- Beranda
- Stories from the Heart
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
...
TS
juraganpengki
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE(CHAPTER 2)

Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..
Prolog
Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...
Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...
Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)

Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..
Prolog
Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...
Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...
Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)
Diubah oleh juraganpengki 27-12-2017 11:17
regmekujo dan 47 lainnya memberi reputasi
48
1.1M
4K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#581
Pembalasan Dendam (2)...
Keesokan hari gw sengaja izin kuliah dengan alasan ada lemburan di kantor.. Gw sengaja mengajak Ridho, setelah menceritakan apa yang telah gw lakukan semalam bersama Sekar.. Sementara, Jin Penjaga gw itu juga ikut serta ke rumah Ridho..
“Lekas kau ceritakan apa yang kau lihat di pikiran teman kerja ku, Sekar” Pinta gw yang sudah tidak sabar mendengar penuturannya..
Sekar yang duduk di atas meja belajarnya Ridho, segera melayang mendekat ke arah gw dan berniat menempelkan kedua telapak tangannya di kepala gw..
“Apa yang hendak kau lakukan?” Tanya gw tidak mengerti..
“Jika aku ceritakan, kau pasti tidak akan puas, Kang Mas.. Jadi lebih baik kau lihat langsung isi kepala teman mu itu, dengan Ajian Puter Angen” Jelas Sekar sambil kembali mencoba memegang kepala gw..
“Gila, Ajian Puter Angen milik Kakek Moyang kita bener-bener keren, bree.. Bisa menarik dan memindahkan benak orang lain ke benak kita” Puji Ridho dengan mata membesar..
Sekar dan gw tersenyum membalas kalimat Ridho barusan, setelah itu gw mempersilahkan Sekar untuk memegang kepala gw dan menggunakan Ajian Puter Angen.. Kedua mata gw terpejam seiring ada aliran hawa hangat keluar dari kedua telapak tangan Sekar, yang terus merasuk ke dalam sel-sel dan syaraf-syaraf yang ada di dalam otak..
Di pandangan mata gw yang awalnya gelap, perlahan muncul sebuah titik terang yang lama-lama membesar dan menampilkan gambar hidup.. Terlihat jalan raya yang cukup lengang di penglihatan gw.. Sepertinya, gw melihat penglihatan Pak Rudi sebelum kecelakaan itu terjadi..
“Di tahan sebentar ya, Pak” Terdengar suara Pak Rudi berbicara sambil melihat spion..
Terlihat wajah Ayah yang pucat terpantul dari kaca spion, sambil sedikit meringis menahan sakit.. Tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang dari belakang dan terdengar suara bentrokan stang motor kanan Pak Rudi yang terbentur sisi kiri mobil.. Seketika motor tersebut oleng, tak dapat dikendalikan oleh Pak Rudi, hingga pandangannya berubah gelap mendadak..
Begitu penglihatan gw kembali terang seiring kedua mata Pak Rudi terbuka, gw melihat sosok Ayah sudah tergolek di tepi parit.. Perih sekali rasanya melihat penglihatan tersebut, yang menampilkan wajah ayah dengan kening yang membiru sedang tergeletak di tepi parit.. Sementara suara Pak Rudi memanggil orang-orang yang ada disekitar untuk meminta tolong..
Mobil yang membuat motor Pak Rudi terjatuh ke dalam parit, nampak berhenti.. Seorang pemuda berkumis dan janggut tipis terlihat keluar dari mobil dengan sedikit sempoyongan.. Sempat pemuda itu memaki dengan suara tak jelas ke arah pak Rudi, lalu segera masuk kembali ke dalam mobil begitu banyak orang mulai berdatangan.. Dengan cepat, ia melajukan kendaraannya meninggalkan Pak Rudi dan Ayah yang masih tergeletak tak berdaya..
Kedua mata gw mulai terbuka sesudah Sekar melepaskan pegangan telapak tangannya dari kepala gw.. Tak terasa ternyata pipi gw sudah basah karena airmata.. Kedua tangan gw pun ternyata sudah terkepal dengan sendiri nya.. Sekar yang melayang menghadap gw nampak berwajah murung..
