juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE(CHAPTER 2)


Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..


Prolog

Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...

Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...

Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)


Diubah oleh juraganpengki 27-12-2017 04:17
anikandarwat965
sampeuk
jeckysatria
jeckysatria dan 42 lainnya memberi reputasi
43
1.1M
4K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#507

Kita Bersaudara, Dho...

“Maafkan kami yang sudah lancang, Nisanak.. Kedatangan kami sama sakali tidak bermaksud buruk” Ucap Sekar sambil mengepalkan kedua tangannya menjadi satu di depan dada..

“Jika, bermaksud baik, mengapa tidak berizin dengan Aku Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Selatan” Kata gadis cantik berpakaian kebaya hijau terang, dengan mahkota perak berukuran kecil di kepalanya..

Sekar nampak sedikit tersinggung mendengar ucapan gadis itu.. Namun gw sempat membisiki nya untuk bersabar, karena memang benar kami sudah memasuki wilayah lain tanpa izin..

“Panggil nama salah satu kekasih mu, Penjaga Gerbang Laut Utara, Kang Mas.. Aku mulai tidak sabar mendengar ocehan wanita itu” Ucap Sekar yang terdengar seperti meledek, sambil melirik jutek ke arah gadis yang merupakan Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Selatan.

Gw yang mendengar ucapan Jin Penjaga gw itu hanya menggelengkan kepala.. Biar kata lagi jones, tapi ga ada sama sekali fikiran buat macarin Jin kek Dewi Arum Kesuma..

Dari arah puluhan tombak di depan, Ridho terlihat sudah mendarat dengan menatap tajam ke arah kami.. Untuk beberapa saat, gw mencoba memanggil nama Dewi Arum Kesuma.. Tak lama dari gw memanggil nama Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara, sebuah sinar melesat secepat kilat dari arah utara dan berhenti tepat di tengah-tengah kami..

“Dewi Arum Kesuma” Ucap gw senang melihat kemunculan sosok yang pernah gw selamatkan nyawa nya, dari Pusaran Angin Neraka milik Raja Siluman..

Dewi Arum Kesuma tanpa malu-malu langsung memeluk tubuh gw dengan erat.. Untuk beberapa saat, wajahnya memandangi muka gw tanpa berkedip.. Sekar yang melihat dari samping, sengaja terbatuk sekali.. Menyadari ada mahluk lain di sekitar kami, Dewi Arum Kesuma langsung melepas pelukannya..

“Arum Kesuma” Panggil sosok gadis cantik Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Selatan..

“Ayu Anjani, saudari ku” Balas Dewi Arum Kesuma yang langsung melayang ke arah gadis yang ia panggil Ayu Anjani, dan memeluk nya sangat erat..

Gw dan Sekar sempat saling pandang untuk beberapa saat.. Lalu pandangan gw berganti ke arah Ridho yang sudah terduduk di atas sebongkah batu, seukuran kepala kerbau..

“Tepat seperti dugaan ku, Kang Mas.. Mereka berdua saling kenal satu sama lain” Ucap Sekar yang gw susul dengan anggukan..

Dewi Arum Kesuma terlihat menoleh ke arah gw dengan wajah penuh tanda tanya, lalu melayang kembali mendekat..

“Kakang, apa yang menyebabkan kau berani memasuki wilayah ini tanpa seizin saudari ku?” Tanya Jin wanita Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara itu sambil melirik ke arah Sekar..

Gw langsung menceritakan awal mula mengapa gw dan Sekar sampai nekat memasuki kawasan ini.. Dewi Arum Kesuma nampak mendengarkan penjelasan gw sambil sesekali menoleh ke Ayu Anjani, saudari nya..

“Baiklah, aku akan mencoba membujuk Dewi Ayu Anjani, saudari ku.. Agar mengizinkan kalian memasuki wilayahnya” Ucap Dewi Arum Kesuma yang langsung melayang kembali menghampiri Jin Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Selatan...

