beanilla93Avatar border
TS
beanilla93
Vanilla
Hai agan-sis semua.
Setelah sering jadi silent reader, kayanya asik juga kalau saya mencoba share cerita juga.

Cerita ini 'based on true story'. Tapi ya mungkin dengan sedikit modifikasi. hehehe

Tapi kalo cerita ini bukan selera agan-sis, atau agan-sis merasa ceritanya aneh,
And you feel like you can't stand to read it anymore silahkan cari cerita lain.
Nggak usah sumpah serapah ya.
Karna buat saya mereka yg sumpah serapah itu, pikirannya sempit, kosa katanya terbatas.
Bingung mau komentar apa, ujungnya malah ngata-ngatain emoticon-Lempar Bata

Comment, critics and question allowed ya emoticon-Big Kiss

Spoiler for Prolog:


Indeks :
Part 1. Prolog
Part 2. Selected memories

Part 3. MY hero
Part 4. His journey
Part 5. Restriction
Part 6. The results

Part 7. First year
Part 8. We're classmate!
Part 9. The class president
Part 10. Embarrassing youth - intermezzo
Part 11. Wrong thought?
Part 12. Boom!
Part 13. Aftereffects
Part 14. "Manner maketh man"
Part 15. Reunion
Part 16. Let it loose
Part 17. Those shoulders
Part 18. The sunrise
Part 19. Present
Part 20. Year 7th

Part 21. Tom and jerry
Part 22. Crown Prince
Part 23. Amnesia
Part 24. "Okay, let's do that"
Part 25. Jalan belakang(back street)
Part 26. The castle
Part 27. Story about a long night
Part 28. The storm
Part 29. War
Part 30. Gotcha!
Part 31. End

Part 32. Abege
Part 33. Story of nasi goreng
Part 34. The reason behind cold martabak
Part 35. He knew it(all the time!)
Part 36. The betrayal
Part 37. Revealing the truth
Diubah oleh beanilla93 16-03-2018 06:46
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
20.1K
182
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
beanilla93Avatar border
TS
beanilla93
#64
Part 16. Azka - 9

Tepat jam 6 subuh, kami tiba di tujuan pertama di kota Malam ini.
Sebuah waduk, salah satu tempat yang di gembar-gemborkan 'sangat instagram-able' oleh para perencana perjalanan kami hari ini. Mereka bahkan sudah mengirim portofolio contoh foto yang diambil di tempat tersebut. Terlepas dari skill teman-teman kami yang memang pintar dalam mengambil gambar, tempat tersebut memang terlihat bagus. Dengan background pemandangan waduk yang terlihat sedang penuh volume airnya. Dan matahari yang terlihat mengintip pelan dan seolah keluar dari dalam waduk, memberikan semburat jingga yang sangat cantik.

Sayangnya saat kami datang, keadaan waduk sedang sangat surut. Kami bahkan bisa turun dan masuk ke dalam waduk tersebut.

Rupanya alam sedang menguji kesabaran kami.

Karena saat kami mengunjungi tempat selanjutnya, ternyata kembali jauh dari ekspektasi kami. Tempat yang pada saat presentasi beberapa bulan yang lalu terlihat sangat bagus. Walaupun sebenarnya hanya sebuah jalan menanjak menuju pegunungan. Di foto yang diperlihatkan pada ku dan Nana, cuacanya sedang sangat sejuk. Didukung jalanan yang sepi, berfoto di tengah jalan yang dinanungi pepohonan dari tebing di sebelah kiri jalannya saja terlihat sangat bagus dan estetis.

Sedang kenyataannya, saat itu kami datang pada musim panas yang lumayan terik. Jangankan untuk berpose. Untuk membuka mata dengan normal saja rasanya sangat sulit, saking silaunya.

Akhirnya kami membatalkan sesi wisata alam, dan memutuskan untuk kembali saja ke kota. Sambil berisitirahat, dan menunggu sore datang untuk menjalankan rencana berikutnya.

