- Beranda
- Stories from the Heart
[Action, Special Ability] Erik the Vampire Hunter
...
TS
Shadowroad
[Action, Special Ability] Erik the Vampire Hunter
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ane mau share novel buatan ane sendiri gan
Novel ane bergenre action, horror, romance, school-life dan supranatural
Inspirasi dapat dari alur game, film, anime, kehidupan, komik, mitologi, legenda dan novel yang pernah ane amati
Part 62: Erik dan Vela Versus Pengendali Tulang
Spoiler for Begini gan ceritanya::
Cerita ini tentang seorang remaja dari Jakarta yang keluarganya terbunuh karena kaum vampire. Cowok remaja ini bernama Erik Calendula. Setelah selamat dari bencana yang dibuat kaum vampire, dia lalu memohon pada Arthur Pendragon. Arthur adalah salah satu dari beberapa pemburu vampire yang menyelamatkan Erik. Dibakar oleh tangisan, amarah dan dendam atas kematian keluarganya, Erik meminta Arthur untuk mendidiknya agar menjadi seorang pemburu vampire. Erik berniat menghancurkan organisasi vampire penebar bencana yang menjadi penyebab kematian orang tuanya.
Arthur menyetujui permintaan Erik. Sebelum dididik, Erik dibawa ke markas pemburu vampire di Jakarta yang bernama Knights of the Silver Sword. Lebih singkatnya, organisasi ini biasa disebut Silver Sword. Setelah bergabung dengan Silver Sword dan dibekali pelatihan dari Arthur, karir Erik sebagai pemburu vampire dimulai. Seperti Arthur, Erik juga memiliki kemampuan untuk mengendalikan listrik.
Arthur menyetujui permintaan Erik. Sebelum dididik, Erik dibawa ke markas pemburu vampire di Jakarta yang bernama Knights of the Silver Sword. Lebih singkatnya, organisasi ini biasa disebut Silver Sword. Setelah bergabung dengan Silver Sword dan dibekali pelatihan dari Arthur, karir Erik sebagai pemburu vampire dimulai. Seperti Arthur, Erik juga memiliki kemampuan untuk mengendalikan listrik.
Spoiler for Daftar Isi:
Prolog: Hotel Indonesia
Part 1: Arthur Datang Menjenguk
Part 2: Sekolah
Part 3: Kekuatan Dietrich
Part 4: Amanda Myrna
Part 5: Kisah Raja Arthur
Part 6: Pelabuhan
Part 7: Ghoul
Part 8: Bersembunyi di Rumah Kosong
Part 9: Amanda sang Pembunuh
Part 10: Lightning Versus Sand
Part 11: Kematian Rudy
Part 12: Rumah Sakit
Part 13: Teman Sekelas
Part 14: Kunjungan Mario dan Maya
Part 15: Cerita di Malam Hari
Part 16: Serangan Vampire
Part 17: Sungai Kapuas
Part 18: Kelompok Elena Versus Taiyou no Kishi
Part 19: Lantai Tiga
Part 20: Maya Versus Callista
Part 21: Lantai Dua
Part 22: Serangan Balik
Part 23: Kekuatan Callista
Part 24: Rumah Bergaya Belanda
Part 25: Immortals
Part 26: Empat Pertanyaan
Part 27: Der Schwarze Stein
Part 28: Mantra Deprehensio
Part 29: Kelompok Elena Versus Si Ekor Kalajengking
Part 30: Kolam-kolam Air
Part 31: Hydromancer Magnus
Part 32: Sepulang Sekolah
Part 33: Mall Kemang
Part 34: Korban Vampire
Part 35: Chibi, Chernov dan Minsk
Part 36: Pengejaran
Part 37: Tim Erik dan Tim Maul Versus Geng James Wood
Part 37.1: Hutan Ilusi
Part 37.2: Eyes of Markmanship
Part 37.3: Sand Versus Fire
Part 37.4: Pedang dan Tameng Es
Part 37.5: Maul dan Vira Versus James Wood
Part 38: Arthur Versus Lu Bu
Part 39: Agen Ganda
Part 40: Rumah Darkwing Bersaudara
Part 41: Tiga Produk
Part 42: Di Perbatasan Uni Soviet
Part 42.1: Diego Versus Dragovich
Part 43: FlyHigh
Part 44: Pecandu dari Pluit's Boat
Part 45: Kartel Ching Yan
