Munculnya Sekar Kencana dan Kembalinya Semua Ingatan...

Siang ini kami semua berencana pulang ke rumah, setelah merapikan barang-barang dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil.. Gw dan Viny kembali berdua di mobil sedan milik Mamahnya.. Sebelum berangkat pulang, Kak Silvi sempat meminjam Hp Viny dan menyuruh Rio mengambil photo kami di depan teras cottage.. Kebetulan, posisi gw persis berdiri di samping Viny..

Dari awal masuk ke dalam kendaraan yang gw kemudikan,Viny masih terdiam.. Beberapa kali kami berpapasan sewaktu memasukkan barang-barang ke bagasi, tapi Viny selalu menghindar begitu melihat gw tersenyum ke arahnya.. Bahkan kartu E-toll miliknya pun ia letakkan di dashboard mobil, agar gw tidak sampai menanyakan kartu tersebut mungkin..

“Makasih buat liburannya, Vin” Ucap gw yang di sambut lirikan mata gadis itu..

“Sama-sama, Mam” Jawab Viny singkat..

“Maaf kalo udah ngerepotin, yah” Ucap gw lagi yang mencoba memancing Viny untuk berbicara lebih banyak seperti biasanya..

“Ga ngerepotin koq.. Biasa aja” Jawabnya masih dengan singkat..

Awalnya gw berniat mengobrol banyak ke Viny, termasuk soal ucapan Kak Silvi tadi saat mereka duduk di teras.. Tapi mendengar gadis itu hanya menjawab dingin, gw akhirnya mengurungkan niatan semula..

Sampai di rumah, Viny langsung menggantikan gw duduk di posisi sopir.. Dengan senyuman sedikit di paksakan, gadis itu berpamitan ke gw dan teman-teman kami yang lain.. Kak Silvi sempat mampir sesaat untuk memberikan oleh-oleh buat Ibu dan Ayu, lalu pulang ke rumahnya bersama adiknya, Rio.. Mail dan Rendi serta Joni ternyata sudah di drop oleh Rio di rumah masing-masing..

Gw sempat berbincang sebentar dengan Ibu dan Ayu perihal liburan gw selama dua hari satu malam di Anyer.. Mereka dengan antusias mendengarkan cerita gw.. Ada beberapa hal yang sengaja gw tutupi, termasuk soal ‘Tragedi Sarung Melorot”.. Jika ibu tahu, gw yakin beliau bakal memberi nasihat sepanjang gerbong kereta api nantinya..

Karena, badan sedikit letih sehabis mengemudikan mobil mamahnya Viny, gw pun memohon diri ke ibu untuk istirahat di kamar.. Jam dinding sudah menujukkan pukul 4 sore.. Gw yang belum menunaikan Shalat Ashar, segera mengambil air wudhu dan mengerjakan kewajiban itu..

Saat rekaat terakhir gw merasakan ada seseorang yang sedang ikut Shalat sebagai makmum di belakang.. Namun, begitu gw menoleh sewaktu memberi salam, tidak ada siapapun disana.. Kembali gw menoleh ke arah depan hendak berdo’a sejenak..

“Astaghfirullah!!!” Teriak gw tertahan, begitu melihat sosok cantik berpakaian ala puteri kerajaan sedang duduk di atas tempat tidur gw..

Sosok itu tertawa senang, sementara gw yang pucat pasi sudah beringsut mundur ke belakang hingga merapat ke tembok..

“Bagaimana kabar mu, Kang Mas?” Tanya mahluk berparas cantik tersebut sambil melayang mendekat.. Selendang emasnya sempat tersibak karena terpaan angin dari jendela kamar gw yang terbuka..

“Siapa kau?” Tanya gw dengan suara bergetar karena ketakutan..

Meski pun sosok itu berparas jauh lebih enak di pandang daripada mahluk gaib jenis lainnya, tetap saja bulu kuduk gw meremang melihat nya yang melayang terus mendekat..

Tiba-tiba, sosok cantik tersebut menempelkan ujung jari telunjuknya tepat ke tengah kening gw.. Seketika tubuh gw terasa kaku tak mampu untuk di gerakkan, begitu ujung jari mahluk itu menyentuh permukaan kulit di tengah kening.. Jika saja gw bisa berontak sudah pasti satu hal itu yang segera gw lakukan..

Perlahan, kedua mata gw terpejam dengan sendirinya, ketika hawa hangat mengalir dari ujung telunjuk yang sudah menempel dan terus masuk terserap ke dalam kepala.. Posisi gw yang tadinya terduduk beringsut bersandar di tembok kamar, mulai terangkat melayang ke atas..

Samar-samar, muncul di dalam benak gw, kilasan peristiwa-peristiwa masa lalu yang gw alami.. Semua peristiwa yang mengubah jalan hidup gw, kembali masuk dalam ingatan, seiring aliran hawa hangat dari kening, yang berubah dingin dengan cepat..

