- Beranda
- Stories from the Heart
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
...
TS
juraganpengki
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE(CHAPTER 2)

Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..
Prolog
Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...
Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...
Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)

Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..
Prolog
Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...
Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...
Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)
Diubah oleh juraganpengki 27-12-2017 11:17
regmekujo dan 47 lainnya memberi reputasi
48
1.1M
4K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#308
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Sebagai mahasiswa baru, gw akan mendapat kan masa Ospek.. Di kampus gw istilah Ospek di ganti menjadi MOSBA (Masa Orientasi Mahasiswa Baru).. Meski tidak lagi ada nama Ospek, tapi MOSBA ini pada prinsipnya sama dengan Ospek.. Semua mahasiswa mendapat bekal khusus tentang pengenalanaa lingkungan kampus, pengenalan semua Fakultas beserta Prodi nya dan pengenalan Dekan dan dosen-dosen..
Dari awal MOSBA gw sudah menjadi pusat perhatian, bukan karena penampilan gw yang memakai atribut aneh pada seragam SMA, tapi karena keterlambatan.. Oh iya, setelah lulus dari SMA, Ibu membelikan gw motor matic baru sebagai hadiah.. Pada mulanya gw menolak tapi terus di paksa Ibu, mengingat gw akan sangat membutuhkan kendaraan untuk kuliah.. Ada mobil keluarga peninggalan Ayah, namun hanya sesekali gw gunakan, selebihnya hanya gw panaskan saja di teras..
Ada beberapa calon mahasiswa baru yang terlambat seperti gw, karena harus mengantarkan Ayu dahulu ke sekolahnya tadi pagi.. Kami di panggil dan di kumpulkan di tengah lapangan basket, oleh beberapa mahasiswa senior yang menjadi panitia MOSBA.. Sekitar 11 orang yang terlambat termasuk gw di dalamnya.. Ada 3 orang perempuan yang juga harus menerima sangsi atas ketidakdisiplinan kami..
Empat orang mahasiswa senior, tiga laki-laki dan satu perempuan terlihat berjalan mengelilingi kami dengan wajah kurang ramah.. Gw faham, sebagai mahasiswa senior, mereka pasti berusaha mengintimidasi kami semua.. Alasannya untuk memupuk rasa hormat.. Dari kartu panitia yang tersemat di saku atas almamater mereka, gw bisa membaca nama nya satu persatu..
Senior yang pertama dengan tubuh jangkung dan rambut keriting agak gondrong bernama Jihad.. Kedua mahasiswa senoir dengan perawakan hampir sama pendek dengan rambut pendek militer, tertera nama Restu dan Farid.. Sedangkan mahasiswi satu-satu nya yang ada diantara mereka bernama Rika, tanpa di temani Ka Rhoma.. Gw sengaja menggunakan Ajian Tembus Pandang agar dapat melihat nama mereka satu persatu tanpa harus mendekat..
Keempat pasang mata mereka menatap tajam ke arah kami satu persatu.. Sebagai mahasiswa baru yang menjalani MOSBA, kami semua diharuskan membuat papan nama dari karton tebal.. Di karton yang kami wajib kalungkan di leher, tertera nama jelas kami masing-masing dan sebuah foto yang menampilkan wajah kami secara close up..
“Kalian sebutkan nama satu persatu di depan dan alasan lengkap kenapa bisa sampai terlambat” Perintah Jihad, senior yang wajahnya paling tidak ramah diantara mereka semua..
Satu persatu dari kami mulai maju ke depan, memperkenalkan diri bergantian serta alasan keterlambatan.. Dari wajah-wajah mahasiswa baru senasib sependeritaan dengan gw, jelas terlihat wajah-wajah yang pucat karena ketakutan akan hukuman yang akan mereka terima.. Gw masih santai tanpa merasa takut sedikit pun.. Sekar yang mengikuti gw, nampak sedang duduk di atas pohon nangka yang tumbuh di belakang lapangan basket, mengamati semua sudut kampus..
“Woy, lu maju sekarang!!! Jangan liat-liat ke belakang terus!!!” Bentak Jihad di susul tatapan tajam ketiga rekaannya..
Gw sempat terkejut mendengar bentakan pemuda jangkung tersebut yang ternyata di arahkan ke gw.. Dengan mengulum senyuman, gw segera maju ke depan, menuruti perintahnya..
“Lu liat apa di belakang, hah?!!” Tanya Jihad dengan nada masih cukup tinggi..
“Ga lihat apa-apa, kak..” Jawab gw dengan tenang..
“Cepat sebutin nama lu di depan” Perintahnya lagi..
