tyo.kartikoAvatar border
TS
tyo.kartiko
Titik Irasional dalam Rasionalitas. (Horror, Keluarga, True Story)


Halo agan-agan penghuni Kaskus, kususnya SFTH. Perkenalkan nama saya Tyo Kartiko (nama samaran tentunya hehehe). Selama ini saya hanya menjadi penikmat, alias silent reader dari SFTH, tp kali ini izinkan saya berbagi sepenggal kisah hidup yang semoga menarik buat disimak. Sebelumnya mohon maaf jika tulisannya agak berantakan, karena saya juga baruu belajar nulis hehehee.

Kisah yang saya alami ini terjadi berkisar tahun 1998, 2004, hingga 2006 ketika saya masih kelas 1 SMA. Sekarang saya sudah lulus kuliah dan bekerja btw. Cerita ini saya jamin 99% real, true story, kisah nyata karena saya alami sendiri. 1%-nya lagi bumbu2 jika saya lupa detail ceritanya hehehe..

Ohya, untuk updatenya saya usahkan bisa tiap hari gan... Tp dgn catatan tdk sedang lembur kerja yahh hehehehe. Doakan saja tetap istiqomah. Tapi saya janji bakal saya selesaikan cerita ini.

INDEX

Spoiler for INDEX:


Kalo tidak keberatan rate, share, komen dan cendolnya yah gan, biar tambah semangat nulisnya hehehee, makasih banyak... emoticon-Shakehand2

... Selamat Membaca ....
Diubah oleh tyo.kartiko 02-12-2017 15:41
eL89
ableh80
meqiba
meqiba dan 7 lainnya memberi reputasi
8
46.2K
186
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
tyo.kartikoAvatar border
TS
tyo.kartiko
#1
Chapter 0 : Prolog
Panggil saja saya Tyo, anak ke 2 dari 3 bersaudara yang kesemuanya laki2. Eka Kartiko, kakak saya meninggal ketika usianya belum genap 1 tahun. Adit Kartiko, adek yang terpaut 4 tahun dibawah saya.

Kami berasal dari keluarga sederhana yang tinggal di salah satu kota kecil di Jawa Timur. Ayah dan Ibu bekerja sebagai seorang pengajar alias guru. Adityo Kartiko, ayah kami, adalah seorang guru seni, beliau sangat piawai melukis juga memainkan berbagai instrumen musik. Beliau juga masih memiliki pertalian kerabat dengan keluarga Kraton Mangkunegaran di Solo, hanya saya beliau menolak untuk menyematkan gelar “R” didepan namanya. Jika agan belum tau apa itu kraton Mangkunegaran, bisa dibaca disinigan. Sedangkan ibu saya, Tina Kartiko, adalah seorang guru Matematika. Secara karakter beliau sangat berbeda dengan ayah yg cenderung nyantai, slow, khas seorang seniman. Ibu memiliki karakter sangat keras, tegas dan disiplin.

Mungkin jika boleh dikata, tokoh yg bisa menggambarkan karakter ibu saya adalah orang ini, :P hehehhee...
Spoiler for "FOTO":


Ohya ngomong2, ibu juga masih memiliki darah China. Neneknya ibu, adalah seorang Chinese yg berasal dari Surabaya, tp akhirnya menikah dengan orang jawa. Setelah itu, ayahnya ibu, juga menikah dengan orang jawa. Hingga akhirnya wajah2 oriental sudah memudar di keluarga kami, hehehehe.

Didalam keluarga, Ibu sangatlah dominan dalam mendidik kami, bahkan bisa dibilang Ibu adalah kepala keluarga kami. Sedangkan ayah, sebagai seorang yg selalu memberi sentuhan seni, dan berbagai guyonan untuk menghibur.

Dengan background sebagai seorang guru matematika, ibu selalu mendidik kami untuk berdisiplin dan mengedepankan rasionalitas. Meski kami sekeluarga beragama Islam, sejak saya kecil, ibu selalu menanamkan bahwa didunia ini semuanya bisa diformulasikan dan dicari penyelesaiannya jika benar2 dipikir.
Jadi meski kami sekeluarga beragama Islam, tetapi jujur, kami tidak terlalu mempercayai hal-hal ghaib, klenik mistik, atau sebagainya.

Di tahun 1998, ketika terjadi kerusuhan, keadaan memaksa kami untuk pindah rumah. Seperti yg saya ceritakan sebelumnya, peran ibu sangat dominan di keluarga kami. Hingga pindah dan membeli rumah yg baru pun semua ditentukan oleh ibu. Ayah hanya mengiyakan dan mengangguk-angguk.

Ketika itu, ibu menemukan suatu perumahan baru. Di perumahan tersebut terdapat 2 unit rumah yg lumayan besar karena memiliki sisa tanah di sebelah dan di belakang. Tetapi, dari sekian banyak pembeli tak seorang pun yg berani membeli nya. Menurut kabar yang beredar, dikarenakan tepat di 2 kavling rumah tersebut dianggap “punden” atau suatu tempat yg dikeramatkan oleh warga setempat sebelum di bangun perumahan.

Tapi, yang namanya Ibu, kalo sudah punya keinginan tak bisa ditunda apa lagi dicegah. Ibu tak menghiraukan apa itu punden, ato apalah itu namanya. Bagi ibu, yg penting kita berbuat baik dan tidak menjahati orang lain itu sudah cukup. Tanpa banyak cakap, ibu akhirnya memilih 2 kavling tersebut, dan singkat cerita akhirnya kami sekeluarga memutuskan tuk pindah kesitu.

Itulah sekilas background keluarga sederhana saya. Semoga bisa menjadi mengantar untuk memberi gambaran di Chapter-chapter berikutnya.

Next Chapter: Perpindahan rumah, dan munculnya hal2 aneh.
Diubah oleh tyo.kartiko 05-11-2017 00:08
eL89
meqiba
meqiba dan eL89 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.