- Beranda
- Stories from the Heart
REN π
...
TS
rendiduck
REN π
ASSALAMUALAIKUM WR. WB.
selamat malam duhai kekasih, sebutlah namaku menjelang tidur mu.
bawalah daku dalam mimpi indahmu dimalam yang dingin sesunyi ini.
lah kok jadi nyanyi sih.
maaf masih newbie banget, ini thread pertamaku.
ceritanya fiksi, ya semoga kalian semua dapat terhibur walau ini hanya fiksi belaka.
selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi nusa dan bangsa.
amin.

Quote:
Original Posted By INDEKS
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
prolog
Aku adalah seorang wanita yang mendambakan hidup bahagia layaknya princess dalam dongeng atau dalam drama korea kesukaanku.
Reyna Arista, nama itu yang akan jadi next princess dalam buku dongengnya. Tapi, nyatanya hidup gak sebercanda itu.
Nyatanya aku hanya seorang wanita biasa yang selalu memimpikan hidup bahagia.
aku percaya atau setiap pertemuanku pasti ada perpisahan dan kesedihan.
itu takdir Tuhan yang terbaik buat aku dan kamu.
Quote:
πpart 1
16:35 WIB
Sore ini hujan turun begitu derasnya.
'Huh, untung saja aku bawa payung.' Gumamku sedikit kesal.
Dimusim hujan seperti ini aku males banget kalau harus kuliah sore gini. Mana dosennya ngajarinnya gak jelas, ngantuk banget deh.
Kubuka payung lipat berwarna pink ini, sebenarnya aku tidak suka dengan hujan. Dinginnya bisa bikin aku bersin-bersin. Ku pakai jaket yang sedari tadi ku simpan didalam tas ku. Pink ? Pasti dong, jaket berwarna pink dan payung berwarna pink. Aku adalah pinkers (pink lovers).
Sore ini aku pulang ke kos dengan berjalan kaki. Kalau sudah jam segini angkutan umum pasti susah, kalau pun ada pasti pada penuh. Berhubung ini adalah jam pulang kerja bagi karyawan yang ada di pabrik roti sebelah kampusku.
'Lumayan jauh juga ya kalau jalan kaki.' Gumamku disepanjang jalan.
'Oke tinggal 1 tekongan lagi.' Kupercepat jalanku.
Sampai di tekongan terakhir kos ku, tiba-tiba saja ada yang memanggil.
'Reeeeeeen, tungguin aku.' Teriak seorang wanita yang sedang berlari kearahku.
'Siapa itu ya.' Gumamku sambil memicingkan sedikit mataku karena pandangan yang kurang jelas akibat hujan.
Wanita itu berlari semakin mendekat kearahku, semakin jelas ku lihat siapa wanita itu. Tapi, aku tidak mengenalinya.
'Ren, kamu mau kemana ?' Teriak wanita itu lagi sambil berlari melewatiku.
'Lah, kok dia terus aja.' Pikirku sambil memalingkan wajahku melihat kemana dia berlari.
Dia berlari terus dan berhenti di belakang seorang pria.
'Loh, itu cowok darimana kok perasaan aku gak ada berpapasan sama dia dijalan tadi.' Pikirku sambil menggaruk kepalaku yang memang gatal karena kebanyakan mikir dari tadi.
'Eh itu, oh nama tuh cowok ren juga yah. Haduh, kamu ini ya rein, didunia ini bukan cuman kamu yang namanya rein.' Pikiranku aneh banget yah sore ini.
Setelah 3 menit dari tekongan terakhir tadi, sampailah aku di kost ku yang hmm berantakan banget kayak kapal pecah.
Aku mandi dan langsung membuat segelas teh hangat, ku raih buku notesku diatas meja dan berjalan menuju balkon.
Sore ini emang berasa aneh bagiku, mood dan pikiranku jadi gak karuan. Aku benci kalau harus pulang dalam keadaan hujan-hujan gini, sepatuku pasti akan kotor. Mana tadi ada cewek yang hujan-hujannya hanya demi cowok aneh yah aku rasa dia aneh. Pertama, kapan dia lewat didepanku kenapa aku bisa gak tau dan tiba-tiba saja dia udah ada dibelakangku. Kedua, dia malah ngasih payung yang dipakainya ke cewek tadi padahal tuh payung muat buat berdua.