Gw mengangguk , lalu mulai memutar tubuh menghadap semua mahasiswa baru yang sedang menerima hukuman..
“Nama, Imam Al Fattah, asal sekolah SMA*** Depok, alamat Depok.. Alasan terlambat karena mengantarkan adik berangkat sekolah dulu” Ucap gw dengan mantap..
Mahasiswi senior yang bernama Rika, nampak berjalan mendekat dan tiba-tiba mencolek dagu gw..
“So sweet banget sih, seorang kakak yang sayang adik... Emang bapak moyang lu kemana sampe-sampe harus lu yang nganterin, udah tahu lu lagi ikut MOSBA, harus nya dia mengorbankan waktu sebelum kerja, buat anterin adik lu dulu” Ucap Rika yang awalnya bernada rendah namun pada akhir kalimat langsung berubah tinggi..
“Tidak bisa, Kak.. Ayah saya tidak bisa mengantar” Jawab dengan suara keras, sambil mengepalkan kedua tangan, berusaha menurunkan emosi karena perempuan yang saat ini berada di hadapan gw membawa-bawa nama Almarhum Ayah..
“Kenapa ga bisa, bapak moyang lu malas?”Tanya nya lagi, kali ini nada suara nya lebih tinggi..
Gw terdiam menatap wajah Rika dengan tajam.. Merasa sambutan mata gw menyiratkan sebuah perlawanan, Mahasiswi itu membalas tatapan gw jauh lebih tajam dari sebelumnya..
“Imam ga suka, bapak moyang nya gw sebut pemalas.. Kalo bukan pemalas, harus nya dia mendahulukan kepentingan anak-anaknya donk, iya ga?” Tanya Rika ke semua rekan-rekan gw..
Semua mahasiswa baru menjawab serempak dengan jawaban iya.. Gw menatap mereka satu persatu.. Gw faham mengapa mereka menjawab iya.. Karena saat ini mereka sedang berada di bawah tekanan.. Sekar yang melihat emosi gw mulai naik, segera melayang turun dan berdiri beberapa meter di dekat kami semua..
“Cukup, Kak!!! Jangan bawa-bawa bokap gw” Ucap gw dengan sedikit membentak, hawa hangat dari bahu kanan gw mulai muncul..
“Heh, lu udah berani ngebentak senior.. Lu pikir bokap lu siapa??” Balas Rika yang tak kalah keras suaranya..
“Gw anak Yatim, bokap gw belom lama meninggal, puas lu???” Bentak gw yang sudah tak bisa lagi menahan emosi..
Mahasiswi senior itu mendadak terdiam dengan wajah terkejut.. Sementara, gw langsug meninggalkan nya dan berjalan kembali ke barisan.. Jika bukan perempuan yang memancing emosi gw, niscaya saat ini wajahnya pasti sudah gw bikin rujak..
“Kendalikan emosi mu, Kang Mas” Bisik Sekar di dalam bathin gw..
Beberapa kali gw mengucap istighfar sambil menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan.. Sesaat, Rika menatap gw dengan tatapan yang jauh berbeda dari sebelumnya.. Tak ada lagi intimidasi di tatapannya..
“Oke, kita lanjut lagi.. Nanti kalian semua akan menerima konsekuensi atas ketidakdisiplinan kalian hari ini.. Kak Restu dan kak Farid yang akan menjelaskan” Kata Jihad dengan nada suara yang sedikit lebih ramah..
Beberapa hukuman tambahan kami terima, dari membersihkan sampah yang ada di sekitar lapangan basket hingga meminta data beberapa mahasiswa senior dengan aturan, yang laki-laki mencari data senior perempuan dan yang mahasiswa baru perempuan sebaliknya..
Beberapa kali pandangan gw sempat bertemu dengan Rika yang sedang mencuri pandang.. Kakak senior gw itu selalu menundukkan wajah begitu gw membalas tatapannya.. Sebodo amat lah, dia mo gimana kek bukan urusan gw..
Gw berkenalan dengan mahasiswa baru yang mendapat hukuman sama seperti gw.. Namanya Steve , yang memiliki tubuh sama tinggi dengan gw, hanya kulitnya sedikit lebih gelap..
“Lu bisa sabar banget tadi, Mam?” Tanya Steve sambil berjalan beriringan dengan gw memasuki lorong kampus..
“Yahh, nama nya juga senior, bree.. Tapi kalo misalkan tadi yang mengejek Almarhum bokap gw itu senior laki, kek si Jihad, gw ga tahu dah kelanjutannya ke apa” Jawab gw dengan nada datar..
