Pembalasan Dendam...

Senin paginya, gw merasa sedikit malas mengerjakan pekerjaan yang mulai menumpuk.. Tiap akhir bulan, gw harus melaporkan keuangan kantor.. Ini yang menjadi salah satu alasan kenapa gw telat apdet di akhir bulan, bree..

Tiba-tiba, Pak Rudi datang dan mengejutkan gw yang sedang menaikkan kedua kaki di atas meja kerja, dengan posisi kedua tangan menyanggah kepala yang bersandar di atas bangku..

“Dek Imam.. Saya tadi lihat mobil yang waktu itu nyerempet motor saya”Ucap Pak Rudi yang langsung membuat gw tersadar dari lamunan..

“Ehh, mobil apaan pak?” Tanya gw yang sempat terkejut..

Pak Rudi menggeser bangku kosong milik Pak Soni, salah satu staff senior yang hari ini tidak masuk..

“Itu loh, mobil yang nyerempet motor saya sewaktu memboncengi Almarhum bapak kamu, Dek” Ucap Pak Rudi yang membuat gw membelalakan kedua mata..

“Bapak serius, dimana bapak lihatnya, Pak?” Tanya gw sangat antusias..

“Kemarin, Dek.. Pas saya sama istri mau kondangan di rumah saudara, mobil itu sedang parkir di dekar rumah saudara saya.. Tapi sayangnya, setelah saya kembali untuk memastikan, mobil itu sudah pergi” Jawab Pak Rudi..

Gw terpaksa menelan ludah sendiri begitu mendengar perkataan beliau.. Awalnya gw sangat bersemangat karena memang sudah lama gw menanti kabar seperti ini, namun pernyataan akhir Pak Rudi, membuat semua semangat gw mengendur kembali..

“Kenapa sampai sekarang pihak kepolisian belum memberi kabar apapun ya, Pak?” Tanya gw sambil menatap kosong ke foto Alm. Ayah yang sengaja gw letakkan di atas meja kerja, sebagai penyemangat dikala lemah..

“Mungkin masih dalam tahap penyelidikan, Dek.. Kita berprasangka baik saja dengan aparat.. Saya yakin, mereka tidak akan tebang pilih dalam menegakkan hukum” Ucap Pak Rudi yang sedikit membuat gw tenang..

“Ya sudah, kamu lanjutkan saja kerjanya.. Saya mau pesan kopi ke si Budi, kamu mao ga biar sekalian saya pesankan, Dek” Tawar Pak Rudi sambil bangkit dari tempat duduk Pak Soni..

“Boleh deh, Pak.. Saya mau kopi susu aja” Jawab gw yang memang membutuhkan kopi untuk membuat kedua mata ini tegar..

Jam dinding di ruangan kerja gw, sudah menunjukkan pukul 4 sore.. Pekerjaan gw masih tersisa sedikit, namun penunjuk waktu itu, seakan menyuruh semua staff untuk bergegas pulang.. Segera gw merapihkan meja dari tumpukan berkas, berniat untuk kuliah karena malam ini ada quis..

Dikampus, gw sempat melihat sosok Reinata yang sedang bercanda dengan teman-teman perempuannya.. Gw sengaja ingin menghampirinya, tapi masih ada beberapa meter jarak tersisa, gadis itu sudah melirik tajam ke arah gw, dan segera meninggalkan tempat ngobrol mereka..

Gw menghela nafas mendapat reaksi demikian.. Sepertiya Reinata benar-benar tidak mau melihat wajah gw lagi.. Entah bagaimana dengan reaksi Carla nanti, nampaknya akan serupa dengan Rei.. Semua salah gw memang, yang membuat mereka berharap lebih, meski sama sekali tidak ada maksud gw untuk ke arah itu..

