- Beranda
- Stories from the Heart
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
...
TS
juraganpengki
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE(CHAPTER 2)

Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..
Prolog
Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...
Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...
Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)

Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..
Prolog
Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...
Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...
Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)
Diubah oleh juraganpengki 27-12-2017 11:17
regmekujo dan 47 lainnya memberi reputasi
48
1.1M
4K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#879
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
“Kalo bukan karena lu mau merebut paksa senjata kami, gw ga bakal berkelahi sama lu, Mam.. Tapi apa boleh buat.. Kewajiban gw sebagai saudara, untuk bikin lu sadar” Ucap Bimo yang menggerakkan kaki dan tangannya berlawanan arah, membentuk kuda-kuda..
“Gw cuma pinjam, bukan merebut, bego” Bentak gw dengan suara cukup keras, sambil menggerakkan dua tangan kedepan, dan dua lutut yang tertekuk, bersiap menerima serangan lanjutan Bimo..
Sesaat, gw memandangi Bimo dengan tajam, sembari mengatur nafas.. Tanpa banyak bicara, Bimo berlari cepat ke arah gw yang memang sudah bersiap.. Dua buah pukulan beruntun di layang kan pemuda itu ke arah wajah.. Dua tangan gw berhasil menangkisnya, lalu Bimo berputar sambil melayangkan tendangannya ke arah pinggang.. Gw tekuk kaki kiri dan menangkis tendangan Bimo dengan lutut..
TAKK!!!
Suara dua tulang kering kami yang beradu, terdengar cukup nyaring.. Gw tidak menghiraukan rasa nyeri, dan langsung menghentakkan kaki kiri yang tadi tertekuk untuk menangkis tendangan Bimo, di atas pasir..
Tubuh gw melompat setengah meter diudara dan satu tendangan kaki kanan bertenaga dalam, menyambar ke arah wajah Bimo.. Bimo sendiri nampak sedikit terkejut, melihat satu tendangan akan mendarat di wajahnya, dengan cepat ia gunakan dua punggung lengannya untuk menangkis tendangan gw, sekaligus melindungi wajah..
DUGG!!!
Suara tendangan gw yang terhadang punggung tangan Bimo terdengar nyaring, dan membuat saudara gw itu terdorong satu langkah ke belakang.. Tanpa menyiakan kesempatan dari lengah nya Bimo, gw yang sudah kembali berpijak di atas pasir, langsung melangkah maju dan melayangkan satu pukulan ke arah perutnya..
BUGG!!!
Pukulan tangan kosong gw berhasil mendarat di perut Bimo dan membuat pemuda itu jatuh terjengkang satu meter ke belakang..
Tiba-tiba, satu gelombang angin panas menerjang tubuh gw dari samping, dan membuat gw terlempar cukup jauh hingga jatuh di depan Viny..
“Aaaw..” Gw meringis kesakitan sambil berusaha bangkit dengan bantuan Viny..
Darah segar menetes dari hidung gw.. Punggung jempol kiri, gw gunakan untuk menyeka darah yang berbau amis.. Pandangan gw mulai menatap nanar ke arah Suluh, yang ternyata sudah mengeluarkan salah satu kesaktiannya..
“Kamu ga apa-apa, Beb?” Tanya Viny dengan wajah cemas, sambil menyeka sisa darah dari hidung gw dan membersihkan butiran pasir yang menempel di punggung..
“Aku ga apa-apa.. Sebaiknya kamu menjauh, Yank.. Aku ga akan main-main lagi dengan mereka bertiga” Ucap gw dengan suara bergetar pertanda emosi mulai memuncak..
“Ga, Beb.. Aku bantu kamu.. Akan aku panggil Jin Penjaga ku untuk melawan mereka” Bantah Viny yang langsung mundur satu langkah ke belakang gw..
Kedua mata gadis itu terpejam dengan mulut bergerak-gerak.. Gw sendiri mencoba memanggil Pedang Jagat Samudera, namun bahu gw tidak mengeluarkan hawa apapun..