Ingatan yang selama ini sempat hilang dan menjadikan hidup gw terasa kurang berwarna, mulai jelas kembali berbayang di benak gw, tanpa harus merasa sakit di kepala saat mencoba menggali nya.. Kenangan dari tiap kejadian yang gw jalani, termasuk pertempuran melawan Raja Siluman yang sepertinya terasa baru kemarin terlewati..

Kedua mata gw terbuka perlahan.. Di hadapan gw terlihat Sekar Kencana yang nampak berwajah sedikit pucat masih menempelkan ujung jari telunjuknya di kening gw.. Kedua bibir Jin Wanita penjaga gw itu nampak bergerak-gerak merapalkan mantera.. Hingga, satu tusukan dari ujung telunjuknya terasa menghentak di kening gw dan membuat tubuh gw terdorong jatuh beberapa jengkal ke belakang..

“Aww.. Sakit, Sekar” Ucap gw sambil mengusap-usap bokong yang sempat mendarat cukup keras di lantai kamar..

Sekar yang masih melayang beberapa jengkal di atas lantai, tersenyum manis sesaat.. Mendadak Jin Wanita penjaga gw itu terkulai lemas.. Dengan cepat gw menangkap tubuhnya dalam pangkuan.. Wajah Sekar masih pucat.. Satu jejak darah hitam mengalir samar di sudut bibirnya yang terbuka..

Gw segera membantu Sekar untuk duduk membelakangi.. Dua kali gerakan kedua telapak tangan yang menyilang gw lakukan, lalu menempelkan kedua telapak itu ke punggung Sekar Kencana.. Kumpulan tenaga dalam gw mulai terasa mengalir dari pusar menuju telapak tangan..

Sekar yang semula terlihat lemah, perlahan menyilangkan kedua tangannya di dada.. Sepertinya, ia bersiap mengontrol aliran tenaga dalam yang mulai mengalir masuk ke tubuhnya.. Berbeda dengan Sekar, tubuh gw perlahan sedikit melemah.. Tiba-tiba, rasa hangat muncul dari bahu dan mengalir ke arah pusar dan membuat tubuh gw kembali segar.. Rupanya Pedang Jagat Samudera memberikan sedikit hawa nya ke gw..

Tak berapa lama, Sekar menyilangkan tangan nya dua kali ke arah depan, lalu menurunkannya perlahan bersamaan dengan suara nafasnya yang di keluarkan secara teratur.. Gw melakukan hal sama seperti Sekar namun untuk tujuan berbeda, yaitu untuk menghentikan aliran tenaga dalam dengan perlahan.. Karena jika tidak, maka resikonya akan sangat buruk bagi manusia seperti gw..

Hal ini gw dapat dari Bayu Barata, saat ia mengajari puluhan ilmu kanuragan sekaligus beberapa ajian kuno sebelum menghadapi Raja Siluman.. Jin Penjaga kedua gw itu berpesan, untuk berhati-hati menyalurkan tenaga dalam karena apabila terputus tiba-tiba, maka tidak mustahil tubuh kita akan terkena dampaknya..

“Akhirnya ingatan ku kembali lagi, Sekar?” Ucap gw sambil tersenyum memandang sosok cantik yang tak lagi pucat, dengan mahkota kecil di kepalanya..

Bukan jawaban lisan yang gw dapat malah Sekar memeluk gw secara tiba-tiba..

“Maafkan aku, Kang Mas” Ucap Sekar sesudah melepaskan pelukannya..

Gw menganggukkan kepala, lalu bangkit dan duduk di atas bangku belajar.. Pandangan gw menatap Sekar sejenak, begitu sosok nya terlihat melangkah mendekat ke arah jendela..

“Bisa kau ceritakan semua yang aku tidak ketahui, Sekar?” Pinta gw ke arahnya dengan nada lembut..

Sesaat, Sekar menyibak rambutnya yang panjang sepinggul lalu mulai membelai lembut dengan menggunakan kedua tangan..

“Selepas keberhasilan kita melenyapkan Raja Siluman beserta pasukannya, Kakek Moyang kalian membisiki sesuatu lewat batinku dan Kakang Jagat Tirta.. Ki Suta memutuskan untuk menghapus semua ingatan kalian dan orang lain yang mengetahui akan keberadaan kami.. Bahkan, aku juga mengilangkan ingatan sahabat dan kerabat mu tentang ketiga saudara mu yang lain, Kang Mas” Kata Sekar sedikit membuat gw kentang..

Gw mulai paham akan penuturan Sekar barusan.. Ingatan gw kembali ke saat dimana gw dan Rio bertemu dengan Ridho, bersama kedua temannya di Klub beberapa waktu lalu.. Di masa itu, kami semua tak saling kenal dan harus adu jotos karena hal sepele..

“Siapa saja yang ingatannya kau hilangkan, selain aku dan ketiga saudara ku?” Tanya gw dengan tatapan menyelidik..

