- Beranda
- Stories from the Heart
(Horror true story) Berawal dari penasaran hingga menjadi fatal
...
TS
sikodir.kodir
(Horror true story) Berawal dari penasaran hingga menjadi fatal

Prolog
heningkan cipta sejenak utk para pahlawan kita yg berjuang dan mempersembahkan kemerdekaan NKRI.
Quote:
Halo agan dan sista penghuni kaskus khususon di forum SFTH. Perkenalkan, nama gw Fadli Arya Putra (tentunya nama ada yg gw samarkan). Sebelumnya gw jg curcol di forum H2H, tp kali ini gw ingin berbagi kisah nyata yg gw jalani dan alami selama ini. Kenapa gw ngasih cover seperti gambar diatas?? Karena ada hubungannya dengan perjalanan hidup gw dan mengubah hidup gw (jauh dari agama). Kisah ini awal di mulai 16 tahun yg lalu. Atau lebih tepatnya di awal tahun 2001 hingga sekarang belum selesai. Semua berawal dari rasa penasaran hingga menjadi fatal. Mohon maaf jika tulisan dan bahasa gw amburadul. Karena gw bukan penulis. Disini gw hanya ingin berbagi kisah, berharap tidak ada yg mengalaminya selain gw. Jd gw mohon kaskuser yg membaca kisah nyata gw ini dengan bijak dan jgn asal nge-judge. Dan bagi yg kenal gw cukup diem aja.
*Nb : selama gw masih bisa update berarti gw masih selamat/hidup. Gw janji enggak bakalan kentang. Dan mohon tinggalkan jejak!

Quote:
side story
Quote:
cerita Diponegoro (cerita sampingan)
Quote:
Diubah oleh sikodir.kodir 06-12-2017 11:13
ueki19 dan 34 lainnya memberi reputasi
33
772.1K
1.9K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
sikodir.kodir
#241
Desa Randu 1.2
Kami mengambil pilihan berpencar mencari reza, gw bersama andi menuju kearah makam, sedangkan alan, bayu dan Doni mencari kearah sendang (arah sendang yg mengarah ke pohon dua randu). Dua handycam yg ditinggal oleh reza dipegang gw sama andi. Sesekali kami mencoba menyalakan handycam yg kondisinya udah mati, barangkali bisa melihat rekaman reza sebelum menghilang. Ternyata baterai handycam nya habis.
"Fad denger enggak?"
Gw enggak menjawab pertanyaan andi, gw hanya memberi isyarat melalui jari ke andi untuk diam. Sebenarnya gw tau apa yg dimaksud andi. Gw mendengar suara tangis, suara tangis wanita sesenggukan bikin hati merasa iba. Merinding sih, tp gw lebih khawatir dengan kondisi reza yg tiba2 menghilang. Kali ini ketakutan gw hilang karena menyangkut nyawa teman.
Sementara ditempat lain..
"Eh iki lihat rekaman" ucap bayu yg memegang handycam (handycam yg pertama terpasang shoot arah padepokan).
Handycam yg dibawa bayu ternyata belum mati(baterai habis). Mereka bertiga melihat hasil rekaman. Di rekaman yg mereka lihat, reza berjalan keluar padepokan (gazebo kecil) yg berdiri diatas sendang, berjalan ke arah makam.
"Lho berarti arah yg dituju fadli sama andi nih!" Ucap doni.
Semua berdiri diam saling menatap, mengambil keputusan, menyusul fadli dan andi apa tidak? Atau kita kembali ke padepokan dan menunggu disana?
"Balik ke mobil wae piye?" Usul bayu.
"Setuju!! Kita tunggu di mobil aja!"
Mereka bertiga kompak bergegas menuju ke mobil yg parkir di depan. Selama perjalanan ke mobil tidak ada gangguan. Tp mereka lupa sesuatu, mereka lupa kalau yg bawa kunci mobil adalah saya.
"Tolol kita! Sama aja kita masih enggak aman kalau di luar begini!"
Kalimat tersebut terlontar dari mulut bayu, yg menyadari kunci mobil tidak berada pada doni. Ya mereka bertiga tidak bisa memasuki mobil. Mereka di luar, di depan dua pohon randu yg tumbuh tinggi.
"Eh gue enggak enak sama fadli sama andi juga nih. Mereka nyari reza tp kita malah diem disini" ucap doni
Baik bayu mau pun alan tidak menghiraukan kegusaran doni. Bayu mencoba menghilangkan rasa takutnya dengan menghisap rokok filter yg sudah menyala di pedangnya.
"Baca doa baca doa pokoknya baca!!"