Dari belakang, gw memandangi mereka yang tampak serius berbicara.. Sesekali Dewi Ayu Anjani melirik gw dengan tatapan sedikit mengintimidasi.. Tak lama kemudian, kedua Penjaga Kerajaan Laut yang berbeda itu, melayang menghampiri kami..

“Baiklah, karena maksud kalian tidak buruk, juga karena permintaan saudari ku, aku izinkan kalian untuk berada disini sementara waktu, sampai urusan kalian dengan pemuda itu selesai” Ucap Dewi Ayu Anjani dengan sedikit tersenyum..

Lalu, gadis cantik yang merupakan saudarinya Dewi Arum Kesuma itu, terlihat memejamkan kedua matanya.. Trisula kuning yang ada di genggaman, nampak ia acung kan ke atas langit.. Tiga cahaya kuning, melesat keluar dari ketiga ujung Trisula tersebut dan terus melesat ke tiga arah berbeda, jauh di atas kepala gw dan Sekar..

Tiga buah titik muncul di sudut kanan, kiri dan tengah langit, seiring ketiga sinar kuning menyambar nya.. Tak berapa lama, sebuah suara seperti denyit pintu gerbang sangat besar menggema, membuat tanah berbatu yang kami pijak, bergetar untuk sesaat..

“Masuk lah, Gerbang Kerajaan Laut Selatan sudah ku buka” Ucap Dewi Ayu Anjani yang disusul senyuman manis saudari nya, Dewi Arum Kesuma..

Tanpa banyak bicara gw langsung melompat mendekati Ridho yang masih terduduk di atas batu, sementara Sekar masih menunggu di tempat semula..

“Lu diem disitu, jangan coba-coba kesini!!!” Teriak Ridho yang langsung berdiri sambil memegang Cambuk Langit Selatan..

“Bree, lu kenapa sih?” Ucap gw yang sudah menghentikan langkah..

Ridho menatap gw dengan sorot mata tajam.. Nafasnya yang sudah tenang tadi, mulai kembali memburu..

Cambuk Langit Selatan yang masih dipegang, ujungnya perlahan naik dan meliuk-liuk seperti siap untuk menyerang..

“Keluarin Pedang Jagat Samudera lu, kita adu kekuatan dua senjata yang ditambahi kekuatan dua kerajaan laut.. Siapa yang paling kuat diantara kita berdua, dan dua senjata itu” Kata Ridho sambil mengayunkan senjata nya..

Cambuk sakti tersebut nampak mengeluarkan cahaya keemasan yang semakin terang, pertanda Ridho benar-benar menyalurkan semua tenaga nya.. Disisi lain, gw mulai merasakan bahu menghangat, seperti terpancing oleh tantangan Ridho barusan..

Gw berusaha untuk meredam hawa sakti Pedang Jagat Samudera, yang semakin membuat bahu gw semakin hangat..

“Kita bisa ngomong secara baik-baik, Dho.. Gw ga mau kita adu kekuatan.. Kita saudara” Ucap gw yang benar-benar tidak mau ada nya sebuah perkelahian..

“Lu takut, hah??? Gw ga nyangka lu bisa takut sama gw, Mam” Sahut Ridho dengan mengulum senyum meremehkan..

“Gw ga takut sama lu atau Cambuk Langit Selatan, Dho.. Gw cuma ga mau perkelahian antar saudara, kembali gw alami, kek dulu gw sama Rangga” Ucap gw yang terus mencoba menahan emosi, meski sedikit amarah mulai terbit mendengar ejekan Ridho..

Satu kaki kanan gw, mulai melangkah ke depan, disusul kaki kiri yang hendak membuat langkah.. Hawa Sakti Pedang Jagat Samudera muncul kembali, seiring pangkal pedang tersebut terasa perlahan keluar dari bahu..

