- Beranda
- Stories from the Heart
REN π
...
TS
rendiduck
REN π
ASSALAMUALAIKUM WR. WB.
selamat malam duhai kekasih, sebutlah namaku menjelang tidur mu.
bawalah daku dalam mimpi indahmu dimalam yang dingin sesunyi ini.
lah kok jadi nyanyi sih.
maaf masih newbie banget, ini thread pertamaku.
ceritanya fiksi, ya semoga kalian semua dapat terhibur walau ini hanya fiksi belaka.
selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi nusa dan bangsa.
amin.

Quote:
Original Posted By INDEKS
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
prolog
Aku adalah seorang wanita yang mendambakan hidup bahagia layaknya princess dalam dongeng atau dalam drama korea kesukaanku.
Reyna Arista, nama itu yang akan jadi next princess dalam buku dongengnya. Tapi, nyatanya hidup gak sebercanda itu.
Nyatanya aku hanya seorang wanita biasa yang selalu memimpikan hidup bahagia.
aku percaya atau setiap pertemuanku pasti ada perpisahan dan kesedihan.
itu takdir Tuhan yang terbaik buat aku dan kamu.
Quote:
πpart 1
16:35 WIB
Sore ini hujan turun begitu derasnya.
'Huh, untung saja aku bawa payung.' Gumamku sedikit kesal.
Dimusim hujan seperti ini aku males banget kalau harus kuliah sore gini. Mana dosennya ngajarinnya gak jelas, ngantuk banget deh.
Kubuka payung lipat berwarna pink ini, sebenarnya aku tidak suka dengan hujan. Dinginnya bisa bikin aku bersin-bersin. Ku pakai jaket yang sedari tadi ku simpan didalam tas ku. Pink ? Pasti dong, jaket berwarna pink dan payung berwarna pink. Aku adalah pinkers (pink lovers).
Sore ini aku pulang ke kos dengan berjalan kaki. Kalau sudah jam segini angkutan umum pasti susah, kalau pun ada pasti pada penuh. Berhubung ini adalah jam pulang kerja bagi karyawan yang ada di pabrik roti sebelah kampusku.
'Lumayan jauh juga ya kalau jalan kaki.' Gumamku disepanjang jalan.
'Oke tinggal 1 tekongan lagi.' Kupercepat jalanku.
Sampai di tekongan terakhir kos ku, tiba-tiba saja ada yang memanggil.
'Reeeeeeen, tungguin aku.' Teriak seorang wanita yang sedang berlari kearahku.
'Siapa itu ya.' Gumamku sambil memicingkan sedikit mataku karena pandangan yang kurang jelas akibat hujan.
Wanita itu berlari semakin mendekat kearahku, semakin jelas ku lihat siapa wanita itu. Tapi, aku tidak mengenalinya.
'Ren, kamu mau kemana ?' Teriak wanita itu lagi sambil berlari melewatiku.
'Lah, kok dia terus aja.' Pikirku sambil memalingkan wajahku melihat kemana dia berlari.
Dia berlari terus dan berhenti di belakang seorang pria.
'Loh, itu cowok darimana kok perasaan aku gak ada berpapasan sama dia dijalan tadi.' Pikirku sambil menggaruk kepalaku yang memang gatal karena kebanyakan mikir dari tadi.
'Eh itu, oh nama tuh cowok ren juga yah. Haduh, kamu ini ya rein, didunia ini bukan cuman kamu yang namanya rein.' Pikiranku aneh banget yah sore ini.
Setelah 3 menit dari tekongan terakhir tadi, sampailah aku di kost ku yang hmm berantakan banget kayak kapal pecah.
Aku mandi dan langsung membuat segelas teh hangat, ku raih buku notesku diatas meja dan berjalan menuju balkon.
Sore ini emang berasa aneh bagiku, mood dan pikiranku jadi gak karuan. Aku benci kalau harus pulang dalam keadaan hujan-hujan gini, sepatuku pasti akan kotor. Mana tadi ada cewek yang hujan-hujannya hanya demi cowok aneh yah aku rasa dia aneh. Pertama, kapan dia lewat didepanku kenapa aku bisa gak tau dan tiba-tiba saja dia udah ada dibelakangku. Kedua, dia malah ngasih payung yang dipakainya ke cewek tadi padahal tuh payung muat buat berdua.