“Ehh, tuh ada senior cewe pada kumpul.. Kita tanya mereka aja? Ucap Steve sambil menaikkan dagunya ke arah tiga orang cewe beralmamater hijau, yang sedang duduk santai di atas tiga bangku plastik..
Gw mengangguk menyetujui ucapan Steve dan mengikutinya yang terlihat bernafsu sekali jalannya.. Perlahan, gw merasakan aura cukup kuat yang berasal dari salah satu cewe yang duduk disana.. Nampak seorang cewe menatap gw dengan pandangan misterius, ke arah kami yang mulai mendekat.. Mungkin dia yang memiliki aura kuat tersebut..
Di atas ketiga cewe itu nampak sesosok Jin dengan penampilan seorang Kakek Tua bergamis putih lengkap dengan tongkat putih dan sorban yang berwarna sama.. Sekar yang melayang di samping gw terlihat menatap sungkan ke arah sosok Kakek Tua yang sedang tersenyum..
Mahasiswi senior yang sempat menatap gw dengan pendangan menyelidik, melirik sesaat ke arah Sekar.. Oke, dia punya kekuatan di mata batinnya.. Mungkin kekuatan itu ia dapat sejak lahir, atau karena di buka oleh Jin Penjaga nya yang masih melayang di atas..
Mendadak, Sekar melayang pergi ke suatu tempat lalu di susul sosok Jin Penjaga salah satu dari ketiga gadis yang sedang duduk.. Sepertinya mereka akan saling berkenalan, karena bukan aura hitam yang keluar dari sosok Kakek Tua itu..
“Maaf, Kakak-kakak cantik.. Kita boleh minta nama dan tanda tangannya ga?” Yanya Steve sambil menyodorkn sebuah buku dan tersenyum manis..
Ketiga cewe yang tadinya sempat menghiraukan Steve beberapa saat lalu, mendadak menoleh ke arah gw yang masih berada di belakang sahabat gw yang baru itu..
“Eh, kamu yang di belakang, coba maju deh” Pinta salah seorang mahasiswi senior yang berkaca mata dan berambut sebahu..
Gw langsung maju ke depan, menuruti permintaannya.. Untuk sejenak, kedua cewe senior kami itu berbisik-bisik, namun mahasiswi yang memancarkan aura cukup kuat hanya menatap gw dari bawah sampai atas..
“Duhh, ga perlu segitunya donk mandang mahasiswa baru, Rei?” Goda salah satu temannya..
Gadis yang dipanggil dengan nama Rei itu tersipu untuk sesaat.. Lalu berdiri dan melangkah menghampiri gw..
“Sini?” Pinta nya sambil mengulurkan tangan..
“Apaan, Kak?” Tanya gw yang tak mengerti maksudnya..
“Kalian mo minta nama sama Tanda tangan kami, kan?” Tanya nya lagi..
Gw yang baru faham, langsung tertawa terkekeh, lalu menyodorkan buku yang gw pegang ke arah Rei.. Steve sempat mencolek bahu gw dari belakang, dan menyodorkan bukunya.. Gw lupa Steve juga mendapat tugas yang sama, lalu gw ambil buku Steve dan menyerahkannya ke Rei..
“Bukannya kita bebas nyuruh mereka, sebelum mendapat tanda tangna kita, Rei?” Tanya gadis berkaca mata yang sudah memegang buku milik gw..
“Udah, tanda tanganin aja.. Mereka ini lagi jalanin hukuman, jangan malah kita bikin ribet.. Kasihan tau, Ras.. Kita kan sama-sama ngerasain gimana ribetnya masa-masa kek gini” Jawab Rei yang disusul oleh bisikan kedua temannya..
Gw tersenyum mendengar pembelaan gadis cantik berambut sepunggung itu.. Akhirnya ada satu juga senior yang baik kampus ini..
“Nih, udah kita tanda tanganin.. Namaku Reinita, anak Hukum” Kata Rei sambil menulurkan tangannya..
“Namanya Imam Al Fattah, Rei.. Di papan nama kan kelihatan tuh” Goda temannya Rei lagi..
Gadis bernama Reinita sempat menoleh dan menatap tajam kekedua orang temannya yang masih duduk di belakang..
“Makasih tanda tangannya, Kak” Jawab gw sambil menjabat tangan Reinita yang di susul anggukan kepalanya..
Sejenak, gw tertegun merasakan ada hawa aneh menjalar keluar dari telapak tangan gadis itu, namun bukan hawa yang mengancam.. Air muka Reinita juga nampak berubah, sepertinya ia merasakan hal serupa..
Selepas menjalani hukuman, gw bersama Steve berniat bergabung dengan mahasiswa baru yang lain, yang sedang menerima materi dari seorang dosen.. Tiba-tiba, mahasiswi senior yang bernama Rika memanggil gw dari belakang..
