Kaskus

Story

agusk1988Avatar border
TS
agusk1988
Diary 2 Dunia
Diary 2 Dunia

Terima kasih mas AWAYAYE untuk cover keren nya.

Ilustrasi Ronggo Geni

Diary 2 Dunia

Ilustrasi Dewi Puspa Kenanga

Diary 2 Dunia

Halo agan/aganwati kaskuser sekalian. Halo juga untuk para momod sekalian. Gue adalah silent reader yang udah lama melintang di forum kaskus. Terkhusus untuk sub forum stories from the heart. Kali ini perkenankan gue untuk menceritakan sebuab kisah klasik tentang perjalanan anak manusia yang berawal mula beberapa tahun lalu.

Jika kalian bertanya ini real atau fiksi.? gue kembali kan ke pribadi para reader sekalian. Daripada pada nanti para reader sekalian kepo, anggap saja cerita ini fiksi

Tapi terlepas dari itu semua,, percaya lah bahwa " mereka", beserta " dunia mereka" itu ada. Jadi hormati lah " mereka" seperti kita menghormati sesama kita. Karena pada dasarnya " mereka" sama seperti kita. Ada baik, jahat beserta segala hal yang tak bisa di jelaskan secara logika.

Dan yang terakhir, harap patuhi rule yang berlaku di sub forum ini. Karena menghormati orang lain itu secara tidak langsung membuat kita juga akan di hormat i.

Silahkan di nikmati

Quote:





Spoiler for ILUSTRASI:

Polling
Poll ini sudah ditutup. - 165 suara
Menurut Kalian Bagaimana Seharusnya Thread Ini Berjalan Ke Depannya
Tetep seperti sudah sudah mas, penuh dengan pesan kehidupan
90%
Tamat in saja mas,, sudah terlalu mainstream seperti Thread lain
9%
No Comment mas, emang situ siapa..?
1%
Diubah oleh agusk1988 18-07-2021 04:03
heartbeat6661Avatar border
silamputamanAvatar border
User telah dihapus
User telah dihapus dan 26 lainnya memberi reputasi
23
1M
2.9K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
agusk1988Avatar border
TS
agusk1988
#355
PART 28

Ibu yang tadi membuka kan pintu untuk ku pun kini masih duduk bersimpuh di atas lantai rumahnya. Tampak sesekali beliau menyeka air matanya yang semakin deras mengalir . Suara nya tertahan. Terlihat dari telapak tangannya yang menutupi mulut nya. Mungkin beliau malu menangis karena ada aku yang masih berdiri di depan nya.

Karena tak mau beliau lama lama bersimpuh di bawah, karena yang ada nanti malah jatuh sakit. Akun pun mengambil inisiatif untuk membantu beliau berdiri. Ibu tadi pun kembali membuka percakapan tak lama setelah ia berhasil aku buat berdiri kembali.

" ke dalam saja nak. Biar lebih enak ngomong nya " ajak ibu tadi sembari melangkah masuk ke dalam rumah.

" nggeh bu. " balasku seraya mengikuti langkah nya dari belakang.

Saat aku akan melangkah kan kaki untuk masuk ke rumah ibu tadi, tiba-tiba saja sosok Ronggo Geni sudah berdiri di samping ku. Dia nampak nya telah kembali dari sedikit tugas yang tadi aku berikan. Dia pun kini membisikkan sesuatu di telinga ku yang membuat ku tercekat kaget. Sebuah kabar buruk yang berat untuk ku sampaikan kepada ibu tadi.

" mari nak silahkan duduk " tawar ibu tadi saat sudah berada di ruang tamu rumah nya.

" terima kasih bu " balas ku sembari mengambil posisi yang enak buat vantat tercinta.

Sekilas aku memperhatikan seisi ruangan tamu rumah tersebut. Sebuah rumah megah dengan berisi kan furniture yang mewah. Nampak di sudut sudut tiang ruang tersebut, terduduk membisu vas vas bunga otentik dengan berbagai ornamen ukiran yang menghiasinya.

Saat sedang iseng memperhatikan sekeliling ruangan rumah ini, sorot mata ku fokus pada sebuah bingkai foto besar yang tergantung di dinding dekat vas tersebut berada. Nampak seorang pria dengan seragam dinas kepolisian berdiri di samping seorang wanita dengan busana jawa. Wanita dalam foto tersebut nampak terlihat anggun memakai kebaya yang membalut sekujur tubuhnya.

