- Beranda
- Stories from the Heart
Aku Terpaksa Mendesah, Padahal Aku Tak Merasakan Apapun [Bukan BB++] (Short Story)
...
TS
yunusritonga
Aku Terpaksa Mendesah, Padahal Aku Tak Merasakan Apapun [Bukan BB++] (Short Story)
Cerita ini di tulis berdasarkan curahan hati seorang wanita kepada saya pada akhir bulan september lalu namun terputus dan tidak sepenuhnya ia ceritakan.
Beberapakali ia menunda untuk bercerita kepada saya karena ia juga memiliki kesibukan namun pada akhirnya curahan hatinya ini selesai ia sampaikan seminggu yang lalu, dan atas izin beliau saya dapat menuliskan kembali curhatan yang menurut saya akan sangat menginspirasi semua orang khususnya para wanita.
Cerita ini berisi kehidupan pribadi seorang wanita, dijamin BUKAN BB++, namun jika ada terdapat kata-kata vulgar mohon di tegur, takutnya saya melampaui batas.
Selamat membaca
Semoga menginspirasi kita semua
Beberapakali ia menunda untuk bercerita kepada saya karena ia juga memiliki kesibukan namun pada akhirnya curahan hatinya ini selesai ia sampaikan seminggu yang lalu, dan atas izin beliau saya dapat menuliskan kembali curhatan yang menurut saya akan sangat menginspirasi semua orang khususnya para wanita.
Cerita ini berisi kehidupan pribadi seorang wanita, dijamin BUKAN BB++, namun jika ada terdapat kata-kata vulgar mohon di tegur, takutnya saya melampaui batas.
Selamat membaca
Semoga menginspirasi kita semua
Quote:
Quote:
Diubah oleh yunusritonga 07-11-2017 12:54
tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
28.3K
97
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
yunusritonga
#17
Ane Lanjut Gan.!
Quote:
Namun....
Malam pertamaku dengan Rio tiga hari setelah akad pernikahan kami, ternyata tak seperti apa yang ku bayangkan selama ini.
Sama sekali tak seperti cerita teman-temanku yang telah menikah, mereka bercerita tentang kenikmatan syurga dunia, malam pertama dimana sepasang manusia mencurahkan segala perasaan cintanya satu sama lain, bergelut dengan rintihan dan kata-kata cinta yang meluluhkan hati, memuja dan memuji di hujani peluh kenikmatan, hingga dengusan nafas terakhir yang menandakan puncak tertinggi dari prosesi itu, sampai mereka sadar bahwa pagi telah mengintip mereka dari balik renda-renda jendela hiasan kamar sang pengantin.
Terkadang aku bernafsu sendiri mendengar hal itu, sampai mereka mendesakku untuk segera menikah pada Rio agar tak penasaran dengan apa yang mereka ceritakan berulang kali yang membuat paha dan betisku bergetar saat mendengarnya.
Semua keindahan yang mereka ceritakan hanya sebagai dongeng yang tak akan bisa ku dapatkan.
Betapa bernafsunya aku malam itu setelah beberapa hari menunggu karena prosesi-prosesi adat yang melelahkan selama pernikahan kami.
Sebagai wanita tak pantas rasanya aku mengajak dia untuk memulai hubungan itu, namun tanpa ku perintah sepertinya dia juga telah menangkap sinyal-sinyal yang ku berikan.
Perlahan ia mendekatiku yang duduk di atas ranjang dan iapun mengecup keningku dengan manisnya.
"Kau telah sah menjadi istriku, bolehkah aku mengetahui bagian terdalam dari cintamu"
Ungkap Rio dengan suara lembutnya
Di masa pacaran kami memang tak bertingkah muluk-muluk, aku selalu menjaga agar harga diriku tak jatuh di hadapannya, tetapi itu dulu sekarang semuanya telah aku pasrahkan untuknya.
Aku hanya tersenyum mendengar ucapannya, kutundukkan kepalaku malu-malu. Ternyata benar kata teman-temanku di malam ini akan penuh kata-kata cinta.
Tangan Rio perlahan mengangkat daguku, tatapan kami bertemu. Jantungku mulai berdegup kencang mungkin hormon-hormon dalam tubuhku mulai bekerja, aku tak sanggup lagi menahannya, namun aku harus sabar menunggu apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
Kecupan manis mendarat di bibirku, kupejamkan mataku menikmati lembutnya sentuhan bibirnya meski bau dan rasa khas rokok jelas terasa.
Baru saja rasanya kunikmati, ia mendorongku dan membaringkan tubuhku di atas ranjang pengantin kami.
Ia mulai menindihku, mulai mengecup tiap senti leherku, sekejap aku merasa takut namun cerita-cerita temanku terngiang membangkitkan gairahku, akan kunikmati setiap perlakuan suamiku ini.
Namun perlakuan itu tak berlangsung lama, hanya kata "aku cinta kamu" yang berulangkali ku dengar dari mulutnya.
Di mencoba membuka baju yang kukenakan, aku membantunya mempermudah pekerjaannya, sepertinya ia lebih bernafsu daripada aku. Mungkin setelah kami menelanjangi diri semua akan lebih nikmat pikirku.
Tapi...
Apa ini, airmataku menetes saat ia menerobos keperawananku. Ya ia begitu menikmatinya, ia tak mencumbuku ia tak lagi menciumku atau sekedar memberi bekas di leherku, tak ada foreplayyang ia berikan seperti bayanganku, impian setiap istri dimana di prosesi itu bagian terpenting bagi wanita menikmati setiap sentuhan sang pujaan hati.
Namun sirna sudah.
"Kamu suka sayang..."
Tanyanya di tengah-tengah permainannya itu, seolah-olah aku ikut merasakan.
Aku hanya mendesah tanpa jawaban, memberi dia ruang untuk menikmati permainannya ini.
Aku mencoba berfikiran positif dan kembali mencoba menikmati moment ini, tak ingin menunjukkan kekecewaanku terhadapnya.
Tiba-tiba ritme 'jungkat-jungkitnya' ia percepat, ia menahan nafas nya saat sesuatu kurasakan berdenyut di dalam rahimku.
"Husssshhh huuhhhhh.."
Tubuhnya terkulai lemas, ia jatuhkan tubuhnya disampingku dengan bermandikan peluh.
Jantungku berdegup lebih kencang dari sebelumnya, entah apa yang sedang kurasakan saat ini.
Sedih, kecewa dan marah berkecambuk dalam jiwaku, tapi apa yang bisa kulakukan.
Kuangkat tububku menuju kamar mandi, membersihkan diri dari kenikmatan fana yang tak kurasakan sedikitpun.
Aku tak mampu membendung airmataku, mengingat apa yang baru saja terjadi, malam pertama yang buruk, malam pertama yang hancur berantakan tak sesuai harapanku.
"Aaaaaaaaaaaa......."
Diubah oleh yunusritonga 03-11-2017 23:46
deawijaya13 dan chisaa memberi reputasi
2