Gw sempat berhenti dan menekan pangkal pedang itu ke bawah, agar benda itu tidak sampai keluar seutuhnya..

“Percayakan saja semua pada ku, Pedang Jagat Samudera.. Yang ada di hadapan kita bukan musuh, melainkan saudara.. Tolonglah, percaya pada ku” Ucap gw seperti mengajak berbicara Pedang Sakti yang saat ini terasa mulai terusik..

Dari depan, Ridho tersenyum dengan dingin, satu lecutan Cambuk Langit Selatan di lecutkannya ke arah gw..

TARR!!!

“AAGGH..”

Pekik gw tertahan, begitu ujung Cambuk sakti itu mengenai dada kanan.. Gw sempat terdorong dua tombak ke belakang akibat terkena sambaran Cambuk tersebut..

Sebuah rasa sakit dan panas terbakar muncul, bercampur menjadi satu dari luka bakar seukuran telapak tangan orang dewasa di dada kanan gw.. Baju yang gw gunakan pun berlubang cukup besar tepat di bagian dada.. Sebuah luka hangus menghitam terlihat di dada kanan, bekas tersambarnya Cambuk Langit Selatan yang masih mengepulkan asap hitam nan tipis..

Segera gw salurkan tenaga dalam untuk membuat darah merah yang bercampur serpihan kulit dada gw yang terbakar, berhenti menetes..

Saat Cambuk sakti milik Ridho mengenai dada gw, Sekar dan Dewi Arum Kesuma sempat terdengar berteriak di belakang..

Tatapan gw menatap nanar ke arah saudara yang sudah termakan emosi itu.. Namun niat gw sudah bulat untuk tidak memberikan perlawan, meski harus terluka karenanya..

“Kang Mas, hati-hati.. Ridho sepertinya sudah tidak bisa menguasai emosi nya” Ucapan Sekar terdengar dalam batin gw..

“Lekas keluarkan Pedang Jagat Samudera, Kakang.. Pemuda itu nampak tak main-main dengan senjata nya” Ucap Dewi Arum Kesuma dalam batin, tidak beberapa lama sesudah Sekar..

Sejenak, gw menoleh ke arah kedua Jin yang kelihatannya sama-sama cemas akan keselamatan gw.. Sebuah senyuman gw berikan, sekedar untuk membuat mereka lebih tenang..

Hawa Panas Pedang Jagat Samudera kembali menguat dari bahu.. Gw coba menyalurkan hawa sakti Pedang itu ke luka bakar yang sakitnya masih cukup mendera, dan berhasil.. Luka bakar yang terasa panas perih, mulai berkurang meski untuk sementara..

“Lu boleh gunakan Senjata sakti itu buat melukai gw.. Gw ga akan memberi perlawanan, karena gw yakin dalam hati lu masih menganggap gw saudara, Dho” Ucap gw seraya kembali melangkah..

“DIAM!!!” Teriak Ridho sambil melompat dan mengayunkan Cambuk Langit Selatan ke arah gw..

Kedua mata gw terpejam, menanti serangan sangat berbahaya dari saudara gw sendiri.. Tiba-tiba, tiga ledakan cukup hebat terdengar dari tiga titik, di dekat tanah tempat gw berdiri.. Tubuh gw sempat terhuyung-huyung karena daya dorong tiga ledakan tadi cukup kuat..

“AAAARRGGHH!!!” Teriakan Ridho kembali terdengar memecah deburan ombak yang bergulung..

Kedua mata gw mulai terbuka dan melihat Ridho sedang tertunduk setengah berlutut dengan dua kepalan tangan, menempel di tanah.. Rambutnya yang hampir sebahu, nampak acak-acakan menutupi wajahnya yang tertunduk menatap tanah berbatu.. Sementara, Cambuk Langit Selatan tampak melayang-layang di sampingnya..

Gw sempat meringis, saat rasa sakit dari luka bakar akibat sambaran Cambuk langit Selatan, kembali muncul, begitu gw melangkah mendekati Ridho..