Di depan bapak dan ibu tadi, duduk dua anak perempuan di atas kursi yang terbuat dari kayu jati. Setelah ku perhatikan dengan seksama, sosok ibu serta gadis paling kecil yang berada dalam bingkai foto tersebut, nampak sangat familiar bagi ku.

Ibu dalam bingkai foto tadi, tampak seperti wanita yang sekarang ini sedang duduk di depan ku. Sementara gadis paling kecil dalam bingkai foto tersebut, tampak seperti gadis cilik yang tadi pagi tiba-tiba lewat di hadapan ku. Vanya... Gadis tersebut terlihat seperti Vanya.

" oia bu. Maaf sebelumnya belum memperkenalkan diri. Nama saya Agus "

" kalo boleh tau , Vanya itu siapa ya" tanya ku memecah keheningan.

"........."

Ibu tadi diam sesaat lantas kembali menunduk.. Dia seperti mempersiapkan sesuatu sebelum menjawab pertanyaan yang aku ajukan..

" Vanya itu putri Bungsu ibu nak " jawab ibu tadi sembari mendengus pelan.

" nama Ibu Farida " ucap ibu tadi membalas perkenalan dari ku .

" nak agus dari mana bisa mendapatkan secarik kertas ini " tanya bu Farida sembari menunjukkan kertas yang sekarang berada di tangannya.

" itu bu tadi....... "

" siapa mah ".. . Ucap seorang gadis sembari menurun i anak tangga dan berjalan ke arah kami.

Belum juga aku selesak ngomong, udah maen samber aja tuh cewek. Gimana kelar nya kalo gini.

" ini Kak, ada nak agus. Dia mau nganter Vanya pulang katanya. " balas bu Farida disertai tatapan kosong menghadap langit langit rumahnya.

Mendengar nama Vanya, gadis tadi pun semakin mempercepat langkah nya dan berjalan menuju tempat ku duduk..

" eh lu. Dimana ketemu adek gw hahhh. "ucap gadis tadi setengah emosi sembari menggoyang goyang kan tubuh ku.

Aku pun tak sempat menjawab pertanyaan dari nya. Karena sedari tadi tubuh ku ini seperti terkena goncangan hebat akibat di goyang goyang kan nya terlalu keras.

" kak, gimana nak agus nya bisa jawab kalo kamu perlakukan kayak gitu " teriak Bu Farida.

" eh sorry ya. Gw tadi emosional " ucap nya sembari melepaskan pegangan tangannya dari tubuh ku.

Aku pun hanya tersenyum getir tanpa sekali pun membalas ucapan nya.

" eh lu dari sma xxx ya. Dan wajah lu nampak gak asing buat gw "

" gw sering kali lihat lu wira wiri masuk ke dalam kelas gw " ucap gadis tadi seraya memperhatikan diriku dari atas sampe bawah.

" emang mbak siapa dan sekolah di mana " tanya ku agak risih diperhatikan seperti itu.

" kenalin aku Kanaya. Sekolah di sma xxx kelas 2 ipa 1 " ucap nya sembari mengulurkan tangan.

" agus mbak. Sekolah di sma xxx juga. Kelas 1F " balas ku seraya menyambut uluran tangan nya.

Halus... Harum lagi..Tangan nya..

Penampilan Kanaya terlihat sopan untuk ukuran cewek sekelas dirinya. Secara dari segi tampang dia oke, materi ada tapi tetep cara berbusana nya sopan. Nampak siang itu dia memakai kaos sweater lengan panjang di padu dengan celana pendek yang terbuat dari kain di bawah lutut.

" ohhhh jadi lu agus anak kelas satu 1F yang di taksir oleh si Shinta " ucap Kanaya sembari senyum senyum sendiri.

" ahhhh mbak bisa aja. Bukan lah, mbak salah orang kali " balas ku mengelak.

" eh jangan panggil mbak dong. Panggil Naya saja " ucap nya lagi sembari memanyunkan bibir nya yang seksih.

" seperti yang kamu mau nay " balas ku mengiyakan.

" oh iya, Vanya itu siapa "tanya ku lagi karena sedari tadi tidak di jawab oleh mereka.

Seketika suasana tadinya mencair, kembali hening saat aku menyebutkan nama Vanya.

" Vanya itu Putri Bungsu ibu nak "

" dan dia......... "

Lagi lagi ibu Farida menghentikan ucapan nya dan kembali menutup mulut nya dengan kedua tangannya. Nampak kini bulir bulir air mata mulai jatuh kembali dari ujung bola matanya.

