- Beranda
- Stories from the Heart
Kesunyian Menjadi Teman Terbaik [TAMAT]
...
TS
ferdy988
Kesunyian Menjadi Teman Terbaik [TAMAT]
![Kesunyian Menjadi Teman Terbaik [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/09/30/8075495_201709300528270171.jpg)
Nice cover by Awayaye
Quote:
Spoiler for Q&A:
Salman namaKu, terlahir dari rahim seorang ibu yang entah bagaimana bentuk fisik dan wajahnya,karna saat usiaku genap 8 hari manusia yang di ciptakan untuk melindungiku telah pergi meninggalkanku menuju alam keabadian.
Sedangkan Ayah ku adalah seorang pengangguran yang hanya bisa makan dari jerih payah istrinya,males bekerja,bisanya hanya bermain judi dan menghabiskan uang istrinya,kerjaannya ketika pulang hanya bisa marah dan marah kepada Ibuku dan kakak kakak ku.
Ketika ku lahir pun Ayah enggak sedikit pun memperdulikan ku,tangisan ku hanya bisa mengganggunya,hingga sampai tega ingin membunuhku namun kasih sayang dari Kakak ku yang berjumlah 3 orang mereka rela menjadi bulan bulanan Ayah hanya untuk melindungiku.
Hingga ketika umurku menginjak 2 minggu,aku di bawa oleh Kakak ku yang tertua untuk di titipkan ke rumah orang yang mau merawat ku,namun enggak ada satu pun tetangga yang mau merawat anak bayi.
Hingga suatu hari datanglah sepasang suami istri kerumah ku lalu meminta izin kepada Ayah ku untuk merawat dan mengadopsi aku sebagai anak angkatnya,dengan santai Ayah kandungku berucap
Quote:
Akhirnya tanpa pikir panjang sepasang suami istri tersebut membayar beberapa rupiah untuk bisa membawa ku pulang,yah diriku hanya sebuah barang murahan bagi Ayah ku yang tega menukarkan ku dengan beberapa rupiah uang.
Akhirnya aku pun dibesarkan oleh kedua orang tua angkat yang sangat mencintai dan menyayangiku seperti anak mereka sendiri,kebetulan mereka sepasang suami istri yang belum di karuniai seorang anak karna salah satu dari mereka mandul.
Semenjak TK aku sudah terbiasa dengan kesendirian,entah kenapa anak anak sebaya dengan ku begitu menjauhiku bahkan anak tetangga pun enggan bermain dengan ku,di lingkungan kampung tempat ku tinggal pun aku selalu di anggap enggak ada,bahkan nenek dari orang tua Ayah angkat ku enggan memanggilku dengan sebutan Cucu.
Ketika ku SD diriku kenyang dengan bullyan teman teman seangkatan ku,kadang uang jajan ku dirampas begitu saja tanpa ada perlawanan sama sekali dariku,kadang aku di bilang anak pungut,lalu ada berkata aku adiknya Ujang.
Ketika ku pulang sekolah langsung ku peluk Ibu ku seraya berucap,"Bu tadi uang jajan ku di ambil oleh teman teman ku,aku juga di bilang anak pungut,apa bener Bu aku bukan anak Ibu?"tanya ku dengan polos
Quote:
Aku pun kembali tenang,yah setiap diriku ada masalah atau habis di bully dengan teman sebaya ku pasti larinya kepelukan Ibu ku.
Selama 6 tahun bersekolah enggak pernah sehari pun ku menyentuh jajanan,nasi bungkus atau mainan seperti kebanyakan teman teman ku,karna uang jajan ku selalu di rampas oleh teman yang disegani di sekolah ku,ku bertanya pada diriku sendiri
Quote:
Diantara sekian banyak teman teman ku di SD hanya ada satu yang perduli dengan ku,selalu menawarkan uang,atau jajanan untuk ku ketika aku merasa lapar,Wulan namanya wanita yang baik dan selalu melindungi ku ketika ku di hina teman teman ku,selalu membela ku ketika aku dicaci,kami akrab hanya di sekolah karna ibu Wulan sama seperti warga lainnya yang menganggap ku sebagai anak aneh.
Kata kata cacian seperti bodoh,tolol,anak buangan dan lain sebagainya selalu menjadi langganan masuk ketelinga ku saat di sekolah maupun di lingkungan kampung tempat ku tinggal,dan lagi lagi hanya ibu lah yang aku punya sebagai tempat ku bersandar dari lelahnya mendengar cacian dan cibiran dari mereka yang menghina ku.