Gw segera menghentikan langkah guna memberi kesempatan pada gadis itu untuk menyusul..
“Boleh gw ngobrol sebentar?” Tanya Rika..
Steve yang sama-sama2 berhenti sempat menatap heran ke gw..
“Gw duluan deh, tas lu sini gw bawain, bree” Ucap Steve yang gw jawab dengan anggukan kepala, lalu pergi meninggalkan kami berdua..
“Ada apa lagi, Kak?” Tanya gw ke mahasiswi senior yang tadi sempat mengejek Almarhum Ayah..
Rika terdiam sambil menundukkan wajahnya, sepertinya dia hendak menyampaikan sesuatu terkait apa yang sudah ia lakukan ke gw sebelumnya..
“Maafin gw yah soal tadi pagi.. Gw ga tahu bokap lu udah ga ada.. Gw bener-bener minta maaf banget, Mam” Ucapnya penuh penyesalan..
Gw menaruk nafas nafas dalam, lalu mengeluarkannya perlahan-lahan..
“Iya, Kak.. Santai aja.. Ga usah di fikirin.. Udah gw maafin koq” Jawab gw sambil bersiap melangkahkan kaki hendak meninggalkannya..
“Gw kasih lu izin datang lebih siang selama MOSBA, Mam.. Biar lu bisa anter adik lu dulu ke sekolah” Kata Rika lagi..
“Ga usah, Kak.. Takutnya ada kecemburuan sosial di antara mahasiswa baru.. Lagipula gw bisa berangkat jauh lebih pagi lagi besok ” Ucap gw yang kembali memutar tubuh menghadapnya..
“Itu urusan gw.. Lu tenang aja, ya” Sahut Rika sambil tersenyum lalu meninggalkan gw yang terpaku melihat kepergiannya..
Gw segera melanjutkan perjalanan menuju aula kampus, dimana seluruh mahasiswa baru sedang mendapat bimbingan dari beberapa dosen.. Sempat gw bertanya dimana letak aula yang sedang gw cari, ke seorang staff yang kebetulan berpapasan dengan gw..
Di dalam aula, bahu gw sempat di tepuk steve yang ternyata duduk persis di pintu masuk.. Kebetulan ada kursi kosong di sebelahnya..
“Ngomong apa tadi senior jutek, Mam?” Tanya Steve..
“Minta maaf, Bree.. Dia ga tau kalo bokap gw baru meninggal” Jawab gw sambil memasukkan buku ke dalam tas yang sempat di bawakan Steve..
“Eh liet tuh, senior cakep yang tadi belain kita” Kata Steve sambil menunjuk tangannya ke arah sudut kanan aula..
Diarah yang di tunjuk Steve, berdiri seorang gadis cantik dengan seorang pemuda yang sepertinya sama-sama senior kami.. Dari wajah Reinata nampak ada kilatan rasa tak suka ke pemuda yang berdiri sedikit merapat ke badannya..
Mendadak, Reinata menangkap basah gw yang sedang mencuri pandang ke arah nya.. Gadis itu terlihat mengulum senyum manisnya, lalu mulai berjalan ke arah gw dan Steve..
“Hei, pada ngeliatin aku yah?” Tegur Rei yang langsung duduk di kuris kosong persis di sebelah gw..
Sejenak, pandangan gw melirik ke arah pemuda yang tadi berdiri bersama Rei.. Tatapan tajam yang menyiratkan rasa tidak sukanya, tertuju ke arah kami, persisnya ke arah gw..
“Dia Reno, Ketua Himpunan Mahasiswa Fakultas Kedokteran” Ucap Rei sambil melirik pemuda bernama Reno dengan sedikit jutek..
“Kalian lagi marahan, Kak?” Tanya gw yang merasa tidak enak menerima pandangan penuh intimidasi dari Reno..
“Enak aja, aku ga pernah pacaran sama dia, Mam.. Marahan dari mana coba” Jawab Rei dengan nada suara sedikit tinggi, mungkin terdengar oleh Reno yang sedang berjalan menghampiri kami..
Dua buah tangan Reno menepuk bahu gw yang masih duduk menghadap depan, sementara posisi nya berdiri di belakang gw persis..
“Jangan coba-coba cari musuh, anak baru.. Rei itu cewe gw.. Jauhi Rei kalo lu mau kuliah aman disini” Bisik Reno yang terdengar lirih di telinga kiri gw..
Reinata yang melihat hal itu, segera bangkit dan menarik tangan Reno lalu mengajaknya keluar dari aula..