Saudara gw itu mulai bangkit dan menatap kosong ke arah lautan lepas.. Deru nafasnya terdengar semakin berkurang, ini pertanda Ridho sudah berhasil menguasai emosinya yang sempat meledak beberapa saat lalu..

“Kenapa lu ga lawan gw, Mam?” Tanya Ridho dengan nada datar..

“Karena lu saudara gw, Dho” Jawab gw singkat, yang sama-sama sudah berdiri memandangi lautan lepas di sebelahnya..

“Tadinya gw sempat ingin membunuh lu dengan Cambuk Langit Selatan, tapi begitu gw melompat, bayangan saat kita tertawa bersama dengan Bimo dan Suluh, tiba-tiba muncul.. Itu yang membuat gw sadar, bahwa jauh di dalam hati, gw ga mau jadi Rangga kedua” Kata Ridho dengan wajah tertunduk sesaat..

Sebuah rangkulan lengan kiri, gw berikan di pundaknya..

“Maka nya gw ga melawan , karena gw yakin lu masih anggap gw saudara, Dho” Ucap gw sambil menahan rasa sakit dari luka di dada..

“Lu ga usah khawatir, sekarang gw sudah memutuskan untuk mengubur rasa sayang gw buat Suluh.. Jadi lu bebas berbuat apapun sama dia” Lanjut Ridho yang kali menoleh ke arah gw..

Cambuk Langit Selatan yang masih melayang di sampingnya, perlahan-lahan ia kembalikan ke dalam lengan kanan..

“Bree, masalah gw sama Carla dan Reinata juga belom selesai.. Masa gw mau nambah masalah lagi dengan Suluh, ga lah.. Gw ga ada perasaan apapun ke Suluh selain rasa sayang seorang saudara ke saudara lainnya, ga lebih” Jawab gw mencoba menjelaskan ke Ridho..

Lalu, gw mengajak Ridho duduk untuk meneruskan penjelasan tentang awal mula kejadian yang membuat Ridho marah, yang tak lain hanya kerjaan Bimo dan Suluh saja.. Setelah mendengar penjelasan gw, Ridho langsung mengobati luka bakar di dada gw hingga sembuh seperti sedia kala.. Berkali-kali dia meminta maaf karena sudah melukai gw dengan senjata saktinya..

“Jadi sekarang Suluh sudah tau soal perasaan gw ke dia, bree?” Tanya Ridho penasaran..

“Kalo lu tadi ga pecahin botol dan ngambek terus lari kesini, gw rasa Suluh ga bakal tau, bree.. Lu nya aja jadi cowo terlalu lebay” Ledek gw ke Ridho yang di balas dengan tendangan kaki nya ke betis gw..

“Sekarang, mendingan hilangin perasaan spesial lu buat Suluh, bree.. Dia juga nganggep lu ga lebih dari saudara.. Lagipula, lu kan udah punya Dewi” Saran gw ke Ridho..

“Gw sama Dewi sudah putus, Mam.. Lu ingat sewaktu gw jemput dia, pas gw kasih tahu ke lu bahwa ada dua orang pemuda lain yang dinyatakan hilang selama tiga hari?” Jawab Ridho seraya berdiri bangkit..

“Iya, gw inget” Jawab gw yang teringat kejadian itu..

“Nah, ga lama dari situ gw ribut sama Dewi.. Terus dia minta putus, ya udah gw putusin” Tambah Ridho sambil mengajak gw melangkah menuju ke arah ketiga Jin perempuan yang beberapa tombak di depan..

“Kenapa lu baru cerita sekarang, Bree.. Pantes aja gw ga pernah lihat lu jemput atau ngomongin soal Dewi, sehabis itu” Jawab gw sambil manggut-manggut..

