- Beranda
- Stories from the Heart
DIBALIK JENDELA RUMAH WALET [TAMAT]
...
TS
dudatamvan88
DIBALIK JENDELA RUMAH WALET [TAMAT]
TRILOGI
OTHER STORY OF BORNEO
SEASON II
Salam penghuni Jagad KASKUS Terutama yang berada di Sub Forum SFTH
Hari ini ane nulis kisah kelanjutan dari cerita yang ane tulis sebelumnya mengenai hal - hal yang ane alami beberapa tahun yang lalu
Dan ane tetep mohon dengan sangat Kritik. Saran. Dan bimbinganya Buat ane yang Nubie ini.


![DIBALIK JENDELA RUMAH WALET [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/09/30/9887347_201709301052350189.jpg)
OTHER STORY OF BORNEO
SEASON II
Salam penghuni Jagad KASKUS Terutama yang berada di Sub Forum SFTH
Hari ini ane nulis kisah kelanjutan dari cerita yang ane tulis sebelumnya mengenai hal - hal yang ane alami beberapa tahun yang lalu
Dan ane tetep mohon dengan sangat Kritik. Saran. Dan bimbinganya Buat ane yang Nubie ini.


Quote:
Quote:
![DIBALIK JENDELA RUMAH WALET [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/09/30/9887347_201709301052350189.jpg)
Quote:
Quote:
PROLOG
Masih terngiang dengan jelas dikepalaku rasa sakit akan Kehilangan.
Semua yang aku miliki saat aku berjaya di jakarta hanya seperti cerita dongeng yang berakhir dengan tragis.
Rian mengajakku untuk merantau kekota Bontang.
Aku berharap bisa merubah hidupku saat aku menginjakan kaki di pulau terbeasar di indonesia ini.
Tapi semuanya tidak berjalan begitu lancar saat aku dan rian berkendara menyusuri Jalan Poros Sejauh 240 kilometer Dari kota Balikpapan menuju ke Kota Bontang.
Di kota ini aku Bertemu dengan lingkungan baru.
Bertemu dengan teman baru.
Dan hal yang tak pernah kubayangkan ternyata juga kualami di kota ini.
Akulah sang wakil janji itu.
Akankah semuanya akan berakhir disini???
Masih terngiang dengan jelas dikepalaku rasa sakit akan Kehilangan.
Semua yang aku miliki saat aku berjaya di jakarta hanya seperti cerita dongeng yang berakhir dengan tragis.
Rian mengajakku untuk merantau kekota Bontang.
Aku berharap bisa merubah hidupku saat aku menginjakan kaki di pulau terbeasar di indonesia ini.
Tapi semuanya tidak berjalan begitu lancar saat aku dan rian berkendara menyusuri Jalan Poros Sejauh 240 kilometer Dari kota Balikpapan menuju ke Kota Bontang.
Di kota ini aku Bertemu dengan lingkungan baru.
Bertemu dengan teman baru.
Dan hal yang tak pernah kubayangkan ternyata juga kualami di kota ini.
Akulah sang wakil janji itu.
Akankah semuanya akan berakhir disini???
Quote:
Quote:
Quote:
Diubah oleh dudatamvan88 25-11-2017 00:14
vanpad dan 39 lainnya memberi reputasi
40
949K
4.1K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dudatamvan88
#1430
MALAM PENCARIAN (PART II)
Quote:
"Nah jaaaaaan.. Ga aktip??" aku mengumpat sendiri di dalam hati.
Entah apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku benar - benar bingung harus meminta pertolongan pada siapa.
Sejenak aku memberanikan diri untuk kembali membuka pintu kamar.
Suara jangkrik saling bersahutan menyambut saat aku melangkahkan kaki keluar.
"Sepi" gumanku saat melihat kesekitar jalan yang gelap.
Sebisa mungkin aku mencoba untuk tenang dan menutup pintu rolingdor perlahan agar suaranya tak memecah keheningan.
kkrrreeeeeeek
Aku sengaja tidak menutup seluruh pintu untuk menunggu pak fikri sambil menyalakan televisi.
10 menit sedah berlalu dengan setiap detik yang berjalan teramat sangat lambat.
"NDRAAAAAA" pak fikri berteriak memanggilku.
Dengan cepat aku langsung membuka pintu roling dor dan melangkah keluar.
Diluar suasana sudah ramai oleh para laki - laki yang dibawa oleh pak fikri.
Ada sekitar 15 motor kini telah terparkir dibdepan bengkel tapi wajah - wajah yang ada di depanku sama sekali tak ada yang kukenal.
Aku mencoba memperhatikan sekitaranku mencari pak fikri.
PLAAK
"Kamu ndra??" ujar suara yang tidak begitu asing sesaat setelah dia menepuk pundakku.
"Andri??" ujarku bingung saat melihat pria yang berdiri dihadapanku sekarang adalah temanku saat bekerja di censow dulu. "Kamu ngapain??" lanjutku berbasa - basi.