“Hati-hati, Bree.. Dia salah satu orang kuat disini” Ucap Steve yang di susul dengan pandangan heran gw, karena terkejut mengetahui teman baru gw itu mengenal Reno..
Sebagai mahasiswa baru, gw akan mendapat kan masa Ospek.. Di kampus gw istilah Ospek di ganti menjadi MOSBA (Masa Orientasi Mahasiswa Baru).. Meski tidak lagi ada nama Ospek, tapi MOSBA ini pada prinsipnya sama dengan Ospek.. Semua mahasiswa mendapat bekal khusus tentang pengenalanaa lingkungan kampus, pengenalan semua Fakultas beserta Prodi nya dan pengenalan Dekan dan dosen-dosen..
Dari awal MOSBA gw sudah menjadi pusat perhatian, bukan karena penampilan gw yang memakai atribut aneh pada seragam SMA, tapi karena keterlambatan.. Oh iya, setelah lulus dari SMA, Ibu membelikan gw motor matic baru sebagai hadiah.. Pada mulanya gw menolak tapi terus di paksa Ibu, mengingat gw akan sangat membutuhkan kendaraan untuk kuliah.. Ada mobil keluarga peninggalan Ayah, namun hanya sesekali gw gunakan, selebihnya hanya gw panaskan saja di teras..
Ada beberapa calon mahasiswa baru yang terlambat seperti gw, karena harus mengantarkan Ayu dahulu ke sekolahnya tadi pagi.. Kami di panggil dan di kumpulkan di tengah lapangan basket, oleh beberapa mahasiswa senior yang menjadi panitia MOSBA.. Sekitar 11 orang yang terlambat termasuk gw di dalamnya.. Ada 3 orang perempuan yang juga harus menerima sangsi atas ketidakdisiplinan kami..
Empat orang mahasiswa senior, tiga laki-laki dan satu perempuan terlihat berjalan mengelilingi kami dengan wajah kurang ramah.. Gw faham, sebagai mahasiswa senior, mereka pasti berusaha mengintimidasi kami semua.. Alasannya untuk memupuk rasa hormat.. Dari kartu panitia yang tersemat di saku atas almamater mereka, gw bisa membaca nama nya satu persatu..
Senior yang pertama dengan tubuh jangkung dan rambut keriting agak gondrong bernama Jihad.. Kedua mahasiswa senoir dengan perawakan hampir sama pendek dengan rambut pendek militer, tertera nama Restu dan Farid.. Sedangkan mahasiswi satu-satu nya yang ada diantara mereka bernama Rika, tanpa di temani Ka Rhoma.. Gw sengaja menggunakan Ajian Tembus Pandang agar dapat melihat nama mereka satu persatu tanpa harus mendekat..
Keempat pasang mata mereka menatap tajam ke arah kami satu persatu.. Sebagai mahasiswa baru yang menjalani MOSBA, kami semua diharuskan membuat papan nama dari karton tebal.. Di karton yang kami wajib kalungkan di leher, tertera nama jelas kami masing-masing dan sebuah foto yang menampilkan wajah kami secara close up..
“Kalian sebutkan nama satu persatu di depan dan alasan lengkap kenapa bisa sampai terlambat” Perintah Jihad, senior yang wajahnya paling tidak ramah diantara mereka semua..
Satu persatu dari kami mulai maju ke depan, memperkenalkan diri bergantian serta alasan keterlambatan.. Dari wajah-wajah mahasiswa baru senasib sependeritaan dengan gw, jelas terlihat wajah-wajah yang pucat karena ketakutan akan hukuman yang akan mereka terima.. Gw masih santai tanpa merasa takut sedikit pun.. Sekar yang mengikuti gw, nampak sedang duduk di atas pohon nangka yang tumbuh di belakang lapangan basket, mengamati semua sudut kampus..
“Woy, lu maju sekarang!!! Jangan liat-liat ke belakang terus!!!” Bentak Jihad di susul tatapan tajam ketiga rekaannya..
Gw sempat terkejut mendengar bentakan pemuda jangkung tersebut yang ternyata di arahkan ke gw.. Dengan mengulum senyuman, gw segera maju ke depan, menuruti perintahnya..
“Lu liat apa di belakang, hah?!!” Tanya Jihad dengan nada masih cukup tinggi..
“Ga lihat apa-apa, kak..” Jawab gw dengan tenang..
“Cepat sebutin nama lu di depan” Perintahnya lagi..
Gw mengangguk , lalu mulai memutar tubuh menghadap semua mahasiswa baru yang sedang menerima hukuman..
“Nama, Imam Al Fattah, asal sekolah SMA*** Depok, alamat Depok.. Alasan terlambat karena mengantarkan adik berangkat sekolah dulu” Ucap gw dengan mantap..
