Kaskus

Story

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE(CHAPTER 2)

Gw berteman dengan Kolong Wewe (Chapter 2)
Covered By Agan Awayaye nyang ntop punya..


Prolog

Selepas pertempuran melawan Raja Siluman dengan di bantu banyak sahabat gaib dan berhasil melenyapkan satu Angkara Murka, Gw, Ridho, Bimo dan Suluh kembali ke dunia kami, dunia manusia.. Tanpa kekuatan, tanpa saling kenal.. Kami mulai hidup normal, meski dejavu dari kisah lampau kerap berbayang.. Hingga ‘mereka ’kembali...

Mereka Bilang Gw Hilang...
Mereka Bilang Gw Hilang (2)...[/URL
[URL="https://www.kaskus.co.id/show_post/59ea15432e04c8840e8b4567/5/-"]Dejavu...

Ribut...
Ketahuan Anggie...
One of My Biggest Lost...
One of My Biggest Lost (2)...
Selepas Kepergian Ayah...
Kelakuan Teh Yuyun Bikin Pusing Kepala Atas Bawah...
Kisah Kita Berdua Usai, Gie...
Liburan...
Pak Jaka dan Adik nya, Arum Kesuma...
Gangguan dan Insiden Takkan Pernah Terlupakan...
Ngobrol Santai Bareng Kak Silvi...
Sahabat...
Munculnya Sekar dan Kembalinya Semua Ingatan...
Sweater Hitam Kumal...
Kembalinya Ingatan Ridho...
Kembalinya Ingatan Ridho (2),,,
Masa Orientasi Mahasiswa Baru...
Bizzare Love Triangle Covered By Carla...
Empat Monyet Bertopeng...
Berkumpulnya Keempat Saudara...
Pengakuan Ridho...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida...
Carla Carmelita dan Reinata Maulida (2)...
Cemburu Buta...
Kita Bersaudara, Dho...
Pembalasan Dendam...
Pembalasan Dendam (2)...
Dendam Yang Terbalas...
Ikhlas...
Tamparan Keras Carla...
Gugup Bikin Bego...
What's Wrong With You, Yank...
Selamat Datang Kembali, Anggie Ku..
Restu Ibu dan Bingkisan Aneh Viny...
Gw Kenapa ???...
Lu Bukan Imam Yang Gw Kenal...
Mata Hati Yang Tertutup...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga...
Perkelahian Empat Saudara dan Munculnya Raja Tungga (2)...
Pemulihan Dari Ajian Raja Pengasih...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam...
Permohonan Maaf Dari Hati Terdalam (2)...
Maafin Gw Yaa, Guys...
Motor Gw...
Stay Away From My Daughter (Jauhi Putriku)...
Membayar Hutang Janji ke Tyo dan Tanggapan Ibu...
Perubahan Sikap Anggie...
Sebuah Tantangan...
Pengakuan Arya Yang Mengejutkan...
Taubatnya Dukun Sesat...
Taubatnya Dukun Sesat (2)...
Hancur nya Hati Seorang Papah dan Anak Perempuannya...
Liburan Lagi Bareng Anggie...
Sebuah Dosa Besar...
Sebuah Peringatan...
Sebuah Peringatan (2)...
Hadiah Raden Dwipa...
Restu Seorang Ayah...
Terganjal nya Hati...
Terluka nya Ridho...
Tantangan Baru...
Salon, Salah Satu Tempat Terhorror Buat Gw...
Ungkapan Hati...
Hari Pertunangan...
Kitab Langit dan Sebuah Wejangan..
My WonderWoman and The Second Lost of Love...
Reunian Bareng Empat Sahabat Baik...
Permintaan Maaf dan Sebuah Kabar yang Mengejutkan...
Giok Mustika Laut Utara...
Kekuatan Giok Mustika Laut Utara...
Sang Penolong Yang Tak Terduga...
Hukum Kerajaan Laut Utara...
Cinta Yang Aneh...
Reinata...
Susahnya Kuasain Emosi...
Pembunuh...
Ilmu Terlarang Yang Terakhir...
Tuh Kan Reinata Baper...
Alas Roban Bikin Kapok...
Jebakan...
I Love You So Much, Anggie...
Penjelasan Ke Reinata dan Sebuah Ancaman...
Serangan Jin Penjaga nya Reinata...
Dendam Kesumat...
Bayu Ambar dan Sebuah Pengorbanan Cinta...
Ungkapan Hati seorang Ayahanda..
Permintaan Yang Cukup Sulit...
Ayu Hilang...
Gw / Bayu Ambar Versus Nyi Kembang Wengi...
Permintaan Maaf Ayahanda...
Bertemunya Kedua Saudara Kembar...
Kilasan Masa Depan Mengejutkan Raden Dwipa...
Permintaan Maaf Terakhir Ke Ibu dan Ayu...
The Last Day With My Anggie..
Carla, Rei, Semuanya, Maafin Gw Yak...
Be Ready, Guys...
Empat Bagian Kitab Langit...
Kuasai Ragaku, Bayu Ambar...
Tipu Muslihat...
Tipu Muslihat (2)...
Datangnya Bantuan Tak Terduga...
Ajian Ambar Getih ( Ajian LAngit Darah)...
Mati kah, Aku???
Mati Suri...
I'm Back!!!
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3/FINAL CHAPTER)