Alan mencoba menyampaikan pesan ke bayu dan doni dengan suara ketakutan. Doni yg berdiri di depan alan mencoba melihat sekitaran. Mencari sumber alasan kenapa alan menjadi ketakutan. Bayu jg terlihat demikian. Nampaknya doni dan bayu tidak melihat apa yg akan takutkan.
"Kalian tidak melihatnya??!!!" Kali ini alan bicara sedikit agak membentak ke bayu dan doni.
Alan melihat wanita berambut acak2an, muka dan kaki penuh darah, bergelantungan diatas cabang pohon randu mengayunkan kaki nya. tatapannya tajam ke arah alan. Seperti tatapan sangat benci.
"Heh bro ada apa?" Tanya doni penasaran melihat alan ketakutan.
Sementara di tempat kuburan..
Perlahan lahan gw dan andi melangkah. Bukan karena takut, tp karena suasana yg gelap, penerangan hanya dari senter kecil yg gw bawa.
"Fad.."
Tangan andi memegang pundak gw, memberikan isyarat ke gw untuk berhenti melangkah. Gw menoleh ke arah andi mencari tau maksudnya kenapa memberi isyarat ke gw utk berhenti. Melihat reaksi gw, andi hanya memberikan isyarat melalui jari telunjuknya ke arah samping gw.
"Haaahhh..!"
Bajingan...gw kaget begitu ngeliat sosok hitam yg berdiri hanya berjarak 3 meter dari kami. Berwujud seperti apa? Jangan wajahnya, mata nya saja pun tidak kelihatan. Hanya sosok hitam legam berdiri seperti menatap kami.
"Apa keperluan kalian kesini?!!!"
Bentak dari sosok hitam ke arah kami. Suaranya terdengar serak dan seperti suara orang tua(laki2) berumur 50 tahunan.
"Weehhh..!" Respon andi yg kaget mendengar suara nya.
"Fad menungso(manusia) fad ternyata.." bisik andi ke gw yg terdengar ketakutan.
Jelas kami saat itu lebih takut karena kami tau betul tempat apa ini. Dan kami datang kesini bisa dikatakan tanpa ijin. Asal langsung datang tanpa permisi. Merasa bersalah, gw dan andi diam tidak menjawab pertanyaan dari sosok hitam yg kami hadapi.
"Pergi kalian semua dari sini!!" Hardiknya ke arah kami.
Gw dan andi langsung berbalik arah lari kembali ke arah padepokan. Saat itu kami merasakan ancaman dari ucapannya. Nasib reza? Sungguh gw dan andi tidak menyangka, begitu tiba di padepokan, si Reza terlihat terkapar lemas berbaring diatas tanah.
"Lho reza fad! Gimana ini!"
"Ayok langsung kita gendong aja!" Ucap gw yg langsung membopong tubuh reza.
Kami berlari ke arah mobil. Gw saat itu berharap teman2 yg lain tidak kembali ke arah padepokan, tp kembali ke arah mobil. Saat ditengah jalan, gw dan andi mendengar suara tawa dari belakang. Bukan suara tawa dari makhluk astral tp suara manusia!
Sejenak gw dan andi berhenti nengok ke arah belakang. Dari atas padepokan kami melihat sosok bapak tua berdiri memakai baju hitam celana hitam bawah lutut, tertawa ke arah kami. Tiba2 tawa nya berhenti menjadi menatap kami tajam dan penuh dendam.
"Wes fad ayo!"
Ucap andi untuk tidak menghiraukan dengan apa yg kami lihat.
Sesampainya di mobil, gw dan andi tidak melihat keberadaan teman2. Gw membuka pintu mobil menidurkan reza di kursi belakang. Kondisi reza sadar tp masih lemas. Gw jg memerintahkan andi masuk mobil menjaga reza dibelakang.
"Sudah tidak ada yg ketinggalan kan?" Tanya gw ke andi.
"Barang2 udah semua fad. Tp temen2 yg lain???"
Hal yg sama dengan yg gw rasakan sebenarnya. Gw jg bertanya dlm hati dimana temen2 yg lain? Tp gw yakin ketika melihat Putung rokok bayu di dekat pintu sopir. Gw yakin temen2 yg lain sudah berada disini td. Tp entah sekarang ada dimana. Gw langsung menjalankan mobil. Andi duduk paling belakang menjaga reza tak henti2nya menanyakan temen2 yg lain ke gw.
"Kampret hampir aja lo gw tabrak!"
Teriak gw ke depan melihat bayu berdiri di tengah jalan memberhentikan jalan mobil. Tanpa perintah bayu langsung masuk mobil duduk di depan. Di samping gw. Raut muka nya terlihat pucat ketakutan.