" Vanya itu adek aku gus. Dan dia sudah menghilang seminggu ini " ucap Naya yang sepertinya lebih bisa sedikit tegar dari ibunya.

" nay, bisa pinjam kertas dan pulpen " pinta ku ke Naya.

" untuk apa gus " tanya Kanaya keheranan.

" udah jangan banyak nanya. Bawel lu nay " ucap ku sedikit kesal.

Kanaya langsur ngeloyor pergi menuju kamar nya sambil bisik bisik sesuatu gak jelas. Mungkin dia jengkel karena aku menyebutnya bawel. Selang beberapa menit, dia pun kembali dari kamar nya dan menyerahkan sebuah notesbook dan serta sebuah pulpen.

Aku pun menulis kan sebuah alamat yang di bisik kan khodam penjaga ku tadi serta segala rincian yang harus di lakukan. Setelah selesai, aku pun menyerah kan notebooks tersebut kepada ibu Farida.

" bu, sekarang ibu telfon polisi dan segera ke pergi ke alamat yang sudah saya tulis kan dlam notebooks itu. "

" lakukan seperti apa yang tertulis di dalamnya. Insya Allah ibu akan menemukan kanaya anak ibu. "

" tapi ibu harus bersabar dan belajar ikhlas "
Ucap ku dengan berat hati.

Sebenar nya aku tak sampai hati memberitahukan kabar yang tak mengenakan ini. Tapi aku juga gak mau keluarga ibu Farida terus mengharap kepulangan Vanya. Sebab Vanya kini telah tenang di alam sana. menghadap kembali kepada sang pencipta.

Naya dan Bu Farida pun langsung menangis sembari saling berpelukan begitu mendengar kata sabar dan belajar ikhlas dari ku. Nampak dua pasang anak dan ibu itu larut dalam lautan kesedihan.

" bu saya mengerti ibu bersedih. Tapi ibu juga harus secepatnya ke tempat yang saya tulis tadi. " ucap ku lirih.

" tunggu sebentar nak. Sebentar lagi suami ibu pulang. Kita sama-sama ke tempat tersebut " ucap ibu Farida sembari masih menangis tersedu sedu.

" tapi bu. Saya gak bisa ikut. Soalnya ada jan...... "

" lu harus ikut gus. Titik " potong Kanaya sembari melotot ke arah ku tajam.

Aku pun menunduk tak berani membalas tatapan mata nya. Ngeri cuy,, mbak mbak penghuni pohon mangga aja kalah.

Aku mengambil hp dari dalam tas dan mengetikkan sepatah dua patah kata..

Quote:


Beberapa detik kemudian.... Clunggggg...

Quote:


Quote:


Setelah selesai minta ijin membatalkan acara dengan ndoro putri, aku pun kembali fokus ke keluarga ibu Farida. Pukul 15.30 sebuah suara mobil terdengar dari luar rumah. Beberapa detik kemudian, suara mobil tersebut pun menghilang.

" assalamualaikum " ucap seorang pria berseragam dinas kepolisian memasuki rumah dan berjalan mendekati ruang tamu.

" walaikumsalam salam " jawab kami bertiga serempak.

" lho ada tamu mah " ucap pria tadi sembari menaruh tas kerja nya di atas meja.

" iya pah. Mau nganterin Vanya pulang ke rumah katanya " ucap bu Farida sembari masih menangis sesenggukan.

" lho mana Vanya nya mah " ucap pria tadi sembari menggoyang goyang kan tubuh istri nya.

" anu... Maaf pak. Vanya nya udah gak ada di dunia ini " kataku keceplosan.

BRAKKKKKKKK....

Pria tadi pun langsung mnggebrak meja begitu mendengar penuturan ku. Aku pun kaget dan langsung berdiri dari tempat duduk ku.

" gak mungkin itu. Jangan sembarangan kamu kalo ngomong " ucap pria tadi dengan mimik muka emosi.

" pak, kalo bapak tidak percaya ucapan saya , silahkan kirim tim bapak ke alamat yang tadi saya berikan ke istri bapak. Bapak lihat nanti apa yang ada di sana. "

" masih untung saya mau mengantarkan qarin Vanya anak bapak pulang ke rumah , kalo tidak, niscaya putri bapak tak akan tenang di alam sana "

" dan kalo kedatangan saya cuma mendapat sambutan seperti ini dari bapak, dengan senang hati aku tinggal kan rumah ini " ucap ku emosi sembari melangkah kan kaki untuk keluar dari rumah tersebut.