“Maaf kan aku yang harus menunjukkan mu penglihatan tadi, karena ada sosok Ayah disana, Kang Mas” Ucap Jin Penjaga gw itu dengan wajah tertunduk..
Ridho yang tadinya duduk di tepian tempat tidur, segera bangkit dan mengelus-elus bahu gw..
“Itu bukan salahmu, Sekar.. “ Jawab gw sambil tersenyum ke arah Ridho dan Sekar..
“Sekarang, antar aku ke tempat orang yang telah membuat Ayah ku jatuh, Sekar.. Aku yakin kau bisa melacak keberadaannya karena kau juga melihat seperti apa rupa jahanam itu” Pinta gw dengan sorot mata tajam ke Sekar..
Untuk sesaat, sepertinya terlihat keraguan muncul di kedua mata Jin Penjaga gw itu, terutama saat ia melirik Ridho, seakan menyuruh sesuatu ke saudara gw tersebut..
“Lu yakin bisa kuasai emosi nanti pada saat lu ketemu sama orang itu, Bree?” Tanya Ridho dengan wajah yang seakan meminta gw untuk mengurungkan niat..
“Maksud lu apa, Dho.. Gw ga boleh balas dendam, gitu?” Tanya gw dengan nada sedikit ketus..
“Niat lu apa dulu, kalo Cuma buat balas dendam, gw rasa almarhum bokap lu juga ga akan setuju, bree” Ucapan Ridho membuat gw langsung menarik kerahnya..
‘Lu ga ngerasain jadi gw yang harus kehilangan sosok seseorang ayah, karena ulah seorang pemuda liar, Dho.. Jangan coba-coba buat halangin gw” Ucap gw dengan sorot mata tajam ke wajahnya..
“Lu liet sendiri kan, ini baru gw yang ngomong, lu udah mulai terpancing emosi.. Apalagi nanti pada saat lu ketemu langsung sama tuh orang.. Bisa jadi lu bakal bunuh dia, Mam” Balas Ridho sambil menampik pegangan tangan gw di lehernya, lalu duduk kembali ke tepian ranjang..
Gw duduk terdiam di bangku belajarnya Ridho, dengan perasaan tak menentu.. Sekilas gw melirik ke arah Ridho yang nampak sedikit kesal menerima reaksi gw barusan.. Ucapan Ridho memang ada benarnya.. Apa gw sanggup untuk menguasai emosi begitu berhadapan dengan orang yang menyebabkan gw dan Ayu menjadi anak yatim..
“Yang lu temui nanti itu manusia, bree.. Bukan Jin yang lu bisa bunuh seenaknya tanpa ada resiko hukuman” Kata Ridho sambil melirik gw dengan tatapan masih kesal..
“Yang di katakan Ridho benar adanya, Kang Mas.. Kau harus berjanji pada kami untuk tidak membiarkan emosi membutakan mata mu, hingga bisa melakukan hal-hal yang kita semua tidak ingin kan” Timpal Sekar sambil melayang mendekat..
Gw menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan.. Emosi yang sempat terpancing mulai bisa gw kuasai..
“Sorry, bree” Ucap gw meminta maaf ke Ridho yang di balas acungan jempolnya meski masih sedikit menyisakan rasa kesal di wajahnya..
“Gw akan berusaha menahan emosi saat bertemu dengan orang itu, jika gw tak mampu mengendalikan, lu boleh gunakan Cambuk Langit Selatan untuk menyerap tenaga gw, Dho” Ucap gw dengan taatapan kosong ke arah poster seksi Kendall Jenner..
“Baiklah, jika itu maumu maka aku akan membantu menemukan sosok pemuda yang kau cari, Kang Mas” Kata Sekar yang kemudian memejamkan mata nya sambil membaca sebuah mantera..
“Pemuda yang kau cari saat ini sedang berada di sebuah tempat sangat gelap, dengan layar besar yang bercahaya dan mengeluarkan gambar-gambar yang bergerak dan bersuara , Kang Mas” Ucap Sekar sambil mengerutkan dahi karena bingung..
“Bioskop, bree” Tebak Ridho yang gw susul dengan anggukan kepala..