Eh itu so sweet loh.
Apanya yang sweet coba, kayak anak abg baru pacaran aja deh. Eiiittttssss, tunggu dulu. Sikap cowok itu tadi dingin banget loh ke itu cewek.
Atau jangan-jangan tuh cowok mayat hidup kali yah.
16:35 WIB
Sore ini hujan turun begitu derasnya.
'Huh, untung saja aku bawa payung.' Gumamku sedikit kesal.
Dimusim hujan seperti ini aku males banget kalau harus kuliah sore gini. Mana dosennya ngajarinnya gak jelas, ngantuk banget deh.
Kubuka payung lipat berwarna pink ini, sebenarnya aku tidak suka dengan hujan. Dinginnya bisa bikin aku bersin-bersin. Ku pakai jaket yang sedari tadi ku simpan didalam tas ku. Pink ? Pasti dong, jaket berwarna pink dan payung berwarna pink. Aku adalah pinkers (pink lovers).
Sore ini aku pulang ke kos dengan berjalan kaki. Kalau sudah jam segini angkutan umum pasti susah, kalau pun ada pasti pada penuh. Berhubung ini adalah jam pulang kerja bagi karyawan yang ada di pabrik roti sebelah kampusku.
'Lumayan jauh juga ya kalau jalan kaki.' Gumamku disepanjang jalan.
'Oke tinggal 1 tekongan lagi.' Kupercepat jalanku.
Sampai di tekongan terakhir kos ku, tiba-tiba saja ada yang memanggil.
'Reeeeeeen, tungguin aku.' Teriak seorang wanita yang sedang berlari kearahku.
'Siapa itu ya.' Gumamku sambil memicingkan sedikit mataku karena pandangan yang kurang jelas akibat hujan.
Wanita itu berlari semakin mendekat kearahku, semakin jelas ku lihat siapa wanita itu. Tapi, aku tidak mengenalinya.
'Ren, kamu mau kemana ?' Teriak wanita itu lagi sambil berlari melewatiku.
'Lah, kok dia terus aja.' Pikirku sambil memalingkan wajahku melihat kemana dia berlari.
Dia berlari terus dan berhenti di belakang seorang pria.
'Loh, itu cowok darimana kok perasaan aku gak ada berpapasan sama dia dijalan tadi.' Pikirku sambil menggaruk kepalaku yang memang gatal karena kebanyakan mikir dari tadi.
'Eh itu, oh nama tuh cowok ren juga yah. Haduh, kamu ini ya rein, didunia ini bukan cuman kamu yang namanya rein.' Pikiranku aneh banget yah sore ini.
Setelah 3 menit dari tekongan terakhir tadi, sampailah aku di kost ku yang hmm berantakan banget kayak kapal pecah.
Aku mandi dan langsung membuat segelas teh hangat, ku raih buku notesku diatas meja dan berjalan menuju balkon.
Sore ini emang berasa aneh bagiku, mood dan pikiranku jadi gak karuan. Aku benci kalau harus pulang dalam keadaan hujan-hujan gini, sepatuku pasti akan kotor. Mana tadi ada cewek yang hujan-hujannya hanya demi cowok aneh yah aku rasa dia aneh. Pertama, kapan dia lewat didepanku kenapa aku bisa gak tau dan tiba-tiba saja dia udah ada dibelakangku. Kedua, dia malah ngasih payung yang dipakainya ke cewek tadi padahal tuh payung muat buat berdua.
Eh itu so sweet loh.
Apanya yang sweet coba, kayak anak abg baru pacaran aja deh. Eiiittttssss, tunggu dulu. Sikap cowok itu tadi dingin banget loh ke itu cewek.
Atau jangan-jangan tuh cowok mayat hidup kali yah.
Diubah oleh rendiduck 16-03-2018 10:48
anasabila memberi reputasi
1
11.6K
Kutip
103
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThreadβ’52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rendiduck
#45
Quote:
πpart 10
'Gimana, reyn ?' Tanya indah antusias begitu melihat aku yang berjalan kearahnya.
'Apanya yang gimana, ndah ?' Tanyaku keheranan.
'Hasilnya ?' Tanya indah balik.
Kapan jawabannya kalau nanya mulu. Hehe
'Oh itu, alhamdulillah positif ndah.' Jawabku santai sambil berjalan menuju pintu kiri mobil.