Ayah angkat ku selalu mengajarkan kepada ku
Quote:
itu lah kata Ayah yang Ku pegang hingga ku menginjak kan kaki ke bangku sekolah lanjutan tingkat pertama.
Disini lah awal cerita ku...
Spoiler for pdf Episode 1:
Spoiler for Index:
Spoiler for episode II (kehidupan setelah pernikahan):
Polling
0 suara
Siapakah Wanita Yang Akan Menjadi Istri Salman
Diubah oleh ferdy988 11-04-2020 17:45
sargopip dan 8 lainnya memberi reputasi
9
165.4K
718
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ferdy988
#699
Part64
"apa kamu serius dengan omongan mu barusan San?"ujar ku yang belum percaya 100 persen
"masih enggak percaya nih"ujarnya seraya mengambil alat test kehamilan lalu ditunjukan kepada ku bahwa disana tertera garis strip 2 merah cerah
Bahagia yang tak terkira aku rasakan saat itu enggak bisa aku ungkapkan dengan kata kata,aku langsung sujud syukur kepada Rabb yang telah mempercayai diriku untuk menjaga amanahNya.
Setelah sujud syukur aku lalu memeluk Arsanti dengan pelukan bahagia,yah enggak bisa aku bayangin saat dulu aku adalah bocah paling lugu,cupu,langganan kena bully sekarang aku akan menjadi seorang Ayah,rasanya baru kemaren ini cerita aku awali kayak seperti mimpi saja namun kenyataannya memang nyata 😂.
"kok aku baru dikasih tau?emang kamu testnya kapan Yank?"tanya ku
"dari kemaren Mas,tapi kamunya malah ngeyel pengen keluar nemuin Kiwil,aku takut kamu kenapa kenapa entar anak ini lahir gimana kalau enggak punya Ayah"
"kok aku didoakan cepet mati 😒"
"bukan gitu a'a maksud aku tuh ngelarang kamu pergi karna aku takut kamu kenapa kenapa,iihhh enggak paham paham kalau aku ngomong"
"hehehe maaf rada loading otak ku,btw makasih yah ini kado terindah yah belum pernah aku dapatkan dalam hidupku"sembari mencium keningnya
"pokoknya mulai sekarang kamu sehabis pulang kerja kamu jangan ngelayap,kecuali penting banget"
Setelah mendapat ultimatum dari Arsanti diriku berpikir keras bagaimana caranya supaya bisa menolong keluarga Kiwil tanpa Arsanti ketahui,soal insting Arsanti memang jago kalau aku ketahuan bohong dirinya tau banget dan bisa mengenalinya lewat gelagatku.
Keesokan harinya kebetulan Emak minta anterin tempat nenek(orang tua Emak)karna disana bakal ada hajatan malamnya ini lah kesempatan ku menemui kiwil untuk kedua kalinya.setelah mengantarkan Emak aku lalu menelpon kiwil untuk bertemu di tempat yang dulu pernah jadi tongkrongan kami berdua saat sedang menenangkan diri.
"Halo Assalamu'alaikum"sapa ku
"wa'alaikumsalam"balas kiwil
"Lu dimana Bro?bisa kita ketemuan?"
"Gua dirumah,mau ketemu dimana emang?"
"ditempat dulu Wil waktu kita SMP"
"emang ada apa sih Man?ada hal penting yah?"ucapnya seperti penasaran
"udah Lu dateng aja,Gua tunggu yah,jangan lama"
"oke deh Gua otw kalau gitu"
Setelah menutup telpon akhirnya aku berangkat menuju tempat tujuan,tempat ini sudah sangat lama kami tinggal kan udah belasan tahun tak kami duduki semenjak terpisah ketika masa SMA,kini telah banyak perubahan yang dulu kursi terbuat dari kayu kini menjadi semen dan pohon akasia yang menaungi kamu pun kini ditebang dan di olah seperti tempat naungan yang terbuat dari bethon,mesjid yang dulu sederhana kini semakin besar dan banyak diperbaharui lagi.
Setelah sampai aku lalu duduk santai disana sembari menunggu kedatangan Kiwil,aku lihat disekitar ku yang dulu hutan dan ilalang kini berubah menjadi perumahan,tempat sepi yang kami idam idam kan kini tak lagi sunyi karna mulai banyak orang yang tinggal disekitar mesjid.
Bisa dimaklumi ketika kantor gubernur pindah di kota ku kini pembangunan makin pesat dan sangat jarang terlihat hutan seperti dulu,sedang menikmati pemandangan sekitar tiba tiba Kiwil datang dengan sepeda motornya yang di parkir bersebelahan dengan motor ku,lalu dengan senyum sapa doi mendekat kearah ku.