Part 46: Ervan Versus Werewolf
Part 47: Berlindung di Balik Mobil
Part 48: Marga Asakura
Part 49: Hantu di Rumah Amanda
Part 50: Emmy Merah
Part 51: Pisau Dapur yang Melayang
Part 52: Lantai Dua
Part 53: Tim Sandra dan Dua Emmy
Part 54: Elektrokimia
Part 55: Aswatama
Part 56: Erik, Dietrich, Amanda Versus Arthur
Part 57: Erik, Dietrich, Amanda Versus Aswatama
Part 58: Napoleon Bonaparte dan Timnya
Part 59: Melacak
Part 60: Arthur Versus Jie Xiong
Part 61: Penyelamatan Professor Vaugh
Part 62: Erik dan Vela Versus Pengendali Tulang
Part 1: Arthur Datang Menjenguk
Part 2: Sekolah
Part 3: Kekuatan Dietrich
Part 4: Amanda Myrna
Part 5: Kisah Raja Arthur
Part 6: Pelabuhan
Part 7: Ghoul
Part 8: Bersembunyi di Rumah Kosong
Part 9: Amanda sang Pembunuh
Part 10: Lightning Versus Sand
Part 11: Kematian Rudy
Part 12: Rumah Sakit
Part 13: Teman Sekelas
Part 14: Kunjungan Mario dan Maya
Part 15: Cerita di Malam Hari
Part 16: Serangan Vampire
Part 17: Sungai Kapuas
Part 18: Kelompok Elena Versus Taiyou no Kishi
Part 19: Lantai Tiga
Part 20: Maya Versus Callista
Part 21: Lantai Dua
Part 22: Serangan Balik
Part 23: Kekuatan Callista
Part 24: Rumah Bergaya Belanda
Part 25: Immortals
Part 26: Empat Pertanyaan
Part 27: Der Schwarze Stein
Part 28: Mantra Deprehensio
Part 29: Kelompok Elena Versus Si Ekor Kalajengking
Part 30: Kolam-kolam Air
Part 31: Hydromancer Magnus
Part 32: Sepulang Sekolah
Part 33: Mall Kemang
Part 34: Korban Vampire
Part 35: Chibi, Chernov dan Minsk
Part 36: Pengejaran
Part 37: Tim Erik dan Tim Maul Versus Geng James Wood
Part 37.1: Hutan Ilusi
Part 37.2: Eyes of Markmanship
Part 37.3: Sand Versus Fire
Part 37.4: Pedang dan Tameng Es
Part 37.5: Maul dan Vira Versus James Wood
Part 38: Arthur Versus Lu Bu
Part 39: Agen Ganda
Part 40: Rumah Darkwing Bersaudara
Part 41: Tiga Produk
Part 42: Di Perbatasan Uni Soviet
Part 42.1: Diego Versus Dragovich
Part 43: FlyHigh
Part 44: Pecandu dari Pluit's Boat
Part 45: Kartel Ching Yan
Part 46: Ervan Versus Werewolf
Part 47: Berlindung di Balik Mobil
Part 48: Marga Asakura
Part 49: Hantu di Rumah Amanda
Part 50: Emmy Merah
Part 51: Pisau Dapur yang Melayang
Part 52: Lantai Dua
Part 53: Tim Sandra dan Dua Emmy
Part 54: Elektrokimia
Part 55: Aswatama
Part 56: Erik, Dietrich, Amanda Versus Arthur
Part 57: Erik, Dietrich, Amanda Versus Aswatama
Part 58: Napoleon Bonaparte dan Timnya
Part 59: Melacak
Part 60: Arthur Versus Jie Xiong
Part 61: Penyelamatan Professor Vaugh
Part 62: Erik dan Vela Versus Pengendali Tulang
Gan, setelah baca mohon komennya, ya
Ane sangat menerima kritik dan saran
Pertanyaan juga sangat dianjurkan, supaya agan2 dapat lebih memahami cerita yang rumit ini
Kalau terjadi kesalahan seperti tanda baca, kurang jelas, ketidak konsistenan cerita mohon diingatkan ya gan
Terima kasih gan
Diubah oleh Shadowroad 26-11-2017 06:31
2
86.8K
Kutip
544
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
Shadowroad
#516
Part 60: Arthur Versus Jie Xiong
Spoiler for Part 60: Arthur Versus Jie Xiong:
Bagian depan truk yang penyok dan kaca pecah membuat Arthur menggelengkan kepalanya. Otaknya menaksir kira-kira harus mengganti sepuluh hingga dua puluh ribu rupiah. Untungnya ide baik baru saja melintas di kepalanya. Arthur cukup meminta bantuan pengendali logam untuk memperbaiki bagian depan. Sehingga dirinya hanya perlu memperbaiki kacanya yang hancur.