Eh itu so sweet loh.
Apanya yang sweet coba, kayak anak abg baru pacaran aja deh. Eiiittttssss, tunggu dulu. Sikap cowok itu tadi dingin banget loh ke itu cewek.
Atau jangan-jangan tuh cowok mayat hidup kali yah.
16:35 WIB
Sore ini hujan turun begitu derasnya.
'Huh, untung saja aku bawa payung.' Gumamku sedikit kesal.
Dimusim hujan seperti ini aku males banget kalau harus kuliah sore gini. Mana dosennya ngajarinnya gak jelas, ngantuk banget deh.
Kubuka payung lipat berwarna pink ini, sebenarnya aku tidak suka dengan hujan. Dinginnya bisa bikin aku bersin-bersin. Ku pakai jaket yang sedari tadi ku simpan didalam tas ku. Pink ? Pasti dong, jaket berwarna pink dan payung berwarna pink. Aku adalah pinkers (pink lovers).
Sore ini aku pulang ke kos dengan berjalan kaki. Kalau sudah jam segini angkutan umum pasti susah, kalau pun ada pasti pada penuh. Berhubung ini adalah jam pulang kerja bagi karyawan yang ada di pabrik roti sebelah kampusku.
'Lumayan jauh juga ya kalau jalan kaki.' Gumamku disepanjang jalan.
'Oke tinggal 1 tekongan lagi.' Kupercepat jalanku.
Sampai di tekongan terakhir kos ku, tiba-tiba saja ada yang memanggil.
'Reeeeeeen, tungguin aku.' Teriak seorang wanita yang sedang berlari kearahku.
'Siapa itu ya.' Gumamku sambil memicingkan sedikit mataku karena pandangan yang kurang jelas akibat hujan.
Wanita itu berlari semakin mendekat kearahku, semakin jelas ku lihat siapa wanita itu. Tapi, aku tidak mengenalinya.
'Ren, kamu mau kemana ?' Teriak wanita itu lagi sambil berlari melewatiku.
'Lah, kok dia terus aja.' Pikirku sambil memalingkan wajahku melihat kemana dia berlari.
Dia berlari terus dan berhenti di belakang seorang pria.
'Loh, itu cowok darimana kok perasaan aku gak ada berpapasan sama dia dijalan tadi.' Pikirku sambil menggaruk kepalaku yang memang gatal karena kebanyakan mikir dari tadi.
'Eh itu, oh nama tuh cowok ren juga yah. Haduh, kamu ini ya rein, didunia ini bukan cuman kamu yang namanya rein.' Pikiranku aneh banget yah sore ini.
Setelah 3 menit dari tekongan terakhir tadi, sampailah aku di kost ku yang hmm berantakan banget kayak kapal pecah.
Aku mandi dan langsung membuat segelas teh hangat, ku raih buku notesku diatas meja dan berjalan menuju balkon.
Sore ini emang berasa aneh bagiku, mood dan pikiranku jadi gak karuan. Aku benci kalau harus pulang dalam keadaan hujan-hujan gini, sepatuku pasti akan kotor. Mana tadi ada cewek yang hujan-hujannya hanya demi cowok aneh yah aku rasa dia aneh. Pertama, kapan dia lewat didepanku kenapa aku bisa gak tau dan tiba-tiba saja dia udah ada dibelakangku. Kedua, dia malah ngasih payung yang dipakainya ke cewek tadi padahal tuh payung muat buat berdua.
Eh itu so sweet loh.
Apanya yang sweet coba, kayak anak abg baru pacaran aja deh. Eiiittttssss, tunggu dulu. Sikap cowok itu tadi dingin banget loh ke itu cewek.
Atau jangan-jangan tuh cowok mayat hidup kali yah.
Diubah oleh rendiduck 16-03-2018 10:48
anasabila memberi reputasi
1
11.6K
Kutip
103
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThreadβ’52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rendiduck
#31
Quote:
πpart 8
'Indaaaaaaaah.' Teriakku geram akibat ulah indah yang mengobrak abrik tidurku.