Mahasiswi senior yang bernama Rika, nampak berjalan mendekat dan tiba-tiba mencolek dagu gw..
“So sweet banget sih, seorang kakak yang sayang adik... Emang bapak moyang lu kemana sampe-sampe harus lu yang nganterin, udah tahu lu lagi ikut MOSBA, harus nya dia mengorbankan waktu sebelum kerja, buat anterin adik lu dulu” Ucap Rika yang awalnya bernada rendah namun pada akhir kalimat langsung berubah tinggi..
“Tidak bisa, Kak.. Ayah saya tidak bisa mengantar” Jawab dengan suara keras, sambil mengepalkan kedua tangan, berusaha menurunkan emosi karena perempuan yang saat ini berada di hadapan gw membawa-bawa nama Almarhum Ayah..
“Kenapa ga bisa, bapak moyang lu malas?”Tanya nya lagi, kali ini nada suara nya lebih tinggi..
Gw terdiam menatap wajah Rika dengan tajam.. Merasa sambutan mata gw menyiratkan sebuah perlawanan, Mahasiswi itu membalas tatapan gw jauh lebih tajam dari sebelumnya..
“Imam ga suka, bapak moyang nya gw sebut pemalas.. Kalo bukan pemalas, harus nya dia mendahulukan kepentingan anak-anaknya donk, iya ga?” Tanya Rika ke semua rekan-rekan gw..
Semua mahasiswa baru menjawab serempak dengan jawaban iya.. Gw menatap mereka satu persatu.. Gw faham mengapa mereka menjawab iya.. Karena saat ini mereka sedang berada di bawah tekanan.. Sekar yang melihat emosi gw mulai naik, segera melayang turun dan berdiri beberapa meter di dekat kami semua..
“Cukup, Kak!!! Jangan bawa-bawa bokap gw” Ucap gw dengan sedikit membentak, hawa hangat dari bahu kanan gw mulai muncul..
“Heh, lu udah berani ngebentak senior.. Lu pikir bokap lu siapa??” Balas Rika yang tak kalah keras suaranya..
“Gw anak Yatim, bokap gw belom lama meninggal, puas lu???” Bentak gw yang sudah tak bisa lagi menahan emosi..
Mahasiswi senior itu mendadak terdiam dengan wajah terkejut.. Sementara, gw langsug meninggalkan nya dan berjalan kembali ke barisan.. Jika bukan perempuan yang memancing emosi gw, niscaya saat ini wajahnya pasti sudah gw bikin rujak..
“Kendalikan emosi mu, Kang Mas” Bisik Sekar di dalam bathin gw..
Beberapa kali gw mengucap istighfar sambil menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan.. Sesaat, Rika menatap gw dengan tatapan yang jauh berbeda dari sebelumnya.. Tak ada lagi intimidasi di tatapannya..
“Oke, kita lanjut lagi.. Nanti kalian semua akan menerima konsekuensi atas ketidakdisiplinan kalian hari ini.. Kak Restu dan kak Farid yang akan menjelaskan” Kata Jihad dengan nada suara yang sedikit lebih ramah..
Beberapa hukuman tambahan kami terima, dari membersihkan sampah yang ada di sekitar lapangan basket hingga meminta data beberapa mahasiswa senior dengan aturan, yang laki-laki mencari data senior perempuan dan yang mahasiswa baru perempuan sebaliknya..
Beberapa kali pandangan gw sempat bertemu dengan Rika yang sedang mencuri pandang.. Kakak senior gw itu selalu menundukkan wajah begitu gw membalas tatapannya.. Sebodo amat lah, dia mo gimana kek bukan urusan gw..
Gw berkenalan dengan mahasiswa baru yang mendapat hukuman sama seperti gw.. Namanya Steve , yang memiliki tubuh sama tinggi dengan gw, hanya kulitnya sedikit lebih gelap..
“Lu bisa sabar banget tadi, Mam?” Tanya Steve sambil berjalan beriringan dengan gw memasuki lorong kampus..
“Yahh, nama nya juga senior, bree.. Tapi kalo misalkan tadi yang mengejek Almarhum bokap gw itu senior laki, kek si Jihad, gw ga tahu dah kelanjutannya ke apa” Jawab gw dengan nada datar..
“Ehh, tuh ada senior cewe pada kumpul.. Kita tanya mereka aja? Ucap Steve sambil menaikkan dagunya ke arah tiga orang cewe beralmamater hijau, yang sedang duduk santai di atas tiga bangku plastik..
