Kaskus

Story

sikodir.kodirAvatar border
TS
sikodir.kodir
(Horror true story) Berawal dari penasaran hingga menjadi fatal
(Horror true story) Berawal dari penasaran hingga menjadi fatal

Prolog

heningkan cipta sejenak utk para pahlawan kita yg berjuang dan mempersembahkan kemerdekaan NKRI.

Quote:


Halo agan dan sista penghuni kaskus khususon di forum SFTH. Perkenalkan, nama gw Fadli Arya Putra (tentunya nama ada yg gw samarkan). Sebelumnya gw jg curcol di forum H2H, tp kali ini gw ingin berbagi kisah nyata yg gw jalani dan alami selama ini. Kenapa gw ngasih cover seperti gambar diatas?? Karena ada hubungannya dengan perjalanan hidup gw dan mengubah hidup gw (jauh dari agama). Kisah ini awal di mulai 16 tahun yg lalu. Atau lebih tepatnya di awal tahun 2001 hingga sekarang belum selesai. Semua berawal dari rasa penasaran hingga menjadi fatal. Mohon maaf jika tulisan dan bahasa gw amburadul. Karena gw bukan penulis. Disini gw hanya ingin berbagi kisah, berharap tidak ada yg mengalaminya selain gw. Jd gw mohon kaskuser yg membaca kisah nyata gw ini dengan bijak dan jgn asal nge-judge. Dan bagi yg kenal gw cukup diem aja.

*Nb : selama gw masih bisa update berarti gw masih selamat/hidup. Gw janji enggak bakalan kentang. Dan mohon tinggalkan jejak! emoticon-Cool


Quote:


side story
Quote:


cerita Diponegoro (cerita sampingan)
Quote:
Diubah oleh sikodir.kodir 06-12-2017 11:13
ayamnirvvana306Avatar border
al.galauwiAvatar border
ueki19Avatar border
ueki19 dan 34 lainnya memberi reputasi
33
772.2K
1.9K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
sikodir.kodirAvatar border
TS
sikodir.kodir
#48
Lawang Sewu part 3
Pahlawan

Semua kepala mendangak kearah atas, melihat kegelapan tangga berputar yg mengarah pada kegelapan lantai 3 lawang sewu. Salah satu akses menuju lantai 3 harus menaiki anak tangga berputar peninggalan belanda. Disini akan merasakan sensasinya sendiri, tangga berputar yg terasa bergoyang goyang. Kali ini tidak ada yg takut. mungkin makin terbiasa lebih tepatnya.

Sampai di lantai 3 struktur baja atap bangunan lawang sewu terlihat kokoh. Memang tidak terlalu gelap, karena adanya cahaya penerangan jalan pemuda yg terbias masuk ke ruangan ini.

"Oo ini aula ya mbah?" Tanya gw sambil melihat sekeliling. Secara tiba andi mengambil gambar melalu kamera yg dipegangnya.

"Jepret jepret jepret" lampu flash kamera juga menyala secara beruntun.

"Ojo!!" Teriak mbah Tunggak yg lupa memberi peringatan ke kami. Dan kita juga lupa meminta ijinnya terlebih dahulu boleh apa enggak.

Andi menoleh kearah mbah Tunggak seperti merasa tidak bersalah. Tatapan andi berubah seperti merasakan ada yg memegang kaki nya. Dan benar saja andi terseret hingga terbentur tembok di ujung aula. Disusul beni mengalami hal serupa. Gw yg lihat kondisi beni jatuh dan terseret sebenarnya mencoba meraih tangan beni. Namun mbah Tunggak mencegah gw tanpa alasan. (Di part beni jatuh dan terseret ada video nya gan. Kebetulan doi sendiri yg bawa handycam nya. Rekaman jg mengarah ke wajah doi sendiri)

"Andi? Beni?" Teriak doni dan farid memanggil nama mereka berdua. Berharap dijawab oleh mereka berdua pula. Dari ruangan gelap di ujung sana kami melihat seperti ada kedua bola mata merah menyala menatap kami. Mbah Tunggak langsung duduk bersila membaca doa. "Kalian bertiga ikuti saya! Baca doa!" Kita bertiga mengikuti mbah Tunggak duduk bersila dan berdoa. Gw mendengar farid melantunkan dzikir, sedangkan gw mendengar doni membaca doa sebelum tidur setelah itu baru ayat kursi.