'Reyna, bangun. Ih dasar kebo deh. Kamu tuh ya kalau mau tidur pintunya dikunci dulu dong. Kalau ada maling gimana.' Ucap indah kesal sambil menarik-narik selimutku.
'Aku gak punya apa-apa buat dimaling. Yang ada tinggal ini doang.' Jawabku ngasal sambil menunjuk dadaku.
'Apaan tuh ?' Tanya indah sambil tersenyum nakal.
'Apaan emang ?' Tanyaku balik sambil menarik selimut menutupi seluruh badanku.
'Tuh nunjuk-nunjuk dada ?' Tanya indah mungkin sambil mikirin yang mesum nih anak.
'Hati lah bego. Dasar mesum.' Teriakku sambil mengeluarkan kepalaku dari balik selimut.
'Dasar jomblo.' Balas indah sambil menimpah badanku.
Terjadilah perang diatas tempat tidur.
'Eh eh eh stop.' Ucapku sambil mengangkat tangan tepat di depan wajah indah bak polisi menghentikan pengendara yang bonceng 3 tanpa helm (alias cabe-cabean).
'Apaan ?' Tanya indah sambil menepis tanganku.
'Kita bolos aja yuk hari ini.' Ajakku sambil senyum-senyum mengangkat kedua alisku.
'Dasar jomblo pemalas.' Balas indah sambil memukul-mukul wajahku pakai guling.
Dan pertempuran kembali berlanjut.
#curhat dikit ya.
Gini nih, kalau ada dua orang sahabat yang hobinya sama, sama-sama suka bolos π.
Klop banget kalau udah berdua.
Karena kelelahan, kami pun menghentikan pertempuran sengit tadi.
Indah kini tidur terlentang disebelahku, menatap langit-langit kamarku dengan tatapan kosong.
Seperti ada masalah pada dirinya, namun aku tak berani untuk menanyakannya. Biarlah dulu, pikirku. Toh nanti dia juga bakal cerita sendiri.
Cukup lama kami berada diposisi ini. Namun, indah masih seperti itu. Kelihatan sekali kalau dia sedang memikirkan sesuatu, tapi entah apa itu.
'Ndah, kita ke mall yuk. Nonton bioskop.' Ajakku tiba-tiba dan berhasil membuat indah kaget.
'Eh apaan, reyn ?' Tanya indah yang kelihatan kaget.
'Kita nonton yuk. Udah lama nih kita gak nonton berduaan.' Ajakku lagi sambil memeluk tubuh indah.
'Ayuk deh, reyn.' Jawab indah antusias.
'Sebentar ya sayang, aku ganti baju dulu.' Ucapku sambil bangkit dari kuburku eh dari tidurku.
'Ganti baju doang ?' Tanya indah sambil menaikkan sebelah alisnya.
'Iya.' Jawabku singkat.
'Ih reyna, jorok banget.' Balas indah seperti orang jijik.
'Kok jorok sih ?' Tanyaku balik yang keheranan.
'Kamu gak mandi ?' Tanya indah sambil menutup hidungnya seperti orang kebaukan.
'Ohiya aku lupa, ndah. Aku kan belum mandi ya. Yaudah deh aku sekalian mandi aja.' Ucapku malu.
'Dasar oneng.' Balas indah.
Tak ku hiraukan ledekan indah. Aku langsung masuk kamar mandi.
Setelah sekian lama aku mandi. Hehe
Aku keluar dengan pakaian yang sudah rapi untuk pergi. Kulihat indah duduk di balkon seperti sedang melamun. Kenapa ini anak. Gak biasanya dia murung gini.
Ku hampiri dia perlahan, berusaha agar tidak membuatnya kaget.
Ku peluk dia yang sedang duduk bersandar. Dari belakang ku bisikkan pelan.
'Aku selalu ada untukmu, kapanpun kamu butuh aku.' Ucapku lembut didekat telinganya sambil mempererat pelukanku.
'Makasih reyna.' Balasnya lirih sambil membalas pelukanku.
'Udah deh yuk, keburu tutup bioskopnya.' Ajakku sambil menarik tangannya.