Diubah oleh juraganpengki 27-12-2017 11:17
dodolgarut134Avatar border
pratamaraka5128Avatar border
regmekujoAvatar border
regmekujo dan 47 lainnya memberi reputasi
48
1.1M
4K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#141

Pak Jaka dan Adiknya, Arum Kesuma..

“Vin, kamar kita kita dimana nih?” Tanya Rio ke arah Viny yang tertangkap basah sedang memperhatikan gw..

“Yaa eelaah, ga usah segitu nya juga kali ngeliet nya.. Sampe gw nanya ga di sahutin” Ledek Rio yang membuat Viny merona dan langsung mengambil tas nya..

“Kamar kalian di samping kamar mandi.. Ada dua, terserah kalian mau yang mana.. Kamar aku di atas sama Kak Silvi.. Ayo Kak, kita ke kamar aja” Jawab Viny sambil merapikan rambut panjangnya yang sudah tergerai..

Kak Silvi yang sedang asyik dengan Hp nya, agak terkejut mendengar ajakan Viny.. Lalu mengambil tas nya juga dan berjalan mengikuti Viny yang sudah menaiki anak tangga.. Gw memutuskan keluar dan duduk di teras yang terdapat dua kursi disana.. Udara yang sebenarnya mulai panas, jauh lebih baik buat hidung dan paru-paru gw, daripada harus menghirup bau anyir di dalam..

Sebatang rokok gw nyalakan untuk menemani suasana pantai yang khas dengan deburan ombak dan angin lautnya.. Sinar matahari siang hari yang tertutup awan, membuat suasana semakin nyaman.. Ternyata gw harus membenarkan kalimat ibu, bahwa gw memang perlu sebuah hiburan semenjak Ayah wafat..

Gw bangkit dari bangku dan mulai berjalan ke arah pantai, dengan bertelanjang kaki.. Butiran pasir lembut menggelitik permukaan kedua telapak kaki.. Setelah tiba di bibir pantai, gw memandang jauh ke arah lautan lepas.. Gw menarik nafas panjang, menikmati bau khas laut sambil meretangkan kedua tangan dan memejamkan mata..

“Subhanallah, Karunia Mu sungguh besar untuk manusia hina seperti ku Yaa Rabb” Ucap gw lirih begitu membuka mata, memuji ciptaan Allah SWT yang saat ini terbentang luas di hadapan gw..

Beberapa pengunjung lain dengan masing-masing anak mereka, terlihat berlarian di pinggir pantai.. Suara riuh jeritan khas anak kecil yang sedang mencipratkan air laut ke saudara nya, membuat bibir gw tersenyum dengan sendiri nya.. Jumlah pengunjung pantai memang bisa di hitung dengan jari.. Wajar saja, daerah ini sepertinya properti pribadi kepunyaan pemilik cottage, jadi yang bisa bermain disini hanya penyewa cottage saja..

