- Beranda
- Stories from the Heart
Skenario dari Tuhan
...
TS
garis.putih
Skenario dari Tuhan
Skenario dari Tuhan
Rules Thread :
*. jangan banyak tanya fiksi atau kisah nyata, cukup dibaca, diterawang, dinikmati
*. jangan copy paste tanpa izin
*. jangan ini jangan itu, intinya jangan
langsung aja tanpa basa basi, ane numpang nulis
Spoiler for Prologue:
November 2015
“ Assalamualaikum..”
Sesaat prasetyo terdiam seribu basa, tatapan matanya masih memandang gelombang manusia yang berjalan mengelilingi ka’bah, sorot matanya yang semula terlihat tegar itu kini mulai tersamar oleh air mata yang mulai menggenangi kelopak matanya, mungkin ini adalah momen dimana prasetyo merasa tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya, sebuah ucapan salam dari seorang wanita yang selama ini telah menjadi harapan dalam setiap lantunan doanya
“ wa’alaikumsalam ”
Nada suara prasetyo terdengar bergetar seakan akan menggambarkan gejolak perasaan didalam hatinya, kini terlihat seorang wanita tengah duduk bersimpuh disampingnya, hijab putih serta cadar yang dikenakannya hanya menyisakan kedua bola mata yang terlihat begitu menyejukan
“ ayra ?” tanya prasetyo dengan setengah menebak dan berharap kalau tebakannya itu akan menjadi kenyataan
Lama wanita tersebut terdiam tanpa memberikan jawaban, hanya tatapan matanya yang memberikan gambaran bahwa sebuah senyum manis telah terlukis dan tersembunyi dibalik cadar putihnya, perlahan jari wanita tersebut mulai melepas tali pengikat cadar yang menutupi sebagian wajahnya, hingga akhirnya sebuah hembusan angin yang tidak terlalu kencang turut membantu menyingkap cadar yang kini sudah terlepas dari ikatannya
“ kamuuu ?”
Terlihat ekspresi ketidakpercayaan di wajah prasetyo begitu melihat wajah wanita yang kini sudah tidak lagi tertutup oleh cadar, sebuah wajah yang selama ini sudah sangat dia kenal dan telah telah banyak memberikan bantuan bagi prasetyo
“ iya aku…anindita, kamu kecewa pras ?” ucap dita seraya melemparkan senyumnya, cadar yang telah terlepas kini kembali dikenakannya
ini adalah sebuah kisah yang menceritakan perjalanan hidup prasetyo dalam menemukan cinta sejatinya, dan ketika doa serta harapannya itu kini mendapatkan sebuah jawaban, apakah prasetyo akan menemukan akhir yang bahagia ataukah akan ada lagi skenario lain dari tuhan untuk mengisi catatan perjalanan hidup prasetyo, dan semuanya itu ane rangkum dalam sebuah kisah yang berjudul Skenario dari Tuhan
“ Assalamualaikum..”
Sesaat prasetyo terdiam seribu basa, tatapan matanya masih memandang gelombang manusia yang berjalan mengelilingi ka’bah, sorot matanya yang semula terlihat tegar itu kini mulai tersamar oleh air mata yang mulai menggenangi kelopak matanya, mungkin ini adalah momen dimana prasetyo merasa tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya, sebuah ucapan salam dari seorang wanita yang selama ini telah menjadi harapan dalam setiap lantunan doanya
“ wa’alaikumsalam ”
Nada suara prasetyo terdengar bergetar seakan akan menggambarkan gejolak perasaan didalam hatinya, kini terlihat seorang wanita tengah duduk bersimpuh disampingnya, hijab putih serta cadar yang dikenakannya hanya menyisakan kedua bola mata yang terlihat begitu menyejukan
“ ayra ?” tanya prasetyo dengan setengah menebak dan berharap kalau tebakannya itu akan menjadi kenyataan
Lama wanita tersebut terdiam tanpa memberikan jawaban, hanya tatapan matanya yang memberikan gambaran bahwa sebuah senyum manis telah terlukis dan tersembunyi dibalik cadar putihnya, perlahan jari wanita tersebut mulai melepas tali pengikat cadar yang menutupi sebagian wajahnya, hingga akhirnya sebuah hembusan angin yang tidak terlalu kencang turut membantu menyingkap cadar yang kini sudah terlepas dari ikatannya
“ kamuuu ?”