"Loh.. Kan rumahku disekitar sini" ujar andri sekenanya.
Kami sedikit mengobrol menanyakan kabar masing - masing dan aku mengetahui sekarang dia bekerja di salah satu perusahaan tambang batu bara yang terletak tak jauh dari sini.
Andri menanyakan tentang kronologi ketika aji menghilang saat beberapa temanya menghampiri kami. Dan aku pun menjelaskan dari awal aji menghilang hingga pencarianku bersama pak fikri.
"Ndraaaa.. Sini" ujar pak fikri memanggilku untuk mengahampirinya yang sedang mengobrol bersama beberapa orang lelaki yang kutebak mereka seumuran.
"Kenalin ini pak rt *******" ujarnya saat aku menghampirinya.
Aku menjulurkan tangan kananku untuk bersalaman denganya.
Setelah beberapa saat kemudian kami semua sepakat mencari Aji kedalam rumah itu.
Cara masuknya belum difikirkan karena kami semua disini tak ada yang memiliki kunci rumah walet itu.
"Kamu ada tangga ndra?? Kita masuk dari celah belakang itu" ujar pak fikri memecah keheningan.
"Ada tangga aluminium dibelakang pak. Bentar saya ambil" ujarku melangkah masuk ke bengkel dan diikuti oleh andri.
"Waktu itu pak samii.." ujar andri tiba - tiba terputus saat aku mengangkat tangga.
"Kenapa pak sami ndri??" ujarku sedikit penasaran.
"Ah engga ndra.. Lupain aja.. Ayok kita kedepan" jawabnya tanpa meneruskan kata - katanya yang tadi.
Aku mencoba mengerti. Mungkin memang belum saatnya aku mengetahuinya. Dan mencoba tidak mengkepoi lebih lanjut.
GREEKKbunyi yang cukup nyaring saat tangga aluminium beradu dengan dinding.
"Naik ndra" ujar pak Rt saat aku selesai meletakkan tangga.
"Engga pak.. Ga berani saya" ujarku lesu.
Suasana ramai tercipta saat kami yang berkumpul disini saling tunjuk agar salah seorang dari kami untuk masuk pertama kedalam.
Yang tua menunjuk yang muda dan yang muda pun juga menunjuk yang tua dan sama sekali tak ada yang mau mengalah.
Hingga akhirnya pak RT menengahi dan menunjuk salah satu teman andri yang tadi sempat mengobrol denganku.
"Danu.. Kamu masuk.. Nanti kalian juga.. Saya sama bapak - bapak yang lain jaga disini sama didepan" ujarnya dengan nada bijaksana.
"Memang umur. Jabatan dan senioritas selalu menang" gerutuku dalam hati.
Dimulai dari danu dan diikuti oleh aku. Andri dan yang lainya berjumlah sekitar 10 orang yang mendapat jatah untuk masuk kedalam dan yang lainya memantau situasi dari luar.
Suasana lembab dan gelap menyambutku saat aku memasuki rumah walet yang angker ini.
Dengan dibantu oleh cahaya senter yang dibawa oleh sebagian dari kami untuk menerangi suasana benar - benar menjadi sangat mencekam.
Sekilas aku melihat balok kayu yang tertancap disisi dekat tangga.
Melihatnya dari dekat benar - benar membuatku merinding saat mengingat mimpi saat aku melihatnya pertama kalinya dari jendela.
"Naik??" ujar danu sambil mengarahkan cahaya senternya kearah tangga.
"Iya" ujar andri yang langsung melangkah untuk menaiki tangga dan diikuti beriringan oleh kami.
heeeeeeeeee..
Suara anak perempuan yang terdengar familiar terdengar pelan ditelingaku hingga membuat tubuhku kaku dan berkeringat dingin.
Tapi aku rasa yang lain tidak mendengarnya karena mereka tetap melanjutkan langkah mereka tanpa menengok kebelakang.
Bingung antara menoleh dan tidak aku memandangi langkah dan cahaya lampu senter yang semakin meninggalkanku.
Glek
Aku menelan ludah saat memberanikan diri untuk menengok ke belakang.
Kosong dan gelap.
"Ga ada apa - apa" ujarku dalam hati sambil mengkuti yang lain ke atas.
DEG
Seketika tubuku tersentak saat tiba - tiba dihadapanku berdiri sesosok gadis kecil dengan rongga mata yang kosong dan mengeluarkan darah.
Dia berdiri tepat dihapanku hingga membuatku terkejut dan terpeleset dari tangga.
BRUUUGGGGHH
"Aaaakkkkhhhh" erangku saat kepalaku membentur balok kayu yang tertancap disisi dekat bawah tangga.
"Ndraaaaaaaa.. Kamu kenapa??" ujar andri sambil berlari menghampiriku.
"Engga papa.. Kepeleset" ujarku pelan sambil memegangi kepalaku.
"Basah kok??" gumanku saat memegangi kepalaku karena merasakan ada sesuatu yang membasahi keningku.
"Ndraa.. Kamu berdarah" ujar andri sedikit panik.