"udah lama bray nunggunya?"tanya Kiwil
"enggak kok barusan sampai juga Gua"sahut ku
"bini Lu sekarang siapa Bray?katanya Lu udah nikah kan?"
"iyah Gua udah nikah Wil,bini Gua yah yang pernah Gua bawa dulu pas ketemuan ama Mega"jawab ku
"yang mukanya kek arab itu,weh lucky man,beruntung banget Lu man enggak nyangka yah dulu temeb sekarang jadi bini hehe"
"yah namanya juga jodoh brow"jawab ku
"Lu masih rokoan kan,ini rokok gih"ujarnya menawarkan ku sebungkus rokok
"Gua udah tobat Wil dari rokok"tolak ku secara halus
"widih suami idaman dong yang enggak suka ama rokok,nice broh moga lu tetep istiqomah yah"
"aamiin"jawab ku
Kami lalu terdiam sejenak sembari menikmati hembusan angin di siang hari,ingin rasanya segera berbicara kemasalah inti namun aku enggak enak karna pertemuan kami yang jarang enggak seperti dulu,gimana caranya aku ngomong tanpa harus menyinggungnya?.
"udah berapa tahun kita enggak duduk disini yah brow?"ujar ku
"iyah udah belasan tahun kali Man,ahh kangen juga Gua dengan masa masa dulu,keknya pengen lagi balik kemasa itu dimana kita berdua selalu enggak absen setiap malam minggu menikmati suasana sepi di tempat ini"
"iyah Wil,Gua juga kangen itu termasuk kangen Lu yang dulu Wil"aku mulai ingin masuk ke pokok pembicaraan
"widih Lu kangen Gua?tapi Lu normal kan"
"Gua normal kampret,maksud Gua itu Gua kangen ama sohib Gua yang dulu meskipun nakal namun jauh dari kata Miras"aku mulai sedikit takut mengucapkan Miras,takut doi tersinggung tapi apa boleh buat aku harus segera menyadarkannya
Setelah aku berbicara Kiwil tertunduk lesu,pandangannya hanya mengarah kebawah dan terdiam.
"sorry Wil kalau kata kata Gua menyinggung Lu"
"easy man,yang Lu bilang memang benar Gua sekarang rusak Man"
"seberapa rusaknya sih diri Lu Wil?sampai sampai Lu kayaknya depresi gitu?"
"enggak bisa Gua bayangin Man,bukan cuman Minum tapi Gua juga ngobat Man"ujarnya
Aku shock setelah mendengar pernyataan Kiwil,aku kira dirinya hanya candu Miras ternyata doi juga pecandu obat,jujur pecandu obat lebih susah memang sembuhnya ketimbang pecandu miras karna obat selain bikin nagih tapi resikonya saraf bakal kena,seperti yang aku lihat pada tubuh kiwil yang kini makin kurus seperti orang tak terawat sama sekali.
"enggak ada batasan waktu Wil kalau Lu pengen berubah,Gua yakin Lu bisa berubah dan bisa hidup tanpa miras dan obat obatan"
"susah Man,badan Gua kalau kaga ngobat bisa kek orang sakau"
"Gua yakin bisa kok Wil,Lu harus bisa karna Lu sekarang sudah menjadi Bapak dari anak anak Lu,apa Lu mau anak Lu niru Bapaknya kelak"
"itu dia Man,Gua enggak mau itu terjadi kepada anak Gua"
"makanya sekarang kalau Lu mau berubah saran dari Gua jauhi teman teman yang mengajak Lu kepada maksiat,dan mulai lah hidup baru bersama istri dan anak Lu dan sibukan diri Lu dengan ibadah,Gua yakin dikit demi sedikit Lu akan sembuh insya Allah"
"Gua coba deh Man"
"jangan dicoba tapi harus Lu tanemin dalam hati Lu keyakinan bahwa gua bisa hidup tanpa miras dan obat obatan"
"iyah Man,thanks udah ingetin Gua Lu emang teman Gua yang dari dulu perduli"
"itu lah gunanya teman Wil yang selalu mengingatkan kalau temannya salah jalan"ujar ku seraya menepuk pundaknya
"oke Gua cabut dulu yah,Gua kesini kaga izin istri masalahnya enggak enak entar doi bakal nyari Gua"ujar ku seraya pergi dari Kiwil menuju parkiran sepeda motor.
Aku pulang dengan perasaan senang karna tanpa kekerasan dan fisik aku bisa ngomong ke Kiwil,yah semoga doi memang bener bener berubah,miris juga melihatnya dengan tubuh yang sangat kurus juga muka yang pucat akibat banyaknya mengkonsumsi miras dan obat,diriku heran kenapa miras begitu sangat candu pada peminumnya padahal dulu aku juga mantan namun aku enggak terlalu candu dengan minuman walau saat mabuknya enak tetep aja badan ku merasakan sakit setelah efek mabuknya hilang.
