Kaskus

Story

agusk1988Avatar border
TS
agusk1988
Diary 2 Dunia
Diary 2 Dunia

Terima kasih mas AWAYAYE untuk cover keren nya.

Ilustrasi Ronggo Geni

Diary 2 Dunia

Ilustrasi Dewi Puspa Kenanga

Diary 2 Dunia

Halo agan/aganwati kaskuser sekalian. Halo juga untuk para momod sekalian. Gue adalah silent reader yang udah lama melintang di forum kaskus. Terkhusus untuk sub forum stories from the heart. Kali ini perkenankan gue untuk menceritakan sebuab kisah klasik tentang perjalanan anak manusia yang berawal mula beberapa tahun lalu.

Jika kalian bertanya ini real atau fiksi.? gue kembali kan ke pribadi para reader sekalian. Daripada pada nanti para reader sekalian kepo, anggap saja cerita ini fiksi

Tapi terlepas dari itu semua,, percaya lah bahwa " mereka", beserta " dunia mereka" itu ada. Jadi hormati lah " mereka" seperti kita menghormati sesama kita. Karena pada dasarnya " mereka" sama seperti kita. Ada baik, jahat beserta segala hal yang tak bisa di jelaskan secara logika.

Dan yang terakhir, harap patuhi rule yang berlaku di sub forum ini. Karena menghormati orang lain itu secara tidak langsung membuat kita juga akan di hormat i.

Silahkan di nikmati

Quote:





Spoiler for ILUSTRASI:

Polling
Poll ini sudah ditutup. - 165 suara
Menurut Kalian Bagaimana Seharusnya Thread Ini Berjalan Ke Depannya
Tetep seperti sudah sudah mas, penuh dengan pesan kehidupan
90%
Tamat in saja mas,, sudah terlalu mainstream seperti Thread lain
9%
No Comment mas, emang situ siapa..?
1%
Diubah oleh agusk1988 18-07-2021 04:03
heartbeat6661Avatar border
silamputamanAvatar border
User telah dihapus
User telah dihapus dan 26 lainnya memberi reputasi
23
1M
2.9K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
agusk1988Avatar border
TS
agusk1988
#172
PART 18

Bu Sarah pun datang sebagai penyelamat ku pagi itu. Maklum aku tak tau harus bicara dan bersikap seperti apa ke Kak Shinta.

" taruh di situ saja nak " pinta Bu Sarah padaku menunjuk sebuah meja bundar dekat dapur.

Aku pun lekas menaruh belanja an yang tadi ku bawa di tempat yang di tunjuk Bu Sarah.

" gimana bu, udah sehat " tanya ku ke Bu Sarah yang sedang mengecek barang belanja an nya.

" alhamdulillah nak. Berkat bantuan nak Agus, ibu sudah beraktifitas seperti biasa. " jawab bu Sarah sembari memutar tubuhnya ke kanan ke kiri bak model.

" alhamdulillah kalo gitu Bu. Semua atas ijin Allah SWT. " aku pun malah asyik berbincang dengan ibu Sarah.

Maklum, dia MILF guys.. . Skip... Skip..

" maaf kak tadi aku tinggal bentar ke dapur bantuin bawa belanjaan Bu Sarah. " ucap ku saat kembali ke teras dan menemui kak Shinta.

" gpp gus. Makasih dah bantuan mama gw"

" masuk gus, biar lebih enak ngobrol nya " ajak kak Shinta padaku dan melangkah pergi meninggalkan teras rumah nya.

Aku pun mengikuti nya dari belakang. Sumpah aku kagum dengan body nya kak Shinta. Pagi itu kak Shinta mengenakan kaos oblong tanpa lengan di padu dengan celana pendek ketat paha. Sehingga semakin nampak lah kemolekan tubuhnya. Aku pun tak kuasa sesekali untuk menelan ludah.

" nak agus, nanti makan siang bareng ya. Tadi ibu udah belanja banyak soalnya nya. Bentar lagi suami ibu juga pulang koq " teriak Bu Sarah dari dalam dapur. Mulai memasak sepertinya nya.

" nggeh bu. Terima kasih " balas ku dengan berteriak pula.

