Masa itu.. saat mulai beranjak dewasa, teknologi internet dan media sosial belum terlalu merajalela. Saat musim layang-layang bayak orang yang terbangkan layang-layang, Saat musim angin tak jarang berburu jamur dan tak jarang sering senang dapat jamur banyak terutama saat dapat jamur yang besar buat dimasak dirumah oleh emak. Mencari kayu bakar dan mencari rumput untuk hewan seperti kelinci dan marmut itu sudah biasa, dan lebih seru saat dilakukan bersama kawan-kawan.

Pensil Patah

Terus terang aku tak suka dengan orang-orang suka mencontek, terutama saat ulangan. Serasa seperti ikan diantara kucing-kucing yang lapar. kalau tidak diberi jawaban, mereka biasanya memaksa untuk meminta jawaban dariku meskipun dengan mencontek.

Tak jarang tanganku berjibaku untuk menghindari keinginan mereka untuk mencontek jawaban ulanganku. Seperti saat itu sebut saja namanya zen, dia duduk di depanku saat ujian semester. Seringkali dia menanyakan jawaban kepadaku namun tak aku jawab, hingga akhirnya dia sering nekat mencontek.

Saat aku lengah, dia berhasil mencontek jawabanku.
"Ah sial..." gerutuku dalam hati. Aku pun kesal dan ku pukul pundaknya dengan pensil sekerasnya..

"TRAK!"

Pensil yang aku pukulkan ke pundaknya malah patah terbelah menjadi dua dan jatuh ke lantai, sontak saja orang lain melihatku dan ada juga yang menertawakanku.

"Intropeksi diri !"

Ucapnya, Dengan enaknya dia berkata begitu sementara dia sendiri melakukan kesalahan

Ulang tahun wali kelas

Terus terang momen ini adalah salah satu momen yang tak terlupa. Dua tahun beliau mengajar di kelasku, kelas favorit di angkatanku.

Mulai dari cerita serius hingga cerita lucu tercipta. Kenangan lucu yang paling membekas adalah saat beliau sedang mengajar dan beberapa murid ada yang salah fokus, mereka tertawa karena ada kotoran di matanya terlihat jelas (mungkin saja lupa dia bersihkan), mereka berbisik-bisik saat beliau sedang menerangkan pelajaran, aku yang melihatnya cuma bisa menahan tawa.

Kembali lagi pada hari itu, anak-anak kelas mempersiapkan "surprise" berupa kue ulang tahun untuk beliau, semua direncanakan dengan matang. Hingga saat beliau datang ke kelas, anak-anak kompak mengucapkan selamat ulang tahun, dan wali kelasku menyampaikan rasa terima kasihnya. Terakhir, bapak wali kelasku dan anak-anak kelas berfoto bersama.

hingga saat ini foto itu masih ku simpan, untuk sebuah kenangan...

Facebook

Terus terang media sosial ini ada media sosial yang paling membekas, pertama aku mengenal media sosial adalah facebook. Saat itu di tempatku facebook mulai booming seiring munculnya warnet-warnet di daerahku. Hampir setiap hari saat ke warnet selalu buka facebook, saat banyak teman dari facebook rasanya begitu senang karena bisa berkenalan dengan banyak orang, memasang foto profil, dan bisa chatting dengan lawan jenis yang mungkin bisa menjadi pacar. Beberapa wanita aku kenal dari facebook, namun tak ada yang jadi pacar (nasib... nasib...). Berbeda dengan sahabatku algi, dia dapat pacar dari facebook dan pacarnya ternyata orang jauh.

Bukan hanya facebook saja, aku juga coba buat media sosial lain seperti friendster, twitter, dan media sosial lainnya. Kepolosanku tentang dunia internet di manfaatkan orang lain untuk mengerjainku


Dengan penuh penasaran aku bukan situs You P*** dan ternyata bukan situs media sosial tetapi situs web ah sudahlah...

SIAL ! Aku tertipu