"masih enggak percaya nih"ujarnya seraya mengambil alat test kehamilan lalu ditunjukan kepada ku bahwa disana tertera garis strip 2 merah cerah
Bahagia yang tak terkira aku rasakan saat itu enggak bisa aku ungkapkan dengan kata kata,aku langsung sujud syukur kepada Rabb yang telah mempercayai diriku untuk menjaga amanahNya.
Setelah sujud syukur aku lalu memeluk Arsanti dengan pelukan bahagia,yah enggak bisa aku bayangin saat dulu aku adalah bocah paling lugu,cupu,langganan kena bully sekarang aku akan menjadi seorang Ayah,rasanya baru kemaren ini cerita aku awali kayak seperti mimpi saja namun kenyataannya memang nyata 😂.
"kok aku baru dikasih tau?emang kamu testnya kapan Yank?"tanya ku
"dari kemaren Mas,tapi kamunya malah ngeyel pengen keluar nemuin Kiwil,aku takut kamu kenapa kenapa entar anak ini lahir gimana kalau enggak punya Ayah"
"kok aku didoakan cepet mati 😒"
"bukan gitu a'a maksud aku tuh ngelarang kamu pergi karna aku takut kamu kenapa kenapa,iihhh enggak paham paham kalau aku ngomong"
"hehehe maaf rada loading otak ku,btw makasih yah ini kado terindah yah belum pernah aku dapatkan dalam hidupku"sembari mencium keningnya
"pokoknya mulai sekarang kamu sehabis pulang kerja kamu jangan ngelayap,kecuali penting banget"
Setelah mendapat ultimatum dari Arsanti diriku berpikir keras bagaimana caranya supaya bisa menolong keluarga Kiwil tanpa Arsanti ketahui,soal insting Arsanti memang jago kalau aku ketahuan bohong dirinya tau banget dan bisa mengenalinya lewat gelagatku.
Keesokan harinya kebetulan Emak minta anterin tempat nenek(orang tua Emak)karna disana bakal ada hajatan malamnya ini lah kesempatan ku menemui kiwil untuk kedua kalinya.setelah mengantarkan Emak aku lalu menelpon kiwil untuk bertemu di tempat yang dulu pernah jadi tongkrongan kami berdua saat sedang menenangkan diri.
"Halo Assalamu'alaikum"sapa ku
"wa'alaikumsalam"balas kiwil
"Lu dimana Bro?bisa kita ketemuan?"
"Gua dirumah,mau ketemu dimana emang?"
"ditempat dulu Wil waktu kita SMP"
"emang ada apa sih Man?ada hal penting yah?"ucapnya seperti penasaran
"udah Lu dateng aja,Gua tunggu yah,jangan lama"
"oke deh Gua otw kalau gitu"
Setelah menutup telpon akhirnya aku berangkat menuju tempat tujuan,tempat ini sudah sangat lama kami tinggal kan udah belasan tahun tak kami duduki semenjak terpisah ketika masa SMA,kini telah banyak perubahan yang dulu kursi terbuat dari kayu kini menjadi semen dan pohon akasia yang menaungi kamu pun kini ditebang dan di olah seperti tempat naungan yang terbuat dari bethon,mesjid yang dulu sederhana kini semakin besar dan banyak diperbaharui lagi.
Setelah sampai aku lalu duduk santai disana sembari menunggu kedatangan Kiwil,aku lihat disekitar ku yang dulu hutan dan ilalang kini berubah menjadi perumahan,tempat sepi yang kami idam idam kan kini tak lagi sunyi karna mulai banyak orang yang tinggal disekitar mesjid.
Bisa dimaklumi ketika kantor gubernur pindah di kota ku kini pembangunan makin pesat dan sangat jarang terlihat hutan seperti dulu,sedang menikmati pemandangan sekitar tiba tiba Kiwil datang dengan sepeda motornya yang di parkir bersebelahan dengan motor ku,lalu dengan senyum sapa doi mendekat kearah ku.
"udah lama bray nunggunya?"tanya Kiwil
"enggak kok barusan sampai juga Gua"sahut ku
"bini Lu sekarang siapa Bray?katanya Lu udah nikah kan?"