“Bisa kau bawa kami berdua ke tempat itu, Sekar” Pinta gw ke Sekar sambil berdiri..
Sekar yang sudah membuka mata, mengangguk sekali dengan tersenyum.. Lalu menghampiri kami berdua dan memegang bahu gw dan Ridho.. Kedua pasang mata kami terpejam, hingga saat kami membuka mata, tubuh kami bertiga sudah berada di sebuah kamar mandi kosong..
“Udah sampai, bree” Ucap Ridho sambil melirik ke arah gw..
Gw mengangguk dan berjalan keluar dari kamar mandi bersama Ridho.. Beberapa orang nampak berlalu lalang di ruangan cukup besar yang terpasang banyak poster film.. Gw segera mengambil tempat duduk di atas sofa empuk berwarna abu-abu.. Sementara, Ridho membeli dua ice coffee dan pop corn ukuran medium..
Tiga orang cewe nampak tersenyum begitu melirik ke arah gw yang sedang disodorkan segelas es kopi oleh Ridho..
“Lu duduk jauhan sedikit dari gw, bree.. Tuh cewe-cewe nyangka nya kita sepasang maho ntar” Suruh gw ke Ridho sambil menggeser tempat duduk..
Cukup lama kami menunggu dan memperhatikan tiap-tiap orang yang keluar dari masing-masing pintu teater, namun nihil.. Tinggal teater empat yang masih memutar film.. Jam di tangan kiri gw sudah menunjukkan pukul 6.. Masih ada 15 menit lagi waktu tersisa, sebelum semua penonton di pintu teater empat keluar..
Gw segera berpamitan ke Ridho untuk menunaikan Sholat magrib di mushola yang ada di Mall ini.. Untungnya letak musholla itu tidak terlalu jauh dari bioskop.. Kurang lebih 7 menit gw mengerjakan Sholat magrib dan langsung meluncur kembali ke teater setelahnya..
Tiba-tiba satu orang cewe berambut sebahu dengan mengenakan kaus hitam dan rok mini biru, datang menghampiri gw dan Ridho yang sudah kembali duduk bersebelahan..
“Sorry, kamu Imam, kan?” Tanya cewe manis itu ke gw..
Keesokan hari gw sengaja izin kuliah dengan alasan ada lemburan di kantor.. Gw sengaja mengajak Ridho, setelah menceritakan apa yang telah gw lakukan semalam bersama Sekar.. Sementara, Jin Penjaga gw itu juga ikut serta ke rumah Ridho..
“Lekas kau ceritakan apa yang kau lihat di pikiran teman kerja ku, Sekar” Pinta gw yang sudah tidak sabar mendengar penuturannya..
Sekar yang duduk di atas meja belajarnya Ridho, segera melayang mendekat ke arah gw dan berniat menempelkan kedua telapak tangannya di kepala gw..
“Apa yang hendak kau lakukan?” Tanya gw tidak mengerti..
“Jika aku ceritakan, kau pasti tidak akan puas, Kang Mas.. Jadi lebih baik kau lihat langsung isi kepala teman mu itu, dengan Ajian Puter Angen” Jelas Sekar sambil kembali mencoba memegang kepala gw..
“Gila, Ajian Puter Angen milik Kakek Moyang kita bener-bener keren, bree.. Bisa menarik dan memindahkan benak orang lain ke benak kita” Puji Ridho dengan mata membesar..
Sekar dan gw tersenyum membalas kalimat Ridho barusan, setelah itu gw mempersilahkan Sekar untuk memegang kepala gw dan menggunakan Ajian Puter Angen.. Kedua mata gw terpejam seiring ada aliran hawa hangat keluar dari kedua telapak tangan Sekar, yang terus merasuk ke dalam sel-sel dan syaraf-syaraf yang ada di dalam otak..
Di pandangan mata gw yang awalnya gelap, perlahan muncul sebuah titik terang yang lama-lama membesar dan menampilkan gambar hidup.. Terlihat jalan raya yang cukup lengang di penglihatan gw.. Sepertinya, gw melihat penglihatan Pak Rudi sebelum kecelakaan itu terjadi..