“Assalammualaikum” Ucap seorang laki-laki yang mengejutkan gw..

“Waaalaikumsalam” Jawab gw dengan tatapan heran..

Laki-laki berkemeja warna biru laut dan celana panjang hitam yang berdiri di samping gw, nampak tersenyum penuh wibawa.. Badannya yang tegap dan kekar terlihat serasi dengan wajahnya yang menyiratkan raut muka ramah..

Di sampingnya, berdiri seorang gadis cantik yang mengenakan blouse kuning berpayet emas dengan rok sebetis berwarna biru laut.. Di telinga nya terselip sekuntum bunga aneh berwarna putih mutiara.. Gadis tersebut juga tersenyum sangat manis sambil sesekali menatap gw penuh arti..

Sekilas, muncul bayangan wajah dua orang dalam benak gw, dengan rupa seperti mereka namun sangat samar bentuknya.. Gw terdiam dan terus mencoba mengingat lagi, namun gagal dan hanya rasa sakit di kepala yang gw dapat..

“Mohon maaf, apakah saya pernah bertemu dengan bapak dan mbak?” Tanya gw mencoba memulai pembicaraan..

“Pernah, bahkan kami sangat mengenal mu anak muda” Jawab laki-laki tersebut sambil melirik ke arah gadis cantik yang mungkin pasangannya, adiknya atau bahkan puterinya..

“Nama ku Jaka Wastra, ini adik ku Dewi Arum Kesuma.. Panggil saja Arum” Kata Laki-laki yang mengaku bernama Jaka Wastra sambil mengulurkan tangannya..

Beberapa kali gw mengucap ulang dalam hati, kedua nama yang terdengar tak asing di telinga, sambil menjabat uluran tangan Pak Jaka Wastra.. Sesaat, gw merasakan aliran hawa aneh dari telapak tangan nya yang masih berjabatan dengan telapak tangan gw..

Aliran hawa aneh tersebut merasuk ke dalam telapak tangan gw dan terus menyebar ke seluruh tubuh.. Gw sempat menatap ke arah wajah Pak Jaka yang nampak tenang dengan senyuman tersungging di wajahnya..

Aneh, raga gw terasa sangat enteng setelah Pak Jaka melepas jabatan tangannya.. Bahkan suasana hati gw yang masih menyisakan kesedihan, mendadak berganti dengan perasaan hangat.. Sebuah senyuman tercipta di wajah gw saat kembali memandang laki-laki yang berwajah penuh wibawa itu..

Gw menoleh ke arah gadis cantik bernama Arum Kesuma, menjabat tangannya yang sudah terulur di hadapan gw.. Kali ini tidak ada hawa apapun yang gw rasakan dari tangan gadis tersebut.. Hanya jabatan tangan biasa yang gw terima..

“Maaf Pak, apakah benar bapak dan mbak Arum mengenal saya dengan baik?” Tanya gw untuk meyakinkan diri, siapa tahu laki-laki yang saat ini berada di hadapan gw mengetahui sesuatu tentang segala keanehan yang terjadi..

“Bagaimana kalau kita bicara di sana, di rumah kami” Kata Pak Jaka sambil menunjuk sebuah rumah megah bercat warna biru laut yang berada persis di bibir pantai..

Gw tertegun melihat sebuah rumah megah bertiang besar berwarna putih, berdiri do jarak sekitar 100 meter.. Seingat gw, di tempat rumah tersebut berdiri, tadinya hanya hamparan pasir saja, kenapa tiba-tiba bisa ada bangunan megah disana.. Untuk sesaat, timbul keraguan di hati gw.. Sementara, sosok Pak Jaka dan adiknya nampak sudah berjalan beberapa langkah di depan..

“Tidak usah ragu, ikuti saja kata hatimu, anak muda” Ucap Pak Jaka sambil tersenyum..