Indah monoyor kepalaku saat aku lewat didepannya.
Kemudian kami tertawa bersamaan.
------------
'Aku nginep dikost mu ya, reyn.' Ucap indah saat kami sudah sampai di halaman kost ku.
'Iya sayang.' Ucapku selembut mungkin kepadanya.
Aku tahu ada sesuatu yang disembunyikan indah dariku, tapi entah apa itu.
'Aku mandi dulu ya, ndah. Gerah banget seharian diluar.' Ucapku sambil ngambil handuk yang aku gantung di belakang pintu kamarku kemudian masuk kamar mandi.
Sekitar 20 menit, selesai susah aku mandi.
Kulihat indah sedang duduk dibalkon kamarku sambil melamun. Yah dia melamun. Seberat apa masalah yang sedang menimpanya saat ini. Tapi, aku gak berani menanyakannya.
'Mandi sana, ndah. Bauk banget.' Ucapku tiba-tiba sambil memeluk pundaknya dari belakang.
'Kebiasaan ya, reyn. Suka banget ngagetin dari belakang.' Balas indah yang sedikit kesel.
'Kamu aja tuh yang ngelamun dari tadi. Mandi gih sana.' Ucapku sambil memberikan handuk yang ku pakai tadi kepadanya.
'Sok tau kamu, reyn.' Balas indah sambil mengacak-acak rambutku.
'Ih indaaaah, aku baru sisiran loh.' Ucapku kesal.
Indah malah cekikikan masuk ke kamar mandi.
Aku ke dapur buat nyari cemilan, kemudian membuat segelas kopi untukku dan coklat panas untuk indah. Aku tahu indah paling gak bisa minum kopi.
Ku tunggu indah selesai mandi. Sambil menikmati kopi, aku pasang handset ke telingaku dan memutarkan lagu dari hp ku.
'Hayooo lagi mikirin siapa ?' Tanya indah yang baru selesai mandi kemudian dia duduk dikursi sebelahku.
'Mikirin kamu.' Jawabku singkat.
'Mikirin aku atau mikirin si reno ?' Tanya indah sambil tersenyum genit ke aku.
'Reno siapa ?' Tanyaku heran, karena aku gak ngerti siapa yang dimaksud oleh indah.
'Yang tadi loh, reyn.' Jawab indah sambil menyolek daguku.
'Yang mana sih ?' Tanyaku kebingungan karena aku emang gak tau.
'Ya ampun, reyna. Yang tadi nolongin kita dan yang berantem sama kamu tadi di parkiran.' Terang indah ke aku yang emang oneng.
'Oh itu anak nama panjangnya reno. Belagu amat sih pakai disingkat jadi ren segala. Padahal tinggal nambahin o doang.' Balasku yang kembali senewen kalau inget dia.
'Kamu tuh yah, kalau lagi pms gak lihat situasi deh. Marah-marah gak jelas gitu. Bikin malu aja deh, reyn. Apalagi tadi dibioskop, masalah kecil gitu aja kamu sampai segitunya marahin tuh bocah.' Ucap indah.
'Oh jadi menurut kamu, aku malu-maluin ya ?' Tanyaku yang lagi sebel.
'Tuh kan, kamu jadi gampang tersinggung gini. Maaf ya sayang, aku gak pernah malu kok jalan sama kamu.' Ucap indah sambil memelukku dari samping.
'Maafin aku juga ya, ndah. Aku udah gak bisa jaga emosiku kalau lagi pms gini.' Balasku sambil mengelus lembut rambut indah.
Kemudian keadaan menjadi hening seketika. Kami larut dalam pikiran kami masing-masing. Persahabatan ini hanya kami yang bisa merasakannya. Dimana ada tangis, tawa, bahkan gila-gilaan bareng. Gak pernah ada rasa malu ataupun sungkan. Dari hal yang menyenangkan sampai hal yang memalukan selalu kami ceritakan. Tapi, kali ini indah masih diam. Aku tahu, dia enggak berusaha buat nutupin masalahnya dariku. Mungkin dia masih butuh waktu untuk menyimpannya sendiri.
Kembali ku elus lembut rambutnya yang panjang terawat itu.
'Aku selalu disini, kapanpun kamu butuh aku.' Ucapku selembut mungkin.
