- Beranda
- Stories from the Heart
(Horror true story) Berawal dari penasaran hingga menjadi fatal
...
TS
sikodir.kodir
(Horror true story) Berawal dari penasaran hingga menjadi fatal

Prolog
heningkan cipta sejenak utk para pahlawan kita yg berjuang dan mempersembahkan kemerdekaan NKRI.
Quote:
Halo agan dan sista penghuni kaskus khususon di forum SFTH. Perkenalkan, nama gw Fadli Arya Putra (tentunya nama ada yg gw samarkan). Sebelumnya gw jg curcol di forum H2H, tp kali ini gw ingin berbagi kisah nyata yg gw jalani dan alami selama ini. Kenapa gw ngasih cover seperti gambar diatas?? Karena ada hubungannya dengan perjalanan hidup gw dan mengubah hidup gw (jauh dari agama). Kisah ini awal di mulai 16 tahun yg lalu. Atau lebih tepatnya di awal tahun 2001 hingga sekarang belum selesai. Semua berawal dari rasa penasaran hingga menjadi fatal. Mohon maaf jika tulisan dan bahasa gw amburadul. Karena gw bukan penulis. Disini gw hanya ingin berbagi kisah, berharap tidak ada yg mengalaminya selain gw. Jd gw mohon kaskuser yg membaca kisah nyata gw ini dengan bijak dan jgn asal nge-judge. Dan bagi yg kenal gw cukup diem aja.
*Nb : selama gw masih bisa update berarti gw masih selamat/hidup. Gw janji enggak bakalan kentang. Dan mohon tinggalkan jejak!

Quote:
side story
Quote:
cerita Diponegoro (cerita sampingan)
Quote:
Diubah oleh sikodir.kodir 06-12-2017 11:13
ueki19 dan 34 lainnya memberi reputasi
33
772.2K
1.9K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
sikodir.kodir
#209
Desa Randu 1.1
Langkah kaki kami makin menjauh dari padepokan, meninggalkan Reza seorang, menuju ke arah sumber suara yg kami barusan dengar, kami menebak nebak penasaran. jalan setapak cukup licin ketika mendekati sendang, kami harus lebih hati2 melangkah.
"Semuanya diam"
Perintah gw ke teman2.
"Astagfirullah.."
Begitulah yg terucap dari mulut Alan, Bayu dan Doni terdengar.
"Embah bersih2 dulu ya cu"
Rasanya pikiran ini mau menyangkal, namun akal logika tidak mampu menjelaskan, menjelaskan apa yg nampak dihadapan kami ini. Sosok nenek memakai kemben lengkap memakai jarik sedang menyapu di pinggiran sendang, menyapa kami.
Kalau ini bukan makhluk astral lantas ada kah orang normal menyapu atau membersihkan tanah dipinggiran sendang?? Apa lg waktu dini hari.
"Lho kok hilang?" Kami semua heran.
Belum lama kami dikejutkan sama penampakan nenek, dari arah belakang terdengar suara yg menggelinding ke arah kami, semua berbalik badan.
"Ndas gelinding!"
Di depan kami melintas kepala yg menggelinding pelan, wajahnya hancur, tersenyum menyeringai ke arah kami. Sontak kami semua ketakutan lari tunggang langgang.
Kami lari ke arah dua randu (gerbang masuk) ke tempat mobil di parkirkan. Baru sampai turunan, kami semua terpeleset berjatuhan, kami di hadang.
"Nyapu nya pindah sini cu"
Tak peduli luka lecet yg kami rasakan, kami semua bersusah payah berdiri, lari kembali ke arah padepokan. Ke tempat aman.
"Cu jangan lari. Hi...hi...hi..."
Tak peduli kami di panggilnya, entah apa yg lucu dari kami hingga nenek itu mengetawai. Dan tak satu pun dari kami ada yg menoleh ke belakang.
"Bay ambil handycam sama tripodnya"
Perintah gw ke Bayu yg lari paling kanan dekat handycam terpasang berdiri di tripod. Tanpa menjawab Bayu langsung menyambar nya.
"Pengalaman dari Lawang Sewu ternyata masih belum cukup" ucap gw
Sambil mengatur nafas kami membersihkan lengan dan kaki akibat jatuh terpeleset td. Wajah teman2 tidak bisa menyembunyikan ketakutan, apa lg ini pengalaman pertama Bayu dan Alan. Mungkin lain waktu mereka berdua akan menolak dengan ajakan gw mengunjungi tempat seperti ini.