Saat sore datang, kami tidak lagi menggunakan mobil. Melihat cuaca yang sudah mulai sejuk, kami pun memutuskan untuk berkendara menggunakan roda dua saja.
Saat ini aku dan Nana sedang duduk di sebuah warung makan yang tepat berada di seberang tempat kami menginap. Tony, Langga, dan Nanto yang sebelumnya sama-sama beristirahat di kost Langga sudah tiba. Kami tinggal menunggu Azka yang memang memutuskan pulang ke kontrakannya sendiri tadi siang.
Tony akan dibonceng oleh Nanto, dan Nana dibonceng oleh Langga menggunakan sepeda motor mereka masing-masing. Sedangkan nasibku masih menggantung, karena sepeda motor milik Azka adalah sebuah sepeda motor jadul yang joknya tidak akan muat diduduki oleh dua orang. Kecuali aku duduk di depan, di tangki sepeda motor, yang mungkin saja terjadi andai aku lebih muda 10 tahun. Azka pun menolak dengan keras ketika teman-temanku mengusulkan Azka menggunakan motor tersebut.

Setelah ditunggu-tunggu, akhirnya Azka datang. Syukurnya dengan sebuah sepeda motor yang jok belakangnya mampu menampung aku duduk di belakangnya.
Kami pun mulai menaiki kendaraan masing-masing.

Sambil tersenyum penuh arti, aku pun menerima helm yang disodorkan oleh Azka padaku.

V : Nyolong motor dimana?
A : Di kantor polisi juga abang colong motornya demi bonceng neng Vanilla mah.

"Pinjem siapa?" kataku tanpa menggubris gombalan Azka.

A : Hehehe, pinjam temen di kontrakan.
V : Kirain gue bakal nonton tv aja di penginapan.
A : Kalo mau nonton tv mah di rumah aja neng...
V : Abis kayanya lo ngga rela banget motor kesayangan lo dipake boncengan sama gue.
A : Bukan gitu.... Sekarang tu cuacanya lagi ngga menentu. Suka hujan mendadak. Nah, itu motor kan ngga ada mudguardnya. Kalo gue boncengin lo, lumpurnya bakal nemplok di lo semua Vanilla.
V : .... Cih, sok manis banget. Ngeselin.
A : Hah? Bilang apa?
V : Makasih ya Azka.
A : Peluk dong biar enak.

'tak!' aku pun hanya membalas permintaan Azka dengan memukul pelan helm nya.

'Jangan khilaf Vanilla. Jangan khilaffff.......' - Vanilla

Setelah puas berkeliling di sebuah tempat wisata, kami pun mengarahkan tujuan kami kembali ke kota untuk membersihkan diri sebelum makan malam, sekaligus bertemu dengan Jaya yang baru saja pulang dari tugas jaganya di rumah sakit.

A : Kita lewat jalan lain aja ya? Misah sama yang lain?
V : Lah, kenapa?
A : Ngga papa, misah aja. Cape di 'cie-cie' in sama anak-anak.

Ucap Azka dalam perjalanan kembali ke penginapan. Aku pun hanya menganggukkan kepalaku, setelah meletakkan wajahku di bahu sebelah kanannya, dan melingkarkan tanganku di pinggang Azka. Sesuatu yang sebenarnya sudah hendak ku lakukan dari sebelumnya. Azka pun terlihat sedikit tersentak dengan apa yang aku lakukan, tapi aku dapat menangkap senyuman di wajahnya yang terpantul pada spion sepeda motornya.

A : Dari tadi kek...
V : Males. Ngga pelukan aja di 'cie-cie'in. Kalo ngeliat kita kaya gini, bisa lebih gila lagi mereka. Padahal dari tadi sore juga udah kedinginan.
A : Tumben, biasanya juga cuek. Ahahah
V : Lagi males aja. Cukup di 'cie-cie'in sama hati sendiri aja. Biar ngga baper.

Azka hanya tersenyum sambil mengelus pelan tanganku yang sedang melingkar erat di pinggangnya. Aku pun membiarkan Azka memilih rute lain yang terasa lebih panjang dari sebelumnya. Aku juga membiarkan Azka memperlambat laju sepeda motornya dan mendengarkan semua cerita tentang hidupnya selama tidak bertemu denganku. Azka juga dengan penuh semangat menceritakan tentang rencana nya setelah selesai kuliah.

'Udah susah payah bertahun-tahun nutup cerita tentang kamu pakai titik. Tapi cuma dalam waktu kurang dari sehari, kamu hapus titik itu dan kamu ganti jadi koma lagi. Azka. Tolong jangan bikin aku jatuh lagi...' - Vanilla

Spoiler for fyi about Azka:

Diubah oleh beanilla93 01-11-2017 07:20
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.