Defense Of Charles

Charles mengunyah sebuah permen karet. Dia berada di kursi panjang di luar penginapan tersebut sedang mengukir sebuah boneka kayu kecil. Johnny bangun dan ingin melakukan olahraga ringan. Dia melihat Charles kemudian menghampirinya.

“Wah, apa itu?”, Johnny berdecak kagum. Charles mendongak. “Ini. Boneka kayu. Saat kami masih kecil, kami biasa melakukan hal ini. Membuat mainan-mainan sederhana dari kayu-kayu bekas.”

“Kau mau mengajariku membuatnya?”, Johnny terlihat sangat antusias. “Ini tidak bisa menghasilkan uang. Kau mau?”, gelak Charles.
“Bisa kalau dipikirkan baik-baik.”, senyum Johnny mengambil dan menimbang-nimbang boneka kayu buatan Charles.

“Apa rasanya kayu ini diiris-iris?”, ujar Johnny tiba-tiba. “Kau mulai terobsesi lagi? Pada pembunuhan?”, tanya Charles.

“Kalau kamu?”, tanya Johnny balik. Charles tersenyum dan mengambil sebuah potongan kayu lagi. Siap mengukir kembali.

Johnny tahu tidak mudah menguak misteri di antara mereka. Mereka masing-masing punya kartu AS. Dia butuh truf untuk membalikkan keadaan.

“John, aku tidak suka membunuh. Dan sepertinya kau kelihatan ada bawaan skizofrenia. Kenapa kau selalu mengkhayalkan hal-hal seperti itu?”, tusuk Charles. Johnny menganga. Kenapa lalu dia yang menjadi pihak yang tersudut sekarang?

Samantha sedari tadi telah mendengar percakapan mereka dari balik jendela. Suara mereka terdengar jelas karena pintu terbuka. Dia keluar menghampiri mereka.

“Kenapa ini?”, tanya Samantha tenang.

“Dia sembarangan menuduhku.”, Johnny merajuk seperti anak-anak. Samantha memutar bola matanya.

Charles tertawa kemudian mendengus. Samantha bisa melihat, itu adalah tawa yang tidak ingin dilihat siapapun. Terdengar kelam dan mengerikan. Mata Charles menatap tajam ke arah mereka berdua.