"Fad alan fad alan" ucap bayu sambil mengatur nafas yg tersenggal senggal.
"Tadi aku, alan sama doni nungguin lo pd di mobil. alan ngeliat sesuatu, tp aku sama doni enggak lihat apa2 sama sekali. Saking takut dan panik alan lari ke arah sana (arah desa)"
"Aku sama doni langsung ikut ngejar. baru beberapa meter lari, gue denger ada ketawa cekikikan dari atas ku fad. Aku nengok keatas, Gilak fad! Aku baru kali ini lihat setan terbang melayang sambil ketawa2. Kayaknya ngejar alan tu setan" lanjut bayu.
Andi yg mendengar cerita dari bayu merasa bergidik ngeri. Tanpa menanyakan ke bayu lg, gw langsung melakukan mobil kembali, lampu mobil gw bikin lampu jauh, mencari keberadaan alan dan doni. Berharap mereka masih deket.
"Fad itu fad!!"
Bayu menunjuk kiri nya. Gw melihat alan lari memasuki sawah warga desa yg seperti baru saja di tanam. Jd bukan sawah kering. Tanpa sadar memperhatikan jalan, ban kiri mobil terperosok masuk parit pinggiran sawah.
"Aduh.." ucap bayu merintih kesakitan karena kepala nya terbentur kaca jendela cukup keras.
"Bay km di dalam mobil sama andi. Temenin reza!" Ucap gw tanpa memperdulikan kondisinya.
Gw langsung turun masuk ke sawah mengejar alan yg sudah berada di depan.
"Lan berhenti! Jgn lari!" Teriak gw ke alan sambil berlari kesusahan.
Malam hari tanpa penerangan, indera mata mencoba melihat keberadaan alan, dan susahnya kaki berlari mengejar alan di sawah. Jangankan berlari, untuk berjalan saja susah. Tp gw melihat kondisi alan tidak kesusahan seperti yg gw alami.
"Bruk..!" Gw terjatuh. Kepala gw terbentur batu sebesar 2x ukuran kepalan tangan orang dewasa.
Dari pandangan mata gw yg tidak begitu jelas, gw melihat ada beberapa orang mengenakan sarung tp sedikit mengangkat sarung supaya mudah utk berjalan, mencoba memberhentikan alan. Rasanya gw mau berdiri berat. Seperti setengah sadar dan tidak. Mungkin karena benturan batu yg gw rasakan di kepala. Gw hanya sanggup melihat dari posisi gw jatuh. Hingga gw merasakan ada orang yg membantu saya utk berdiri.
"Itu mas teman saya satunya. Tolongin mas.."
Skip skip skip......
"Dimana ini?" Tanya gw heran karena tidak mengenali tempat begitu gw terbangun dari tidur.
Gw hanya melihat sekeliling dinding kamar terbuat dari kayu. Seperti nya kayu jati dugaan gw dulu. Masih mengumpulkan sisa tenaga yg ada, gw duduk di tepi ranjang. Baju gw saat itu jg sudah diganti. Mungkin karena kotor jatuh di sawah. Gw jg sudah mengenakan sarung. Entah lah siapa yg menggantinya, yg penting gw tidak ternoda.
"Tok tok tok.." suara ketukan pintu kamar.
"Assalamualaikum, mari nak persiapan jamaah shalat subuh" ajak suara dibalik pintu kamar yg gw tempati ini.
Continue..
"Fad denger enggak?"
Gw enggak menjawab pertanyaan andi, gw hanya memberi isyarat melalui jari ke andi untuk diam. Sebenarnya gw tau apa yg dimaksud andi. Gw mendengar suara tangis, suara tangis wanita sesenggukan bikin hati merasa iba. Merinding sih, tp gw lebih khawatir dengan kondisi reza yg tiba2 menghilang. Kali ini ketakutan gw hilang karena menyangkut nyawa teman.
Sementara ditempat lain..
"Eh iki lihat rekaman" ucap bayu yg memegang handycam (handycam yg pertama terpasang shoot arah padepokan).
Handycam yg dibawa bayu ternyata belum mati(baterai habis). Mereka bertiga melihat hasil rekaman. Di rekaman yg mereka lihat, reza berjalan keluar padepokan (gazebo kecil) yg berdiri diatas sendang, berjalan ke arah makam.
"Lho berarti arah yg dituju fadli sama andi nih!" Ucap doni.
Semua berdiri diam saling menatap, mengambil keputusan, menyusul fadli dan andi apa tidak? Atau kita kembali ke padepokan dan menunggu disana?