“Serbu markasnya dan jangan terburu-buru! Aku akan menahan orang ini!” perintah Arthur, “Terus bertahan dan jangan gegabah hingga dua vampire itu datang!”
Erik, Dietrich dan Amanda langsung berlari ke tempat rumah milik kartel Ching Yan. Tentu saja Jie Xiong tidak membiarkannya. Tiga kali meninju udara dan angin mengarah ke tiga murid Arthur. Listrik-listrik biru keluar dari pavingan selama beberapa detik dan hilang begitu saja di udara. Begitu pula angin Jie Xiong juga ikut hilang. Masih tidak mau menyerah, Jie Xiong menggumpalkan udara di kakinya dan melompat setinggi mungkin menuju murid-murid Arthur. Caranya mengabaikan Arthur justru membuatnya lumpuh dan terjatuh ke tanah berguling-guling. Usahanya untuk mencegah Erik, Dietrich dan Amanda gagal.
“Pengendali listrik ...,” gumam Jie Xiong.
“Jangan buru-buru, kawan,” kata Arthur, “Kenapa kita tidak bersenang-senang dulu? Aku juga ingin membicarakan kabar William Campbell.”
Jie Xiong mengernyit, “Jangan sok akrab dengan William, mercenary!!”
Sadar bahwa yang dilawan bukan manipulator biasa, Jie Xiong merapalkan mantra pemanggilan dan muncullah senjata di udara. Sebuah tombak panjang berwarna biru yang jenisnya sama persis seperti tombak milik Guan Yu. Dengan tombak seperti itu, Jie Xiong langsung menusukkannya ke kepala Arthur. Arthur hanya memiringkan kepalanya sehingga tombak hanya menusuk udara. Melihat tangan Arthur berusaha meraih tombaknya, Jie Xiong buru-buru mundur sambil meniup angin.
Arthur berusaha menangkisnya dengan dinding listrik. Di luar dugaan, tiupan angin lebih kuat sehingga Arthur terhempas beberapa langkah ke belakang. Kaki-kaki Arthur buru-buru menjauh dan menghindari tinju angin Jie Xiong. Angin-anginnya tidak bisa melihat. Cara untuk mengetahui serangan angin adalah pergerakan debu, pasir dan tanaman yang dilewati laju angin. Situasi tambah susah karena sekarang malam hari. Ditambah lagi Jie Xiong bersenjata sedangkan Arthur tidak. Arthur tidak bisa mengambil Excalibur karena nanti Jie Xiong akan mengenalinya. Sepertinya, malam ini Arthur harus lebih defensif daripada menyerang.
“Seriuslah, mercenary!!” bentak Jie Xiong, “Jangan lompat ke sana kemari seperti kelinci! Kau ini mercenary! Bukan kelinci!”
Daripada tidak ada senjata, Arthur mengambil sebatang logam jelek berkarat dari rerumputan. Sepertinya logam bekas tiang bendera. Tak apa. Lumayan untuk meladeni pertempuran jarak dekat Jie Xiong yang ahli kung fu. Jie Xiong terus menggempur dengan tombak dan pengendalian angin. Tak mau kalah, Arthur menggunakan logam jeleknya dan pengendalian listrik. Sudah lima menit mereka begitu dan sebuah pertanyaan muncul di kepala Arthur.
“Kau hanya bisa pengendalian udara?” tanya Arthur, “Seorang Dark Path setidaknya memiliki minimal dua pengendalian. Jika tidak punya, bisa sihir atau kekutan mata.”
“Kau tidak menghitung Kung Fu ini?” Jie Xiong menendang kuda-kuda Arthur. Tenaga lumayan membuat Arthur kehilangan keseimbangan dan bertumpu pada lutut. Jie Xiong tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk membelah kepala Arthur.