“Aneh, kemana lenyapnya Pedang itu.. Pantas sedari tadi, tenaga dalam gw cepat sekali terkuras.. Padahal baru beberapa jurus yang gw keluarkan” Keluh gw dalam hati..
Gw melirik ke arah Viny yang masih berdiri dengan kedua mata terpejam.. Tubuh gadis itu mulai bergetar lemah lalu perlahan bertambah kuat..
Tiba-tiba, langit di atas kami berubah semakin gelap dengan angin laut yang menderu lebih kencang.. Ombak yang semula tenang, terdengar seperti mengamuk dengan suara deburannya yang terdengar semakin keras menghantam karang..
Naga Saksana, Nyai Lingga dan Nyi Laras Abang, mundur beberapa langkah ke belakang.. Sepertinya ketiga Jin tersebut merasa takut akan sesuatu yang sebentar lagi muncul.. Sebuah sinar hitam terlihat melesat keluar dari dada Bimo dan menjelma menjadi Rampak Tantra, yang langsung berdiri persis di sebelah Bimo yang sudah mengeluarkan Tombak Geni, sambil menatap tajam ke arah Viny..
Sementara, Suluh dan Ridho, nampak sudah memegang dua senjata sakti mereka, berdiri dengan posisi bersiap di belakang Bimo dan Rampak Tantra.. Gw sendiri yang berdiri beberapa meter dari Viny, sudah bersiap mengeluarkan Ajian Tapak Jagat.. Tapi sayang, lagi-lagi kesaktian gw tidak keluar.. Bahkan seperti lenyap..
Menyadari, diri sendiri hanya tinggal mengandalkan ilmu kanuragan dan tenaga dalam, gw mulai merasa sedikit cemas..
“KYAA!!!”
Viny menjerit keras dengan tiba-tiba, seiring sebuah sinar merah melesat keluar dari kepalanya, lalu gadis itu terkulai lemah seperti hilang kesadaran .. Dengan cepat, gw tangkap tubuh Viny, sebelum terjerembab di atas pasir.. Wajah nya terlihat sangat pucat, seperti tak berdarah, dengan kedua mata terpejam..
“Yank, bangun Yank..” Panggil gw, sambil membopong tubuh Viny sedikit menjauh dan merebahkannya di atas sebuah tikar plastik lusuh, yang mungkin ditinggal oleh pemiliknya..
Gadis tersebut tetap tidak menjawab.. Gw kembali menoleh ke arah sinar merah yang tadi melesat dari kepala Viny.. Beberapa saat, sinar tersebut nampak melayang berputar di atas langit pantai yang sudah semakin gelap.. Lalu melayang turun ke bawah, dan berhenti persis satu jengkal di atas permukaan pasir.. Perlahan-lahan sinar bulat berwarna merah, menjelma menjadi sesosok laki-laki bertubuh setengah ular naga dengan sisik berwarna pelangi..
Sosok menakutkan tersebut nampak melotot, memandangi semua orang yang ada di hadapannya dengan kedua mata merah yang mencorong.. Sebuah mahkota besar berwarna pelangi nampak menutupi rambut hitam dan kasar yang sepunggung.. Mulutnya yang terselip dua taring panjang, terlihat menyeringai...
Sebuah trisula berwarna pelangi yang dipegang sosok itu, memendarkan cahaya merah, hijau dan kuning secara bergantian namun terlihat menyilaukan.. Gw bisa merasakan hawa sakti yang dimiliki Jin Penjaga nya Viny yang bernama Raja Tungga..
Wajah ketiga Jin Penjaga, Ridho dan Suluh nampak sangat terkejut, melihat kemunculan sosok Raja Tungga, yang kini ada di hadapan mereka.. Tapi berbeda dengan Rampak Tantra, Jin Penjaga Bimo itu, masih berdiri tegap menantang sambil menatap tajam ke arah Jin Penjaganya Viny..
