jalanku cepat sekali. Sampai-sampai dirinya berusaha berlari dan mencoba menyusulku, namun tidak bisa. Sepertinya semakin kencang dia berlari, semakin kencang pula langkahku. Dan semakin keras dirinya berusaha berlari, semakin jauh rasanya jarak antara Gudang dan Mess. Seperti tidak pernah sampai rasa nya. Tidak heran kalau dirinya sampai ngos-ngosan begitu rupa.

Saat mendengarkan cerita Habibi tentu saja membuatku naik pitam. Aku merasa dikerjai oleh makhluk yang tak kasat mata. Dipermainkan oleh para penghuni yang ada di Mess itu. Tampaknya tidak bisa dibiarkan. Aku harus segera mengaktifkan kemampuan Mata Ketiga alias Indra Keenamku. Keadaan ini lama-lama tidak bisa dibiarkan

TRILILILILILIT....

Mendadak Aku dan Habibi dikejutkan dengan suara ponsel. Rupanya Slamet menelepon dari Rumah Sakit. Menyampaikan bahwa Anas harus diopname. Kadar Hemoglobin dalam darah ada di bawah batas normal. Trombositnya juga rendah. Kemungkinan Demam Berdarah. Selain itu kesadaran Anas juga mulai menurun. Katanya Anas mulai meracau dan mengigau.

“Waktu mengigau dia ngomong apa saja Met? Dia bilang apa”, tanyaku pada Slamet.

“Dia cuma menyebut-nyebut sebuah nama Mas Yus. Mungkin itu nama keluarga, kerabat, kenalan nya, atau pacar nya”. Slamet mencoba menjelaskan. Memaparkan beberapa kemungkinan.

“Siapa nama yang dia sebut-sebut?”, tanyaku kemudian.

“LASTRI”, jawab Slamet cepat. Aku benci jika perkiraan ku benar. Sepertinya mulai ada benang merah yang mengarah pada satu titik. Seluruh fenomena yang terjadi di sini mulai menunjukkan keterkaitan satu sama lain. Termasuk jawaban dari perilaku Anas dan ketidakwajaran lain nya. Tampaknya keadaan ini memang membutuhkan kemampuan Mata Ketiga ku.

“Oke, Ya sudah. Tolong Anas dijagain. Jangan tidur sekejap pun Met. Khawatirnya Anas kenapa-kenapa. Perasaan ku tidak enak. Anak itu bisa kritis sewaktu-waktu dan meninggal”. Aku memohon sebisaku pada Slamet, berusaha meyakin kan nya untuk menyadari begitu penting nya menjaga Anas saat ini.

“Ahh.. yang bener Mas? Masak sampai segitu nya?”. Aku menghela napas. Tidak ada waktu menjelaskan dan menyampaikan segala sesuatunya lebih detail. Apa pun yang akan Aku jelaskan tidak akan dengan mudah dia terima

“Tolong Met. Supaya kalau ada apa-apa setidaknya ada yang ngabarin kita di sini. Aku sama Habibi nanti juga bakal nyusul ke sana”. Akhirnya Slamet pun setuju. Tinggal sekarang bagaimana bebicara dan meyakinkan Habibi tentang perkiraan dan Hipotesisku tentang Anas di Mess ini. Aku berpikir mau tidak mau harus melibatkan Habibi, supaya dia menjadi waspada dan Aku mudah untuk melindungi nya jika terjadi apa-apa

“Mas Habibi, maaf ini Saya merasa kejadian-kejadian di sini makin aneh. Apalagi kejadian barusan Mas Habibi alami sendiri kan? Menurut Mas Habibi bagaimana?”. Aku mau tidak mau harus mulai untuk meminta opini Habibi. Semakin sulit untuk mencari alasan logis dari kejadian-kejadian ini.

“Saya sendiri juga merasa banyak hal yang tidak masuk di akal Mas Yus. Sepertinya ada beberapa intervensi makhluk tak kasat mata di sini. Saya sendiri dari kemarin ingin bicara seperti ini ke Mas Yus dan Slamet, tapi khawatir malah membuat Mas Yus dan Slamet tidak nyaman atau takut”. Aku sedikit lega dengan jawaban Habibi, setidaknya tidak sulit untuk menjelaskan nya pada Habibi.

“Begini Mas Habibi, semenjak kecil Saya agak sensitif bisa merasakan dan melihat makhluk astral. Saat SMA saya belajar mengendalikan kemampuan ini. Saat ini Saya bisa membuka dan menutup kemampuan indra keenam ini sesuai kemauan Saya. Jujur semenjak datang ke Mess ini saya sebetulnya belum pernah menggunakan kemampuan indra keenam ini. Tapi sepertinya, karena keadaan nya makin lama makin tidak enak, mau tidak mau Saya harus gunakan kemampuan Mata Ketiga ini”. Aku coba bicara panjang lebar pada Habibi. Habibi mendengarkan ku dengan serius. Aku sebenarnya agak cemas menunggu reaksi Habibi. Takut kalau seandainya dia malah meragukan kewarasanku.