'Makasih ya, reyn. Aku masih butuh waktu sendiri.' Ucapnya lirih.
Kemudian kami terhanyut lagi dalam pikiran masing-masing.
--------------
Pagi ini aku terbangun karena suara gaduh yang berasal dari dapurku.
Aku terperanjak kaget mendengarnya, aku langsung bangkit dari tempat tidurku dan sedikit berlari menuju dapur.
'Selamat pagi tuan putri. Sarapan udah selesai ini.' Ucap indah sambil mengaduk gelas teh yang ada dihadapannya.
'Eh sejak kapan kamu ada disini ?' Tanyaku kaget karena dia pagi-pagi udah ada di kost ku.
'Lah aku kan nginep disini, reyna. Ih amnesia sama onengnya lagi kumat nih.' Ucap indah sambil menyeruput teh nya.
'Hehe aku lupa, ndah. Lagian pagi-pagi udah berisik sih. Aku kirain tadi ada maling lagi masak nasi goreng.' Jawabku ngasal.
'Cuci muka dulu sana baru sarapan. Tuh aku buatin susu panas.' Ucap indah yang mulai menyendok nasi goreng di piringnya.
'Eh gak dibuatin kopi. Aku ngantuk banget.' Ucapku sambil cemberut.
'Gak boleh sering-sering minum kopi.' Ucap indah yang mulai lahap makannya.
Setelah cuci muka aku langsung duduk di meja makan dan langsung menyantap nasi goreng dan susu yang sudah tidak sepanas tadi tapi masih cukup hangat untuk dinikmatin pagi ini.
'Nanti kita siangan aja ya ke kampus. Masuk jam ketiga aja. Aku males masuk kuliah nya pak untung.' Ucap indah yang masih mengunyah makanannya.
'Iya.' Jawabku singkat.
-----------------
Siang ini sekitar pukul 11 kami sudah tiba dikampus.
Indah langsung menuju ke kelas, sedangkan aku ke perpustakaan. Karena jam kuliah baru mulai nanti pukul 1.
Ku ambil sebuah novel yang kemarin baru aku baca setengah. Aku duduk di tempat favoritku.
Setengah jam aku berhasil membaca novel ini sampai habis. Aku berdiri untuk mengembalikan novel ini ke tempatnya.
Saat aku hendak berjalan menuju rak tempat novel ini berasal, aku melihat seorang pria sedang berdiri sambil melihat-lihat pada deretan novel action.
Sepertinya aku mengenalnya, reno. Dia tampak lebih dewasa dengan kemeja putih dan kacamatanya. Penampilannya lebih rapi kali ini, gak seperti kemaren di mall.
'Eh hai, ren.' Sapaku yang sok ramah.
'Eh hai juga.' Sapanya balik kepadaku dengan wajah sedikit kikuk.
Tumben nih anak kalem, pikirku.
Aku lalu meletakkan novel yang sedari tadi ku pegang. Dan mencari-cari novel yang akan aku baca selanjutnya.
Eh perasaan tadi udah bosen deh, kenapa sekarang jadi betah yah. Hehe
Pikiranku melayang-layang, aku mulai membayangkan yang barusan aku baca tadi di novel. Biasanya kalau seperti ini pasti cowoknya hmmmm
Reno menarik sedikit lenganku dan membalikkan badanku, sehingga aku bersandar pada rak buku yang tadi ada dihadapanku. Reno memiringkan sedikit kepalanya dan mendekatkan wajahnya kewajahku. Semakin dekat sampai aku bisa merasakan hembusannya nafasnya yang lembut dan hangat. Jantungku mulai berdebar tak karuan.
Dan
Cupp
Bibirnya menyentuh bibirku dengan lembut. Namun segera dia lepaskan ciuman itu. Reno menatap mataku, semakin dalam dan mampu membuat jantungku mau copot dari sarangnya.
Dan
Cupp
Dia mengecup kembali bibirku, kali ini semakin dalam dan membuatku semakin nyaman. Pagutan demi pagutan mampu membuatku merasa seakan terbang semakin tinggi.
'Hei.'
'Gimana, reyn ?' Tanya indah antusias begitu melihat aku yang berjalan kearahnya.
'Apanya yang gimana, ndah ?' Tanyaku keheranan.