Logam berkarat melayang rendah dari genggaman Arthur. Memang tidak boleh meremehkan Jie Xiong. Dark Path ahli Kung Fu itu bisa menangkis serangan Arthur yang cepat dari jarak yang dekat. Tapi bukan itu tujuan Arthur. Listrik biru dan hitam mengalir dari logam karatan, melewati tombak dan melukai tangan Jie Xiong. Serangan yang memanfaatkan sifat konduktor logam.
Kejutan dari listrik membuat Jie Xiong mundur menjauhi Arthur. Mata Dark Pathnya membelalak melihat tangan kanannya yang pendarahan karena listrik biru. Bahkan, ketika menaburkan serbuk regenerasi, dia semakin kaget karena tidak ada efeknya. Darah terus mengalir dan membasahi sepatu modis Jie Xiong.
“Kau ... kau ... kau seorang Darkwing???” tanya Jie Xiong yang terengah-rengah sambil terus menatap telapak tangannya. Dia paham kenapa tidak bisa menyembuhkan diri.
Arthur menggeleng dan sama terengah-rengahnya juga. Tadi Arthur menggunakan listrik biru. Ditambah lagi menggunakan pengendalian kegelapan. Untuk manipulator yang bukan marga Darkwing, pengendalian kegelapan menyerap lebih banyak energi jika dibandingkan dengan Darkwing. Sesuai dengan sifat kegelapan yang menyerap segalanya. Tidak peduli energi baik atau jahat.
“Kau tidak lihat aku kelelahan begini?” kata Arthur.
“Meski kau bukan Darkwing,” Jie Xiong semakin bersemangat, “Lumayan sebagai batu lompatan untuk mengalahkan Regulus Darkwing.”
Arthur menggigit bibir bawah. Ya. Nama itu disebut. Regulus Darkwing. Nama salah seorang buronan dari Inggris yang setelah ini akan memulai perang besar.
“Kenapa William Campbell repot-repot menolong seorang kartel tidak jelas bernama Ching Yan??” tanya Arthur yang menatap Eyes of Dark Path milik Jie Xiong.
“Entahlah,” jawab Jie Xiong, “Dia hanya bekerja sama dengan Ching Yan dan mengutusku untuk menculik Vaughn.”
Tidak ada jawaban lain yang keluar dari bibir Jie Xiong. Intinya dia hanya menerima perintah dari William untuk membantu Ching Yan. Dark Path itu melompat dan berlari. Bukan lari biasa tapi menjadikan udara sebagai pijakan. Sambil berlari, Jie Xiong menembakkan pisau angin. Arthur menggunakan tameng listrik untuk bertahan. Meski begitu, ada beberapa pisau angin yang menyayat kulit Arthur. Begitu jaraknya sudah dekat, Jie Xiong memutar tubuh dan menebaskan mata tombaknya ke leher Arthur. Arthur meunduk tapi kelincahan Jie Xiong luar biasa. Pengendali angin itu menendang udara dan menghantam topeng Arthur. Arthur terlempar beberapa meter. Bagian bawah topeng Arthur retak.
“Pengendalian anginmu ... senjatamu ... gaya bertarungmu ... semuanya mirip Guan Yu ...,” kata Arthur.
“Bagaimana jika dia guruku?” jawab Jie Xiong .
“Ya sedikit lebih lincah dari Guan Yu. Tapi tidak lebih lincah dariku.”
“Kau mengenal guruku?”
“Aku pernah melihatnya bertarung melawan Friedrich Lichsteiner,” jawaban tepat dari Arthur. Jika Arthur menjawab bahwa dirinya mengenal Guan Yu, ada kemungkinan Jie Xiong akan menyadari sesuatu.
“Hmmm, Ritterkreuz pengendali vektor,” kata Jie Xiong yang langsung mengarahkan mata tombak secara vertikal ke kepala Arthur.
“Tepatnya di Kota Chengdu,” kata Arthur mengelak ke kanan dan memukul bahu kiri Jie Xiong dengan listrik biru.