Kak Shinta pun duduk di ruang tamu sambil nonton tv dengan menyilangkan kaki nya. Aku pun mengambil posisi duduk yang agak jauh dari nya. Jaga jaga kalo ada setan lewat. Tapi yang namanya mata, sepertinya gak mau lepas dari bagian bawah tubuh kak Shinta.

Kucing mana sih yang nolak di sodori ikan di depan nya. Ikan salmon lagi jenis nya..

" gus gitu amat ngeliatin gw. Naksir ya " kak Shinta pun mengagetkan ku dari lamunan.

" eh... Nggak kak. Kak Shinta pagi ini cantik. Seksi lagi. " jawab ku polos.

Kak Shinta pun hanya tersenyum malu mendengar pengakuan ku. Dan dia pun masih asyik melanjutkan acara nonton tv nya.

" gus, jngan panggil kak dong. Kan kita cuma beda setahun. Panggil Shinta aja yah.. Yahh.. " kak Shinta pun kini berpindah tempat duduk dan mendekat ke arah ku.

" iya kakk... Eh Shinta.. " aku pun hanya malu malu memanggil nama nya tanpa embel embel kak.

" gus lu sayang banget ya sama reni " tanya kak Shinta dengan posisi wajahnya di dekat kan padaku.

" gak perlu aku jawab kamu juga sudah tau jawabannya koq Shin " aku pun menggeser posisi duduk ku agak mundur agar tidak bertatap mata dengan nya.

" emang sama sekali gak ada kesempatan buat aku gus di hati kamu " kali ini kak Shinta makin mendekat kan wajah nya padaku. Hanya kurang tinggal jarak beberapa centi saja, kita pasti ciuman bibir.

" lho mas, kamu ngapain disini " ujar seseorang yang suara nya sangat familiar di telinga ku di bareng i dengan jatuh nya sesuatu di lantai.

Aku pun menoleh ke arah sumber suara tersebut.

Astagfirullah

" nduk,, mas bisa jelasin semuanya. Semua tidak seperti yang kamu lihat " aku pun langsung beranjak dari tempat duduk ku dan mengejar reni yang berlari keluar rumah.

Reni pagi itu mengantarkan titipan mama nya untuk ibu nya Shinta. Dan dia datang di saat di waktu yang tidak tepat. Dia pasti melihat adegan aku hampir berciuman dengan Shinta. Sekilas dia lari sambil menutup mulutnya. Tanda bahwa dia sedang menangis.

Aku pun tak berhasil mengejar reni. Dia sudah melaju pergi bersama sopir keluarga nya. Aku pun langsung kembali ke rumah Shinta untuk pamitan ke Bu Sarah..

" Bu maafin agus ya. Kayaknya untuk saat ini gak bisa makan bareng sama keluarga ibu "

" mendadak agus di suruh ibu pulang ke rumah , ada acara dadakan kata beliau " aku pun berbohong kepada ibu Sarah.

" ya sudah nak. Mungkin lain waktu. " jawab ibu sarah dengan bijak nya.

Aku pun mencium tangan nya dan langsung pamit untuk pulang.

" gus maafin aku " ucap shinta lirih saat berpapasan dengan ku di ruang tamu.

Aku pun hanya berlalu melewati nya tanpa perduli dengan ucapan nya. Aku kedengeran nya terkesan jahat memang, secara shinta juga gak tau kalo pagi itu reni akan berkunjung ke rumah nya. Namun namanya udah emosi, gak bisa berfikir lagi secara logika

Quote:


Beberapa menit ku tunggu, balasan dari reni pun tak kunjung datang. Karena capek nunggu, aku pun langsung pulang ke rumah. Ku kayuh sepeda ku sekuat tenaga agar bisa cepet sampai di rumah. Ya, rumah adalah tempat yang paling damai untuk ku.

Sehabis isya aku pun sempat kan mengirim sms ke reni. Namun seperti tadi siang, balasan dari nya pun tak kunjung datang. Dia bener-bener marah pada ku setelah melihat kejadian tadi pagi di rumah Shinta.

Aku pun memutuskan untuk langsung tidur malam itu.

" eh cuy lu ada apa sama reni " tanya Joko yang kini duduk di sebelah ku.