"iyah Gua udah nikah Wil,bini Gua yah yang pernah Gua bawa dulu pas ketemuan ama Mega"jawab ku
"yang mukanya kek arab itu,weh lucky man,beruntung banget Lu man enggak nyangka yah dulu temeb sekarang jadi bini hehe"
"yah namanya juga jodoh brow"jawab ku
"Lu masih rokoan kan,ini rokok gih"ujarnya menawarkan ku sebungkus rokok
"Gua udah tobat Wil dari rokok"tolak ku secara halus
"widih suami idaman dong yang enggak suka ama rokok,nice broh moga lu tetep istiqomah yah"
"aamiin"jawab ku
Kami lalu terdiam sejenak sembari menikmati hembusan angin di siang hari,ingin rasanya segera berbicara kemasalah inti namun aku enggak enak karna pertemuan kami yang jarang enggak seperti dulu,gimana caranya aku ngomong tanpa harus menyinggungnya?.
"udah berapa tahun kita enggak duduk disini yah brow?"ujar ku
"iyah udah belasan tahun kali Man,ahh kangen juga Gua dengan masa masa dulu,keknya pengen lagi balik kemasa itu dimana kita berdua selalu enggak absen setiap malam minggu menikmati suasana sepi di tempat ini"
"iyah Wil,Gua juga kangen itu termasuk kangen Lu yang dulu Wil"aku mulai ingin masuk ke pokok pembicaraan
"widih Lu kangen Gua?tapi Lu normal kan"
"Gua normal kampret,maksud Gua itu Gua kangen ama sohib Gua yang dulu meskipun nakal namun jauh dari kata Miras"aku mulai sedikit takut mengucapkan Miras,takut doi tersinggung tapi apa boleh buat aku harus segera menyadarkannya
Setelah aku berbicara Kiwil tertunduk lesu,pandangannya hanya mengarah kebawah dan terdiam.
"sorry Wil kalau kata kata Gua menyinggung Lu"
"easy man,yang Lu bilang memang benar Gua sekarang rusak Man"
"seberapa rusaknya sih diri Lu Wil?sampai sampai Lu kayaknya depresi gitu?"
"enggak bisa Gua bayangin Man,bukan cuman Minum tapi Gua juga ngobat Man"ujarnya
Aku shock setelah mendengar pernyataan Kiwil,aku kira dirinya hanya candu Miras ternyata doi juga pecandu obat,jujur pecandu obat lebih susah memang sembuhnya ketimbang pecandu miras karna obat selain bikin nagih tapi resikonya saraf bakal kena,seperti yang aku lihat pada tubuh kiwil yang kini makin kurus seperti orang tak terawat sama sekali.
"enggak ada batasan waktu Wil kalau Lu pengen berubah,Gua yakin Lu bisa berubah dan bisa hidup tanpa miras dan obat obatan"
"susah Man,badan Gua kalau kaga ngobat bisa kek orang sakau"
"Gua yakin bisa kok Wil,Lu harus bisa karna Lu sekarang sudah menjadi Bapak dari anak anak Lu,apa Lu mau anak Lu niru Bapaknya kelak"
"itu dia Man,Gua enggak mau itu terjadi kepada anak Gua"
"makanya sekarang kalau Lu mau berubah saran dari Gua jauhi teman teman yang mengajak Lu kepada maksiat,dan mulai lah hidup baru bersama istri dan anak Lu dan sibukan diri Lu dengan ibadah,Gua yakin dikit demi sedikit Lu akan sembuh insya Allah"
"Gua coba deh Man"
"jangan dicoba tapi harus Lu tanemin dalam hati Lu keyakinan bahwa gua bisa hidup tanpa miras dan obat obatan"
"iyah Man,thanks udah ingetin Gua Lu emang teman Gua yang dari dulu perduli"
"itu lah gunanya teman Wil yang selalu mengingatkan kalau temannya salah jalan"ujar ku seraya menepuk pundaknya
"oke Gua cabut dulu yah,Gua kesini kaga izin istri masalahnya enggak enak entar doi bakal nyari Gua"ujar ku seraya pergi dari Kiwil menuju parkiran sepeda motor.
Aku pulang dengan perasaan senang karna tanpa kekerasan dan fisik aku bisa ngomong ke Kiwil,yah semoga doi memang bener bener berubah,miris juga melihatnya dengan tubuh yang sangat kurus juga muka yang pucat akibat banyaknya mengkonsumsi miras dan obat,diriku heran kenapa miras begitu sangat candu pada peminumnya padahal dulu aku juga mantan namun aku enggak terlalu candu dengan minuman walau saat mabuknya enak tetep aja badan ku merasakan sakit setelah efek mabuknya hilang.
jenggalasunyi memberi reputasi
1
![Kesunyian Menjadi Teman Terbaik [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/10/29/8075495_201710290532550523.jpg)