Jie Xiong terlambat menghindari serangan Arthur sehingga bahu kirinya robek. Sambil terengah-rengah, Jie Xiong mengambil serbuk regenerasi. Tentu saja Arthur tidak membiarkannya. Raja Inggris itu menciptakan lightning birds dan menembakkan semuanya ke Jie Xiong. Dark Path bukan lawan yang mudah karena Jie Xiong menggunakan teknik electrical immunity dengan cara menyekat listrik yang mengarah pada dirinya. Alhasil, burung-burung Arthur lenyap ketika hampir menyentuh Jie Xiong.
“Lincah?” Jie Xiong menyeringai, “Mungkin kau ingin sesuatu yang lebih lincah?”
“Oh, oh, sepertinya aku malah memprovokasinya ...,” kata Arthur yang mengeluarkan handgun dari pinggangnya. Handgun yang dilengkapi dengan silencer. Sehingga suara tembakan bisa diredam untuk mencegah penduduk sipil bangun.
Gumpalan-gumpalan angin tercipta di udara dan mulai mengelilingi Arthur. Arthur bisa melihat gumpalan-gumpalan angin itu karena debu dan tanah tertarik masuk. Beruntung karena lampu-lampu malam masih menyala terang dan Jie Xiong sepertinya terlalu dikuasai amarah sehingga tidak kepikiran untuk menghancurkan lampu-lampu itu. Dugaan secara kasar, Jie Xiong akan menembakkan gumpalan-gumpalan angin ke dirinya.
Tidak banyak berpikir lagi, handgun Arthur memuntahkan pelurunya. Tapi Jie Xiong buru-buru melompat ke salah satu gumpalan angin lainnya. Arthur menembak lagi tapi Jie Xiong berpindah lagi. Terus begitu berkali-kali hingga handgun Arthur berbunyi klik-klik-klik. Sebelum Arthur mengganti dengan tembakan listrik biru, Jie Xiong buru-buru melemparkan tombaknya dan menghunjam bahu kiri Arthur.
“Mata untuk mata, taring untuk taring dan bahu kiri untuk bahu kiri,” kata Jie Xiong.
“Argh!!” kata Arthur sambil mencabut tombak. Meski Immortal dan bisa beregenerasi, dia tetap bisa merasakan sakit seperti manusia biasa.
Serangan yang lebih buruk akan terjadi. Pecahan-pecahan kaca truk berputar-putar di tornado mini milik Jie Xiong. Kelap-kelip cahaya terpantul dari pecahan-pecahan kaca. Mirip sekumpulan kunang-kunang di malam hari. Terlihat indah tapi mampu menyayat-nyayat kulit. Detik demi detik, tornado itu semakin besar.
Masih kuat, Arthur bermeditasi dan mengumpulkan energi listriknya. Beginilah rasanya melawan Dark Path. Manusia yang haus kekuatan yang mampu mengubah emosi negatif menjadi energi untuk bertarung. Jie Xiong masih terlihat bugar meski tangannya mengalami pendarahan.
Tiba-tiba saja Jie Xiong melompat ke samping dan konsentrasinya terhadap tornnao mini buyar. Terdengar suara logam berdenting yang ternyata tiga buah pisau lipat. Jie Xiong menoleh ke belakang. Di sana berdirilah dua vampire laki-laki dan perempuan di kegelapan malam. Keduanya membidik kepala Jie Xiong. Murka, si Dark Path China mengumpulkan seluruh pecahan-pecahan kaca lagi dan berniat menyingkirkan dua vampire itu.
“Cepat bantu Erik, Dietrich dan Amanda di rumah itu!!” kata Arthur sambil menunjuk rumah milik kartel Ching Yan, “Aku akan mengerjakan Dark Path ini.”
Jie Xiong membagi dua tornadonya menjadi dua tornado yang lebih kecil. Tornado itu lalu berjalan mengincar Arthur dari sisi kanan dan kiri. Siap untuk memblender Arthur seperti sambal. Tingkah Arthur membuat Jie Xiong heran. Di saat dikepung tornado yang penuh pecahan kaca, Arthur malah mengisi handgunnya dengan peluru.
“Percepat tornadonya!!!” tantang Arthur sambil membentangkan tangannya.
Terprovokasi, Jie Xiong mempercepat tornadonya. Ketika dua tornado itu semakin dekat, dari sela-sela sempit dua tornado, handgun Arthur memuntahkan dua butir peluru. Salah satu pelurunya berhasil menembus perut kiri Jie Xiong. Dark Path China itu menjerit nyaring dan berlutut.