“Yee, gimana gw mo cerita.. Kita kan dulu sama-sama ga kenal meski ga merasa asing.. Masa iya gw mo curhat ke orang aneh kek lu” Sahut Ridho di susul tawanya yang membuat hati gw tenang..

Dalam hati, gw bersyukur tidak sampai terjadi pertempuran kedua, seperti yang dahulu pernah berlaku antara Alm Rangga dan gw.. Untungnya Ridho masih mau menggunakan akal sehatnya, hingga tak sampai mengamuk karena termakan cemburu buta.. Soal luka bakar di dada, bukan masalah buat gw.. Toh, sekarang Cuma tinggal kaos gw saja yang bolong, tanpa ada lagi luka di dalamnya...

“Bree, kita dimana sih sekarang?” Tanya gw ke Ridho yang masih berjalan di samping, sementara gw berhenti sejenak..

Pandangan gw dengan jelas mengitari seluruh tempat.. Kami berada di atas sebuah gunung berbatu, tepat di tengah-tengah laut selatan.. Ombak besar yang bergulung, nampak tertahan semburan airnya oleh sesuatu tak kasat mata.. Hingga tak mampu menghantam tepian gunung batu.. Seolah-olah ada sebuah dinding besar nan kokoh tapi tak terlihat, yang mengelilingi tempat ini..

“Ini gunung batu gaib, tempat sukma gw melakukan tapa brata beberapa waktu lalu, Mam.. Disini juga gw diberikan tambahan kekuatan pada Cambuk Langit Selatan, yang sempat di bawa oleh Dewi Ayu Anjani” Jelas Ridho yang menghentikan langkahnya..

Gw terkesima mendengar kalimat Ridho barusan, mengetahui ada tempat mengandung daya magis yang sangat tinggi..

“Gw sering kesini dengan bantuan Batu Mustika pemberian Dewi Ayu Anjani” Kata Ridho sambil mengeluarkan sebuah batu seukuran jempol tangan berwana hijau terang..

Batu tersebut nampak mengeluarkan cahaya berpendar kehijauan dan terlihat melayang sendiri di atas telapak tangan kanan Ridho..

“Jadi lu bebas ke sini, tanpa bantuan Naga Saksana atau Nyai Lingga?” Tanya gw sambil menatap wajah saudara gw itu, dan mulai kembali berjalan beriringan dengannya..

Ridho mengangguk di susul kedua mata gw yang membesar, karena takjub akan kekuatan batu tersebut.. Aura yang keluar dari batu itu juga terasa cukup kuat..

Dewi Arum Kesuma terlihat berlari kecil tanpa melayang menuju kami yang mulai berjalan kembali ke arah mereka.. Melihatnya yang sedang berlari, sedikit membuat gw lupa akan sosoknya yang sebenarnya dari golongan Jin..

Sekali lagi, gadis cantik berbaju kuning dan kain tenunan batik biru laut yang indah, memeluk gw untuk kedua kalinya..

Ridho sempat berdehem dua kali di samping gw.. Sementara Sekar yang melayang ke arah kami, nampak menatap tajam ke Ridho..

“Kakang, kau tidak apa-apa?” Tanya Dewi Arum Kesuma sambil meraba tangan halusnya ke bagian baju gw yang berlubang..

Sesaat, gw merasakan sensasi darah berdesir merasakan rabaan dari permukaan tangan yang halus milik gadis itu..

“Aku tidak apa-apa, Dewi Arum” Jawab gw sambil menangkap tangannya agar ia berhenti meraba..

“Jika saja bukan karena niat baik saudara mu, niscaya sudah ku lawan kau dengan seluruh kesaktian ku, Ridho” Ucap Sekar dengan nada suara mengintimidasi..

“Maaf kan aku, Sekar Kencana.. kau boleh membalas peebuatn ku yang sudah melukai Imam tadi” Jawab Ridho dengan wajah penuh penyesalan..

Gw yang merasa canggung mendengar pembicaraan antara Sekar dan Ridho, segera berjalan mendekati mereka yang ada di dua tombak di hadapan..