Gw mengangguk menyetujui ucapan Steve dan mengikutinya yang terlihat bernafsu sekali jalannya.. Perlahan, gw merasakan aura cukup kuat yang berasal dari salah satu cewe yang duduk disana.. Nampak seorang cewe menatap gw dengan pandangan misterius, ke arah kami yang mulai mendekat.. Mungkin dia yang memiliki aura kuat tersebut..
Di atas ketiga cewe itu nampak sesosok Jin dengan penampilan seorang Kakek Tua bergamis putih lengkap dengan tongkat putih dan sorban yang berwarna sama.. Sekar yang melayang di samping gw terlihat menatap sungkan ke arah sosok Kakek Tua yang sedang tersenyum..
Mahasiswi senior yang sempat menatap gw dengan pendangan menyelidik, melirik sesaat ke arah Sekar.. Oke, dia punya kekuatan di mata batinnya.. Mungkin kekuatan itu ia dapat sejak lahir, atau karena di buka oleh Jin Penjaga nya yang masih melayang di atas..
Mendadak, Sekar melayang pergi ke suatu tempat lalu di susul sosok Jin Penjaga salah satu dari ketiga gadis yang sedang duduk.. Sepertinya mereka akan saling berkenalan, karena bukan aura hitam yang keluar dari sosok Kakek Tua itu..
“Maaf, Kakak-kakak cantik.. Kita boleh minta nama dan tanda tangannya ga?” Yanya Steve sambil menyodorkn sebuah buku dan tersenyum manis..
Ketiga cewe yang tadinya sempat menghiraukan Steve beberapa saat lalu, mendadak menoleh ke arah gw yang masih berada di belakang sahabat gw yang baru itu..
“Eh, kamu yang di belakang, coba maju deh” Pinta salah seorang mahasiswi senior yang berkaca mata dan berambut sebahu..
Gw langsung maju ke depan, menuruti permintaannya.. Untuk sejenak, kedua cewe senior kami itu berbisik-bisik, namun mahasiswi yang memancarkan aura cukup kuat hanya menatap gw dari bawah sampai atas..
“Duhh, ga perlu segitunya donk mandang mahasiswa baru, Rei?” Goda salah satu temannya..
Gadis yang dipanggil dengan nama Rei itu tersipu untuk sesaat.. Lalu berdiri dan melangkah menghampiri gw..
“Sini?” Pinta nya sambil mengulurkan tangan..
“Apaan, Kak?” Tanya gw yang tak mengerti maksudnya..
“Kalian mo minta nama sama Tanda tangan kami, kan?” Tanya nya lagi..
Gw yang baru faham, langsung tertawa terkekeh, lalu menyodorkan buku yang gw pegang ke arah Rei.. Steve sempat mencolek bahu gw dari belakang, dan menyodorkan bukunya.. Gw lupa Steve juga mendapat tugas yang sama, lalu gw ambil buku Steve dan menyerahkannya ke Rei..
“Bukannya kita bebas nyuruh mereka, sebelum mendapat tanda tangna kita, Rei?” Tanya gadis berkaca mata yang sudah memegang buku milik gw..
“Udah, tanda tanganin aja.. Mereka ini lagi jalanin hukuman, jangan malah kita bikin ribet.. Kasihan tau, Ras.. Kita kan sama-sama ngerasain gimana ribetnya masa-masa kek gini” Jawab Rei yang disusul oleh bisikan kedua temannya..
Gw tersenyum mendengar pembelaan gadis cantik berambut sepunggung itu.. Akhirnya ada satu juga senior yang baik kampus ini..
“Nih, udah kita tanda tanganin.. Namaku Reinita, anak Hukum” Kata Rei sambil menulurkan tangannya..
“Namanya Imam Al Fattah, Rei.. Di papan nama kan kelihatan tuh” Goda temannya Rei lagi..
Gadis bernama Reinita sempat menoleh dan menatap tajam kekedua orang temannya yang masih duduk di belakang..
“Makasih tanda tangannya, Kak” Jawab gw sambil menjabat tangan Reinita yang di susul anggukan kepalanya..
Sejenak, gw tertegun merasakan ada hawa aneh menjalar keluar dari telapak tangan gadis itu, namun bukan hawa yang mengancam.. Air muka Reinita juga nampak berubah, sepertinya ia merasakan hal serupa..
Selepas menjalani hukuman, gw bersama Steve berniat bergabung dengan mahasiswa baru yang lain, yang sedang menerima materi dari seorang dosen.. Tiba-tiba, mahasiswi senior yang bernama Rika memanggil gw dari belakang..
Gw segera menghentikan langkah guna memberi kesempatan pada gadis itu untuk menyusul..