'Dasar oneng, emang tuh bioskop jualan sarapan pagi ya jam 1 siang udah tutup.' Balas indah sambil menoyor kepalaku.
Ini indahku yang dulu, pikirku sambil tersenyum senang.
----------------
Sekitar 30 menit, kami sudah sampai di sebuah mall. Setelah memarkirkan mobil, kami langsung menuju bioskop. Antrian yang cukup panjang.
Setelah mengantri, akhirnya kami mendapatkan tiket. Tapi, tiket untuk jam 16.00. Sedangkan sekarang baru jam 13.50.
Shopping adalah cara menunggu yang paling tepat, itu sih menurut indah. Kalau aku lebih senang ke toko buku, baca-baca buku atau kalau ada yang menarik ya di beli. Hehe.
Tapi, yaudah deh aku ngalah aja. Aku yang hanya jadi komentator setiap indah memilih baju. Cuman bisa ngangguk-ngangguk atau geleng-geleng aja.
Satu jam juga nih anak belanja, pikirku.
'Eh temenin ke toilet yuk. Kebelet nih.' Ajak indah yang menentang banyak banget plastik belanjaannya.
Aku menunggu indah di wastafel sambil bercermin.
'Apa sih yang kuranv dari aku, kenapa gak ada pria yang tertarik sama aku sih.' Pikirku yang memandangi wajahku di cermin.
'Udah yuk.' Ajak indah yang baru keluar dari toilet.
'Kita makan dulu ya. Perutku udah dangdutan nih.' Ajakku balik ke indah.
Baru beberapa langkah keluar dari toilet, langkah indah terhenti.
Ku lihat dia menatap kedepan dengan tatapan penuh emosi.
Kulihat kedepan, ada sepasang kekasih bergandengan dengan mesra. Si cowok merangkul cewek itu dengan mesra sekali sambil bercanda ria sedang berjalan menuju kearah kami.
Kulihat indah berjalan menghampiri keduanya.
Plaaakkk
'Dasar cowok brengsek. Jadi ini alasan kamu ninggalin aku ?' Bentak indah setelah dia menampar pipi kiri cowok itu.
'Kamu apa-apaan sih. Dasar cewek gila.' Ucap cowok itu dengan kasar sambil menepis tangan indah.
'Kamu tuh yang gila. Dino, kamu jahat. Kamu pikir dong, semua udah aku kasih buat kamu. Tapi, kamu malah ninggalin aku aja. Dimana otak kamu.' Teriak indah sambil memukul-mukul badan cowok itu.
Aku yang melihatnya sebenarnya juga emosi. Tapi, aku bisa apa.
Kemudian cowok itu menarik tangan indah dengan kasar, aku sontak mendekat ke mereka dan menarik tangan cowok itu. Tapi, tenaga yang aku miliki gak cukup kuat buat ngelawan dia.
Tiba-tiba saja
Buggg,
Sebuah pukulan mendarat di wajah sebelah kiri cowok itu.
Dia jatuh tersungkur ke lantai.
Wah hebat nih orang, bisa buat cowok itu KO dalam sekali pukul.
'Siapa lo ikut campur urusanku.' Ucap dino sambil berusaha berdiri.
'Jadi cowok jangan kasar sama cewek.' Ucap cowok yang memukul dino tadi yang aku tidak tahu siapa.
Karena posisi cowok itu membelakangi aku dan indah.
'Ini bukan urusan lo ya.' Ucap dino dengan penuh emosi.
'Jadi urusanku kalau kau berani macem-macem sama temenku.' Jawab cowok itu.
Temen.
Siapa sih dia ngaku-ngaku temen kami. Biarin deh yang penting dia sekarang pahlawan kami.
Kulihat dino berjalan menuju cowok itu, sambil melayangkan sebuah pukulan.
Dan berhasil ditangkis dan dipukul balik oleh cowok itu.
Dino tersungkur kelantai tak berdaya.
Cowok itu berbalik badan.
'Kalian gak kenapa-kenapa kan ?' Tanyanya yang berjalan menuju kami.
'Eh kamu.' Ucapku kaget.