"Balik ke mobil wae piye?" Usul bayu.
"Setuju!! Kita tunggu di mobil aja!"
Mereka bertiga kompak bergegas menuju ke mobil yg parkir di depan. Selama perjalanan ke mobil tidak ada gangguan. Tp mereka lupa sesuatu, mereka lupa kalau yg bawa kunci mobil adalah saya.
"Tolol kita! Sama aja kita masih enggak aman kalau di luar begini!"
Kalimat tersebut terlontar dari mulut bayu, yg menyadari kunci mobil tidak berada pada doni. Ya mereka bertiga tidak bisa memasuki mobil. Mereka di luar, di depan dua pohon randu yg tumbuh tinggi.
"Eh gue enggak enak sama fadli sama andi juga nih. Mereka nyari reza tp kita malah diem disini" ucap doni
Baik bayu mau pun alan tidak menghiraukan kegusaran doni. Bayu mencoba menghilangkan rasa takutnya dengan menghisap rokok filter yg sudah menyala di pedangnya.
"Baca doa baca doa pokoknya baca!!"
Alan mencoba menyampaikan pesan ke bayu dan doni dengan suara ketakutan. Doni yg berdiri di depan alan mencoba melihat sekitaran. Mencari sumber alasan kenapa alan menjadi ketakutan. Bayu jg terlihat demikian. Nampaknya doni dan bayu tidak melihat apa yg akan takutkan.
"Kalian tidak melihatnya??!!!" Kali ini alan bicara sedikit agak membentak ke bayu dan doni.
Alan melihat wanita berambut acak2an, muka dan kaki penuh darah, bergelantungan diatas cabang pohon randu mengayunkan kaki nya. tatapannya tajam ke arah alan. Seperti tatapan sangat benci.
"Heh bro ada apa?" Tanya doni penasaran melihat alan ketakutan.
Sementara di tempat kuburan..
Perlahan lahan gw dan andi melangkah. Bukan karena takut, tp karena suasana yg gelap, penerangan hanya dari senter kecil yg gw bawa.
"Fad.."
Tangan andi memegang pundak gw, memberikan isyarat ke gw untuk berhenti melangkah. Gw menoleh ke arah andi mencari tau maksudnya kenapa memberi isyarat ke gw utk berhenti. Melihat reaksi gw, andi hanya memberikan isyarat melalui jari telunjuknya ke arah samping gw.
"Haaahhh..!"
Bajingan...gw kaget begitu ngeliat sosok hitam yg berdiri hanya berjarak 3 meter dari kami. Berwujud seperti apa? Jangan wajahnya, mata nya saja pun tidak kelihatan. Hanya sosok hitam legam berdiri seperti menatap kami.
"Apa keperluan kalian kesini?!!!"
Bentak dari sosok hitam ke arah kami. Suaranya terdengar serak dan seperti suara orang tua(laki2) berumur 50 tahunan.
"Weehhh..!" Respon andi yg kaget mendengar suara nya.
"Fad menungso(manusia) fad ternyata.." bisik andi ke gw yg terdengar ketakutan.
Jelas kami saat itu lebih takut karena kami tau betul tempat apa ini. Dan kami datang kesini bisa dikatakan tanpa ijin. Asal langsung datang tanpa permisi. Merasa bersalah, gw dan andi diam tidak menjawab pertanyaan dari sosok hitam yg kami hadapi.
"Pergi kalian semua dari sini!!" Hardiknya ke arah kami.
Gw dan andi langsung berbalik arah lari kembali ke arah padepokan. Saat itu kami merasakan ancaman dari ucapannya. Nasib reza? Sungguh gw dan andi tidak menyangka, begitu tiba di padepokan, si Reza terlihat terkapar lemas berbaring diatas tanah.
"Lho reza fad! Gimana ini!"
"Ayok langsung kita gendong aja!" Ucap gw yg langsung membopong tubuh reza.
Kami berlari ke arah mobil. Gw saat itu berharap teman2 yg lain tidak kembali ke arah padepokan, tp kembali ke arah mobil. Saat ditengah jalan, gw dan andi mendengar suara tawa dari belakang. Bukan suara tawa dari makhluk astral tp suara manusia!
Sejenak gw dan andi berhenti nengok ke arah belakang. Dari atas padepokan kami melihat sosok bapak tua berdiri memakai baju hitam celana hitam bawah lutut, tertawa ke arah kami. Tiba2 tawa nya berhenti menjadi menatap kami tajam dan penuh dendam.
"Wes fad ayo!"
Ucap andi untuk tidak menghiraukan dengan apa yg kami lihat.