Quis di malam ini gw lewati dengan perasaan bercampur aduk, teringat akan kalimat Pak Rudi dan mendapat reaksi tidak mengenakkan dari Rei.. Untungnya di mata kuliah terakhir, dosen yang mengajar sedang berhalangan.. Nasib baik sedikit berpihak ke gw..

Dengan sedikit cepat, gw melajukan motor untuk kembali ke rumah.. Perut yang keroncongan menjadi penyebabnya.. Sebenarnya, di kampus tadi gw sempat makan batagor, tapi yang nama nya perut orang Indonesia, belum makan nasi, sama saja dengan belum makan, meski perut sudah terisi berbagai cemilan..

Masakan Ibu yang sudah di hangat kan langsung membuat kenyang perut gw.. Sebatang rokok dan Sekar, menemani waktu jeda sebelum tidur.. Hp yang ada di genggaman mulai gw sentuh layarnya.. Ada pesan WA dari Rio yang menanyakan kabar gw dan keluarga..

Oh iya, gw belum sempat menceritakan tentang keempat sahabat baik, selepas kami semua lulus dari SMA.. Rendi kuliah di Bandung dan tinggal bersama neneknya, sedangkan Joni dan Mail kuliah di tempat berbeda, masih di Jakarta.. Nah, Rio si kambing item ternyata memilih untuk menjadi anggota TNI, dan luar biasanya dia lulus.. Sekarang Rio sedang menempuh pendidikan di Sekolah Calon Bintara (Secaba).. Keren juga si kambing..

Setelah membalas beberapa pesan dari Rio, terlintas di benak gw untuk membuat pesan permintaan maaf untuk Carla dan Reinita.. Bagaimana pun juga gw harus menjelaskan mereka tentang kesalah fahaman yang terjadi.. Dua buah pesan gw kirim ke kedua gadis tersebut.. Isinya ya itu tadi, permohonan maaf gw..

Dua tanda centang yang berubah biru terlihat pada pesan untuk Carla.. Gadis itu membaca nya ternyata.. Tidak ada tanda-tanda dia sedang menulis pesan sebagai jawaban.. Sementara, pesan gw untuk Reinita hanya ceklis satu saja.. Mungkin hp nya sedang low, atau kehabisan paket atau juga nomer gw di blokir oleh gadis itu..

Sebatang lagi rokok gw bakar, sementara Sekar terdengar bersenandung tembang kuno yang sama sekali gw tidak paham akan artinya.. Selendang emas dan rambut hitam nya yang panjang, terlihat bergerak-gerak tertiup angin malam yang mulai kencang.. Langit nampak gelap tanpa cahaya bulan dan bintang, sepertinya malam ini akan turun hujan..

Entah mengapa tangan gw membuka aplikasi FB dan mengetik nama Anggie di kolom pencarian.. Sudah sejak kelas 1 SMA, gw menonaktifkan akun FB, karena sempat di stalker oleh seorang laki-laki yang sepertinya maho.. Merinding disko gw kalo inget tuh anjay..

Nama Anggie muncul dan menampilkan beberapa akun dengan nama serupa atau yang mirip, dan ada satu akun yang foto profilnya menampilkan wajah kami berdua.. Segera gw buka akun Fb nya Anggie dan membaca statusnya yang terakhir.. Yang mengutip lirik salah satu lagu favoritnya Everytime dari Britney Spears..

Notice me, take my hand (Pandanglah aku, peganglah tanganku)
Why are we strangers when (Kenapa kita menjadi tidak saling kenal seketika)
Our love is strong (Cinta kita sangat kuat)
Why carry on without me (Kenapa kamu melanjutkan hidup tanpaku)

Everytime I try to fly, I fall (Setiap kali aku mencoba terbang, aku jatuh)
Without my wings, I feel so small (Tanpa sayapku, aku merasa sangat kecil)
I guess I need you, baby (Aku pikir aku butuh dirimu, kasih)