“HAHAHA.. Tak ku sangka akhirnya aku diundang gadis itu untuk muncul” Ucap mahluk tersebut dengan suara yang sanggup menggetarkan pasir yang kami injak..
“Raja Tungga, Apa yang membuat mu bisa kesini dan mencampuri urusan kami?” Kata Rampak Tantra yang ternyata mengenal sosok itu, dengan suara bernada tinggi..
Jin bernama Raja Tungga, terlihat tersenyum menyeringai ke arah Rampak Tantra..
“Ternyata benar kabar yang tersebar di kalangan Jin Hitam selama ini.. Tentang seorang Pangeran, putra Raja Rampak, yang mau membela anak-anak manusia lemah, hingga bersekutu untuk melenyapkan salah satu kerabatku, Raja Siluman..” Ucap Raja Tungga dengan tatapan meremehkan, sambil sesekali mengayunkan Trisula miliknya..
Suara ayunan senjata sakti Jin tersebut, terdengar menderu lebih kencang di banding deburan ombak yang menghantam karang.. Ini merupakan sebuah pertanda, jika kesaktian Raja Tungga berada beberapa tingkat di atas Raja Siluman..
Rampak Tantra nampak mendenguskan nafasnya berkali-kali.. Jelas terlihat Jin Penjaga Bimo tersebut, sudah mulai tersulut amarahnya.. Sesekali, uap panas keluar dari wajahnya yang tertutupi bulu-bulu kasar nan lebat..
“Mungkin kau belum tahu, Rampak Tantra.. Aku adalah Jin Penjaga gadis itu, yang merupakan keturunan dari salah seorang penguasa Padjadjaran, setelah wafatnya Sri Baduga Raja..”Ucapan Raja Tungga untuk sesaat terhenti dan melirik ke arah gw dan Viny, yang masih kehilangan kesadarannya..
“Ratusan tahun aku menunggu keturunan yang terpilih, memanggil nama ku dengan sepenuh hati.. Tapi aku harus menelan pil pahit, saat Sekar Kencana, istri dari keturunan Ki Suta yaitu Jagat Tirta, menutup mata batin gadis yang ku jaga itu.. Hanya Sekar Kencana yang bisa merasakan aura ku yang tersembunyi di raga gadis itu.. Hingga akhirnya aku muncul hari ini” Ucap Raja Tungga sambil kembali menatap ke arah gw..
Pandangan gw tajam membalas tatapan mahluk tersebut.. Raja Tungga terlihat tersenyum menyeringai sambil terus menatap nanar ke arah gw..
“Gadis itu benar-benar mencintaimu, anak muda.. Hingga rela mengorbankan raga dan nyawa nya, untuk memanggilku agar bisa membalaskan dendam ku atas kematian Raja Siluman.. Dengan satu syarat yang sangat mudah, membuatmu menjadi miliknya ” Ucap Raja Tungga dengan senyuman dingin..
“baik!!! Jika kau berani menyentuh nya akan ku cabik-cabik tubuh mu yang dipenuhi sisik menjijikan itu” Teriak gw ke arah sosok manusia setengah ular tersebut, sambil berdiri menantang..
“Hahaha.. Aku suka semangat mu, anak muda.. Tapi yang kau perlu tahu.. Saat ini, kau masih berada dalam pengaruh Ilmu Raja Pengasih.. Karena Ilmu itu pula Pedang dan kesaktian mu yang lain lenyap seketika” Sahut Raja Tungga dengan sorot mata tajam ke arah gw..
“Persetan dengan perkataan mu raja ular.. Jika kau sampai berani menyentuh gadis ini, maka aku sendiri yang akan menghabisi mu” Jawab gw dengan suara lantang..
“HAHAHA” Suara tawa Raja Tungga terdengar sangat keras, hingga menggetarkan tanah berpasir, yang kami pijak..