“Saya pun sebenarnya bisa melihat makhluk halus Mas. Dulu Saya pernah belajar silat dan tenaga dalam. Saya pernah “diisi” sama guru Saya. Sewaktu-waktu Saya butuh, Saya tinggal merapalkan bacaan. Dan nantinya Saya bisa melihat dan berkomunikasi dengan “mereka”......”. Aku pun cuma melongo. Kenapa nggak dari kemarin-kemarin ngomongnya? Walaupun begitu Aku cukup lega. Setidaknya Habibi malah bisa membantu ku untuk berurusan dengan Makhluk Astral. Jalan hidup memang tidak bisa ditebak. Tuhan kadang memang suka sekali bercanda.

“Kita fokus ke Anas dulu Mas Habibi. Menurut Mas Habibi Anas kenapa?”. Aku sengaja memancing Habibi dengan pertanyaan itu. Bukan hanya sekedar meminta pendapatnya, tetapi Aku ingin memastikan apakah memang Habibi memiliki kemampuan yang dia tadi katakan.

“Saya belum berani memastikan Mas Yus. Saya juga baru melihat kejadian yang seperti ini. Tetapi kalau menurut Saya, Anas kemungkinan juga sudah berinteraksi dengan penunggu yang ada di tempat ini”. Penjelasan Habibi walaupun terdengar sederhana tetapi setidaknya sudah mendekati apa yang Aku pikirkan. Tinggal nanti dieksplorasi lebih jauh

“Menurut Mas Habibi, dimana sebaiknya kita harus mulai untuk mencari tahu?”. Aku lihat Habibi tidak langsung menjawab pertanyaan ku. Dirinya malah merapal sesuatu sambil memejamkan mata nya. Seketika Aku merasakan ada tenaga yang keluar dari tubuh Habibi. Aura nya pun langsung berubah. Tampak lebih tenang dari sebelumnya

“Di kamar itu Mas Yus.....”. Telunjuk Habibi menunjuk ke arah kamar Anas. Aku tersenyum mendengar jawaban Habibi. Sejak awal Aku memang sudah curiga dengan kamar Anas. Ada sesuatu di sana. Tetapi karena Anas sendiri sebelumnya banyak menghabiskan waktu di kamar dan tidak mengijinkan siapa pun masuk, Aku jadi tidak punya kesempatan masuk ke dalam.

Sekarang giliran ku. Aku pun lalu membuka Mata Ketiga ku. Indra keenamku segera aktif. Apa yang kurasakan dan kulihat sama sekali tidak mengenak kan. Ruangan yang ada disekelilingku jadi berubah terasa lebih kusam dan tua dari sebelumnya. Suasana nya jadi benar-benar redup dan suram. Sekelilingku terutama di langit-langit terlihat banyak digelayuti helai-helai halus panjang berwarna putih. Seperti jaring-jaring laba-laba. Dinding yang ada disekelilingku juga berubah menjadi lebih kotor, dengan cat yang sudah banyak mengelupas. Apa yang kulihat ini sama sekali jauh dari yang kuperkirakan. Sangat jarang kekuatan Astral bisa mempengaruhi kondisi ruang dan bangunan sampai seperti ini. Ternyata selama ini Aku tinggal di Mess yang memang sangat muram dari segi penglihatan Astral.

Tanpa ada yang mengomando Aku dan Habibi lalu berjalan ke arah kamar Anas. Aku bisa melihat di ujung lorong, yang merupakan ruangan arsip dan tempat yang disediakan untuk ruang ganti satpam malah tertutup oleh jaring laba-laba yang lebat. Sangking lebat nya sampai Aku tidak bisa melihat lebih jauh ke dalam. Seakan jaring laba-laba itu memang disediakan sebagai tabir, agar siapa pun tidak bisa melihat ke dalam nya. Tanganku lalu perlahan memegang grendel pintu kamar anas yang berbentuk bulat. Ada bau wangi yang menyengat dari dalam. Bau nya seperti bau kembang setaman.

Saat menyentuh grendel pintu itu. Aku merasa diriku malah terlempar ke masa lalu. Seolah Aku sudah masuk ke dalam kamar itu. Suasana kamar berubah. Dinding kamar yang putih berubah menjadi abu-abu kusam. Langit-langit kamar berubah dari plafon putih menjadi palang-palang kayu yang saling menyambung di bawah genteng bata merah. Dipan kayu modern berubah menjadi ranjang besi antik dengan kelambu di atasnya. Spreinya menggunakan kain batik warna hijau muda. Di bagian samping kanan ranjang, sebuah lemari kayu antik berukir bersanding dengan sebuah meja rias bercermin besar yang juga terbuat dari kayu.