And everytime I see you in my dreams (Dan setiap kali aku lihat kamu di mimpiku)
I see your face, it's haunting me (Aku melihat wajahmu, wajahmu menghantuiku)
I guess I need you, baby (Aku pikir aku membutuhkanmu, kasih)

I make believe that you are here (Aku bayangkan kamu ada di sini)
It's the only way I see clear (Cuma itu caraku untuk melihat dengan jelas)
What have I done (Apa yang telah aku lakukan)
You seem to move on easy (Kamu pergi dengan mudahnya)

I may have made it rain (Mungkin aku telah sebabkan hujan)
Please forgive me (Maafkanlah aku)
My weakness caused you pain (Kelemahanku telah memberimu luka)
And this song's my sorry (Dan lagu ini adalah perkataan maafku)

At night I pray (Di malam hari aku berdoa)
That soon your face will fade away (Agar wajahmu cepat berlalu)

Everytime I try to fly, I fall
Setiap kali aku mencoba terbang, aku jatuh

Without my wings, I feel so small
Tanpa sayapku, aku merasa sangat kecil

I guess I need you, baby (Aku pikir aku butuh dirimu, kasih)

Tak terasa airmata gw menetes begitu selesai membaca status FB Anggie..

“Yaa Allah..” Ucap gw lirih sambil mengucek kedua mata..

Sekar yang sedang duduk di atas teras, segera melayang mendekat..

“Mengapa kau menangis, Kang Mas?” Tanya Sekar sambil menatap wajah gw..

Gw tersenyum sambil menggelengkan kepala dan menatap ke layar hp yang sudah gelap..

“Tidak apa-apa, Sekar.. Aku hanya tiba-tiba rindu Almarhum Ayah” Jawab gw berbohong..

“Sudahlah, Kang Mas.. Ayah mu saat ini pasti sangat bangga akan perubahan mu dari seorang anak laki-laki yang sembrono, menjadi sosok laki-laki dewasa yang bertanggung jawab” Ucap Sekar mencoba menghibur..

Sebuah senyuman kembali tersungging di wajahn gw mendengar kalimat dari Sekar barusan..

“Sebagai Jin, kau cukup pandai menghibur ku, Sekar.. Terima kasih.. Aku sempat memikirkan ucapan salah satu teman ku di kantor” Ucap gw yang sempat terhenti karena hujan mulai turun..

“Ucapan tentang apa, Kang Mas?” Tanya Sekar penasaran..

Gw mulai menceritakan soal perkataan Pak Rudi tadi siang di kantor.. Sekar mendengarkan dengan seksama sambil sesekali memainkan rambutnya yang panjang tergerai..

“Jika kau mau, aku bisa menggunakan Ajian Puter Angen untuk melihat ingatan teman mu, Kang Mas.. Lebih baik malam ini, saat ia sedang tertidur pulas” Saran Sekar yang langsung membuat gw terkejut..

“Benarkah, Sekar?” Tanya gw penuh harap..

Sekar mengangguk sambil tersenyum..

Gw langsung tersenyum lebar mengetahui Sekar bisa menggunakan Ajian Puter Angen untuk melihat ingatan Pak Rudi.. Jadi gw bisa tahu siapa yang menyerempet motornya dan menyebabkan Ayah meninggal.. Tapi gw mendadak termenung mengingat gw tidak tahu rumah Pak Rudi..

“Mengapa kau terdiam, Kang Mas?” Tanya Sekar yang heran melihat gw seperti kehilangan semangat..

“Aku tidak tahu alamat rumahnya, Sekar.. Tapi tunggu, aku punya foto nya” Jawab gw sambil menyalakan Hp kembali dan membuka daftar kontak di WA..

“Kau bisa mencari keberadaan teman ku, hanya dengan melihat foto nya, kan?” Tanya gw seraya memperlihatkan foto Pak Rudi bersama istri nya pada profil Wa..