“Sudah, Sekar.. Semua ini hanya ke salah fahaman semata.. Ridho pun sudah menyembuhkan luka ku.. Sekarang waktu nya kita kembali” Kata gw sambil tersenyum ke arah kedua sosok yang punya arti penting dalam hidup gw..

Gw yang kembali hendak melangkahkan kaki, tiba-tiba harus terhenti karena lengan gw dipegang oleh Dewi Arum Kesuma.. Ridho dan Sekar yang juga berhenti, sepertinya faham akan maksud Jin Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Utara tersebut, lalu meneruskan langkah mereka menuju Gerbang Gaib Kerajaan Laut Selatan..

“Ada apa Dewi Arum?” Tanya gw sambil menatap wajahnya yang langsung tertunduk..

Beberapa saat, Dewi Arum Kesuma tak menjawab pertanyaan gw.. Dengan lembut, gw angkat dagu gadis itu, hingga dapat gw lihat kecantikan wajahnya kembali..

“Sungguh cepat nian kau akan kembali ke dunia mu, Kakang?” Ucap Dewi Arum Kesuma dengan suara lirih..

Gw tersenyum kecil mendengar pertanyaannya..

“Jangan khawatir, Dewi.. Seperti ucapan mu dan Raden Jaka Wrasta tempo hari, jika berjodoh kita pasti akan bertemu kembali” Jawab gw..

Dewi Arum Kesuma nampak merona, lalu melemparkan pandangannya ke lautan lepas..

“Aku mencintaimu, Kakang.. Jika saja ada satu kekuatan yang bisa merubah kodrat ku, niscaya akan aku lakukan meski harus mengorbankan ribuan tahun usia, hanya untuk bisa bersama mu, Kakang” Ucap Dewi Arum Kesuma dengan nada suara bergetar menahan luapan emosinya..

Gw sempat terkejut mendengar ungkapan hati Dewi Arum Kesuma.. Sambil memegang kedua bahu gadis cantik itu, gw memutar tubuhnya hingga kembali menghadap gw..

“Maafkan aku, Dewi Arum.. Cukuplah kita hanya sebatas sahabat di dunia yang berbeda.. Sungguh, aku bahagia bisa mendapatkan cinta dari gadis cantik dan baik hati sepertimu, namun tetap ketentuan Sang Khaliq berlaku atas kita, yang sudah menggariskan takdir kita masing-masing” Ucap gw lagi yang diakhiri dengan sebuah belaian lembut di pipi gadis itu, untuk menyeka airmata nya yang mengalir..

“Kau benar, Kakang.. Aturan dan larangan Sang Maha Pencipta yang tetap harus kita junjung tinggi.. Maaf kan aku yang tak mampu menguasai perasaan ku sendiri.. Sebaiknya kau lekas pergi, menyusul saudara mu dan juga Sekar” Jawab Dewi Arum Kesuma yang nampak sekali menahan diri untuk tidak menangis lagi..

“Terimakasih, Dewi Arum.. Aku pamit sekarang” Ucap gw yang perlahan mulai membalikkan tubuh dan berjalan meninggalkannya..

Sebelum kembali ke dunia kami, gw sempat mengucapkan rasa terima kasih ke Dewi Ayu Anjani, Penjaga Gerbang Kerajaan Laut Selatan.. Lalu menyusul Sekar dan Ridho yang nampak sudah siap untuk pulang..

Dari jarak beberapa tombak, gw melihat Dewi Arum Kesuma langsung melayang ke saudarinya dan memeluk erat Dewi Ayu Anjani dengan gerak tubuh seperti sedang menangis..

“Satu lagi gadis yang terpaksa harus menelan pil pahit karena mencintaimu, Kang Mas” Ucap Sekar dengan suara lirih..
itkgid
jenggalasunyi
sampeuk
sampeuk dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.