'Hasilnya ?' Tanya indah balik.
Kapan jawabannya kalau nanya mulu. Hehe
'Oh itu, alhamdulillah positif ndah.' Jawabku santai sambil berjalan menuju pintu kiri mobil.
Indah monoyor kepalaku saat aku lewat didepannya.
Kemudian kami tertawa bersamaan.
------------
'Aku nginep dikost mu ya, reyn.' Ucap indah saat kami sudah sampai di halaman kost ku.
'Iya sayang.' Ucapku selembut mungkin kepadanya.
Aku tahu ada sesuatu yang disembunyikan indah dariku, tapi entah apa itu.
'Aku mandi dulu ya, ndah. Gerah banget seharian diluar.' Ucapku sambil ngambil handuk yang aku gantung di belakang pintu kamarku kemudian masuk kamar mandi.
Sekitar 20 menit, selesai susah aku mandi.
Kulihat indah sedang duduk dibalkon kamarku sambil melamun. Yah dia melamun. Seberat apa masalah yang sedang menimpanya saat ini. Tapi, aku gak berani menanyakannya.
'Mandi sana, ndah. Bauk banget.' Ucapku tiba-tiba sambil memeluk pundaknya dari belakang.
'Kebiasaan ya, reyn. Suka banget ngagetin dari belakang.' Balas indah yang sedikit kesel.
'Kamu aja tuh yang ngelamun dari tadi. Mandi gih sana.' Ucapku sambil memberikan handuk yang ku pakai tadi kepadanya.
'Sok tau kamu, reyn.' Balas indah sambil mengacak-acak rambutku.
'Ih indaaaah, aku baru sisiran loh.' Ucapku kesal.
Indah malah cekikikan masuk ke kamar mandi.
Aku ke dapur buat nyari cemilan, kemudian membuat segelas kopi untukku dan coklat panas untuk indah. Aku tahu indah paling gak bisa minum kopi.
Ku tunggu indah selesai mandi. Sambil menikmati kopi, aku pasang handset ke telingaku dan memutarkan lagu dari hp ku.
'Hayooo lagi mikirin siapa ?' Tanya indah yang baru selesai mandi kemudian dia duduk dikursi sebelahku.
'Mikirin kamu.' Jawabku singkat.
'Mikirin aku atau mikirin si reno ?' Tanya indah sambil tersenyum genit ke aku.
'Reno siapa ?' Tanyaku heran, karena aku gak ngerti siapa yang dimaksud oleh indah.
'Yang tadi loh, reyn.' Jawab indah sambil menyolek daguku.
'Yang mana sih ?' Tanyaku kebingungan karena aku emang gak tau.
'Ya ampun, reyna. Yang tadi nolongin kita dan yang berantem sama kamu tadi di parkiran.' Terang indah ke aku yang emang oneng.
'Oh itu anak nama panjangnya reno. Belagu amat sih pakai disingkat jadi ren segala. Padahal tinggal nambahin o doang.' Balasku yang kembali senewen kalau inget dia.
'Kamu tuh yah, kalau lagi pms gak lihat situasi deh. Marah-marah gak jelas gitu. Bikin malu aja deh, reyn. Apalagi tadi dibioskop, masalah kecil gitu aja kamu sampai segitunya marahin tuh bocah.' Ucap indah.
'Oh jadi menurut kamu, aku malu-maluin ya ?' Tanyaku yang lagi sebel.
'Tuh kan, kamu jadi gampang tersinggung gini. Maaf ya sayang, aku gak pernah malu kok jalan sama kamu.' Ucap indah sambil memelukku dari samping.
'Maafin aku juga ya, ndah. Aku udah gak bisa jaga emosiku kalau lagi pms gini.' Balasku sambil mengelus lembut rambut indah.
Kemudian keadaan menjadi hening seketika. Kami larut dalam pikiran kami masing-masing. Persahabatan ini hanya kami yang bisa merasakannya. Dimana ada tangis, tawa, bahkan gila-gilaan bareng. Gak pernah ada rasa malu ataupun sungkan. Dari hal yang menyenangkan sampai hal yang memalukan selalu kami ceritakan. Tapi, kali ini indah masih diam. Aku tahu, dia enggak berusaha buat nutupin masalahnya dariku. Mungkin dia masih butuh waktu untuk menyimpannya sendiri.