“Aku juga sudah melumpuhkan dan menawan dua Jin Penjaga mu, anak muda.. Sekarang kau tidak lebih dari seorang manusia biasa, dengan ilmu kanuragan tingkat rendah” Ejek Jin dengan sosok laki-laki bertubuh setengah ular itu..
Kedua mata gw membesar, mendengarkan kalimat Raja Tungga barusan, tentang Sekar Kencana dan Bayu Barata yang sudah berada dalam tawanannya.. Entah kenapa, hati gw hanya merasakan sedikit rasa kehilangan..
“Sekarang, aku akan melayani tatapan mata mu yang menantang, Rampak Tantra” Kata Raja Tungga yang kembali menoleh ke arah depan..
Tubuh Raja Tungga yang melayang sejengkal dari permukaan pasir, nampak berputar satu kali.. Sebuah kibasan dari ekornya yang sebesar tiang listrik, menyapu ke arah ketiga saudara gw dan Rampak Tantra.. Suara angin menderu dari sapuan ekor milik Raja Tungga..
Rampak Tantra untuk sesaat, menoleh ke arah Naga Saksana, Nyai Lingga dan Nyi Laras Abang.. Kemudian tiga Jin Penjaga Ridho dan Suluh, terlihat menganggukan kepala mereka, lalu melompat jauh ke belakang, seperti hendak menghindari tempat yang akan segera menjadi medan pertempuran..
Menyadari serangan pertama dari Raja Tungga sudah dekat, Rampak Tantra langsung melompat ke atas dengan mencabut segenggam bulunya dan melemparkan ke arah ekor besar Raja Tungga yang terkibas ke arah mereka..
Puluhan tombak besar bermata tajam, menjelma dari bulu-bulu Jin Penjaga Bimo itu dan melesat menyambar ekor bersisik warna pelangi..
TRANGG!! TRANGG!! TRANNGG!!
Suara bentrokan puluhan ujung tombak yang membentur sisik Raja Tungga, terdengar beberapa kali dan menimbulkan percikan api.. Tombak-tombak tersebut terpental jauh dan sebagian menancap di atas pasir..
Melihat satu kesaktian nya gagal menembus sisik pelangi ekor Raja Tungga, yang keras seperti dilapisi besi.. Rampak Tantra segera membuka mulutnya sambil terus melayang di udara.. Sebuah sinar merah melesat dari dalam mulut Jin Penjaga nya Bimo..
Dibawah Rampak Tantra, Bimo sendiri segera menghujamkan Tombak Geni miliknya ke atas pasir.. Tanah berpasir tersebut terbelah cukup lebar dan menyemburkan api berwarna merah menyala, dan retakannya terus memanjang menuju Raja Tungga..
Raja Tungga nampak tersenyum meremehkan.. Lalu sosok itu menggebukkan ujung ekornya ke pasir, kemudian berputar diudara untuk menghindari semburan api dari tanah yang terbelah oleh Tombak Geni Bimo..
Selagi di udara, Raja Tungga kembali mengibaskan ekornya ke arah selarik sinar merah milik Rampak Tantra.. Serangkuman gelombang angin laksana topan, menyapu sinar merah tersebut hingga terlempar ke tengah laut.. Suara seperti api yang tersiram air, terdengar cukup keras di iringi kepulan asap diatas permukaan air laut..
Kemudian, Jin yang mengaku sebagai Penjaga Viny itu, menyemburkan cairan berwarna hijau terang dari mulutnya, dan berhasil memadamkan semburan api dari tanah berpasir yang terbelah oleh Tombak Geni Milik Bimo..
Satu lagi senyuman Raja Tungga terlukis di wajahnya.. Dengan gerakan lambat, Jin bergolongan hitam itu mengayunkan Trisula Pelangi yang dipegangnya, ke arah lawan.. Tiga kesaktian berwarna merah, kuning dan hijau melesat dari ujung trisula, menuju ketiga saudara gw dan keempat Jin Penjaga mereka..