“Di tahan sebentar ya, Pak” Terdengar suara Pak Rudi berbicara sambil melihat spion..
Terlihat wajah Ayah yang pucat terpantul dari kaca spion, sambil sedikit meringis menahan sakit.. Tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang dari belakang dan terdengar suara bentrokan stang motor kanan Pak Rudi yang terbentur sisi kiri mobil.. Seketika motor tersebut oleng, tak dapat dikendalikan oleh Pak Rudi, hingga pandangannya berubah gelap mendadak..
Begitu penglihatan gw kembali terang seiring kedua mata Pak Rudi terbuka, gw melihat sosok Ayah sudah tergolek di tepi parit.. Perih sekali rasanya melihat penglihatan tersebut, yang menampilkan wajah ayah dengan kening yang membiru sedang tergeletak di tepi parit.. Sementara suara Pak Rudi memanggil orang-orang yang ada disekitar untuk meminta tolong..
Mobil yang membuat motor Pak Rudi terjatuh ke dalam parit, nampak berhenti.. Seorang pemuda berkumis dan janggut tipis terlihat keluar dari mobil dengan sedikit sempoyongan.. Sempat pemuda itu memaki dengan suara tak jelas ke arah pak Rudi, lalu segera masuk kembali ke dalam mobil begitu banyak orang mulai berdatangan.. Dengan cepat, ia melajukan kendaraannya meninggalkan Pak Rudi dan Ayah yang masih tergeletak tak berdaya..
Kedua mata gw mulai terbuka sesudah Sekar melepaskan pegangan telapak tangannya dari kepala gw.. Tak terasa ternyata pipi gw sudah basah karena airmata.. Kedua tangan gw pun ternyata sudah terkepal dengan sendiri nya.. Sekar yang melayang menghadap gw nampak berwajah murung..
“Maaf kan aku yang harus menunjukkan mu penglihatan tadi, karena ada sosok Ayah disana, Kang Mas” Ucap Jin Penjaga gw itu dengan wajah tertunduk..
Ridho yang tadinya duduk di tepian tempat tidur, segera bangkit dan mengelus-elus bahu gw..
“Itu bukan salahmu, Sekar.. “ Jawab gw sambil tersenyum ke arah Ridho dan Sekar..
“Sekarang, antar aku ke tempat orang yang telah membuat Ayah ku jatuh, Sekar.. Aku yakin kau bisa melacak keberadaannya karena kau juga melihat seperti apa rupa jahanam itu” Pinta gw dengan sorot mata tajam ke Sekar..
Untuk sesaat, sepertinya terlihat keraguan muncul di kedua mata Jin Penjaga gw itu, terutama saat ia melirik Ridho, seakan menyuruh sesuatu ke saudara gw tersebut..
“Lu yakin bisa kuasai emosi nanti pada saat lu ketemu sama orang itu, Bree?” Tanya Ridho dengan wajah yang seakan meminta gw untuk mengurungkan niat..
“Maksud lu apa, Dho.. Gw ga boleh balas dendam, gitu?” Tanya gw dengan nada sedikit ketus..
“Niat lu apa dulu, kalo Cuma buat balas dendam, gw rasa almarhum bokap lu juga ga akan setuju, bree” Ucapan Ridho membuat gw langsung menarik kerahnya..
‘Lu ga ngerasain jadi gw yang harus kehilangan sosok seseorang ayah, karena ulah seorang pemuda liar, Dho.. Jangan coba-coba buat halangin gw” Ucap gw dengan sorot mata tajam ke wajahnya..
“Lu liet sendiri kan, ini baru gw yang ngomong, lu udah mulai terpancing emosi.. Apalagi nanti pada saat lu ketemu langsung sama tuh orang.. Bisa jadi lu bakal bunuh dia, Mam” Balas Ridho sambil menampik pegangan tangan gw di lehernya, lalu duduk kembali ke tepian ranjang..