'Indaaaaaaaah.' Teriakku geram akibat ulah indah yang mengobrak abrik tidurku.
'Reyna, bangun. Ih dasar kebo deh. Kamu tuh ya kalau mau tidur pintunya dikunci dulu dong. Kalau ada maling gimana.' Ucap indah kesal sambil menarik-narik selimutku.
'Aku gak punya apa-apa buat dimaling. Yang ada tinggal ini doang.' Jawabku ngasal sambil menunjuk dadaku.
'Apaan tuh ?' Tanya indah sambil tersenyum nakal.
'Apaan emang ?' Tanyaku balik sambil menarik selimut menutupi seluruh badanku.
'Tuh nunjuk-nunjuk dada ?' Tanya indah mungkin sambil mikirin yang mesum nih anak.
'Hati lah bego. Dasar mesum.' Teriakku sambil mengeluarkan kepalaku dari balik selimut.
'Dasar jomblo.' Balas indah sambil menimpah badanku.
Terjadilah perang diatas tempat tidur.
'Eh eh eh stop.' Ucapku sambil mengangkat tangan tepat di depan wajah indah bak polisi menghentikan pengendara yang bonceng 3 tanpa helm (alias cabe-cabean).
'Apaan ?' Tanya indah sambil menepis tanganku.
'Kita bolos aja yuk hari ini.' Ajakku sambil senyum-senyum mengangkat kedua alisku.
'Dasar jomblo pemalas.' Balas indah sambil memukul-mukul wajahku pakai guling.
Dan pertempuran kembali berlanjut.
#curhat dikit ya.
Gini nih, kalau ada dua orang sahabat yang hobinya sama, sama-sama suka bolos π.
Klop banget kalau udah berdua.
Karena kelelahan, kami pun menghentikan pertempuran sengit tadi.
Indah kini tidur terlentang disebelahku, menatap langit-langit kamarku dengan tatapan kosong.
Seperti ada masalah pada dirinya, namun aku tak berani untuk menanyakannya. Biarlah dulu, pikirku. Toh nanti dia juga bakal cerita sendiri.
Cukup lama kami berada diposisi ini. Namun, indah masih seperti itu. Kelihatan sekali kalau dia sedang memikirkan sesuatu, tapi entah apa itu.
'Ndah, kita ke mall yuk. Nonton bioskop.' Ajakku tiba-tiba dan berhasil membuat indah kaget.
'Eh apaan, reyn ?' Tanya indah yang kelihatan kaget.
'Kita nonton yuk. Udah lama nih kita gak nonton berduaan.' Ajakku lagi sambil memeluk tubuh indah.
'Ayuk deh, reyn.' Jawab indah antusias.
'Sebentar ya sayang, aku ganti baju dulu.' Ucapku sambil bangkit dari kuburku eh dari tidurku.
'Ganti baju doang ?' Tanya indah sambil menaikkan sebelah alisnya.
'Iya.' Jawabku singkat.
'Ih reyna, jorok banget.' Balas indah seperti orang jijik.
'Kok jorok sih ?' Tanyaku balik yang keheranan.
'Kamu gak mandi ?' Tanya indah sambil menutup hidungnya seperti orang kebaukan.
'Ohiya aku lupa, ndah. Aku kan belum mandi ya. Yaudah deh aku sekalian mandi aja.' Ucapku malu.
'Dasar oneng.' Balas indah.
Tak ku hiraukan ledekan indah. Aku langsung masuk kamar mandi.
Setelah sekian lama aku mandi. Hehe
Aku keluar dengan pakaian yang sudah rapi untuk pergi. Kulihat indah duduk di balkon seperti sedang melamun. Kenapa ini anak. Gak biasanya dia murung gini.
Ku hampiri dia perlahan, berusaha agar tidak membuatnya kaget.
Ku peluk dia yang sedang duduk bersandar. Dari belakang ku bisikkan pelan.
'Aku selalu ada untukmu, kapanpun kamu butuh aku.' Ucapku lembut didekat telinganya sambil mempererat pelukanku.
'Makasih reyna.' Balasnya lirih sambil membalas pelukanku.
'Udah deh yuk, keburu tutup bioskopnya.' Ajakku sambil menarik tangannya.