Sesampainya di mobil, gw dan andi tidak melihat keberadaan teman2. Gw membuka pintu mobil menidurkan reza di kursi belakang. Kondisi reza sadar tp masih lemas. Gw jg memerintahkan andi masuk mobil menjaga reza dibelakang.
"Sudah tidak ada yg ketinggalan kan?" Tanya gw ke andi.
"Barang2 udah semua fad. Tp temen2 yg lain???"
Hal yg sama dengan yg gw rasakan sebenarnya. Gw jg bertanya dlm hati dimana temen2 yg lain? Tp gw yakin ketika melihat Putung rokok bayu di dekat pintu sopir. Gw yakin temen2 yg lain sudah berada disini td. Tp entah sekarang ada dimana. Gw langsung menjalankan mobil. Andi duduk paling belakang menjaga reza tak henti2nya menanyakan temen2 yg lain ke gw.
"Kampret hampir aja lo gw tabrak!"
Teriak gw ke depan melihat bayu berdiri di tengah jalan memberhentikan jalan mobil. Tanpa perintah bayu langsung masuk mobil duduk di depan. Di samping gw. Raut muka nya terlihat pucat ketakutan.
"Fad alan fad alan" ucap bayu sambil mengatur nafas yg tersenggal senggal.
"Tadi aku, alan sama doni nungguin lo pd di mobil. alan ngeliat sesuatu, tp aku sama doni enggak lihat apa2 sama sekali. Saking takut dan panik alan lari ke arah sana (arah desa)"
"Aku sama doni langsung ikut ngejar. baru beberapa meter lari, gue denger ada ketawa cekikikan dari atas ku fad. Aku nengok keatas, Gilak fad! Aku baru kali ini lihat setan terbang melayang sambil ketawa2. Kayaknya ngejar alan tu setan" lanjut bayu.
Andi yg mendengar cerita dari bayu merasa bergidik ngeri. Tanpa menanyakan ke bayu lg, gw langsung melakukan mobil kembali, lampu mobil gw bikin lampu jauh, mencari keberadaan alan dan doni. Berharap mereka masih deket.
"Fad itu fad!!"
Bayu menunjuk kiri nya. Gw melihat alan lari memasuki sawah warga desa yg seperti baru saja di tanam. Jd bukan sawah kering. Tanpa sadar memperhatikan jalan, ban kiri mobil terperosok masuk parit pinggiran sawah.
"Aduh.." ucap bayu merintih kesakitan karena kepala nya terbentur kaca jendela cukup keras.
"Bay km di dalam mobil sama andi. Temenin reza!" Ucap gw tanpa memperdulikan kondisinya.
Gw langsung turun masuk ke sawah mengejar alan yg sudah berada di depan.
"Lan berhenti! Jgn lari!" Teriak gw ke alan sambil berlari kesusahan.
Malam hari tanpa penerangan, indera mata mencoba melihat keberadaan alan, dan susahnya kaki berlari mengejar alan di sawah. Jangankan berlari, untuk berjalan saja susah. Tp gw melihat kondisi alan tidak kesusahan seperti yg gw alami.
"Bruk..!" Gw terjatuh. Kepala gw terbentur batu sebesar 2x ukuran kepalan tangan orang dewasa.
Dari pandangan mata gw yg tidak begitu jelas, gw melihat ada beberapa orang mengenakan sarung tp sedikit mengangkat sarung supaya mudah utk berjalan, mencoba memberhentikan alan. Rasanya gw mau berdiri berat. Seperti setengah sadar dan tidak. Mungkin karena benturan batu yg gw rasakan di kepala. Gw hanya sanggup melihat dari posisi gw jatuh. Hingga gw merasakan ada orang yg membantu saya utk berdiri.
"Itu mas teman saya satunya. Tolongin mas.."
Skip skip skip......
"Dimana ini?" Tanya gw heran karena tidak mengenali tempat begitu gw terbangun dari tidur.
Gw hanya melihat sekeliling dinding kamar terbuat dari kayu. Seperti nya kayu jati dugaan gw dulu. Masih mengumpulkan sisa tenaga yg ada, gw duduk di tepi ranjang. Baju gw saat itu jg sudah diganti. Mungkin karena kotor jatuh di sawah. Gw jg sudah mengenakan sarung. Entah lah siapa yg menggantinya, yg penting gw tidak ternoda.
"Tok tok tok.." suara ketukan pintu kamar.
"Assalamualaikum, mari nak persiapan jamaah shalat subuh" ajak suara dibalik pintu kamar yg gw tempati ini.
Continue..
Diubah oleh sikodir.kodir 28-10-2017 15:30
safefem memberi reputasi
1