Aku pun hanya menggelengkan kepala tanpa menjawab pertanyaan si joko.

Siang itu saat jam istirahat pertama, reni, tiara dan reni b pergi ke kantin. Jadilah hanya aku, joko. Agung dan Stephanie di dlam kelas.

" iya gus lu ada apa sama reni. Biasanya kan kalian adem ayem aja. " sambung Stephanie yang kini ikut bergerombol dekat meja ku.

" biasa steph, kesalah pahaman " jawab ku kecut.

" ya udah gus, lu susulin saja reni di kantin dan minta maaf langsung. Soal di maafin atau gak itu urusan nomor dua puluh "..

" yang penting lu udah ada itikad baik buat meminta maaf " sebuah saran brilian pun terucap dari bibir Stephanie. Mungkin karena dia indigo, jadi bisa membaca isi hati seseorang.

Aku pun mengikuti saran yang di berikan Stephanie dan bergegas menyusul reni di kantin..

" nduk bisa ikut aku bentar " pinta ku saat sudah sampai di meja tempat reni makan.

"........."

Reni pun hanya nyuekin aku dan asyik melanjutkan acara makan nya.

Karena jengkel aku pun menarik tangan reni agar mau ikut dengan ku.

" apaan sih mas pake tarik tarik. Sakit tau. " reni pun berontak dan berusaha melepaskan pegangan ku di tangannya.

" sekali ini nduk tolong ikut dengan ku. Setelah itu aku janji gak akan ganggu kamu lagi " ucap ku sedikit berteriak karena jengkel dengan sikap kekanak kanakanya yang menjadi jadi.

Mendengar aku bersikap agak kasar, reni pun sedikit takut dan akhirnya menurut i kemauan ku.

Aku pun pagi itu mengajak nya ke perpus untuk menjelaskan apa yang terjadi di rumah shinta tempo hari. Sengaja aku pilih perpus karena tempat nya rada sepi. Jarang anak yang pinjem buku. Jadi kalo ada apa-apa aku gak malu malu amat di liatin orang orang.

Aku pun menjelaskan pada reni dari A-Z tentang apa yang terjadi pagi itu di rumah shinta. Tanpa menambah atau pun mengurangi sedikit pun kejadiannya.

" maaf mas, seperti nya aku mau sendiri " begitulah jawaban reni setelah aku menjelaskan apa yang terjadi.

Sebuah jawaban yang sangat menohok Ulu hati ku. Rasanya perjuangan ku untuk meminta maaf pada nya tiada artinya di mata nya.

" ok nduk kalo itu mau kamu. Aku janji akan jauhin kamu. Maaf udah kecewa in kamu " aku pun mengucapkan sebuah kata perpisahan dan meninggalkan reni sendirian di perpustakaan.

Karena udh bad mood dan gak tau mau ngapain, aku pun memilih kembali ke kelas ku.

" gimana gus sukses " tanya Stephanie melihat kedatangan ku dari balik pintu.

Aku pun hanya menggeleng kan kepala. Tanda bahwa aku gak berhasil memperoleh maaf dari reni.

" y udah gus, kamu gak perlu berkecil hati. Yang penting kan kamu udah usaha " Support Stephanie serasa mengelus elus pundak ku.

" makasih ya steph, kamu emang sahabat terbaik ku. " balas ku sambil tersenyum pada nya.

Sejak peristiwa di perpustakaan itu pun aku jarang ngobrol dengan reni. Saat berpapasan pun kita hanya saling membuang muka. Pernah shinta menawarkan diri untuk menjelaskan apa yang terjadi. Namun aku dengan tegas menolak. Karena belum tentu nanti jadi lebih baik, yang ada malah tambah runyam.

Udah seminggu aku menjalani hari-hari ku tanpa canda tawa dari reni. Hp kun kini terasa sepi seperti sebuah kuburan. Pernah sekali waktu aku ingin jual hp nya. Namun bapak marah dan melarang ku. Beliau berfikir aku gak bisa menghargai pemberian orang lain.

Ahh... Ren. Kenapa kamu tiba-tiba bisa berubah sedrastis ini. Aku pun melenguh pelan. Merenungi apa yang sedang terjadi.