“Boleh gw ngobrol sebentar?” Tanya Rika..
Steve yang sama-sama2 berhenti sempat menatap heran ke gw..
“Gw duluan deh, tas lu sini gw bawain, bree” Ucap Steve yang gw jawab dengan anggukan kepala, lalu pergi meninggalkan kami berdua..
“Ada apa lagi, Kak?” Tanya gw ke mahasiswi senior yang tadi sempat mengejek Almarhum Ayah..
Rika terdiam sambil menundukkan wajahnya, sepertinya dia hendak menyampaikan sesuatu terkait apa yang sudah ia lakukan ke gw sebelumnya..
“Maafin gw yah soal tadi pagi.. Gw ga tahu bokap lu udah ga ada.. Gw bener-bener minta maaf banget, Mam” Ucapnya penuh penyesalan..
Gw menaruk nafas nafas dalam, lalu mengeluarkannya perlahan-lahan..
“Iya, Kak.. Santai aja.. Ga usah di fikirin.. Udah gw maafin koq” Jawab gw sambil bersiap melangkahkan kaki hendak meninggalkannya..
“Gw kasih lu izin datang lebih siang selama MOSBA, Mam.. Biar lu bisa anter adik lu dulu ke sekolah” Kata Rika lagi..
“Ga usah, Kak.. Takutnya ada kecemburuan sosial di antara mahasiswa baru.. Lagipula gw bisa berangkat jauh lebih pagi lagi besok ” Ucap gw yang kembali memutar tubuh menghadapnya..
“Itu urusan gw.. Lu tenang aja, ya” Sahut Rika sambil tersenyum lalu meninggalkan gw yang terpaku melihat kepergiannya..
Gw segera melanjutkan perjalanan menuju aula kampus, dimana seluruh mahasiswa baru sedang mendapat bimbingan dari beberapa dosen.. Sempat gw bertanya dimana letak aula yang sedang gw cari, ke seorang staff yang kebetulan berpapasan dengan gw..
Di dalam aula, bahu gw sempat di tepuk steve yang ternyata duduk persis di pintu masuk.. Kebetulan ada kursi kosong di sebelahnya..
“Ngomong apa tadi senior jutek, Mam?” Tanya Steve..
“Minta maaf, Bree.. Dia ga tau kalo bokap gw baru meninggal” Jawab gw sambil memasukkan buku ke dalam tas yang sempat di bawakan Steve..
“Eh liet tuh, senior cakep yang tadi belain kita” Kata Steve sambil menunjuk tangannya ke arah sudut kanan aula..
Diarah yang di tunjuk Steve, berdiri seorang gadis cantik dengan seorang pemuda yang sepertinya sama-sama senior kami.. Dari wajah Reinata nampak ada kilatan rasa tak suka ke pemuda yang berdiri sedikit merapat ke badannya..
Mendadak, Reinata menangkap basah gw yang sedang mencuri pandang ke arah nya.. Gadis itu terlihat mengulum senyum manisnya, lalu mulai berjalan ke arah gw dan Steve..
“Hei, pada ngeliatin aku yah?” Tegur Rei yang langsung duduk di kuris kosong persis di sebelah gw..
Sejenak, pandangan gw melirik ke arah pemuda yang tadi berdiri bersama Rei.. Tatapan tajam yang menyiratkan rasa tidak sukanya, tertuju ke arah kami, persisnya ke arah gw..
“Dia Reno, Ketua Himpunan Mahasiswa Fakultas Kedokteran” Ucap Rei sambil melirik pemuda bernama Reno dengan sedikit jutek..
“Kalian lagi marahan, Kak?” Tanya gw yang merasa tidak enak menerima pandangan penuh intimidasi dari Reno..
“Enak aja, aku ga pernah pacaran sama dia, Mam.. Marahan dari mana coba” Jawab Rei dengan nada suara sedikit tinggi, mungkin terdengar oleh Reno yang sedang berjalan menghampiri kami..
Dua buah tangan Reno menepuk bahu gw yang masih duduk menghadap depan, sementara posisi nya berdiri di belakang gw persis..
“Jangan coba-coba cari musuh, anak baru.. Rei itu cewe gw.. Jauhi Rei kalo lu mau kuliah aman disini” Bisik Reno yang terdengar lirih di telinga kiri gw..
Reinata yang melihat hal itu, segera bangkit dan menarik tangan Reno lalu mengajaknya keluar dari aula..
“Hati-hati, Bree.. Dia salah satu orang kuat disini” Ucap Steve yang di susul dengan pandangan heran gw, karena terkejut mengetahui teman baru gw itu mengenal Reno..
qthing12 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Tutup