Rasa Suka?
Quote:
“takut kita ga kaya biasanya kak. Lu pasti tau apa yang gua maksud”, kataku
“tapi selama ini kan biasa-biasa aja”, kata kak Queen sambil mengelus hidungnya ke hidungku
Aku mengepal tanganku cukup kencang, mencoba untuk menahan godaan ini.
“gua takut kita lebih dari ini, terus semuanya ga sama lagi”, kataku
Bukan mengendorkan serangannya tapi kak Queen semakin memojokanku sampai ke titik di mana aku tidak bisa menahannya lagi. Akupun langsung mencium bibir kak Queen. Diriku sekarang sudah di penuhi nafsu yang tak terkendali, bukannya menolak atau melakukan perlawanan kak Queen malah menyambut semua seranganku bahkan dia menikmatinya.
“yah, abang udah pulang!”, teriak adikku
Akupun langsung melopat kea rah pintu dan keluar.
“sorry kak, gua kedalem duluan, nginep aja”, kataku yang berjalan cepat masuk ke rumah
Setelah salam ke ortuku, akupun menjelaskan kalau aku di antar kak Queen dan mungkin dia akan nginap dan pagi baru pulang. tanpa mendengar jawaban ortuku aku langsung berlari ke kamar, ku tutup pintu dan aku langsung rebahan. Sambil memegangi dada, aku berfikir kalau saja adikku tidak berteriak mungkin hal buruk bisa terjadi. Kupukul kepalaku pelan-pelan.
“gawat gawat gawat”, gumamku.
Aku tidak berani untuk keluar kamar dan menemui kak Queen. Mungkin dia marah karena aku langsung lari begitu saja atau tidak. Argh! Entahlah yang penting sekarang aku harus menenangkan diriku. Masih di selimuti rasa bersalah dan rasa yang tertunda akupun mencoba untuk tidur, mencoba menenangkan diriku.
Aku terbangun jam 3 pagi, dengan kondisi tenggorokan yang kering dan terasa sakit. Dan akupun lupa menyiapkan minum sehingga terpaksa aku pergi ke dapur. Saat ku membuka pintu.
“hei”, sapa kak Queen yang sudah berada di hadapanku sambil memeluk guling dan menggunakan piyama tanpa celana
“kaget gua kak. Piyama siapa?”, tanyaku dengan suara yang agak serak
“bawa dari rumah. Masih sakit tenggorokan lu dek?”, tanyanya
Akupun mengangguk.
“mau kemana?”, tanyanya
Akupun memberikan gesture untuk minum. Kak Queen pun mengikutiku dari samping, sambil melantunkan nada entah dari lagu apa. sakit tenggorokan ini menyiksaku, cukup lama aku minum karena harus member jeda antara satu tegukan dengan tegukan yang lain. Setelah selesai akupun membawa gelas yang berisi air untuk persiapan di kamar.
“lu ngapain ikut kak?”, tanyaku berdiri di depan pintu.
“lu kan tau gua susah kalo tidur sendiri”, katanya
Akupun menghela nafas dan meyiapkan tempat tidur lain di lantai.
“sini sih dek”, katanya
“ga, gua di bawah. Dan lu ga perlu komentar”, kataku
Terlihat kak Queen ingin mengatakan sesuatu tapi tertahan, dan dia langsung rebahan di kasur.
“kak bantal”, kataku
Dia seperti sengaja tidak menjawab dan membalikan badannya membelakangiku.
“kak, bantal sih”, kataku
Lagi-lagi dia tidak menjawab. Entah apa yang membuatku naik ke kasur dan bukannya memutari kasur untuk mengambil bantal. Setengah badanku melewati kak Queen dan aku berhasil mengambil bantal. Akupun menunduk melihatnya, ternyata dia tidak tidur malah berbalik menatapku.
“apa liat-liat”, katanya jutek
“ga”, kataku
God. Aku tidak mungkin tidak melihatmu dalam keadaan seperti ini kak. Piyamamu yang longgar di bagian leher dan baju yang tidak menutupi paha. Huff.
“ga dingin kak pake piyama kaya gitu?”, tanyaku sambil rebahan di lantai
“ga”, katanya
“jutek banget sih ka, emang gua ada salah sama lu?”, tanyaku
“ga”, katanya
“lu kan tau gua ga suka kalo lu tiba-tiba kaya gini”, kataku
Kak Queen pun terlihat berbalik dan menghadapku, posisinya berada di pinggir kasur.
“gua tuh pengen sama lu dek, lu nya ga ngerti atau emang ga mau ngerti gua juga ga tau. Gua sendiri ga tau kenapa kaya gini”, katanya
“gua bukannya ga ngerti kak, Cuma takut”, kataku berpaling ke arah lain
“lu minta gua ngomong tapi sekarang lu yang ngeliat ke arah lain”, katanya
“baju lu kak bikin gua ga nyaman”, kataku
“sini sih, liat ke gua”, katanya sambil memegang pundakku
Posisi kak Queen sekarang sedang duduk tapi sebagian badannya menunduk ke arahku, sehingga aku bisa melihat sesuatu yang ada di balik kerahnya.
“lu udah biasa sama Wina tapi masih kaya gini sih dek”, katanya
“lu sama Wina beda”, kataku mencoba menghindari melihat ke arahnya.
“apanya yang beda, sama-sama cewe kan”, katanya
“iya memang sama-sama cewe, tapi kan bentuk tubuh, wajah semuanya beda kak. Ga sama”, kataku sambil melihat kak Queen
“masa?”, kata kak Queen mendekatkan wajahnya dan menempelkan hidungnya padaku
“lu suka banget sih ka nempelin idung lu ke idung gua”, kataku
“karena gua suka reaksi lu dek”, katanya
“apa?”, tanyaku
“nih, bibir lu kaya mau nerkam bibir gua”, katanya dengan santai