Sekar mengangguk lalu mulai memejamkan kedua mata setelah melihat foto Pak Rudi.. Kedua bibirnya yang mungil terlihat bergerak-gerak seperti membaca sesuatu.. Tak berapa lama, Sekar membuka kedua mata nya sambil tersenyum..

“Aku tahu dimana teman mu berada, Kang Mas.. Segera lah masuk ke kamar dan gunakan ajian Meraga Sukma” Perintah Sekar..

Tanpa pikir panjang gw langsung menuju kamar setelah terlebih dahulu mengunci pintu utama.. Bayu Barata sengaja gw panggil untuk menjaga raga kosong gw, saat menggunakan Ajian Meraga Sukma..

Setelah mengunci pintu kamar, gw segera membaringkan tubuh di atas tempat tidur.. Tak butuh waktu lama, sukma gw terasa tersedot ke atas meninggalkan raga yang nampak seperti sedang tertidur.. Bayu Barata mengangguk pertanda ia sudah siap menjaga raga gw..

Langsung gw melesat menembus dinding kamar, terus menuju ke luar.. Diteras, Sekar tersenyum lalu melesat disusul sukma gw yang melayang di sampingnya..

“Terus ikuti aku, Kang Mas” Perintah Sekar yang langsung gw balas dengan anggukan kepala..

Tetes-tetes air hujan terlihat turun menembus sukma gw dan Sekar yang masih melayang.. Di bawah, ada beberapa penampakan Jin jahil yang gemar menakuti manusia..

Tak berapa lama, Sekar mulai melambatkan kecepatan melesatnya dan perlahan turun menuju sebuah rumah.. Gw mengikuti Sekar tak jauh di belakang.. Di depan sebuah rumah cukup besar berwarna cat putih, dengan banyak tanaman hias di pekarangannya, kami berdua menapakkan kaki yang sebenarnya tak menapak..

“Aku merasakan aura teman mu berada di dalam, lekas kita masuk, Kang Mas” Ajak Sekar yang perlahan mulai melayang masuk menembus pintu rumah tersebut..

Dua kali sukma gw memasuki kamar berbeda yang sepertinya milik anak Pak Rudi, hingga akhirnya gw menemukan sosok Pak Rudi sedang tertidur pulas bersama istrinya di sebuah kamar paling ujung..

"Aku akan menyirep mereka, agar tetap tertidur pulas, sebelum aku gunakan Ajiaan Puter Angen, Kang Mas” Ucap Sekar yang mulai menggosokkan kedua tangannya..

Sebuah asap putih tipis keluar dari telapak tangan Jin penjaga gw itu, lalu dengan lembut ia meniupkan asap tersebut ke wajah istri dan Pak Rudi sendiri..

“Apakah tidak ada efek samping bagi pikiran Pak Rudi dan istrinya, saat kau menggunakan Ajian Puter Angen, Sekar?” Tanya gw begitu ingat perintah Jin Penjaga itu ke gw untuk menjauh saat ia membalikkan Ajian Puter Angen pada Ridho tempo hari..

“Tenanglah, Kang Mas.. Ajian Puter Angen yang aku akan gunakan kali ini, adalah yang terendah dari tingkatannya, hawa nya pun tidak kuat.. Mungkin esok hari kedua orang ini hanya akan merasa pusing sebentar, setelah mereka bangun tidur” Jawab Sekar yang membuat gw lebih tenang..

Kemudian, Jin Penjaga gw itu mulai memegang kepala Pak Rudi dengan kedua mata terpejam dan mulut yang berkomat-kamit.. Sejenak, Pak Rudi terdengar mendengkur cukup keras.. Kira-kira 5 menit kemudian, Sekar melepaskan pegangan kedua telapak tangannya, di kepala salah satu rekan kerja gw di kantor itu, lalu melayang sambil tersenyum menghampiri gw..

“Sudah selesai, Kang Mas.. Mari kita pulang, kau harus segera istirahat” Saran Sekar Kencana..