'Dasar oneng, emang tuh bioskop jualan sarapan pagi ya jam 1 siang udah tutup.' Balas indah sambil menoyor kepalaku.
Ini indahku yang dulu, pikirku sambil tersenyum senang.
----------------
Sekitar 30 menit, kami sudah sampai di sebuah mall. Setelah memarkirkan mobil, kami langsung menuju bioskop. Antrian yang cukup panjang.
Setelah mengantri, akhirnya kami mendapatkan tiket. Tapi, tiket untuk jam 16.00. Sedangkan sekarang baru jam 13.50.
Shopping adalah cara menunggu yang paling tepat, itu sih menurut indah. Kalau aku lebih senang ke toko buku, baca-baca buku atau kalau ada yang menarik ya di beli. Hehe.
Tapi, yaudah deh aku ngalah aja. Aku yang hanya jadi komentator setiap indah memilih baju. Cuman bisa ngangguk-ngangguk atau geleng-geleng aja.
Satu jam juga nih anak belanja, pikirku.
'Eh temenin ke toilet yuk. Kebelet nih.' Ajak indah yang menentang banyak banget plastik belanjaannya.
Aku menunggu indah di wastafel sambil bercermin.
'Apa sih yang kuranv dari aku, kenapa gak ada pria yang tertarik sama aku sih.' Pikirku yang memandangi wajahku di cermin.
'Udah yuk.' Ajak indah yang baru keluar dari toilet.
'Kita makan dulu ya. Perutku udah dangdutan nih.' Ajakku balik ke indah.
Baru beberapa langkah keluar dari toilet, langkah indah terhenti.
Ku lihat dia menatap kedepan dengan tatapan penuh emosi.
Kulihat kedepan, ada sepasang kekasih bergandengan dengan mesra. Si cowok merangkul cewek itu dengan mesra sekali sambil bercanda ria sedang berjalan menuju kearah kami.
Kulihat indah berjalan menghampiri keduanya.
Plaaakkk
'Dasar cowok brengsek. Jadi ini alasan kamu ninggalin aku ?' Bentak indah setelah dia menampar pipi kiri cowok itu.
'Kamu apa-apaan sih. Dasar cewek gila.' Ucap cowok itu dengan kasar sambil menepis tangan indah.
'Kamu tuh yang gila. Dino, kamu jahat. Kamu pikir dong, semua udah aku kasih buat kamu. Tapi, kamu malah ninggalin aku aja. Dimana otak kamu.' Teriak indah sambil memukul-mukul badan cowok itu.
Aku yang melihatnya sebenarnya juga emosi. Tapi, aku bisa apa.
Kemudian cowok itu menarik tangan indah dengan kasar, aku sontak mendekat ke mereka dan menarik tangan cowok itu. Tapi, tenaga yang aku miliki gak cukup kuat buat ngelawan dia.
Tiba-tiba saja
Buggg,
Sebuah pukulan mendarat di wajah sebelah kiri cowok itu.
Dia jatuh tersungkur ke lantai.
Wah hebat nih orang, bisa buat cowok itu KO dalam sekali pukul.
'Siapa lo ikut campur urusanku.' Ucap dino sambil berusaha berdiri.
'Jadi cowok jangan kasar sama cewek.' Ucap cowok yang memukul dino tadi yang aku tidak tahu siapa.
Karena posisi cowok itu membelakangi aku dan indah.
'Ini bukan urusan lo ya.' Ucap dino dengan penuh emosi.
'Jadi urusanku kalau kau berani macem-macem sama temenku.' Jawab cowok itu.
Temen.
Siapa sih dia ngaku-ngaku temen kami. Biarin deh yang penting dia sekarang pahlawan kami.
Kulihat dino berjalan menuju cowok itu, sambil melayangkan sebuah pukulan.
Dan berhasil ditangkis dan dipukul balik oleh cowok itu.
Dino tersungkur kelantai tak berdaya.
Cowok itu berbalik badan.
'Kalian gak kenapa-kenapa kan ?' Tanyanya yang berjalan menuju kami.
'Eh kamu.' Ucapku kaget.
0
Kutip
Balas