Terlihat ekspresi ketidakpercayaan di wajah prasetyo begitu melihat wajah wanita yang kini sudah tidak lagi tertutup oleh cadar, sebuah wajah yang selama ini sudah sangat dia kenal dan telah telah banyak memberikan bantuan bagi prasetyo
“ iya aku…anindita, kamu kecewa pras ?” ucap dita seraya melemparkan senyumnya, cadar yang telah terlepas kini kembali dikenakannya
ini adalah sebuah kisah yang menceritakan perjalanan hidup prasetyo dalam menemukan cinta sejatinya, dan ketika doa serta harapannya itu kini mendapatkan sebuah jawaban, apakah prasetyo akan menemukan akhir yang bahagia ataukah akan ada lagi skenario lain dari tuhan untuk mengisi catatan perjalanan hidup prasetyo, dan semuanya itu ane rangkum dalam sebuah kisah yang berjudul Skenario dari Tuhan
Part 1 (Masa Perkuliahan)
Part 2 (Masa Perkuliahan)
Part 3 (Masa Perkuliahan)
Part 4 (Masa Perkuliahan)
Diubah oleh garis.putih 21-10-2017 11:39
anasabila memberi reputasi
1
5K
Kutip
30
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
garis.putih
#19
Spoiler for Part 3 (Masa Perkuliahan):
Wajah prasetyo terlihat memerah diantara rasa malu yang dirasakannya, sejatinya pertemuan dengan dita merupakan hal yang biasa bagi prasetyo, tapi kini dita bagaikan sesosok asing yang baru pertama kali prasetyo temui, tatapan mata dita yang terlihat teduh seperti mampu menghipnotis prasetyo untuk tidak mengeluarkan satu patah kata pun dari mulutnya, ekspresi ketidaksenangan terpancar di wajah bimo begitu melihat situasi ini
“ apa kabar pras ? aku enggak nyangka akhirnya kamu bisa datang juga ” ucap dita seraya menjulurkan tangannya, terlihat sekali rasa canggung yang prasetyo rasakan walaupun secara perlahan dia coba tutupi dengan senyuman yang terkesan agak dipaksakan
“ ditanya sama dita koq diam aja pras !” tegur wawan mencoba memancing prasetyo untuk mengeluarkan suaranya
“ baik ta ”
Bisa prasetyo rasakan begitu hangatnya jabatan tangan dita ketika menyentuh telapak tangannya, hal ini seperti memberi prasetyo sebuah kekuatan untuk mulai berbicara kepada dita, seolah tidak ingin kehilangan momentum yang tepat ini, prasetyo segera menjelaskan perihal dirinya yang nyaris tidak akan datang ke acara dita malam ini, mendengar hal itu saat itu juga tatapan mata dita terarah ke bimo seolah olah meminta penjelasan dari apa yang telah didengarnya
“ aku bisa jelaskan semuanya ta ” ucap bimo sambil tersenyum
Dengan tenang bimo mulai menjelaskan perihal dirinya yang nyaris tidak mengundang prasetyo dikarenakan alasan memberi waktu kepada prasetyo untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan makalahnya yang belum selesai, hingga akhirnya bimo berubah pikiran dan meminta kepada wawan untuk memberitahu serta mengajak prasetyo datang ke acara dita karena menurut bimo sangat terasa ada yang hilang jika salah satu ada yang tidak hadir
“ tuh saksinya wawan ” ujar bimo sambil mencoba memberikan candaannya kepada wawan, entah wawan yang kurang menyimak atau sedang melamun terlihat wawan agak sedikit terkejut ketika bimo melemparkan semua perkataan itu kepadanya, dengan agak tergagap wawan mengiyakan perkataan bimo
“ ohh jadinya begitu ” terlihat rasa lega di wajah dita mendengar penjelasan bimo dan wawan, terlihat prasetyo seperti hendak kembali menanyakan sesuatu kepada dita, tapi belum sempat prasetyo berbicara, terlihat bimo menarik pergelangan tangan dita
“ aku ada hadiah untuk kamu ta ” ucap bimo sambil mengeluarkan sebuah bungkusan kotak kecil yang berhiaskan kertas kado berwarna merah jambu