" mas " sapa seseorang sambil memegang baju di lengan ku.

Aku pun menoleh ke belakang dan melihat siapa yang memanggil ku.

" eh nduk ada apa " tanya ku kaget karena yang memanggil ku tadi reni.

Aku saat itu sedang asyik ngobrol dengan Stephanie dan joko. Mereka berdua ini emang sahabat terbai ku. Meski sekali waktu sikap mereka bikin aku jengkel. Tapi ya itu lah namanya sahabat.

" bisa ikut aku ke perpus sebentar mas " tanya reni sembari masih memegang baju ku.

" ayo nduk, tapi sebelumnya Lepasin dulu baju ku " aku merasa seperti jadi kambing saat reni memegang baju ku.

" hehehe maaf mas. Nduk takut kamu lari karena melihat wajah ku " reni pun tersenyum untuk pertama kalinya.

Sebuah senyum yang seminggu ini gue rindukan. Sebuah senyuman yang bisa menjadi pelepas dahaga ku di tengah tengah ladang yang gersang.

Aku pun menyetujui ajakan reni ke perpus tanpa bertanya apa tujuannya mengajak ku kesana.

" mas maafin nduk ya seminggu ini " reni pun langsung memeluk ku saat kami sampai di perpus.

" kamu minta maaf untuk apa nduk " tanya ku sambil membalas pelukan nya. Hangat dan empuk empuk kenyal gitu pemirsa.

" maafin keegoisan nduk mas. Maafin sifat kekanakan nduk "

" kemarin mbak shinta ke rumah dan menjelaskan apa yang terjadi pagi itu. Dan semuanya tepat seperti yang mas bilang. "

Maafkan aku Shin tempo hari dah berprasangka buruk ke kamu. Dan makasih buat bantuannya.

" seminggu ini aku merenung sendiri mas. Hari hari ku terasa sepi tanpa hadir nya mas " air mata reni pun kini jatuh dengan deras nya.

" maafin mas juga ya nduk. Mas udah kecewain nduk "

" sebenarnya mas juga sempat tergoda dengan shinta, tapi mas inget kalo mas udah punya nduk"

" cewek yang tulus menyayangi dan mencintai mas " aku pun menyeka air matanya yang jatuh. Tak tahan rasanya aku melihat pujaan hati ku menangis.

" mas juga merasakan hal yang sama seperti yang nduk rasa in. Hari hari mas terasa sepi tanpa canda tawa serta tingkah manja dari nduk "

" makasih banyak nduk udah tulus menyayangi mas " aku pun merapat kan pelukan ku di tubuhnya.

" makasih juga mas udah ngerti in nduk "

" cuppppp.... mhmmhphhhh "

Pagi itu untuk pertama kalinya reni berani mencium bibir ku. Lama sekali rasanya bibir kami berpagut dan saling beradu. Sampai suara seseorang mengagetkan kami hingga membuat kami menghentikan aktivitas ciuman kami.

" hehh.. Kalo pacaran jangan di perpus. Perpus itu tempat orang baca buku buat tambah ilmu pengetahuan " tegur seseorang dengan mimik marah kepada kami.

Karena sadar telah mengganggu kenyamanan penghuni perpus, aku pun mengajak reni pergi meninggalkan tempat itu dan balik ke kelas. Sepanjang perjalanan reni dengan erat nya menggandeng lengan ku seperti sepasang kekasih yang baru saja jadian.

" cie yang udah pegangan lagi " goda Stephanie saat melihat kedatangan ku dan reni yang bergandengan tangan.

" iya cuy. Kelas sepi kalo gak ada canda tawa kalian " sahut joko dengan gaya khas nya.

" maafin aku ya temen-temen buat sifat kekanakan ku ini " reni membungkuk kan kepalanya untuk meminta maaf.

Namun Stephanie buru buru menahan nya karena sepatutnya gak ada yang perlu minta maaf di sini.

Biar lah yang telah berlalu menjadi pembelajaran buat hubungan kami ke depannya.
Diubah oleh agusk1988 22-10-2017 02:32
wakazsurya77
efti108
myusuffebria525
myusuffebria525 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.