Dua tornado yang mengepung Arthur hilang. Pecahan-pecahan kacanya pun rontok ke tanah. Agar pecahan-pecahan kaca ini tidak digunakan lagi, Arthur menghancurkan semuanya dengan listrik biru.
“Serbu markasnya dan jangan terburu-buru! Aku akan menahan orang ini!” perintah Arthur, “Terus bertahan dan jangan gegabah hingga dua vampire itu datang!”
Erik, Dietrich dan Amanda langsung berlari ke tempat rumah milik kartel Ching Yan. Tentu saja Jie Xiong tidak membiarkannya. Tiga kali meninju udara dan angin mengarah ke tiga murid Arthur. Listrik-listrik biru keluar dari pavingan selama beberapa detik dan hilang begitu saja di udara. Begitu pula angin Jie Xiong juga ikut hilang. Masih tidak mau menyerah, Jie Xiong menggumpalkan udara di kakinya dan melompat setinggi mungkin menuju murid-murid Arthur. Caranya mengabaikan Arthur justru membuatnya lumpuh dan terjatuh ke tanah berguling-guling. Usahanya untuk mencegah Erik, Dietrich dan Amanda gagal.
“Pengendali listrik ...,” gumam Jie Xiong.
“Jangan buru-buru, kawan,” kata Arthur, “Kenapa kita tidak bersenang-senang dulu? Aku juga ingin membicarakan kabar William Campbell.”
Jie Xiong mengernyit, “Jangan sok akrab dengan William, mercenary!!”
Sadar bahwa yang dilawan bukan manipulator biasa, Jie Xiong merapalkan mantra pemanggilan dan muncullah senjata di udara. Sebuah tombak panjang berwarna biru yang jenisnya sama persis seperti tombak milik Guan Yu. Dengan tombak seperti itu, Jie Xiong langsung menusukkannya ke kepala Arthur. Arthur hanya memiringkan kepalanya sehingga tombak hanya menusuk udara. Melihat tangan Arthur berusaha meraih tombaknya, Jie Xiong buru-buru mundur sambil meniup angin.
Arthur berusaha menangkisnya dengan dinding listrik. Di luar dugaan, tiupan angin lebih kuat sehingga Arthur terhempas beberapa langkah ke belakang. Kaki-kaki Arthur buru-buru menjauh dan menghindari tinju angin Jie Xiong. Angin-anginnya tidak bisa melihat. Cara untuk mengetahui serangan angin adalah pergerakan debu, pasir dan tanaman yang dilewati laju angin. Situasi tambah susah karena sekarang malam hari. Ditambah lagi Jie Xiong bersenjata sedangkan Arthur tidak. Arthur tidak bisa mengambil Excalibur karena nanti Jie Xiong akan mengenalinya. Sepertinya, malam ini Arthur harus lebih defensif daripada menyerang.
“Seriuslah, mercenary!!” bentak Jie Xiong, “Jangan lompat ke sana kemari seperti kelinci! Kau ini mercenary! Bukan kelinci!”
Daripada tidak ada senjata, Arthur mengambil sebatang logam jelek berkarat dari rerumputan. Sepertinya logam bekas tiang bendera. Tak apa. Lumayan untuk meladeni pertempuran jarak dekat Jie Xiong yang ahli kung fu. Jie Xiong terus menggempur dengan tombak dan pengendalian angin. Tak mau kalah, Arthur menggunakan logam jeleknya dan pengendalian listrik. Sudah lima menit mereka begitu dan sebuah pertanyaan muncul di kepala Arthur.
“Kau hanya bisa pengendalian udara?” tanya Arthur, “Seorang Dark Path setidaknya memiliki minimal dua pengendalian. Jika tidak punya, bisa sihir atau kekutan mata.”
“Kau tidak menghitung Kung Fu ini?” Jie Xiong menendang kuda-kuda Arthur. Tenaga lumayan membuat Arthur kehilangan keseimbangan dan bertumpu pada lutut. Jie Xiong tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk membelah kepala Arthur.
Logam berkarat melayang rendah dari genggaman Arthur. Memang tidak boleh meremehkan Jie Xiong. Dark Path ahli Kung Fu itu bisa menangkis serangan Arthur yang cepat dari jarak yang dekat. Tapi bukan itu tujuan Arthur. Listrik biru dan hitam mengalir dari logam karatan, melewati tombak dan melukai tangan Jie Xiong. Serangan yang memanfaatkan sifat konduktor logam.