“ aku dan kamu ? weduss ada apa sebenarnya ini ” tanya prasetyo dalam hati begitu melihat kejanggalan yang ada di depan matanya, bukan hal yang biasanya bimo berkata kata aku dan kamu dengan dita, karena menurut dalam kesehariannya mereka selalu menggunakan kata kata gue dan dan elu, hanya prasetyo yang memang membiasakan diri berbicara dengan kata aku dan kamu
Para tamu undangan yang hampir sebagian besarnya teman kampus terlihat berkumpul menyaksikan hal ini, begitu juga dengan orang tua dita yang tampaknya ingin mengetahui juga hubungan apa yang sebenarnya telah terjadi antara bimo dan dita, dengan mata yang agak sedikit berkaca kaca terlihat tangan dita agak gemetar memegang hadiah dari bimo
“ ayo dibuka ta ” ucap bimo sambil meraih tangan dita dan membimbingnya untuk membuka kotak itu, hingga akhirnya ketika kotak itu terbuka terlihat sebuah kalung bermatakan batu kecil berwarna biru berkilau, untuk sesaat dita terdiam, terlihat getaran halus di kulit wajahnya yang bersih hingga akhirnya terdengar isak tangis kecil yang lebih mengarah kepada sebuah tangis kebahagian
“ aku kenakan ya ta ”
“ biar nanti aku aja ” terlihat wajah dita bersemu merah karena merasa malu kejadian ini disaksikan oleh para tamu undangan yang hadir
Tepat pukul setengah sebelas malam akhirnya prasetyo dan wawan berpamitan untuk pulang, bimo yang sedari awal berangkat sendiri kini kembali memutuskan untuk pulang belakangan, ada rasa bahagia yang prasetyo rasakan malam ini karena hubungannya dengan dita sudah tampak lebih normal dibandingkan dengan kurun waktu dua bulan yang lalu
“ terima kasih ya pras, wan ” ucap dita begitu wawan dan prasetyo hendak menaiki mobil
“ maaf ya ta aku belum bisa kasih hadiah ”
“ iya gue juga ta, nanti hadiahnya menyusul ” sela wawan sambil memberi isyarat tangan meminta maaf
“ kalian sudah datang aja itu sudah cukup ” ujar dita sambil tertawa kecil, lambaian tangannya kini mengiringi kepulangan wawan dan prasetyo
Pukul 24.00, rumah prasetyo
Sebuah syair lagu yang terdengar dari sebuah stasiun radio yang dinyanyikan oleh salah satu penyanyi pria terkenal yang ada di negeri ini sepertinya belum mampu untuk membuat mata prasetyo untuk terpejam, sesekali terlihat prasetyo membolak balikan tubuhnya untuk mencari posisi terbaik agar bisa tertidur tapi rasanya semua usahanya itu terasa sia sia, prasetyo masih tetap terjaga
“ kenapa aku jadi susah tidur begini ya ” gumam prasetyo bingung karena tidak tahu apa yang sedang di pikirkannya
“ belum tidur pras ?” tampak ibu prasetyo berdiri didepan pintu kamar yang sedari tadi memang sengaja dibiarkan oleh prasetyo tetap terbuka
“ belum bu, enggak tau nih lagi agak susah tidur ” dengan segera prasetyo sedikit mengecilkan volume radionya seiring ibunya yang beranjak pergi, dengan iseng prasetyo kembali merubah chanel dengan harapan mendapatkan sebuah lagu yang bisa membuatnya terlelap, hingga akhirnya tanpa sengaja putaran jari tangannya berhenti di sebuah stasiun chanel yang memutarkan lagu dangdut remix
“ waduhh gemblung, yang ada aku malah tambah susah tidur ” ucap prasetyo begitu menyadari tubuhnya sudah mulai bergerak gerak secara otomatis karena irama lagu, kembali jari tangannya mencoba mencari stasiun radio yang mendendangkan lagu slow, karena tidak kunjung mendapatkannya akhirnya prasetyo memutuskan untuk mematikan radio dan terdiam dalam lamunan tanpa arah
Ngokkk…ngokkk…ngokkk..