Mendengar ia memanggil gw dengan sebutan anak muda, hati gw yakin bahwa orang itu bukan orang yang berniat jahat ke gw.. Panggilan ‘anak muda’ seperti sering gw dengar dari lisannya, entah kapan gw juga tidak tahu pasti..

Gw berjalan mengekor kedua orang kakak beradik tersebut.. Sempat gw tersenyum ke beberapa pengunjung, namun sama sekali tidak mereka balas.. Sombong, hanya itu yang gw ucapkan dalam hati, melihat betapa acuhnya mereka..

“Wahh, rumah bapak unik sekali” Puji gw begitu berada di teras rumahnya yang megah..

Berbagai barang-barang bernuansa warna biru laut berdiri rapih disana.. Dari mulai guci besar di sudut bangunan hingga miniatur kapal kuno berukuran besar yang tingginya hampir setinggi badan gw.. Lantainya yang bermarmer seputih mutiara nampak indah dengan motif butiran batu permata warna warni yang nampak seperti sungguhan.. Dindingnya berlukis gambar-gambar ikan-ikan cantik dan rumput laut serta terumbu karang..

“Silahkan duduk bersama kami disini, anak muda” Ajak Pak Jaka yang sudah duduk bersama adiknya di atas permadani tebal berwarna hijau dengan motif mutiara berwarna perak..

“Tentang pertanyaan mu tadi, sebenarnya bukan kewenangan ku untuk menjawabnya” Ucap Pak Jaka dengan wajah penuh wibawa..

“Saya hanya ingin tahu, apa yang terjadi dengan saya, Pak.. Kenapa saya merasa ingat dengan orang-orang seperti bapak dan Arum Kesuma, padahal kita baru pertama kali bertemu” Kata gw dengan wajah penuh harap agar laki-laki di hadapan gw itu berkenan memberi petunjuk atas segala misteri yang selama ini meliputi..

Untuk sesaat, Pak Jaka menatap adiknya, Arum Kesuma dengan tatapan aneh.. Seakan meminta persetujuan darinya.. Arum Kesuma mengangguk sambil sesekali mencuri pandang ke arah gw..

“Kita memang pernah bertemu sebelumnya, anak muda.. Tapi bukan di sini.. Tentang segala misteri yang terjadi pada mu, aku tidak bisa menjawab.. Pesan ku, jalani saja hidup mu seperti biasa.. Jika sudah saatnya, segala misteri itu akan terungkap dengan sendirinya” Jelas Pak Jaka..

“Artinya, saya harus menunggu, Pak?” Tanya gw sedikit kecewa..

Pak Jaka mengangguk pelan.. Mendadak dari arah belakang gw mendengar beberapa suara orang memanggil nama gw..

“Sepertinya, teman-teman mu sudah memanggil, segera lah temui mereka.. Hari mulai senja.. Tenang saja anak muda, kita pasti bertemu lagi nanti, saat keadaan mu sudah jauh lebih baik” Ucap Pak Jaka..

Gw sempat terkejut mendengar ucapan Pak Jaka, soal hari yang mulai senja.. Pandangan gw menoleh ke arah teras depan rumahnya yang masih nampak terang, seperti keadaan siang hari.. Lagipula, rasanya baru sebentar kami duduk dan berbicara di rumah nya..

Dalam hati, gw berniat menanyakan maksud ucapan Pak Jaka tadi, namun pandangan laki-laki itu membuat gw segan untuk membantah perintahnya yang menyuruh gw segera menemui teman-teman.. Gw perlahan bangkit, diikuti Pak Jaka dan adik nya Arum Kesuma..

“Maafkan, aku tidak bisa mengantar mu pulang anak muda.. Sepertinya Arum yang ingin mengantar mu?” Ucap Pak Jaka sambil melirik ke arah adiknya yang langsung merona..

Sebuah senyuman tersungging di wajah Pak Jaka saat gw berpamitan.. Sementara, Arum Kesuma terlihat sudah menunggu di depan teras rumah kakaknya.. Gw sempat kembali bersalaman dengan laki-laki misterius itu, sebelum pamit pulang..