"Darah??" ujarku sambil melihat tanganku yang kini merah karena darah yang mengalir dari kepalaku.
"Darah" ujarku lemas dan semakin lemas.
Seketika suasana menjadi gelap gulita.
•••••••••••••••••••
"Kok terang?? Gw dimana??" tanyaku bingung saat baru tersadar dari tidur atau mungkin lebih tepatnya pingsan. 'Ajii??" ujarku kaget setengah mati saat melihat aji duduh disudut ruangan yang sama denganku.
"Udah bangun kamu ndra??" tanyanya seperti tidak pernah terjadi apa - apa.
"Yang harusnya tanya tu aku.. Kamu tu ngilang kemana?? Repot se RT aku nyariin kamu" ujarku emosi sambil memegangi kepalaku yang masih terasa sakit. "Kita dimana??" lanjutku.
"Maaf ndra.. Aku ga kuat tadi.. Aku pingsan dirumah itu.. Kita dikamarmu" jawab aji dengan tatapan kosong mengarah ke dinding.
"Kamarku??" ujarku bingung sambil melihatvke sekitarku dan baru aku sadari memang aku berada dikamarku.
"Udah bangun ndra??" ujar andri yang baru memasuki kamar.
"Iya ndri.. Makasih ya" ujarku.
Andri menceritakan jika mereka menemukan aji tergeletak pingsan dilantai atas bangunan rumah walet itu sesaat setelah mengeluarkanku yang tidak sadarkan diri mereka melanjutkan pencarian.
"Udah pada pulang semua ndra.. Aku temani kalian disini aja ya.. Biar kalian ga ngelakuin hal yang aneh - aneh lagi" ujar andri sambil menyalakan sebatang rokok.
"Iya ndri.. Makasih banyak" jawabku lemas.
Tapi ada yang aneh dari aji. Tak biasanya dia sependiam ini.
Dan lebih lagi dia hanya menatap dinding dengan tatapan kosong.
"Oh iya ndri.. Tadi kamu mau ngomong pak sami kan?? Kenapa emangnya??" ujarku memecah suasana saat suasana saling diam menghinggapi kami bertiga dan sontak aji langsung mengarahkan pandanganya kepadaku dan andri.
"Jangan malem ini ndra.. Suasananya lagi ga enak" ujar andri lesu.
"Kamu kenal pak sami??" ujar aji penuh selidik pada andri.
"Andri ini temanku pas kerja di censow dulu ji" ujarku memberi penjelasan pada aji yang terlihat sangat penasaran.
"Oooooooooo" guman aji saat mendengar penjelasanku.
"Loh kamu kenal juga kah??" kini giliran andri balik bertamya pada aji.
"Iya.. Kenal" jawab aji singkat dan kembali menatap dinding.
"Jam berapa sekarang ndri??" ujarku sambil mencari - cari handphoneku.
"Jam 2 ndra" jawabnya sambil melihat handphonenya.
Malam ini kami bertiga lewati dengan sedikit mengobrol dan lebih banyak diam.
Hingga pada pukul 6 pagi andri pamit untuk pulang dan meninggalkanku berdua dengan aji.
"Aku ga tau gimana caranya ndra. Tapi kita harus ngelepas dia" ujar aji saat kami berdua duduk di teras bengkel.
Suasana pagi menghilangkan semua kengerian yang telah kulewati semalam. Rasanya benar - benar berbeda.
"Maksud kamu??" ujarku penasaran.
"Tumbal ndra.. Rumah itu rumah tumbal.. Buat naro tumbal" cerocos aji sambil memandangi bangunan kosong yang ada diseberang kami.
"Makin ga paham aku ji" jawabku sambil menghisap rokokku dalam dalam.
Matahari sudah mulai mengintip dari ufuk timur.
Kendaraan yang melintas juga mulai semakin intens melewati kami berdua dengan suara bisingnya.
"Gini ndra.. Kamu coba bayangin.. Orang tua mana yang tega negbunuh dan motong - motong anak kandungnya sendiri dan ditanem disana?? Sebelum dibunuh matanya diambil dan kakinya diremukin dulu sebagai syarat yang diminta iblis sama mereka.." ujar aji yang sontak langsung membuatku tertegun dan tak bisa berkata apa - apa.
"Dia anak kecil ga punya dosa ndra" lanjut aji dan mulai menangis.
"Jaaddi maksud kamu jii??" ujarku terbata - bata.
"Kita harus kuburin dia dengan layak!!" ujar aji dengan nada emosi.
"Sesadis itu kah tumbal??" ujarku lirih.
Diubah oleh dudatamvan88 02-11-2017 15:51
symoel08 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
![DIBALIK JENDELA RUMAH WALET [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/09/30/9887347_201709300850100467.jpg)
![DIBALIK JENDELA RUMAH WALET [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/10/11/9931379_20171011035147.jpg)
![DIBALIK JENDELA RUMAH WALET [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/10/08/9887347_201710080143290163.jpg)