Sudah menjadi kebiasaan bagi prasetyo untuk menyetel suara handphone pada saat mau tidur pada posisi silent bergetar, sehingga ketika ada telepon ataupun pesan masuk akan menimbulkan sensasi seperti suara babi bergetar
“ siapa ya malam malam begini ” ujar prasetyo sambil mengambil handphone dan memeriksanya, tampak tertera tanda pesan masuk di layar handphone
“ ngapain juga wawan sms aku malam malam begini ” tanya prasetyo bingung lalu membuka pesan dari wawan
Wawan : lu pasti tadi cemburu sama bimo ya pras
Prasetyo : wedusss, apa yang mau dicemburuin, justru aku senang bisa baikan lagi dengan dita, loh memangnya mereka beneran jadian ya ?
Wawan : lah justru gue mau nanya sama lu pailul, tapi kalau mereka beneran jadian, kita harus mendukung mereka pras, teman bahagia kita juga bahagia
Prasetyo : iyalah, walaupun si bimo itu suka agak ngeselin tapi aku sama sekali enggak menyimpan dendam sama dia
Klikkk…sms selesai
Mungkin ini adalah salah satu kelemahan sekaligus kelebihan dari prasetyo, sikap prasetyo yang mudah memaafkan dan selalu berpikir positif akan sesuatu adakalanya berbuah sesuatu yang merugikan bagi dirinya tapi ada kalanya juga berbuah kebaikan yang mungkin suatu saat nanti akan menjadi bekal bagi prasetyo untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana dalam bersosialisasi
“ apa kabar pras ? aku enggak nyangka akhirnya kamu bisa datang juga ” ucap dita seraya menjulurkan tangannya, terlihat sekali rasa canggung yang prasetyo rasakan walaupun secara perlahan dia coba tutupi dengan senyuman yang terkesan agak dipaksakan
“ ditanya sama dita koq diam aja pras !” tegur wawan mencoba memancing prasetyo untuk mengeluarkan suaranya
“ baik ta ”
Bisa prasetyo rasakan begitu hangatnya jabatan tangan dita ketika menyentuh telapak tangannya, hal ini seperti memberi prasetyo sebuah kekuatan untuk mulai berbicara kepada dita, seolah tidak ingin kehilangan momentum yang tepat ini, prasetyo segera menjelaskan perihal dirinya yang nyaris tidak akan datang ke acara dita malam ini, mendengar hal itu saat itu juga tatapan mata dita terarah ke bimo seolah olah meminta penjelasan dari apa yang telah didengarnya
“ aku bisa jelaskan semuanya ta ” ucap bimo sambil tersenyum
Dengan tenang bimo mulai menjelaskan perihal dirinya yang nyaris tidak mengundang prasetyo dikarenakan alasan memberi waktu kepada prasetyo untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan makalahnya yang belum selesai, hingga akhirnya bimo berubah pikiran dan meminta kepada wawan untuk memberitahu serta mengajak prasetyo datang ke acara dita karena menurut bimo sangat terasa ada yang hilang jika salah satu ada yang tidak hadir
“ tuh saksinya wawan ” ujar bimo sambil mencoba memberikan candaannya kepada wawan, entah wawan yang kurang menyimak atau sedang melamun terlihat wawan agak sedikit terkejut ketika bimo melemparkan semua perkataan itu kepadanya, dengan agak tergagap wawan mengiyakan perkataan bimo