Rampak Tantra yang sudah mendarat di atas pasir, membuka mulutnya sekali lagi.. Kembali dari sana keluar selarik sinar merah.. Sementara Ridho mengayunkan Cambuk Langit Selatan dengan pola menggulung.. Satu larik sinar keemasan diselimuti sinar hijau, keluar dari gulungan Cambuk Langit Selatan dan melesat bergabung dengan sinar merah dari mulut Rampak Tantra..
Bimo dan Suluh tak tinggal diam.. Mereka menggabungkan dua senjata saktinya, yakni Tombak Geni dan Keris Banyu Geledek, lalu mengayunkan kedua senjata tersebut ke arah sinar merah dan emas milik Rampak Tantra dan Cambuk Langit Selatan.. Dua sinar hitam nampak keluar dari Tombak Geni dan Keris Banyu Geledek.. Dari atas langit, menyambar beberapa kilat ke arah dua larik sinar hitam dan melapisi nya dengan aliran listrik..
Suara angin kencang menderu-deru, seiring beberapa sinar merah, emas dan dua sinar hitam berselimut aliran listrik dari sambaran petir, yang terus melesat menghadang tiga larik sinar dari trisula Raja Tungga..
DUARRR!!!
Sebuah ledakan sangat dahsyat, menghasilkan bunga api yang membuat suasana pinggir pantai terang benderang untuk beberapa saat.. Rampak Tantra dan ketiga saudara gw, terpental beberapa tombak ke belakang..
Sementara, gw sendiri terlempar ke satu arah yang sama, bersama tubuh Viny yang masih pingsan.. Tiba-tiba dua ujung selendang kuning, menyambar tubuh gw dan Viny, menyelamatkan tubuh kami yang hampir menabrak pohon kelapa..
Seorang gadis cantik berbaju kuning layaknya puteri keraton, melesat menghampiri kami dan melepaskan ikatan selendangnya dari tubuh gw dan Viny yang sudah mendarat cukup keras di atas pasir..
“Dewi Arum Kesuma” Ucap gw dengan suara lirih, sambil meringis menahan sakit di tubuh..
Gadis berbaju kuning yang langsung berdiri memegang trisula perak, tersenyum dingin ke arah gw untuk sesaat.. Lalu kembali menatap ke arah ketiga saudara gw yang sedang di tolong oleh Jin Penjaga mereka.. Kali ini Nyai Lingga memutuskan untuk menolong Bimo, karena Naga Saksana sedang membantu menyalurkan tenaga dalamnya ke Ridho.. Di belakang Suluh, terlihat Nyi Laras Abang sudah menempelkan telapak tangannya di punggung Suluh..
Terlihat darah menetes dari hidung Bimo yang tadi berdiri cukup dekat dengan Rampak Tantra, otomatis saudara gw itu terkena sapuan gelombang ledakan cukup kuat.. Untungnya, Nyai Lingga segera menyalurkan tenaga dalamnya ke saudara gw itu.. Sementara Ridho dan Suluh nampak berwajah seputih kapas, dan sedang di bantu oleh masing-masing Jin Penjaga mereka..
Rampak Tantra sendiri, masih tergolek lemah di atas hamparan pasir berwarna coklat.. Dewi Arum Kesuma segera melesat dan menyalurkan tenaga dalamnya ke Rampak Tantra..
Beberapa tombak di hadapan mereka, Raja Tungga terlihat hanya terseret satu tombak ke belakang dan masih terus melayang di udara..
Melihat, lawan nya dalam keadaan lengah, Raja Tungga kembali mengibaskan Trisula pelanginya ke arah mereka.. Tiga larik sinar Merah, Kuning dan Hijau melesat lagi dari ujung Trisula, siap menghancurkan ketiga saudara gw dan keempat Jin Penjaga Mereka yang sudah terluka..