Siapa yang gak emosi coba, pulang sekolah belum sempat makan siang udah capek capek nganterin Vanya. Eh sampe di situ malah di marah i gak jelas. Janji ku dengan reni juga terpaksa ku batal kan demi membantu keluarga nya.

Pria tadi pun hanya terdiam membisu tanpa bisa membalas argumen dari ku. Nampak kini beliau diam terduduk di sofa bersebelahan dengan istrinya.

Aku pun tak memperdulikanya dan tetap melanjutkan langkah ku. Baru saja ku pegang gagang pintu rumah tersebut, sebuah tangan menahan aktivitas ku.

"maafin ucapan papa gus. Beliau emosi karena frustasi mencari keberadaan Vanya selama ini " ucap Kanaya dingin. .

" gpp nay lupakan. "

" bisa tolong lepasin tangan ku gak. Aku mau pulang " ucap ku ketus sembari menepis kan tangan kanaya.

Kanaya pun melepaskan pegangan tangan nya di atas tangan ku yang sedang memegang gagang pintu rumahnya . Namun beberapa saat kemudian dia berganti memegang lengan ku seraya menatap kerah ku sendu.

Aku pun mengerti arti dari tatapan nya. Ku urung kan niat ku untuk pulang karena kasihan melihat tatapan mata kanaya. Kanaya pun lantas mengajak ku kembali ke ruang tamu rumah nya.

" maafin omongan bapak nak " ucap pria tadi saat aku kembali duduk di hadapan nya.

" oia, nama bapak fariz " ucap nya lagi memperkenalkan diri.

" sama-sama pak. Maafin juga perkataan ku yang mungkin terdengar kejam di telinga bapak "

" nama saya agus pak" kataku seraya membetulkan posisi duduk ku.

Ini kanaya ngapain coba malah duduk di sebelah ku. Dia kan tadi Anteng anteng saja duduk di sebelah mama nya..

" kapan kita berangkat ke alamat yang nak agus berikan ke istri saya "tanya pak Fariz.

" sekarang saja kalo bapak tidak keberatan " balas ku menghemat waktu.

" ya udah kami siap siap dulu " ucap Pak Fariz seraya pergi untuk mengganti baju dinas yang masih beliau kenakan.

Ibu Farida dan kanaya pun pergi ke kamar masing-masing untuk juga mengganti pakaian nya. Aku..? Aku hanya duduk termenung di ruang tamu. Di suguhi minum saja kagak. Sementara cacing dalam perut ini sudah teriak teriak demo minta di isi. Tuan rumah macam apa ini.

15 menit kemudian keluarga Pak Fariz telah selesai bersiap siap. Kami pun langsung bergegas menuju alamat yang di bisikan Ronggo Geni, mengingat hari semakin gelap dan mendekati waktu maghrib. Sebelum berangkat aku meminta Pak Fariz agar menyuruh Intel bawahan nya yang terpercaya saja untuk membantu pencarian ini. Aku takut terjadi kegaduhan kalo terlalu banyak aparat yang di kerah kan. Pak Fariz pun setuju dengan permintaan ku

30 menit memacu adrenalin(pak fariz nyopir nya ngebut waktu itu) kami pun sampai di alamat yang di tuju. Nampak sebuah bangunan tua yang tak terawat. di sekeliling bangunan tua tersebut, tumbuh rumput liar yang tinggi nya mencapai lutut orang dewasa..

ALLAHU. AKBAR.....

Sebuah bayangan hitam, melintas di samping ku sesaat setelah aku menginjak kan kaki di halaman depan bangunan tersebut.. .

Bulu kuduk ku pun langsung berdiri karena sesaat setelah bayangan tersebut melintas, tercium bau busuk yang amat menusuk hidung..

Terlihat kini bayangan tersebut menampakkan wujud nya di depan mata ku...

Sebuah makhluk tinggi besar dengan bulu hitam yang amat sangat lebat berdiri di hadapan ku..Nampak bola mata nya yang berwarna hijau, melotot tajam ke arah ku..

"Ahhhh.... Mau apa sih makhluk ini menampakkan wujud nya di hadapan ku ".....
wakazsurya77
efti108
myusuffebria525
myusuffebria525 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.