Kembali ku elus lembut rambutnya yang panjang terawat itu.
'Aku selalu disini, kapanpun kamu butuh aku.' Ucapku selembut mungkin.
'Makasih ya, reyn. Aku masih butuh waktu sendiri.' Ucapnya lirih.
Kemudian kami terhanyut lagi dalam pikiran masing-masing.
--------------
Pagi ini aku terbangun karena suara gaduh yang berasal dari dapurku.
Aku terperanjak kaget mendengarnya, aku langsung bangkit dari tempat tidurku dan sedikit berlari menuju dapur.
'Selamat pagi tuan putri. Sarapan udah selesai ini.' Ucap indah sambil mengaduk gelas teh yang ada dihadapannya.
'Eh sejak kapan kamu ada disini ?' Tanyaku kaget karena dia pagi-pagi udah ada di kost ku.
'Lah aku kan nginep disini, reyna. Ih amnesia sama onengnya lagi kumat nih.' Ucap indah sambil menyeruput teh nya.
'Hehe aku lupa, ndah. Lagian pagi-pagi udah berisik sih. Aku kirain tadi ada maling lagi masak nasi goreng.' Jawabku ngasal.
'Cuci muka dulu sana baru sarapan. Tuh aku buatin susu panas.' Ucap indah yang mulai menyendok nasi goreng di piringnya.
'Eh gak dibuatin kopi. Aku ngantuk banget.' Ucapku sambil cemberut.
'Gak boleh sering-sering minum kopi.' Ucap indah yang mulai lahap makannya.
Setelah cuci muka aku langsung duduk di meja makan dan langsung menyantap nasi goreng dan susu yang sudah tidak sepanas tadi tapi masih cukup hangat untuk dinikmatin pagi ini.
'Nanti kita siangan aja ya ke kampus. Masuk jam ketiga aja. Aku males masuk kuliah nya pak untung.' Ucap indah yang masih mengunyah makanannya.
'Iya.' Jawabku singkat.
-----------------
Siang ini sekitar pukul 11 kami sudah tiba dikampus.
Indah langsung menuju ke kelas, sedangkan aku ke perpustakaan. Karena jam kuliah baru mulai nanti pukul 1.
Ku ambil sebuah novel yang kemarin baru aku baca setengah. Aku duduk di tempat favoritku.
Setengah jam aku berhasil membaca novel ini sampai habis. Aku berdiri untuk mengembalikan novel ini ke tempatnya.
Saat aku hendak berjalan menuju rak tempat novel ini berasal, aku melihat seorang pria sedang berdiri sambil melihat-lihat pada deretan novel action.
Sepertinya aku mengenalnya, reno. Dia tampak lebih dewasa dengan kemeja putih dan kacamatanya. Penampilannya lebih rapi kali ini, gak seperti kemaren di mall.
'Eh hai, ren.' Sapaku yang sok ramah.
'Eh hai juga.' Sapanya balik kepadaku dengan wajah sedikit kikuk.
Tumben nih anak kalem, pikirku.
Aku lalu meletakkan novel yang sedari tadi ku pegang. Dan mencari-cari novel yang akan aku baca selanjutnya.
Eh perasaan tadi udah bosen deh, kenapa sekarang jadi betah yah. Hehe
Pikiranku melayang-layang, aku mulai membayangkan yang barusan aku baca tadi di novel. Biasanya kalau seperti ini pasti cowoknya hmmmm
Reno menarik sedikit lenganku dan membalikkan badanku, sehingga aku bersandar pada rak buku yang tadi ada dihadapanku. Reno memiringkan sedikit kepalanya dan mendekatkan wajahnya kewajahku. Semakin dekat sampai aku bisa merasakan hembusannya nafasnya yang lembut dan hangat. Jantungku mulai berdebar tak karuan.
Dan
Cupp
Bibirnya menyentuh bibirku dengan lembut. Namun segera dia lepaskan ciuman itu. Reno menatap mataku, semakin dalam dan mampu membuat jantungku mau copot dari sarangnya.
Dan
Cupp
Dia mengecup kembali bibirku, kali ini semakin dalam dan membuatku semakin nyaman. Pagutan demi pagutan mampu membuatku merasa seakan terbang semakin tinggi.
'Hei.'
0
Kutip
Balas