Seorang gadis tampak menangis di depan meja rias. Rambutnya hitam panjang terurai. Tangan nya menggenggam secarik kertas. Sepertinya sebuah surat. Rona kesedihan tak mampu mengubah takdir paras nya yang cantik menawan. Dagu nya runcing, wajahnya oval, dengan bentuk tulang pipi yang halus dan manis. Mata nya lebar, khas mata wanita jawa. Baju kebaya yang dikenakan nya berwarna merah dengan kombinasi motif bunga warna kuning, dipadu dengan bawahan berwarna biru tua

Kejadian berikutnya terjadi begitu cepat. Perempuan itu membongkar lemari yang ada disebelah meja rias. Tanpa menimbang dan tanpa ragu, mengambil dua buah kain jarik yang dijalin menjadi satu untaian. Dirinya cepat lalu melempar dan menalikan kain jarik itu ke palang kayu di langit-langit kamar. Membentuk sebuah simpul seukuran leher kepala nya. Wanita itu dengan sesenggukan lalu naik ke atas meja rias. Menggunakan nya sebagai pijakan di bawah kaki nya. Tangan nya meraih simpul seukuran leher yang ada di depan nya, lalu perlahan mengalungkan nya ke leher. Mengeratkan ikatan nya dan mengunci simpul itu ke leher nya.

“MBAK JANGAN!!!...”. Aku sampai berteriak. Namun perempuan itu seolah tidak mendengar. Melanjutkan aksinya dengan melangkah bebas ke depan. Menjatuhkan diri nya dari meja rias yang tadi menjadi pijakan nya.

Tubuhnya berayun keras ke kiri dan ke kanan. Menyentak-nyentak tak karuan. Matanya melotot tegang dengan lidah menjulur. Sampai akhirnya gerak tubuhnya terhenti dan menyisakan ayunan maut sebagai penutup. Lehernya tertekuk seakan patah ke samping kiri. Aku tak kuasa mencegahnya. Aku hanya bisa melihatnya, tanpa bisa melakukan apa-apa. Tak lama kemudian seseorang datang dengan tergopoh-gopoh masuk. Seorang laki-laki. Dengan tubuh gempal dan mata agak sipit. Sekilas mirip Anas. Tampak kemudian berteriak dan menangis. Memeluk kaki gadis yang sudah mati tergantung itu dengan penyesalan hebat. Ekspresinya menyiratkan emosi tangisan yang keras dan kuat, namun suara nya tidak bisa Aku dengar.

“Mas Yus, nggak apa-apa?”. Suara Habibi menyadarkan ku dari penglihatan barusan. Yang kulihat barusan sepertinya adalah sebuah residual energi.Ternyata Aku masih di depan pintu kamar Anas dengan posisi masih memegang grendel pintu.

Tanpa ragu Aku memutar grendel pintu itu lalu masuk ke dalam. Kondisi kamar Anas tampak berantakan. Sprei nya sudah tercabut dari dipan nya dan berserak di atasnya. Baju-baju kotor menumpuk di pojok ruangan. Bekas-bekas bungkus makanan juga tampak berserakan. Yang mengagetkan ku adalah, tampak di pojok bawah dipan, sedang duduk sesosok wanita berambut panjang dengan menggunakan kebaya warna merah dengan motif-motif bunga warna kuning. Rambutnya panjang terurai. Dengan kaki tak menyentuh tanah. Menatap kosong ke arah depan. Wajahnya pucat seperti abu kayu yang terbakar. Serta tampak di lehernya, seperti bekas jeratan tali

Habibi yang melihatnya spontan memegang lenganku dan mencengkeram nya erat. Aku tahu dia kaget dan takut. Siapa pun yang memandang wanita itu, pasti akan berpikiran bahwa yang dihadapinya adalah bukan manusia. Perlahan leher wanita itu dengan gerakan kaku menoleh ke samping. Memandang ke arahku dan Habibi. Menatap dengan tatapan datar yang membuat siapa pun bergidik. Sebuah tatapan tanpa jiwa dan tanpa nyawa.

“Mas nya sudah sudah tahu semuanya kan? Mas nya sudah lihat semua”. Suara wanita itu bergema dalam kepala ku. Berbicara langsung kepadaku dengan tatapan tajam namun kosong. Aku sama sekali tidak punya ide untuk menjawab nya. Akhirnya hanya mampu terdiam tanpa suara. Begitu juga Habibi. Aku yakin Habibi juga melihat penampakan sosok wanita itu

“Saya suka Mas Anas. Dia orangnya baik. Dia mirip kekasih Saya di waktu lalu”. Wanita itu meneruskan. Ada senyum yang sempat tersungging tipis di bibirnya.

“Saya ingin membawa nya bersama Saya. Saya ingin bersama dia, selamanya......”. Entah kenapa kata-kata terakhir yang diucapkan wanita itu malah membuatku bergidik. Itu bukan sebuah permintaan karena sebuah perasaan yang tulus, tetapi lebih mirip suatu paksaan dan ancaman serius.

Diubah oleh jeniussetyo09 22-11-2017 04:06
mmuji1575
sotokoyaaa
sipandia
sipandia dan 19 lainnya memberi reputasi
20
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.