- Beranda
- Stories from the Heart
Don't say "I Love You" too much
...
TS
dewiskumaneko
Don't say "I Love You" too much
*Judul diganti (sebelumnya Don't say "I Love You" too much) karena judul yg lama kesannya agak terlalu dramatis
*Selamat pagi buat semua momod, agan, sista dan para master lainnya yang sudah terlebih dulu meramaikan jagad SFTH
setelah sering baca kisah yang ada di SFTH ini, saya jadi tergelitik untuk menuliskan kisah yang saya alami ini. hehehe
ini murni aku alami semuanya, ceritanya agak gak penting dan maybe kurang menarik. tapi ini murni pengen cerita karena aku gak mau inget-inget ini sendirian, maunya bisa berbagi sama yg lainnya, semoga bisa berguna ya cerita ini
mungkin ada beberapa bagian yang kurang sesuai sama kejadian aslinya, harap maklum dikarenakan ingatanku yang super duper payah jadi ya agak lupa gitu, tapi tetep bakal diceritakan kok meski gak detail dan gak bakal ngerubah esensi ceritanya
dan seperti kisah SFTH pada umumnya, semua nama tokoh dalam cerita ini disamarkan ya kak (mohon pengertiannya
)RULES!
1. Kepo diperbolehkan asal masih batas wajar
2. dilarang komentar dengan kata-kata kasar
3. kritik, saran sangat diperbolehkan asal masih dalam batas wajar dan tidak menyudutkan pihak manapun
4. selebihnya saya manut sama general rules SFTH
RALAT
Update aku usahakan tiap hari kalo lagi mood/udah inget lagi sama kejadiannya
"aku menghargai readers yang kasih semangat buat update, jadi meski mungkin dalam penulisan cerita ini masih banyak kekurangan, aku berjanji tidak akan ada kentang diantara kita alias cerita ini akan aku selesaikan
" Quote:
so, bisa kita mulai ceritanya?
Quote:
Diubah oleh dewiskumaneko 22-10-2017 19:08
anasabila memberi reputasi
1
4K
35
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dewiskumaneko
#34
PART 7
Sejak perkenalan itu, aku makin dekat sama Dwi. Dwi orang yang cukup menyenangkan, setidaknya meski dia adalah orang yang pendiam tapi dia merupakan pendengar yang baik. Aku suka cerita apapun sama dia termasuk cerita soal Adi. Hampir setiap hari kami pulang bareng karena emang rumah kami searah. Kalo untuk berangkatnya sih kami jarang barengan, soalnya kan aku suka kesiangan kalo berangkat, hehe. Gimana sama Dana? Ah udah lewat, sejak aku tau dia nyebarin kalo aku mengungkapkan perasaan ke dia, aku jadi gak ada rasa apapun sama dia -_-
Kedekatanku sama Dwi mulai diketahui beberapa teman dekatku di kelas, pernah suatu hari waktu aku pulang bareng mereka aku diinterogasi sama mereka.
“yang biasa pulang sama kamu itu siapa ti?”
“pulang sama aku? Kan biasanya aku pulang sama kalian
”
“yee, bukan Antiiii… maksud aku itu cowok yang biasa pulang sama kamu itu lho.”
“oh itu? Bilang dong hehehe. Itu Dwi anak 7-3, rumahnya di daerah G. ya searahlah sama jalur pulang kita.”
“oalah, gitu toh. Anaknya aneh ya? Agak melambai gitu, mana gak cakep juga.”
“HUAHAHAHAHA, ngaco aja kalian ini. Perasaanku gak deh, dia biasa aja layaknya cowok seusianya. Udah ah, ngomongin yang lainnya aja.”
Selain teman dekatku, beberapa anak dari kelas7-3 juga udah tau kalo aku deket sama Dwi. Beberapa dari mereka juga sering SKSD ke aku Cuma buat bilang “cieee”. Gara-gara itu juga sih temenku jadi bertambah banyak hohoho. Ya walau dari mereka juga ada yang heran,
“Dwi itu gak lakik banget lho, agak gemulai kayak cewek. kok mau aja deket sama dia”
Dan aku cuek aja sama hal itu, toh aku emang gak ngerasa dia gitu kan? lagipula Dwi itu temenku
Tapi.. tresno teko jalaran soko gojlokan emang agak gak bisa dihindari kali ya. Yup, aku mulai ada rasa sama Dwi sampai akhirnya aku nekat memutuskan untuk mengungkapkan perasaanku ke Dwi. Iya mengungkapkan, kalian gak salah baca.. mengungkapkan perasaan.
Aku masih inget, hari itu hari selasa waktu kami baru aja sampe sekolah. Pada saat kami mau berpisah ke kelas masing-masing aku coba tahan dwi..
suasana jadi terasa hening.. tapi tiba-tiba saja.....
Sejak perkenalan itu, aku makin dekat sama Dwi. Dwi orang yang cukup menyenangkan, setidaknya meski dia adalah orang yang pendiam tapi dia merupakan pendengar yang baik. Aku suka cerita apapun sama dia termasuk cerita soal Adi. Hampir setiap hari kami pulang bareng karena emang rumah kami searah. Kalo untuk berangkatnya sih kami jarang barengan, soalnya kan aku suka kesiangan kalo berangkat, hehe. Gimana sama Dana? Ah udah lewat, sejak aku tau dia nyebarin kalo aku mengungkapkan perasaan ke dia, aku jadi gak ada rasa apapun sama dia -_-
Kedekatanku sama Dwi mulai diketahui beberapa teman dekatku di kelas, pernah suatu hari waktu aku pulang bareng mereka aku diinterogasi sama mereka.
“yang biasa pulang sama kamu itu siapa ti?”
“pulang sama aku? Kan biasanya aku pulang sama kalian
”“yee, bukan Antiiii… maksud aku itu cowok yang biasa pulang sama kamu itu lho.”
“oh itu? Bilang dong hehehe. Itu Dwi anak 7-3, rumahnya di daerah G. ya searahlah sama jalur pulang kita.”
“oalah, gitu toh. Anaknya aneh ya? Agak melambai gitu, mana gak cakep juga.”
“HUAHAHAHAHA, ngaco aja kalian ini. Perasaanku gak deh, dia biasa aja layaknya cowok seusianya. Udah ah, ngomongin yang lainnya aja.”
Selain teman dekatku, beberapa anak dari kelas7-3 juga udah tau kalo aku deket sama Dwi. Beberapa dari mereka juga sering SKSD ke aku Cuma buat bilang “cieee”. Gara-gara itu juga sih temenku jadi bertambah banyak hohoho. Ya walau dari mereka juga ada yang heran,
“Dwi itu gak lakik banget lho, agak gemulai kayak cewek. kok mau aja deket sama dia”
Dan aku cuek aja sama hal itu, toh aku emang gak ngerasa dia gitu kan? lagipula Dwi itu temenku
Tapi.. tresno teko jalaran soko gojlokan emang agak gak bisa dihindari kali ya. Yup, aku mulai ada rasa sama Dwi sampai akhirnya aku nekat memutuskan untuk mengungkapkan perasaanku ke Dwi. Iya mengungkapkan, kalian gak salah baca.. mengungkapkan perasaan.
Aku masih inget, hari itu hari selasa waktu kami baru aja sampe sekolah. Pada saat kami mau berpisah ke kelas masing-masing aku coba tahan dwi..
Quote:
suasana jadi terasa hening.. tapi tiba-tiba saja.....
0
(ini udah tahun ketujuh aku kuliah, semoga kuliahku cepet kelar :'( )