Gw duduk terdiam di bangku belajarnya Ridho, dengan perasaan tak menentu.. Sekilas gw melirik ke arah Ridho yang nampak sedikit kesal menerima reaksi gw barusan.. Ucapan Ridho memang ada benarnya.. Apa gw sanggup untuk menguasai emosi begitu berhadapan dengan orang yang menyebabkan gw dan Ayu menjadi anak yatim..
“Yang lu temui nanti itu manusia, bree.. Bukan Jin yang lu bisa bunuh seenaknya tanpa ada resiko hukuman” Kata Ridho sambil melirik gw dengan tatapan masih kesal..
“Yang di katakan Ridho benar adanya, Kang Mas.. Kau harus berjanji pada kami untuk tidak membiarkan emosi membutakan mata mu, hingga bisa melakukan hal-hal yang kita semua tidak ingin kan” Timpal Sekar sambil melayang mendekat..
Gw menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan.. Emosi yang sempat terpancing mulai bisa gw kuasai..
“Sorry, bree” Ucap gw meminta maaf ke Ridho yang di balas acungan jempolnya meski masih sedikit menyisakan rasa kesal di wajahnya..
“Gw akan berusaha menahan emosi saat bertemu dengan orang itu, jika gw tak mampu mengendalikan, lu boleh gunakan Cambuk Langit Selatan untuk menyerap tenaga gw, Dho” Ucap gw dengan taatapan kosong ke arah poster seksi Kendall Jenner..
“Baiklah, jika itu maumu maka aku akan membantu menemukan sosok pemuda yang kau cari, Kang Mas” Kata Sekar yang kemudian memejamkan mata nya sambil membaca sebuah mantera..
“Pemuda yang kau cari saat ini sedang berada di sebuah tempat sangat gelap, dengan layar besar yang bercahaya dan mengeluarkan gambar-gambar yang bergerak dan bersuara , Kang Mas” Ucap Sekar sambil mengerutkan dahi karena bingung..
“Bioskop, bree” Tebak Ridho yang gw susul dengan anggukan kepala..
“Bisa kau bawa kami berdua ke tempat itu, Sekar” Pinta gw ke Sekar sambil berdiri..
Sekar yang sudah membuka mata, mengangguk sekali dengan tersenyum.. Lalu menghampiri kami berdua dan memegang bahu gw dan Ridho.. Kedua pasang mata kami terpejam, hingga saat kami membuka mata, tubuh kami bertiga sudah berada di sebuah kamar mandi kosong..
“Udah sampai, bree” Ucap Ridho sambil melirik ke arah gw..
Gw mengangguk dan berjalan keluar dari kamar mandi bersama Ridho.. Beberapa orang nampak berlalu lalang di ruangan cukup besar yang terpasang banyak poster film.. Gw segera mengambil tempat duduk di atas sofa empuk berwarna abu-abu.. Sementara, Ridho membeli dua ice coffee dan pop corn ukuran medium..
Tiga orang cewe nampak tersenyum begitu melirik ke arah gw yang sedang disodorkan segelas es kopi oleh Ridho..
“Lu duduk jauhan sedikit dari gw, bree.. Tuh cewe-cewe nyangka nya kita sepasang maho ntar” Suruh gw ke Ridho sambil menggeser tempat duduk..
Cukup lama kami menunggu dan memperhatikan tiap-tiap orang yang keluar dari masing-masing pintu teater, namun nihil.. Tinggal teater empat yang masih memutar film.. Jam di tangan kiri gw sudah menunjukkan pukul 6.. Masih ada 15 menit lagi waktu tersisa, sebelum semua penonton di pintu teater empat keluar..
Gw segera berpamitan ke Ridho untuk menunaikan Sholat magrib di mushola yang ada di Mall ini.. Untungnya letak musholla itu tidak terlalu jauh dari bioskop.. Kurang lebih 7 menit gw mengerjakan Sholat magrib dan langsung meluncur kembali ke teater setelahnya..
Tiba-tiba satu orang cewe berambut sebahu dengan mengenakan kaus hitam dan rok mini biru, datang menghampiri gw dan Ridho yang sudah kembali duduk bersebelahan..
“Sorry, kamu Imam, kan?” Tanya cewe manis itu ke gw..
qthing12 dan 14 lainnya memberi reputasi
15