Sekar sempat menoleh ke arah gw sesaat, pandangannya menyiratkan rasa penyesalan lalu Jin Wanita penjaga gw itu kembali menatap ke luar jendela kamar gw..

“Seperti yang aku bilang, Kang Mas.. Aku hilangkan semua ingatan orang-orang di dekat mu yang tahu akan kami dan ketiga saudara mu” Jawabnya lirih..

Gigi-gigi gw sudah bergemeretak disusul tatapan mata tajam yang memandang sosok Sekar.. Emosi gw mulai naik setelah mengetahui bahwa Sekar dan Ki Suta lah yang ada di balik semua keanehan yang gw alami..

Benak gw mulai mengingat, saat semua orang menilai gw aneh karena sempat hilang tanpa kabar selama tiga hari.. Saat gw harus berkelahi dengan Ridho yang ternyata adalah saudara.. Saat beberapa kali gw merasakan hawa hangat aneh yang muncul dari bahun kanan, tiap kali emosi gw naik, yang ternyata pengaruh dari hawa Pedang Jagat Samudera

“Kau tau, aku lewati banyak masa sulit selepas hilangnya ingatan ku” Ucap gw, mencoba menurunkan emosi yang semakin meninggi..

“Aku tahu, Kang Mas.. Ingin sekali aku membantu mu melewati masa sulit itu.. Bahkan saat Ayah mu meninggalkan dunia, aku menjerit sangat kencang karena tak bisa melakukan apapun untuk mu” Jawab Sekar dengan wajah tertunduk, kedua mata nya tampak mulai berkaca-kaca..

“Meski pun aku Jin, tapi perasaan ku juga sama dengan mu.. Aku bisa marah, mencintai bahkan menangisi segala sesuatu yang membuat perasaan ku remuk, seperti saat dimana kau terpuruk karena kehilangan orang yang kau kasihi” Tambah Sekar, kali ini dua butir air mata menetes dari pelupuk mata nya..

Emosi gw perlahan merendah seiring jatuhnya airmata Sekar.. Gw tarik nafas dalam-dalam untuk mengatur detak jantung yang juga mulai normal.. Gw tahu Sekar tidak bisa melawan perintah Kakek Moyang gw..

“Apa alasan Ki Suta menghilangkan ingatan ku dan semua orang yang tahu akan keberadaan mu serta ketiga saudara ku, Sekar?”

Sekar menyeka airmatanya menggunakan selendang emas yang terikat di pinggang, sebelum menjawab..

“Melindungi.. Ki Suta menghapus ingatan kalian untuk memberikan perlidungan.. Beliau khawatir akan ada pembalasan dendam dari pengikut Raja Siluman, Kang Mas.. Bahkan Kakek Moyang mu juga melemahkan aura kuat dan menutup kemampuan mata batin kalian, agar tidak bisa dirasakan oleh mahluk lain yang berniat jahat” Jelas Sekar sambil menatap sayu..

“Satu lagi, Kang Mas.. Aku juga terpaksa menghilangkan ingatan gadis bernama Viny dan menutup mata batinnya.. Aku sendiri yang melakukan hal itu, karena ada alasan kuat yang tidak bisa aku ceritakan pada mu saat ini” Tambah Sekar..

Gw terdiam mendengar ucapan Sekar, mengetahui Jin Penjaga gw yang pertama itu menyimpan sebuah rahasia perihal alasannya menutup mta ketiga Viny.. Melihat sosok Sekar, gw juga teringat akan Bayu Barata.. Perlahan gw menutup mata dan memanggil Jin Penjaga gw yang kedua itu dengan menyebut nama nya tiga kali dalam batin..

Suara auman harimau sayup-sayup terdengar menggema di dalam kamar, seiring sosok pemuda tampan berpakaian pendekar lengkap dengan ikat kepala berwarna putih dan biru serta sebilah keris hitam di pinggangnya..

“Salam sembah ku, Raden” Ucap Bayu Barata yang menunduk dengan menekuk kaki kanannya ke atas, sementara kaki kirinya menekuk kebawah lantai..

Gw yang melihat segera memegang kedua bahu Jin Penjaga gw yang kedua itu, mengajaknya untuk berdiri dan langsung memeluknya dengan erat..

“Janganlah kau sekali-kali menyembah ku, Bayu.. Seorang sahabat tidak pernah menyembah sahabat nya yang lain” Ucap gw yang sudah melepas pelukan darinya..

Bayu Barata tersenyum, lalu menoleh ke arah Sekar Kencana sesaat, kemudian kembali melemparkan pandangannya ke arah gw..

“Maafkan aku Raden yang harus meninggalkan mu saat menghadapi masa sulit.. Aku tidak berani melawan perintah Ki Suta.. Harap kau mengerti kelemahan ku” Ucap Bayu Barata dengan wajah tertunduk..

“Sudah lah, masa itu sudah aku lewati.. Yang penting sekarang kedua sahabat baik ku sudah kembali menemani” Jawab gw sambil tersenyum menatap Sekar Kencana dan Bayu Barata..