Kejutan dari listrik membuat Jie Xiong mundur menjauhi Arthur. Mata Dark Pathnya membelalak melihat tangan kanannya yang pendarahan karena listrik biru. Bahkan, ketika menaburkan serbuk regenerasi, dia semakin kaget karena tidak ada efeknya. Darah terus mengalir dan membasahi sepatu modis Jie Xiong.
“Kau ... kau ... kau seorang Darkwing???” tanya Jie Xiong yang terengah-rengah sambil terus menatap telapak tangannya. Dia paham kenapa tidak bisa menyembuhkan diri.
Arthur menggeleng dan sama terengah-rengahnya juga. Tadi Arthur menggunakan listrik biru. Ditambah lagi menggunakan pengendalian kegelapan. Untuk manipulator yang bukan marga Darkwing, pengendalian kegelapan menyerap lebih banyak energi jika dibandingkan dengan Darkwing. Sesuai dengan sifat kegelapan yang menyerap segalanya. Tidak peduli energi baik atau jahat.
“Kau tidak lihat aku kelelahan begini?” kata Arthur.
“Meski kau bukan Darkwing,” Jie Xiong semakin bersemangat, “Lumayan sebagai batu lompatan untuk mengalahkan Regulus Darkwing.”
Arthur menggigit bibir bawah. Ya. Nama itu disebut. Regulus Darkwing. Nama salah seorang buronan dari Inggris yang setelah ini akan memulai perang besar.
“Kenapa William Campbell repot-repot menolong seorang kartel tidak jelas bernama Ching Yan??” tanya Arthur yang menatap Eyes of Dark Path milik Jie Xiong.
“Entahlah,” jawab Jie Xiong, “Dia hanya bekerja sama dengan Ching Yan dan mengutusku untuk menculik Vaughn.”
Tidak ada jawaban lain yang keluar dari bibir Jie Xiong. Intinya dia hanya menerima perintah dari William untuk membantu Ching Yan. Dark Path itu melompat dan berlari. Bukan lari biasa tapi menjadikan udara sebagai pijakan. Sambil berlari, Jie Xiong menembakkan pisau angin. Arthur menggunakan tameng listrik untuk bertahan. Meski begitu, ada beberapa pisau angin yang menyayat kulit Arthur. Begitu jaraknya sudah dekat, Jie Xiong memutar tubuh dan menebaskan mata tombaknya ke leher Arthur. Arthur meunduk tapi kelincahan Jie Xiong luar biasa. Pengendali angin itu menendang udara dan menghantam topeng Arthur. Arthur terlempar beberapa meter. Bagian bawah topeng Arthur retak.
“Pengendalian anginmu ... senjatamu ... gaya bertarungmu ... semuanya mirip Guan Yu ...,” kata Arthur.
“Bagaimana jika dia guruku?” jawab Jie Xiong .
“Ya sedikit lebih lincah dari Guan Yu. Tapi tidak lebih lincah dariku.”
“Kau mengenal guruku?”
“Aku pernah melihatnya bertarung melawan Friedrich Lichsteiner,” jawaban tepat dari Arthur. Jika Arthur menjawab bahwa dirinya mengenal Guan Yu, ada kemungkinan Jie Xiong akan menyadari sesuatu.
“Hmmm, Ritterkreuz pengendali vektor,” kata Jie Xiong yang langsung mengarahkan mata tombak secara vertikal ke kepala Arthur.
“Tepatnya di Kota Chengdu,” kata Arthur mengelak ke kanan dan memukul bahu kiri Jie Xiong dengan listrik biru.
Jie Xiong terlambat menghindari serangan Arthur sehingga bahu kirinya robek. Sambil terengah-rengah, Jie Xiong mengambil serbuk regenerasi. Tentu saja Arthur tidak membiarkannya. Raja Inggris itu menciptakan lightning birds dan menembakkan semuanya ke Jie Xiong. Dark Path bukan lawan yang mudah karena Jie Xiong menggunakan teknik electrical immunity dengan cara menyekat listrik yang mengarah pada dirinya. Alhasil, burung-burung Arthur lenyap ketika hampir menyentuh Jie Xiong.