"Fad Reza mana?"
Tanya andi yg tidak melihat keberadaan reza di padepokan.
Diatas jembatan kecil yg terbuat dari kayu mengarah padepokan, gw berdiri ditengah jembatan melihat sekeliling mencari keberadaan salah satu teman gw yg menghilang. Hanya ada handycam yg terpasang diatas tripod tp sudah dalam kondisi mati. satu handycam yg tadinya dipegang reza tergelatak jg dalam kondisi mati.
"Reza..! Woi za!"
Berulang ulang kami memanggil namanya, Namun tidak ada sahutan darinya. Teman2 yg lain ikut mencari melalui mata memandang di sekitaran mencari keberadaan reza. Sangat wajar, karena kami masih ketakutan.
"Kalau kita hanya berdiri ditempat gak bakalan ketemu si Reza"
"Terus harus gmn lg fad??" Tanya doni cemas.
"Kita harus berpencar! Gw sama Andi. Kalian bertiga."
Bersambung...
"Semuanya diam"
Perintah gw ke teman2.
"Astagfirullah.."
Begitulah yg terucap dari mulut Alan, Bayu dan Doni terdengar.
"Embah bersih2 dulu ya cu"
Rasanya pikiran ini mau menyangkal, namun akal logika tidak mampu menjelaskan, menjelaskan apa yg nampak dihadapan kami ini. Sosok nenek memakai kemben lengkap memakai jarik sedang menyapu di pinggiran sendang, menyapa kami.
Kalau ini bukan makhluk astral lantas ada kah orang normal menyapu atau membersihkan tanah dipinggiran sendang?? Apa lg waktu dini hari.
"Lho kok hilang?" Kami semua heran.
Belum lama kami dikejutkan sama penampakan nenek, dari arah belakang terdengar suara yg menggelinding ke arah kami, semua berbalik badan.
"Ndas gelinding!"
Di depan kami melintas kepala yg menggelinding pelan, wajahnya hancur, tersenyum menyeringai ke arah kami. Sontak kami semua ketakutan lari tunggang langgang.
Kami lari ke arah dua randu (gerbang masuk) ke tempat mobil di parkirkan. Baru sampai turunan, kami semua terpeleset berjatuhan, kami di hadang.
"Nyapu nya pindah sini cu"
Tak peduli luka lecet yg kami rasakan, kami semua bersusah payah berdiri, lari kembali ke arah padepokan. Ke tempat aman.
"Cu jangan lari. Hi...hi...hi..."
Tak peduli kami di panggilnya, entah apa yg lucu dari kami hingga nenek itu mengetawai. Dan tak satu pun dari kami ada yg menoleh ke belakang.
"Bay ambil handycam sama tripodnya"
Perintah gw ke Bayu yg lari paling kanan dekat handycam terpasang berdiri di tripod. Tanpa menjawab Bayu langsung menyambar nya.
"Pengalaman dari Lawang Sewu ternyata masih belum cukup" ucap gw
Sambil mengatur nafas kami membersihkan lengan dan kaki akibat jatuh terpeleset td. Wajah teman2 tidak bisa menyembunyikan ketakutan, apa lg ini pengalaman pertama Bayu dan Alan. Mungkin lain waktu mereka berdua akan menolak dengan ajakan gw mengunjungi tempat seperti ini.
"Fad Reza mana?"
Tanya andi yg tidak melihat keberadaan reza di padepokan.
Diatas jembatan kecil yg terbuat dari kayu mengarah padepokan, gw berdiri ditengah jembatan melihat sekeliling mencari keberadaan salah satu teman gw yg menghilang. Hanya ada handycam yg terpasang diatas tripod tp sudah dalam kondisi mati. satu handycam yg tadinya dipegang reza tergelatak jg dalam kondisi mati.
"Reza..! Woi za!"
Berulang ulang kami memanggil namanya, Namun tidak ada sahutan darinya. Teman2 yg lain ikut mencari melalui mata memandang di sekitaran mencari keberadaan reza. Sangat wajar, karena kami masih ketakutan.
"Kalau kita hanya berdiri ditempat gak bakalan ketemu si Reza"
"Terus harus gmn lg fad??" Tanya doni cemas.
"Kita harus berpencar! Gw sama Andi. Kalian bertiga."
Bersambung...
Diubah oleh sikodir.kodir 26-10-2017 19:49
rotten7070 dan safefem memberi reputasi
2