Saat gw melangkah ke arah teras, dan menginjakkan kaki kanan di atasnya.. Langit meredup seketika.. Suasana terang yang sempat gw lihat dari dalam rumah Pak Jaka, berubah langsung menjadi suasana senja hari.. Lengkap dengan matahari yang sudah berubah warna menjadi seperti kuning telur..

“Aneh, kenapa bisa tiba-tiba langsung senja begini?” Tanya gw dalam hati..

Arum yang sepertinya menyadari keanehan yang gw rasakan, hanya tersenyum manis sambil mengayunkan tangannya, mengajak gw segera berjalan bersama..

Sepanjang perjalanan pulang yang terasa lebih jauh di banding sewaktu pergi, gadis bernama Arum Kesuma terus terdiam.. Beberapa pengunjung nampak sudah berjalan kembali ke arah cottage yang mereka sewa..

“Aku boleh bertanya sesuatu yang sifatnya pribadi, Arum?” Tanya gw sambil melirik wajah gadis berambut panjang yang saat ini berjalan di sebelah..

Arum yang terus menatap ke depan jalan, nampak mengangguk pelan..


“Aku merasakan banyak keanehan terjadi setelah bertemu kamu dan Pak Jaka, apa semua itu ada kaitannya dengan kalian?” Tanya gw yang langsung di balas dengan tatapan Arum yang penuh arti..

“Kamu benar-benar tidak ingat aku, Kakang?” Kata Arum Kesuma yang malah memberi pertanyaan lain..

Mendengar nya memanggil gw dengan sebutan kakang, membuat gw sempat tertawa, namun segera gw tahan karena takut menyinggung perasaan gadis itu..

“Kenapa tertawa, ada yang aneh di ucapan ku?” Tanya Arum sambil melirik gw..

Gw terdiam mendengar pertanyaan Arum, mencoba menahan rasa geli yang masih menggelitik hati.. Sebenarnya panggilan kakang terdengar tidak asing dari lisannya.. Sambil menyibak pasir dengan jari-jari kaki, gw melompat ke kiri dan kanan.. Arum terlihat tertawa melihat tingkah gw yang mungkin seperti anak kecil bagi nya..

Deburan ombak terdengar kencang menghantam karang.. Gw sempat tertegun mendengar suara nya dan berdiri mematung untuk sesaat.. Dari arah depan, suara teman-teman yang memanggil makin jelas terdengar..

Mendadak, Arum Kesuma berhenti melangkah.. Gw yang sudah berada beberapa langkah di depannya, kembali menghampiri gadis cantik itu dan berdiri di hadapannya..

“Aku hanya bisa mengantarkan mu sampai sini.. Di lain waktu, kita akan bertemu lagi, Kakang” Kata Arum Kesuma dengan wajah tertunduk..

“Tapi.. “ Ucapan gw tertahan sebentar..

“Sudah lah Kakang, kembali lah ke teman-teman mu sekarang..” Ucap Arum Kesuma yang memotong kalimat gw, sambil menatap lautan..

Sejenak, gw terdiam dan mengikutinya memandang lautan lepas.. Arum sempat tersenyum sambil melirik ke arah gw..

“Wooyy.. Lu ngapain disitu, Men?”Teriak Rio yang sosoknya terlihat beberapa meter di samping kanan, dan membuat kepala gw menoleh sejenak ke arah nya..

“Itu teman ku, Rum” Ucap gw sambil menoleh kembali ke Arum..

Pandangan gw menatap nanar ke arah kiri yang kini hanya berupa hamparan pasir berwarna putih tanpa sosok Arum Kesuma.. Gw sangat terkejut melihat gadis cantik itu lenyap seketika.. Beberapa kali gw mencoba mencari sosok nya, termasuk rumah besar milik Pak Jaka, yang sekira nya berdiri kokoh di dekat sini..

Namun semua lenyap tanpa bekas.. Hanya hamparan pasir putih yang terbentang luas di pinggir pantai..

“Lu tuh seneng banget ilang, Njing.. Bikin kita semua panik” Hardik Rio sambil menendang pantat gw..