“ ohh jadinya begitu ” terlihat rasa lega di wajah dita mendengar penjelasan bimo dan wawan, terlihat prasetyo seperti hendak kembali menanyakan sesuatu kepada dita, tapi belum sempat prasetyo berbicara, terlihat bimo menarik pergelangan tangan dita
“ aku ada hadiah untuk kamu ta ” ucap bimo sambil mengeluarkan sebuah bungkusan kotak kecil yang berhiaskan kertas kado berwarna merah jambu
“ aku dan kamu ? weduss ada apa sebenarnya ini ” tanya prasetyo dalam hati begitu melihat kejanggalan yang ada di depan matanya, bukan hal yang biasanya bimo berkata kata aku dan kamu dengan dita, karena menurut dalam kesehariannya mereka selalu menggunakan kata kata gue dan dan elu, hanya prasetyo yang memang membiasakan diri berbicara dengan kata aku dan kamu
Para tamu undangan yang hampir sebagian besarnya teman kampus terlihat berkumpul menyaksikan hal ini, begitu juga dengan orang tua dita yang tampaknya ingin mengetahui juga hubungan apa yang sebenarnya telah terjadi antara bimo dan dita, dengan mata yang agak sedikit berkaca kaca terlihat tangan dita agak gemetar memegang hadiah dari bimo
“ ayo dibuka ta ” ucap bimo sambil meraih tangan dita dan membimbingnya untuk membuka kotak itu, hingga akhirnya ketika kotak itu terbuka terlihat sebuah kalung bermatakan batu kecil berwarna biru berkilau, untuk sesaat dita terdiam, terlihat getaran halus di kulit wajahnya yang bersih hingga akhirnya terdengar isak tangis kecil yang lebih mengarah kepada sebuah tangis kebahagian
“ aku kenakan ya ta ”
“ biar nanti aku aja ” terlihat wajah dita bersemu merah karena merasa malu kejadian ini disaksikan oleh para tamu undangan yang hadir
Tepat pukul setengah sebelas malam akhirnya prasetyo dan wawan berpamitan untuk pulang, bimo yang sedari awal berangkat sendiri kini kembali memutuskan untuk pulang belakangan, ada rasa bahagia yang prasetyo rasakan malam ini karena hubungannya dengan dita sudah tampak lebih normal dibandingkan dengan kurun waktu dua bulan yang lalu
“ terima kasih ya pras, wan ” ucap dita begitu wawan dan prasetyo hendak menaiki mobil
“ maaf ya ta aku belum bisa kasih hadiah ”
“ iya gue juga ta, nanti hadiahnya menyusul ” sela wawan sambil memberi isyarat tangan meminta maaf
“ kalian sudah datang aja itu sudah cukup ” ujar dita sambil tertawa kecil, lambaian tangannya kini mengiringi kepulangan wawan dan prasetyo
Pukul 24.00, rumah prasetyo
# jika aku bukan jalanmu #
# ku berhenti mengharapkanmu #
# jika aku memang tercipta untukmu #
# ku kan memilikimu #
# (jika aku bukan jalanmu) #
# ku berhenti mengharapkanmu #
# jika aku memang tercipta untukmu #
# ku kan memilikimu #
# jodoh pasti bertemu... #
# ku berhenti mengharapkanmu #
# jika aku memang tercipta untukmu #
# ku kan memilikimu #
# (jika aku bukan jalanmu) #
# ku berhenti mengharapkanmu #
# jika aku memang tercipta untukmu #
# ku kan memilikimu #
# jodoh pasti bertemu... #
Sebuah syair lagu yang terdengar dari sebuah stasiun radio yang dinyanyikan oleh salah satu penyanyi pria terkenal yang ada di negeri ini sepertinya belum mampu untuk membuat mata prasetyo untuk terpejam, sesekali terlihat prasetyo membolak balikan tubuhnya untuk mencari posisi terbaik agar bisa tertidur tapi rasanya semua usahanya itu terasa sia sia, prasetyo masih tetap terjaga
