Teman Lama
Quote:
Sekitar 20 menit kak Queen sudah selesai mandi dan dia tampak menjemur bajunya yang terkena darahku. Akupun mengabari Wina dan Luna lalu mandi. Selesai berpakaian, aku ke ruang tv dan kak Queen sedang ngemil.
“kak gua nyari makan di depan bentar”, kataku sambil mengelus rambutnya
“heemh, jangan lama”, katanya
Sekitar 15 meter dari rumahku ada jajanan dan warteg, setelah memilih makanan aku pun kembali ke rumah.
“ni makan kak, gua beli warteg sama batagor. Ga usah pake piring, gua males nyucinya”, kataku yang menyiapkan makanan di meja.
“lu ga makan dek?”, tanyanya
“ga nafsu, bibir gua buat ngomong aja sakit sebenernya”, kataku
“gua makan ya dek”, katanya
Akupun mengangguk. Sambil mencari acara yang bagus aku pun smsan dengan Wina dan Luna.
“dek, gua mau ngomong”, katanya
Aku menaruh hp ku.
“ngomong apa?”, kataku dengan perasaan deg-degan
“apa yang kita lakuin sekarang itu murni karena kita sama-sama mau, bukan paksaan dan gua ga mau ada yang tau soal ini”, katanya
“iya kak”, kataku
“terus”, lanjutnya
Akupun menatap serius ke arahnya.
“lu ga perlu ngerasa canggung kalo ketemu gua pas lagi sama Wina atau Luna, soalnya lu kalo kaya gitu mereka malah curiga”, katanya
Akupun mengangguk.
“gua serius dek, gua tau lu kaya gimana. Pasti ada perasaan ga enak kalo lagi ada mereka, tapi gua nyoba buat ngontrol kalo ada mereka”, katanya
“iya kak, gua juga nyoba buat biasa aja”, kataku
“tapi kali ga ada mereka and kita punya kesempatan, gua mau kaya tadi dek”, katanya
Aku sempat mematung untuk sesaat.
“lu nurut aja, selama kita berdua kita itu couple dan selama kita low profile, Wina atau Luna ga akan curiga”, katanya
Perkataannya seperti membelengguku, banyak sekali kemungkinan yang terbayang di kepalaku kalau semua ini tidak berjalan dengan lancar atau jika ini terlalu sempurna.
“denger ga dek?”, tanya kak Queen
“eh, iya kak gua denger. Tapi lu serius sama omongan lu?”, tanyaku
“iya gua serius”, katanya
Akupun bersandar di sofa sambil memegang kepala. Aku melangkahkan kaki ke area yang seharusnya aku hindari, terjerumus ke dalam lubang yang aku gali sendiri. Aku tenggelam oleh kenikmatan yang ku tau akan membawa petaka. Sore itu selesai makan, kak Queen pun pulang. semenjak hari itu kak Queen lebih intens sms dan menghubungiku, tentu aku memberitahukan semuanya ke Luna dan Wina. 1 minggu sebelum MOS kami semua sibuk dengan persiapan masing-masing sehingga hanya kontak melalui hp. Dan tibalah masa pre MOS, aku masih ingat kalau hari itu adalah hari sabtu dan cuaca di pagi itu cukup mendung, aku berangkat di antar oleh ibuku sekalian daftar ulang. Ternyata lokasi SMA ku jauh dari rumah, walaupun alamatnya sangat mudah di temukan.
“kamu tunggu di sini”, kata ibuku yang memasuki ruangan kelas.
Akupun bersandar di tembok depan kelas tersebut. Sekolahnya cukup lua, di luar kelas ada beberapa tiang bangunan yang di sambungkan oleh tembok kecil dan di beri keramik sehingga kita bisa duduk-duduk di situ. Terlihat banyak yang sudah duduk, melihat ada tempat yang cukup luas untuk diriku, akupun duduk di tempat itu.
“Teostra”, sapa seseorang
Akupun melihat kearahnya, seorang wanita. Aku pun memicingkan mataku dan aku tidak tau siapa dia.
“Teostra kan?”, tanyanya
“iya, siapa ya?”, tanyaku
“Ayu”, katanya
“Ayu? Ayu siapa ya?”, tanyaku
“temen Sd kamu dulu”, katanya
Akupun mencoba mengingatnya sambil melihatnya. Sekilas memang mirip dengan Ayu teman Sd ku tapi tubuhnya lebih tinggi dan di menggunakan kacamata. Akupun berdiri dan benar saja tinggi kami hampir sama.
“ka.. kamu kenapa?”, tanyanya
“ini beneran Ayu?”, tanyaku
Diapun mengangguk.
“sekarang jadi tinggi ya, sory gua sempet ga inget tadi”, kataku yang kembali duduk.
“ga apa-apa, btw aku boleh duduk?”, tanyanya
“boleh, lagian ini kan tempat umum”, kataku
“aku tau kamu suka sendiri, takutnya aku ganggu”, katanya yang duduk di sebelahku
Kamipun terdiam.
“aku ganggu ya?”, tanyanya
“ga ko, santai aja”, kataku
“abisnya kamu diem aja, takutnya ganggu”, katanya
“ga ko Yu, santai aja. Gua Cuma bingung mau ngobrol apa”, kataku
“sama. Aku juga bingung, agak pangling juga pas liat kamu di sini”, katanya
“SMP di mana Yu?”, tanyaku
“di SMP bbb, kamu?”, tanyanya
“di SMP xxx”, kataku
“oh iya, kamu sama Rathi gimana sekarang?”, tanyanya
Aku hanya menggelengkan kepala.
“maaf ya, salah nanya”, katanya
“ga usah minta maaf terus Yu kaya yang lagi lebaran”, kataku mencoba senyum.
Kemudian ibuku keluar dan memberikan selebaran padaku, selebaran mengenai peraturan dan tata-tertib di sekolah.
“kamu di tunggu katanya buat persiapan MOS, ni ruangannya. Ibu langsung pulang, kamu jangan main dulu senin MOS”, kata ibuku yang langsung pulang
“gua ke kelas dulu Yu”, kataku
“eh bareng”, katanya
“emang samaan?”, tanyaku
“semuanya 1 ruangan ko”, katanya
Akupun ke ruangan yang di maksud bersama Ayu. Di sana sudah berkumpul semua siswa baru dan aku duduk di bangku ke dua dari depan bersama Ayu. Sekitar 10 menit masuklah kakak kelas yang menjelaskan tentang MOS dan pembagian kelompok. Setiap kelompok di pimpin oleh 2 kakak kelas dan kakak kelas di kelompokku keduanya wanita. Kamipun berkumpul, aku tidak terlalu memperhatikan apa yang mereka katakan ataupun siapa saja yang ada di kelompokku, yang ku pikirkan sekarang aku ingin cepat istirahat dan tidur.