Di belakangnya nampak Viny, Rendi, dan Mail berdiri, seraya menatap gw dengan wajah letih..

Tiba-tiba, Viny memeluk gw dengan erat.. Suara tangisan terdengar dari wajahnya yang terbenam di dada gw..

“Sinetron dah... Males gw liet nya.. Yuk, ahh.. Kita balik aja” Ledek Rio yang sudah berjalan mengajak Rendi dan Mail..

“Eeh, lu kenapa Vin.. Koq nangis?” Tanya gw yang merasa agak risih menerima pelukan Viny, sambil sesekali melihat ke arah ketiga teman baik gw yang mulai melangkah menjauh..

Gadis itu perlahan melepaskan pelukannya.. Lalu mengajak gw duduk di atas pasir.. Sementara, Rio, Rendi dan Mail terlihat sudah cukup jauh meninggalkan kami kembali ke cottage..

“Ada apa, Vin.. Koq malah ngajak gw duduk disini” Tanya gw lagi yang duduk sedikit merapat ke tubuhnya..

“Mam” Panggil Viny dengan suara lirih..

Gw menoleh ke arahnya yang sedang menatap gw dari samping.. Tiba-tiba, Viny memberi sebuah kecupan singkat di pipi kanan.. Gw yang setengah terkejut hanya bisa mengusap pipi sendiri..

“Aku ga bisa bohongi perasaan aku lagi, Mam.. Aku sayang kamu.. Terserah kamu mau terima atau tidak.. Waktu nya memang tidak tepat, karena kamu baru putus.. Tapi aku rela menunggu hingga kamu mau membuka hati kembali” Ucap Viny dengan wajah tertunduk..

Entah apa yang gw rasakan saat ini.. Satu sisi gw hargai kejujuran gadis itu.. Di sisi lain memang ucapannya benar, soal waktu yang tidak tepat.. Gw belum siap menjalin hubungan dengan cewe lain untuk masa sekarang..

Pandangan gw menatap cahaya matahari yang nampak berwarna orange.. Setengah sinarnya terlihat tenggelam di ujung lautan.. Burung-burung camar berpasangan terbang, hendak pulang ke sarangnya.. Menyaksikan sunset di tepi pantai sambil duduk bersama seorang gadis, harusnya bisa terasa sangat romantis.. Tapi berbeda dengan gw yang tidak mempunyai perasaan apapun untuk Viny..

“Makasih udah jujur ke gw, Vin.. Tapi yang lu bilang memang benar.. Gw belum siap untuk membuka hati untuk siapapun saat ini.. Maafin gw, Vin..” Ucap gw sambil memandang matahari yang setengah bagiannya sudah lenyap di ujung laut..

Sejenak, gw mendengar Viny menarik nafas dalam-dalam.. Lalu mengeluarkannya perlahan.. Wajah gadis itu nampak terangkat kembali..

“Mataku kelilipan, Mam.. Aduuh..” Kata Viny yang berusaha menyembunyikan airmata dengan mengucek kedua matanya..

Hembusan angin terasa sudah mulai menderu seiring suara ombak yang berdebur menghantam karang..

“Kita balik ke cottage yuk, Mam.. Angin nya kencang banget nih” Ajak Viny yang masih tak mau menampilkan wajahnya ke gw..

Tiba-tiba, gw memegang tangan gadis yang mulai berjalan di depan itu.. Viny langsung memutar tubuhnya saat gw tarik tangannya untuk mendekat.. Wajahnya nampak cantik bermandikan sisa-sisa cahaya orange dari matahari yang hampir tenggelam.. Di sela-sela kedua mata Viny terlihat jejak basah sisa airmata yang sudah ia seka sebelumnya..

“Vin, apa kamu yakin mau menunggu ku membuka hati?” Tanya gw sambil menatap lekat-lekat wajahnya yang nampak merona..

Viny mengangguk sesaat.. Gw tersenyum melihat jawaban nya lewat anggukan kepala, lalu mulai berjalan beriringan dengan gadis itu..
sampeuk
dodolgarut134
qthing12
qthing12 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.