“Lincah?” Jie Xiong menyeringai, “Mungkin kau ingin sesuatu yang lebih lincah?”
“Oh, oh, sepertinya aku malah memprovokasinya ...,” kata Arthur yang mengeluarkan handgun dari pinggangnya. Handgun yang dilengkapi dengan silencer. Sehingga suara tembakan bisa diredam untuk mencegah penduduk sipil bangun.
Gumpalan-gumpalan angin tercipta di udara dan mulai mengelilingi Arthur. Arthur bisa melihat gumpalan-gumpalan angin itu karena debu dan tanah tertarik masuk. Beruntung karena lampu-lampu malam masih menyala terang dan Jie Xiong sepertinya terlalu dikuasai amarah sehingga tidak kepikiran untuk menghancurkan lampu-lampu itu. Dugaan secara kasar, Jie Xiong akan menembakkan gumpalan-gumpalan angin ke dirinya.
Tidak banyak berpikir lagi, handgun Arthur memuntahkan pelurunya. Tapi Jie Xiong buru-buru melompat ke salah satu gumpalan angin lainnya. Arthur menembak lagi tapi Jie Xiong berpindah lagi. Terus begitu berkali-kali hingga handgun Arthur berbunyi klik-klik-klik. Sebelum Arthur mengganti dengan tembakan listrik biru, Jie Xiong buru-buru melemparkan tombaknya dan menghunjam bahu kiri Arthur.
“Mata untuk mata, taring untuk taring dan bahu kiri untuk bahu kiri,” kata Jie Xiong.
“Argh!!” kata Arthur sambil mencabut tombak. Meski Immortal dan bisa beregenerasi, dia tetap bisa merasakan sakit seperti manusia biasa.
Serangan yang lebih buruk akan terjadi. Pecahan-pecahan kaca truk berputar-putar di tornado mini milik Jie Xiong. Kelap-kelip cahaya terpantul dari pecahan-pecahan kaca. Mirip sekumpulan kunang-kunang di malam hari. Terlihat indah tapi mampu menyayat-nyayat kulit. Detik demi detik, tornado itu semakin besar.
Masih kuat, Arthur bermeditasi dan mengumpulkan energi listriknya. Beginilah rasanya melawan Dark Path. Manusia yang haus kekuatan yang mampu mengubah emosi negatif menjadi energi untuk bertarung. Jie Xiong masih terlihat bugar meski tangannya mengalami pendarahan.
Tiba-tiba saja Jie Xiong melompat ke samping dan konsentrasinya terhadap tornnao mini buyar. Terdengar suara logam berdenting yang ternyata tiga buah pisau lipat. Jie Xiong menoleh ke belakang. Di sana berdirilah dua vampire laki-laki dan perempuan di kegelapan malam. Keduanya membidik kepala Jie Xiong. Murka, si Dark Path China mengumpulkan seluruh pecahan-pecahan kaca lagi dan berniat menyingkirkan dua vampire itu.
“Cepat bantu Erik, Dietrich dan Amanda di rumah itu!!” kata Arthur sambil menunjuk rumah milik kartel Ching Yan, “Aku akan mengerjakan Dark Path ini.”
Jie Xiong membagi dua tornadonya menjadi dua tornado yang lebih kecil. Tornado itu lalu berjalan mengincar Arthur dari sisi kanan dan kiri. Siap untuk memblender Arthur seperti sambal. Tingkah Arthur membuat Jie Xiong heran. Di saat dikepung tornado yang penuh pecahan kaca, Arthur malah mengisi handgunnya dengan peluru.
“Percepat tornadonya!!!” tantang Arthur sambil membentangkan tangannya.
Terprovokasi, Jie Xiong mempercepat tornadonya. Ketika dua tornado itu semakin dekat, dari sela-sela sempit dua tornado, handgun Arthur memuntahkan dua butir peluru. Salah satu pelurunya berhasil menembus perut kiri Jie Xiong. Dark Path China itu menjerit nyaring dan berlutut.
Dua tornado yang mengepung Arthur hilang. Pecahan-pecahan kacanya pun rontok ke tanah. Agar pecahan-pecahan kaca ini tidak digunakan lagi, Arthur menghancurkan semuanya dengan listrik biru.
0
Kutip
Balas