“ kenapa aku jadi susah tidur begini ya ” gumam prasetyo bingung karena tidak tahu apa yang sedang di pikirkannya
“ belum tidur pras ?” tampak ibu prasetyo berdiri didepan pintu kamar yang sedari tadi memang sengaja dibiarkan oleh prasetyo tetap terbuka
“ belum bu, enggak tau nih lagi agak susah tidur ” dengan segera prasetyo sedikit mengecilkan volume radionya seiring ibunya yang beranjak pergi, dengan iseng prasetyo kembali merubah chanel dengan harapan mendapatkan sebuah lagu yang bisa membuatnya terlelap, hingga akhirnya tanpa sengaja putaran jari tangannya berhenti di sebuah stasiun chanel yang memutarkan lagu dangdut remix
# Hei kenapa kamu kalau nonton dangdut #
# Sukanya bilang ( Buka sitik Joss) #
# Apa karena pakai rok mini jadi alesan #
# Sukanya…abang ini Lihat-lihat bodiku yang seksi #
# Senangnya….abang ini Intip-intip ku pakai rok mini #
# Sukanya bilang ( Buka sitik Joss) #
# Apa karena pakai rok mini jadi alesan #
# Sukanya…abang ini Lihat-lihat bodiku yang seksi #
# Senangnya….abang ini Intip-intip ku pakai rok mini #
“ waduhh gemblung, yang ada aku malah tambah susah tidur ” ucap prasetyo begitu menyadari tubuhnya sudah mulai bergerak gerak secara otomatis karena irama lagu, kembali jari tangannya mencoba mencari stasiun radio yang mendendangkan lagu slow, karena tidak kunjung mendapatkannya akhirnya prasetyo memutuskan untuk mematikan radio dan terdiam dalam lamunan tanpa arah
Ngokkk…ngokkk…ngokkk..
Sudah menjadi kebiasaan bagi prasetyo untuk menyetel suara handphone pada saat mau tidur pada posisi silent bergetar, sehingga ketika ada telepon ataupun pesan masuk akan menimbulkan sensasi seperti suara babi bergetar
“ siapa ya malam malam begini ” ujar prasetyo sambil mengambil handphone dan memeriksanya, tampak tertera tanda pesan masuk di layar handphone
“ ngapain juga wawan sms aku malam malam begini ” tanya prasetyo bingung lalu membuka pesan dari wawan
Wawan : lu pasti tadi cemburu sama bimo ya pras
Prasetyo : wedusss, apa yang mau dicemburuin, justru aku senang bisa baikan lagi dengan dita, loh memangnya mereka beneran jadian ya ?
Wawan : lah justru gue mau nanya sama lu pailul, tapi kalau mereka beneran jadian, kita harus mendukung mereka pras, teman bahagia kita juga bahagia
Prasetyo : iyalah, walaupun si bimo itu suka agak ngeselin tapi aku sama sekali enggak menyimpan dendam sama dia
Klikkk…sms selesai
Mungkin ini adalah salah satu kelemahan sekaligus kelebihan dari prasetyo, sikap prasetyo yang mudah memaafkan dan selalu berpikir positif akan sesuatu adakalanya berbuah sesuatu yang merugikan bagi dirinya tapi ada kalanya juga berbuah kebaikan yang mungkin suatu saat nanti akan menjadi bekal bagi prasetyo untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana dalam bersosialisasi
Diubah oleh garis.putih 20-10-2017 13:27
0
Kutip
Balas