Hati gw mendadak bergetar hebat, begitu melihat posisi ketiga saudara gw dan beberapa Jin Penjaga mereka, serta Dewi Arum Kesuma sedang terancam.. Sementara tiga larik sinar Merah, Kuning dan Hijau terus melesat ke arah mereka..
“PEDANG JAGAT SAMUDERA, MUNCULLAH!!!” Teriak gw sambil melompat ke depan ketiga saudara..
Selarik sinar putih tiba-tiba melesat dari Langit Utara, bersamaan dengan suara deburan ombak yang terdengar semakin keras menghantam karang.. Sinar putih tersebut jatuh tepat di telapak tangan kanan gw yang terentang, dan langsung berubah wujud menjadi Pedang Jagat Samudera..
NYESS!!!
Suara seperti api tersiram air, terdengar dari arah genggaman tangan gw yang menggenggam Pangkal Pedang Jagat Samudera.. Sensasi rasa panas, laksana sedang menggenggam bara sangat terasa menyakitkan di telapak tangan kanan gw yang sudah menggenggam Pedang tersebut.. Kepulan asap hitam tipis, perlahan keluar dari genggaman tangan gw.. Sepertinya Pedang Jagat Samudera masih setengah hati untuk membantu gw..
Gw sempat tersenyum melihat Pedang Sakti itu sudah kembali, meski harus merasakan rasa terbakar teramat sakit dalam genggaman tangan.. Dengan cepat gw melompat ke atas dan mengayunkan dua kali, Pedang Jagat Samudera ke arah tiga kesaktian berwarna Merah, Hijau dan Kuning milik Raja Tungga.. Dua larik sinar putih terbalut sinar biru melesat keluar dari ayunan Pedang tersebut..
Mendadak dari arah belakang, sebuah sinar putih yang mengandung kekuatan luar biasa dahsyat, melesat keluar dari telapak tangan kanan seorang kakek tua, yang entah kapan hadir disana.. Kedua sinar putih biru Pedang Jagat Samudera, terus melesat bergabung dengan sinar putih terang milik kakek tua tadi..
Ketiga sinar tersebut terus menyatu dan menggulung, disertai gelombang angin kencang yang membelah udara dengan hawa panasnya, melesat secepat kilat menuju tiga larik sinar Merah, Kuning dan Hijau milik Raja Tungga..
BLAARRR!!!
Ledakan yang jauh lebih dahsyat dari yang pertama, membuat bola api sangat besar dan menghanguskan apa saja yang terkena gelombang panasnya.. Gw yang sudah mendarat di atas pasir, terseret dua tombak ke belakang, dan berhasil menyeimbangkan tubuh dengan menghujamkan Pedang Jagat Samudera ke dalam pasir.. Nyata sekali, sebuah tameng tembus pandang yang keluar dari Pedang pemberian Ki Suta, melindungi tubuh gw dari gelombang panas hasil ledakan dahsyat barusan..
Sementara, Raja Tungga nampak terpental jauh ke belakang dan jatuh ke atas air laut yang sedang pasang.. Sesaat, Jin Penjaga Viny itu bangkit dengan penampilan basah kuyup.. Dari tepi mulutnya yang bertaring panjang, nampak keluar darah hitam.. Secepat kilat, mahluk itu kembali melesat, namun bukan ke arah kami, melainkan ke arah Viny yang masih tergolek pingsan..
Gw berusaha melompat untuk mencegah Raja Tungga, namun bahu gw terasa di pegang oleh seseorang dari belakang dan membuat gw lemas seketika, hingga jatuh berlutut di atas pasir..
Raja Tungga sempat tersenyum menyeringai sambil menggendong tubuh Viny, lalu lenyap dengan cepat tanpa bekas.. Kedua mata gw nanar menatap kekasih hati yang telah hilang, karena di culik oleh Jin Penjaga nya sendiri..
qthing12 dan 14 lainnya memberi reputasi
15