"Mbah ini gimana?" Tanya gw yg merasa sepertinya aura negatif sudah hilang.

"Kalian bertiga tunggu disini. Biar mbah yg nyamperin kedua temen kamu" dengan nafas tersenggal senggal beliau mencoba berdiri. Gw, doni dan farid cuma saling pandang heran sebenarnya apa yg terjadi sama mbah Tunggak? Yg jelas beliau menyelamatkan nyawa kami semua.

"Ndi lu gak apa? Ben lu jg gak kenapa2 kan??" Tanya kita bertiga ke mereka berdua yg masih seperti baru bangun dari tidurnya. Mbah Tunggak meminta air yg dibawa farid dan membacakan doa sebelum di minum andi dan beni.

"Mbah gak nyangka penghuni yg dari ruang bawah tanah mengikuti kalian semua sampai lantai 3 ini. Pantas mbah gak lihat nonik yg biasanya berdiri diatas tangga berputar" Mendengar pernyataan dari mbah Tunggak, kami semua kaget. Kami berharap tidak akan ada kejadian yg menimpa kami lg setelah ini.

"Ayo kita lanjut jalan ke arah menara yg terkena tembakan. Tp tahan penciuman hidung kalian ya" ajak mbah Tunggak yg melihat kondisi andi dan beni sudah baikan. Entah maksudnya apa tahan penciuman hidung yg di ucapkan mbah Tunggak.

"Ealaaahhh...mambu mbah" gerutu gw dan temen2 yg lain. Mbah tunggak cuman ketawa mendengar keluhan kami. Gimana enggak bau? Jalan menuju kearah menara ini ada ruangan, dulu ruangan ini untuk tandon (tadah air) dan ruangan itu sekarang dipenuhi kelalawar beserta kotorannya kira2 setebal dua bungkus rokok.

Sampai di pilar menara bagian depan utama lawang sewu kita bisa melihat tugu muda dengan jelas. Di pilar menara utama ini juga terjadi sejarah. Tembakan meriam dari museum mandala bhakti mengenai struktur baja pilar utama. Sisa sisa meriam saat itu masih ada dan bisa di lihat.

"Dulu terjadi pertempuran disini. Salah satunya pertempuran lima hari di semarang melawan jepang. Dari tugu muda sampai daerah kaligawe pertempuran pecah! Banyak para pejuang yg gugur. Para pejuang melawan tentara jepang dengan senjata seadanya, benar2 seadanya! Melawan senjata modern! Para pejuang itu rakyat biasa dan tentara indonesia. Semua bersatu melawan jepang! Yg tertangkap?? Kami semua sudah tau apa resiko nya. Jika beruntung, maka kepala kami akan dipenggal di sungai belakang lawang sewu. Jika kurang beruntung maka kami akan merasakan penjara pendem! Mati secara perlahan.." mbah Tunggak menceritakan dengan mata berkaca2. Kami pun yg mendengar merasakan hal yg sama. Rasa takut penampakan selama kita melihat dan merasakan di lawang sewu kami lupakan. Kami lebih merasakan perjuangan para pahlawan yg rela mempertaruhkan nyawa untuk kemerdekaan. Mata ini tak sanggup lg membendung, menetes air mata kami. Tidak ada isak tangis. Hanya tetesan air mata yg mengalir dari kedua mata kami semua tanpa ada suara.

terimakasih para pahlawanku...atas jiwa dan raga mu memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia dan mempertahankannya. Meriahnya proklamasi kemerdekaan pun kau tak sempat merasakan, karena engkau telah ikhlas mempertaruhkan nyawa mu. Sekarang, siapakah kini pahlawan kami pembela bangsa yang menggantikan perjuangan mu?
marvina11
dhalbhoo
BALI999
BALI999 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.